Anda di halaman 1dari 10

Artikel Penelitian

Faktor Risiko Kejang Demam Pertama


pada Anak di Iran
Tujuan
Tujuandari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor risiko kejang
demam pertama pada anak-anak di Iran.

Metode
Penelitiancase-control, membandingkan faktor resiko antara 80 anak dengan
kejang demam dan demam tanpa kejang
Hasil
Terdapat perbedaan yang bermakna antara dua kelompok, dalam hal:
 Jenis kelamin
 Riwayat kejang demam keluarga
 Lama menyusui
 Suhu tubuh

Kesimpulan
 Faktor risiko seperti : jenis kelamin, riwayat kejang demam keluarga,
lama menyusui, dan suhu tubuh dapat berperan dalam kejadian kejang
demam pertama.
 Tindakan pencegahan terkait faktor risiko tersebut tersebut mungkin
dapat menurunkan insidens kejang demam.
Pendahuluan

 Kejang  sering ditemukan pada anak (10%)


 Kejang demam  paling sering ditemukan, berupa kejang demam sederhana dan
kejang demam kompleks
 Prevalensi kejang demam  3% -4%
 Biasanya pada anak berusia 9 bulan hingga 5 tahun (suhu tubuh di atas 39 C)
 Faktor lingkungan dan genetik dapat mempengaruhi timbulnya kejang demam
 Penyakit yang diderita ibu selama kehamilan, prematuritas, dan komplikasi pada
persalinan dapat diperhitungkan sebagai faktor risiko terjadinya kejang demam (dari
beberapa penelitian)
 Meskipun prognosisnya baik, 9% berisiko terkena epilepsi
 Perlu dilakukan upaya dalam rangka mengidentifikasi faktor risiko penting yang
berkaitan dengan terjadinya penyakit ini 
Bahan dan Metode

 Penelitian case-control
 Membandingkan faktor resiko antara 80 anak dengan kejang demam dan
demam tanpa kejang
 Kelompok dipilih berdasarkan usia
 Kelompok kasus : anak dengan gejala klasik KD
 Kelompok kontrol : anak dengan demam tanpa kejang
 Suhu tubuh diukur di aksila
 Dilakukan informed consent
 Data diperoleh dari kuesioner
 Analisis statistik menggunakan SPSS dan uji chi square
Faktor Risiko Kelompok Kasus Kelompok Kontrol P
Jenis Kelamin L: 66% P: 34% M: 45% F: 55% 0,01
Riwayat kejang demam keluarga 55% 6,3% 0,000

Lama menyusui (rata-rata) 15.38 ± 6.88 bulan 19 ± 5.35 bulan 0,000

Suhu tubuh (rata-rata) 38.9 ± 0.37 38.3 ± 0.43 C 0,000

Riwayat Epilepsi Keluarga 7,5% 5,1% >0,05

Riwayat pemberian ASI 80% 88% >0,05

Penyakit yang mendasari ISK, GE, OMA, dll. GE, ISPA, pneumonia, dll. >0,05

Berat lahir (rata-rata) gr 3180.87 ± 479.06 3164.37 ± 284.66 >0,05

Prematuritas 7,6% 3,8% >0,05

Persalinan caesar 46,3% 55% >0,05

Persalinan vakum forseps 0% 1,3% >0,05

Skor APGAR rendah dan resusitasi 8,8% 2,5% >0,05

Ibu merokok 2,5% 0% >0,05

Konsumsi kopi 3,8% 2,5% >0,05

Penyakit ibu 7,5% 11,2% >0,05


Diskusi

 Meskipun penyebab pasti kejang demam belum diketahui, ada beberapa


faktor yang berkaitan dengan insidens kejang demam pertama.
 Ellatiff  infeksi pernapasan bagian atas, riwayat kejang demam pada
keluarga, prematuritas, dan penyulit persalinan
 Berg  gastroenteritis dan riwayat merokok selama kehamilan
 Talebian  riwayat kejang pada keluarga
 Huang  gangguan perkembangan
 Gohnston  genetik berperan dalam terjadinya penyakit ini, merupukan
penyakit autosom
 Penelitian lainnya  prematuritas dan penyulit persalinan dan asfiksia
prenatal
 Ada beberapa dugaan mengenai peranan virus
 Namun, oleh Chung  tidak ada perbedaan dalam peranan Virus influenza,
virus Parainfluenza, dan Adenovirus dalam menyebabkan kejang demam, dan
bahwa risiko kejang demam karena rotavirus, lebih rendah
 Tidak ada referensi yang ditemukan bahwa suhu tubuh dapat menjadi faktor
risiko kejang demam --- tidak sejalan dengan data penelitian
 Efek pemberian ASI dalam mencegah KD  datanya sedikit
 Farivar  menyusui dapat mencegah terjadinya kejang demam, sejalan
dengan penelitian ini
 Dalam penelitian : Infeksi saluran pernapasan atas adalah salah satu
penyebab kejang yang umum, walau tak bermakna.
 Setelah mempertimbangkan semua data penelitian  jelas bahwa banyak
faktor risiko kejang demam
 Identifikasi faktor-faktor predisposisi tersebut harus diprioritaskan
 Beberapa faktor risiko seperti riwayat keluarga, meningkatkan risiko
terjadinya epilepsi (9% ), walau prognosis umumnya baik
 Harus ada upaya yang dilakukan untuk identifikasi dan pengendalian faktor
risiko (jika memungkinkan)
Kesimpulan

 Beberapa faktor risko kejang demam pertama:


 jenis kelamin
 riwayat kejang demam keluarga
 lama menyusui
 suhu tubuh
 langkah-langkah pencegahan dalam mengendalikan faktor-
faktor risiko ini dapat menurunkan insidens kejang
demam.

Anda mungkin juga menyukai