Anda di halaman 1dari 27

Prinsip Refraksi Pada Anak

dr. Rinda Wati, Sp.M (K)

Yuwita Afdila 1840312663


Dian Herdianti 1840312718
Shylvia Helmanda 1840312714
Alya Binti Azmi 1840312772
Bab 1 Pendahuluan
Latar Belakang

Tajam penglihatan  Indikator primer kesehatan mata


dan sistem visual

Kemampuan seseorang untuk melihat


suatu objek pada jarak tertentu.

PEMERIKSAAN PADA ANAK

Memerlukan teknik, metode, dan cara


untuk memperoleh kerja sama
tergantung pada kondisi pasien
Latar Belakang

Anak-anak memiliki Setiap tahap


banyak permasalahan perkembangan anak-
pada mata  anatomi anak membutuhkan
mata dan tajam perbedaan pemeriksaan
penglihatan yang masih oftalmologi mengetahui
berkembang diperlukan perkembangan
deteksi dini. visual.
Salah satu gangguan tajam penglihatan 
Gangguan Refraksi

1 menit satu
18% 1.4jt 500rb anak menjadi
buta

Hampir setengahnya
Gangguan Refraksi Kasus Kebutaan Kasus baru tiap berada di Asia
Penyebab kebutaan tahunnya Tenggara

Angka kebutaan di Afrika dan Asia diperkirakan sekitar 15/10.000 anak. Angka ini sangat
besar bila dibandingkan angka kebutaan anak di Eropa dan Amerika Utara yang hanya
3/10.000 anak
Insert Your Image

Kelainan refraksi  Urutan ke-4 kelainan


terbanyak pada anak, dan merupakan
penyebab utama kecacatan pada anak.

Pada anak usia 3-6 tahun, kelainan penglihatan


dengan prevalensi terbanyak  ambliopia, dan
faktor resiko ambliopia seperti strabismus.

Sementara 10% dari 66 juta anak usia sekolah


(5-19 tahun) menderita kelainan refraksi.
Latar Belakang

 Pemeriksaan refraksi subjektif pada anak tidak efektif,


dilakukan pemeriksaan Refraksi Objektif.
 Pemeriksaan refraksi gold standard pada anakSiklopegik
sehingga dapat mencegah akomodasi.
 Pemeriksaan tajam penglihatan pada anak dapat
dibedakan berdasarkan usia yaitu preverbal (<2.5 th) dan
verbal
(>2.5 th).
Latar Belakang
Pemeriksaan tajam penglihatan anak Pemeriksaan tajam penglihatan pada anak
pada usia preverbal usia verbal

Observasi, fiksasi,oftalmoskopi, refleks pupil, Optotype seperti Allen card, HOTV card, LEA symbol,
optokinetic nystagmus test (OKN), the prefential E chart, dan Snellen chart.
looking test, dan visual evoked potential (VEP).
Kelainan atau Gangguan Refraksi pada anak

Terlambat di diagnosis dan tidak ditangani secara cepat dan


menyeluruh

Berdampak negatif terhadap penglihatan, perkembangan


kecerdasan anak dan proses pembelajarannya

Sehingga dibutuhkanlah skrinning maupun pemeriksaan


tajam penglihatan pada anak
Batasan Masalah Tujuan Penulisan Manfaat Penulisan
Makalah ini membahas Mengetahui tentang prinsip Menambah wawasan
tentang prinsip refrkasi refrkasi pada anak, mengenai prinsip refrkasi pada
pada anak, metodologi metodologi skrinning, anak, metodologi skrinning,
skrinning, indikasi dan indikasi dan waktu skrinning indikasi dan waktu skrinning
waktu skrinning pada anak. pada anak. pada anak.

Metode Penulisan
Metode penulisan makalah
ini berupa tinjauan
kepustakaan yang mengacu
pada berbagai literatur
termasuk buku teks dan
artikel ilmiah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tajam penglihatan  pengukuran secara Skrining  identifikasi dini dari individu
angular yang berkaitan dengan jarak dalam populasi tertentu yang beresiko
pemeriksaan untuk terpapar suatu keadaan subklinis, dimana
melihat ukuran identifikasi ini bisa bermanfaat bila
obyek minimal pada jarak tertentu. dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Tujuan Skrining penglihatan untuk mengurangi resiko


atau beban populasi dari suatu penyakit, untuk
mengetahui terdapat gangguan atau tidak, serta untuk
diagnosis dan tatalakasana dini dan adekuat.
Teknik Pemeriksaan Tajam Penglihatan pada Anak

1 Observasi
2 Fiksasi dan mengikuti benda

3 Oftalmoskopi
4 Reflek Pupil
5 Optokinetic Nystagmus Test (OKN)
6 Preferential Looking Test
7 Visual Evoked Potential (VEP)
1. Observasi
• Pada metode ini diamati jika anak tampak melihat atau peduli terhadap
lingkungan sekitarnya.

• Respon anak terhadap lingkungan sosial seperti mengenali wajah


pemeriksa atau anggota keluarga turut diamati.

• Metode ini sulit dinilai pada anak yang keterbelakangan mental,


karena mungkin anak tersebut melihat, tetapi tidak respon terhadap
sekitar.
2. Fiksasi dan mengikuti benda
Untuk melihat fiksasi pada mata anak dapat digunakan metode CSM pada anak yang belum dapat
berbicara.

C: Central  Lokasi reflek kornea pada saat pasien berfiksasi dengan cahaya senter dengan 1 mata

ditutup (monokuler). Normal reflek kornea ada pada sentral kornea. Jika eksentrik disebut dengan

uncentral (UC).

S: Steadiness. Artinya tetap. Fiksasi pada senter saat digerakan dan diam (monokuler). Jika tidak
tetap disebut unsteady (US).

M: Maintain Aligment. Kemampuan pasien untuk mempertahankan kelurusan mata dengan cara satu
mata ditutup kemudian dibuka. Jika tidak mampu mempertahankan disebut unmantain (UM).
3. Oftalmoskopi

Oftalmoskopi langsung ataupun tidak langsung


dipakai untuk mengetahui keadaan media mata dan
mempelajari karakteristik fisik dari retina dan nervus
optikus. Terdapatnya media yang jernih dan retina
yang utuh dengan nervus optikus yang normal dapat
menunjukkan bahwa tajam penglihatan baik.
4. Refleks Pupil
 Adanya reflek langsung dan tidak langsung pupil terhadap cahaya
menunjukkan bahwa jalur aferen dan eferen reflek pupil baik.

 Cara sederhana yang dipakai untuk memeriksa reflek ini dapat


digunakan untuk menilai keadaan saraf penglihatan bagian depan.

 Tapi respon normal dari pemeriksaan ini belum mengindikasikan


bahwa pasien dapat melihat, hanya menunjukkan penyampaian sinyal
ke korteks.

 Jika cahaya senter pada satu mata menyebabkan konstriksi pada kedua
pupil berarti retina, nervus optikus, traktus optikus berfungsi baik.
5. Optokinetic nystagmus test

Optokinetic nystagmus test merupakan sebuah silinder yang dapat berputar pada
sumbunya dan pada dindingnya terdapat garis-garis tegak yang mempunyai ketebalan
tertentu.

Tes ini sangat berguna ; mengetahui fungsi penglihatan pada anak. Dengan memutar
alat ini di depan mata anak akan terlihat nistagmus pada mata anak tersebut yang
gerakannya berlawanan dengan arah perputaran silinder.

Semakin halus garis yang terdapat pada tabung silinder yang memberikan respon
nistagmus maka semakin baik pula visus bayi yang diperiksa.
6. Preferential looking test

 Menilai ketajaman penglihatan dengan mengamati respon


anak terhadap stimulus visual.

 Pemeriksaan ini cukup detail untuk menilai tajam


penglihatan pada bayi dan anak yang belum bisa bicara.

 Preferential looking test dapat dilakukan dengan


menggunakan Teller Acuity Card II dan Cardiff Acuity Test.
7. Tes Visual Evoked Potential (VEP)
Pemeriksaan kualitatif dari pemeriksaan tajam penglihatan.

Tes ini digunakan untuk melihat ada atau tidaknya kebutaan kortek.

Alat ini berupa elektroensefalogram (EEG) yang diambil dari lobus oksipital.

Elektroda primer ditempelkan di atas lobus oksipital.

VER ditentukan dengan menstimulasi mata dengan cahaya terang, dengan


menggunakan suatu alat perekam aktivitas listrik otak lewat stimulasi cahaya pada
retina.

Pemeriksaan ini lebih bermanfaat pada anak dengan retardasi mental


Pemeriksaan tajam penglihatan
pada anak usia verbal
1. Allen Chart

AddBerupa
Text gambar yang sudah
Simple PowerPoint
dikenal oleh anak-anak ;
- gambar mobil,
- pohon natal,
- boneka beruang,
- telepon
- kue ulang tahun.
Digunakan pada usia anak 2,5
tahun.
Pemeriksaan dilakukan dengan
jarak 3 meter.
2. The Stycard Test (HOTV card)
Digunakan satu set simbol
dengan ukuran yang bertingkat,
Add Text
dan satu set simbol yang masing-
Simple PowerPoint
masing bertuliskan Huruf H,O,T,V

 Interpretasi dengan meminta


anak menunjukan huruf yang sama
dengan yang ditunjuk oleh
pemeriksa.

 Digunakan pada usia anak


 30-54 bulan.

 Pemeriksaan dilakukan dengan


jarak 3 meter.
3. LEA symbol
Terdiri atas 4 buah gambar yaitu
apel, rumah, lingkaran, dan persegi
Add Text
Simple PowerPoint
empat.

 Digunakan pada anak usia 3-3,5


tahun.

 Anak diminta untuk mengenal


Masing-masing gambar kemudian
anak menunjukkan gambar yang
ada.

Nilai berapa visus anak sesuai


dengan angka yang berada di
samping LEA symbol.
4. E chart

Add Text
Pemeriksaan hanya
Simple PowerPoint
menggunakan satu huruf “E”
dengan berbagai ukuran dan posisi

Tanyakan kepada anak kemana


arah dari kaki Huruf ‘E’ apakah ke
bawah, ke atas, ke kiri atau ke
kanan.

E chart dapat digunakan pada


usia di atas 4 tahun.
Refraksi siklopegik Gold Standard

Add Text
Simple PowerPoint

Efek samping :
Reaksi alergi (atau hipersensitif), konjungtivitis, edema pada kelopak mata,
dan dermatitis.
Reaksi-reaksi ini lebih sering terjadi pada atropin. Tetes atropin juga dapat
menyebabkan gejala sistemik, termasuk demam, mulut kering, muka
memerah,
nadi cepat, mual, pusing, delirium, dan eritema.
Pengobatan adalah penghentian obat, dengan tindakan suportif seperlunya.
Thankyou...

Anda mungkin juga menyukai