Daftar isi................................................................... ii
Sambutan Ditjen PP dan PL .................................... iii
Kata Pengantar ....................................................... v
Pendahuluan ........................................................... 1
Dasar Hukum .......................................................... 1
Tujuan . .................................................................... 2
Sasaran ................................................................... 2
Strategi .................................................................... 2
Pokok kegiatan pemeliharaan pasca eliminasi
malaria...................................................................... 4
Pengertian dan Singkatan ....................................... 9
Lampiran 1............................................................... 12
Lampiran 2............................................................... 13
Tim Penyusun........................................................... 14
ii
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL PP DAN PL
iii
menurunkan jumlah penderita di beberapa wilayah di
Indonesia. Program Pengendalian malaria difokuskan
untuk mencapai eliminasi malaria yang dilakukan secara
menyeluruh dan terpadu oleh pemerintah, pemerintah
daerah bersama mitra kerja pembangunan dan masyarakat.
Eliminasi malaria tersebut dilakukan secara bertahap dari
kabupaten/kota, provinsi dari satu pulau ke pulau yang lain
sampai seluruh wilayah Indonesia pada tahun 2030.
Kami mengucapkan terima kasih atas kerjasama dan
peran aktif semua pihak yang terkait dan harapan ke
depan agar dapat lebih meningkatkan komitmen kita untuk
melaksanakan berbagai upaya pasca eliminasi malaria di
daerahnya.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi
diterbitkannya buku panduan ini, kami ucapkan terima
kasih.
iv
KATA PENGANTAR
v
tenaga kesehatan serta pengambil keputusan yang terlibat
dalam pelaksanaan pengendalian malaria di daerah yang
sudah mencapai Eliminasi Malaria dalam melakukan
kegiatan di tahap pemeliharaan pasca Eliminasi Malaria.
Harapan kami semoga Buku Panduan ini dapat
bermanfaat dan menjadi penuntun dalam pelaksanaan
upaya pemeliharaan pasca eliminasi malaria.
vi
I. PENDAHULUAN
1
4. Kepmenkes RI No. 1116/MENKES/SK/VIII/2003
tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Kesehatan
5. Kepmenkes RI No. 293/Menkes/SK/IV/2009 tentang
Eliminasi Malaria di Indonesia
6. Permenkes No. 1501/MENKES/PER/X/2010
tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu
yang dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya
Penanggulangannya.
7. Permenkes No. 275/MENKES/III/2007 tentang
Surveilans Malaria
8. Surat Edaran Mendagri No. 443.41/465/SJ Tahun
2010 tentang Pelaksanaan Program Eliminasi
Malaria di Indonesia
III. TUJUAN
Mencegah munculnya kembali kasus malaria dengan
penularan setempat pada kabupaten/kota yang telah
mendapat sertifikasi eliminasi malaria
IV. SASARAN
Kabupaten/Kota yang sudah menerima sertifikat
Eliminasi Malaria
V. STRATEGI
1. Penguatan surveilans :
a. Surveilans malaria berbasis kasus dan
laboratorium
2
Setiap kasus suspek malaria dari semua fasilitas
kesehatan diambil darahnya dan dikonfirmasi
secara laboratorium
b. Surveilans migrasi
Setiap orang dengan riwayat perjalanan dari
daerah endemis malaria dan atau dengan
disertai demam memeriksakan diri ke fasilitas
kesehatan setempat
c. Surveilans faktor risiko (vektor dan habitat
perkembangbiakan vektor)
Secara berkala melakukan pemantauan vektor
dan lingkungannya termasuk uji resistensi
insektisida
3. Penguatan kemitraan
Menggalang kemitraan dan sumber daya baik
lokal, nasional maupun internasional, secara
terkoordinasi dengan seluruh sektor terkait
termasuk swasta, organisasi profesi, dan organisasi
kemasyarakatan melalui forum gebrak malaria atau
forum kemitraan lainnya.
3
4. Penguatan komitmen
Melakukan komunikasi, advokasi, motivasi dan
sosialisasi kepada Pemerintah dan Pemerintah
Daerah untuk mendukung secara aktif kegiatan
pemeliharaan pasca eliminasi malaria.
4
(2) Penyelidikan Epidemiologi (PE) terhadap
semua kasus positif untuk menentukan
asal penularan.
(3) Follow up pengobatan penderita.
(4) Surveilans migrasi untuk mencegah
masuknya kasus impor.
b. Pada tingkat reseptifitas dan vulnerabilitas tinggi
dilakukan kegiatan seperti diatas ditambah
kegiatan Active Case Detection (ACD) oleh Juru
Malaria Desa (JMD), pengendalian vektor yang
sesuai untuk menurunkan reseptivitas.
5
f. Membuat peta Geographical Information
System (GIS) berdasarkan data fokus, kasus,
genotipe isolate parasit, vektor dan kegiatan
intervensi
6
b. Menggalang kemitraan dengan berbagai
program, sektor, LSM, organisasi keagamaan,
organisasi kemasyarakatan, organisasi profesi,
organisasi internasional, lembaga donor, dunia
usaha dan seluruh masyarakat.
c. Melakukan integrasi dengan program lain dalam
kegiatan penurunan reseptifitas.
d. Melakukan advokasi dan sosialisasi agar
mendapat dukungan politik dan jaminan dalam
penyediaan dana, minimal untuk pemeliharaan
eliminasi (mencegah penularan kembali).
7
d. Mengobati semua penderita malaria (kasus
positif) dengan Artemisinin-based Combination
Therapy (ACT).
e. Melakukan follow up pengobatan untuk
penderita malaria P. falciparum pada hari ke-7
dan hari ke-28 setelah pengobatan, sedangkan
untuk penderita malaria P. vivax follow up
dilakukan pada hari ke-7, hari ke-28, sampai 3
bulan setelah pengobatan.
8
PENGERTIAN DAN SINGKATAN
1. Malariogenic Potential
Kemungkinan masuknya penderita malaria di suatu
daerah. Malariogenic Potential ditentukan oleh 2 faktor
yaitu :
a. Receptivity, adalah adanya vektor malaria dalam
jumlah besar dan terdapatnya faktor-faktor ekologis
dan iklim yang memudahkan penularan.
b. Vulnerability, menunjukan dekatnya suatu daerah
dengan daerah malaria atau kemungkinan
masuknya penderita malaria dan atau vektor yang
telah terinfeksi
9
4. Kasus Introduce : kasus indegenous yang tertular
langsung dari kasus impor
10
b) Moderate Case Incidence / MCI :
1 bulan sekali kunjungan rumah
c) Low Case Incidence / LCI :
1 bulan sekali kunjungan dukuh/kampung
7. Survelians Migrasi
Adalah kegiatan pengambilan sediaan darah pada
orang-orang yang menunjukkan gejala klinis malaria
yang datang dari daerah endemis malaria, kegiatan ini
dilakukan terutama di desa yang reseptif dan diketahui
penduduknya banyak melakukan migrasi ke daerah
endemis malaria.
8. PCD : Passive Case Detection
9. ACD : Active Case Detection
10. API : Annual Paracite Incidence
11. HCI :
12. MCI : Moderate Case Incidence
13. LCI : Low Case Incidence
14. RDT : Rapid Test Diagnostic
15. SD : Sediaan Darah
16. LSM : Lembaga Swadaya Masyarakat
17. JMD : Juru Malaria Desa
11
LAMPIRAN 1
12
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 ≥15 ≥15
bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun
1-3 DHP ¼ ½ 1 1½ 2 3 4
1 Primakuin - - ¾ 1½ 2 2 3
13
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 ≥15 ≥15
bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun
14