Anda di halaman 1dari 8

KERANGKA ACUAN KERJA/TERM OF REFERENCE

ON THE JOB TRAINIG TATALAKSANA MANAJEMEN DAN TATALAKSANA


HEPATITIS B DAN C
TAHUN ANGGARAN 2023

Kementerian Negara/Lembaga : Kementerian Kesehatan RI


Unit Eselon I/II : Ditjen P2P/Dinas Kesehatan Provinsi NTT
Program : Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Menular Langsung
Sasaran Program : Menurunnya Penyakit Menular, Penyakit
Tidak Menular, serta Meningkatnya
Kesehatan Jiwa
Indikator Kinerja Program : 1. Persentase Orang Dengan HIV-AIDS yang
menjalani Terapi ARV (ODHA on ART)
sebesar 45 persen
2. Persentase angka keberhasilan
pengobatan TBC (TBC Succes Rate)
sebesar 90 persen
3. Jumlah kabupaten/kota yang mencapai
eliminasi malaria sebanyak 345 kab/kota
4. Jumlah kabupaten/kota dengan eliminasi
kusta sebanayak 436 kab/kota
5. Jumlah kabupaten/kota endemis sebanyak
93 kab/kota
6. Jumlah kabupaten/kota yang melakukan
pencegahan perokok usia kurang dari 18
tahun sebanyak 100 kab/kota.
7. Jumlah Kab/kota yang melakukan
pencegahan dan pengendalian PTM
sebanyak 129 kab/kota
8. Persentase kabupaten/kota yang
mencapai 80% imunisasi dasar lengkap
anak usia 0-11 bulan sebesar 83,8 persen
9. Jumlah Kab/kota yang melaksanakan
deteksi dini masalah kesehatan jiwa dan
penyalahgunaan Napza 380 kab/kota
10. Persentase kab/kota yang mempunyai
kapasitas dalam pencegahan dan
pengendalian KKM sebesar 65 persen
11. Jumlah kab/kota yang mencapai
eliminasi penyakit infeksi tropis
terabaikan sebanyak 172 kab/kota.
Kegiatan : On Job Training Tatalaksanan Manajemen
dan Tatalaksana Hepatitis B dan C
Sasaran Kegiatan : Terlaksanya On Job Training Tatalaksanan
Manajemen dan Tatalaksana Hepatitis B dan
C
Indikator Kinerja Kegiatan : Persentase Deteksi Dini Hepatitis B pada Ibu
1
Hamil 100%; dan pemberian Vaksin HBIg
<24 jam 100%; Persentase Deteksi Dini
Hepatitis C pada kelompok beresiko 25%.
Keluaran (Output) : On Job Training Tatalaksanan Manajemen
dan Tatalaksana Hepatitis B dan C di Provinsi
dan Kab/Kota
Indikator Keluaran (Output) : Terlaksananya On Job Training Tatalaksanan
Manajemen dan Tatalaksana Hepatitis B dan
C di Provinsi dan Kab/Kota
Volume Keluaran (Output) : 1
Satuan Ukur Keluaran (Output) : Kegiatan

1. Dasar Hukum
Penyelenggaran kegiatan pengendalian Hepatitis didasarkan pada:
 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
 Peraturan Presiden Republik Ind onesia Nomor 35 Tahun 2015 tentang
Kementerian Kesehatan.
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2014
tentang Penanggulangan Penyakit Menular.
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 53 Tahun 2015 tentang
Penanggulangan Hepatitis Virus;
 Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 64 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan.
 Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 52 Tahun 2017 tentang Eliminasi
Penularan Human Immunodeficiency Virus, Sifilis dan Hepatitis B dari Ibu
ke Anak.
 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1116 tahun
2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
Kesehatan.
 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1479 Tahun
2003 tentang Pedoman Penyelen ggaraan Sistem Surveilans
Epidemiologi Penyakit Menular dan Tidak Menular.
 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2410/MENKES/
SK/XII/2011, tentang Komite Ahli Hepatitis, Diare dan Infeksi Saluran
Pencernaan.

2. Tugas dan Fungsi Unit Kerja Terkait dan/atau Penugasan Tambahan


a. Tugas Pokok
Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 9 Tahun
2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Nusa
Tenggara Timur, maka Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
(P2P) mempunyai rumusan tugas:

2
“Merencanakan operasional bidang pencegahan dan pengendalian
penyakit meliputi pencegahan dan pengendalian penyakit menular,
Surveilans dan Imunisasi dan pencegahan dan pengendalian penyakit
berdasarkan ketentuan dan prosedur yang berlaku untuk menjamin
perlindungan hak dan investasi kesehatan masyarakat”dengan uraian
tugas sebagai berikut:
- Menyelenggarakan perlindungan masyarakat skala Provinsi sesuai
ketentuan dan prosedur yang berlaku untuk mencegah dan
mengendalikan penyakit menular dan penyakit tidak menular tertentu
- Menyelenggarakan perlindungan masyarakat skala Provinsi sesuai
ketentuan dan prosedur yang berlaku dengan cara pengendalian
operasional penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana dan
wabah/KLB
- Menyelenggarakan pemantauan penyakit dan kejadian luar biasa
skala Provinsi dengan melaksanakan survailans epidemiologi dan
penyelidikan kejadian luar biasa untuk meningkatkan kewaspadaan
dini
- Melaksanakan bimbingan dan pengendalian penyelenggaraan
laboratorium kesehatan lingkungan sesuai ketentuan dan prosedur
yang berlaku untuk menjamin mutu pelayanan laboratorium
- Mengelola penanggulangan keadaan darurat kesehatan akibat
bencana alam sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku skala
Provinsi untuk menjamin perlindungan kesehatan masyarakat
- Mengelola penanggulangan keadaan darurat kesehatan akibat
bencana buatan manusia sesuai ketentuan dan prosedur yang
berlaku skala Provinsi untuk menjamin perlindungan kesehatan
masyarakat
- Mengelola penanggulangan dampak kesehatan pasca bencana skala
Provinsi sesuai ketentuan dan prosedur yang berlaku untuk
mengatasi dampak kesehatan yang terjadi
- Melaksanakan pemantauan kualitas lingkungan sosial yang
berhubungan dengan penyalagunaan obat narkotika, psikotropika
dan zat adikatif skala Provinsi sesuai ketentuan dan prosedur yang
berlaku untuk menjamin perlindungan bagi kesehatan masyarakat
- Melakukan bimbingan dan pengedalaian norma, standar, prosedur
dan kriteria bidang kesehatan
- Menyediakan sarana dan pra sarana pencegahan dan
penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana
- Melaporkan secara bulanan, triwulan dan tahunan serta hasil
pelaksanaan tugas kedinasan lainnya berdasarkan sumber data dan
kegiatan yang telah dilakukan untuk dipergunakan sebagai bahan
masukan atasan

3
- Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan baik
secara lisan maupun tertulis sesuai tugas dan fungsinya untuk
kelancaran pelaksanaan tugas

b. Fungsi Bidang Pencegahan dan Pengendalian Panyakit meliputi :


Pembinaan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi langkah-langkah
operasional pencegahan & pengendalian penyakit menular, Surveilans
dan Imunisasi serta, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular.
- Pemberian bantuan/bimbingan teknis dalam perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi terhadap langkah–langkah operasional
pencegahan & pengendalian penyakit menular, Surveilans dan
Imunisasi serta, pencegahan dan pengendalian penyakit tidak
menular serta koordinasi dengan sektor dan program terkait.
- Dukungan operasional penanggulangan masalah kesehatan dan
akibat bencana / KLB seperti penyelidikan epidemiologi, rapid health
assesment, sarana dan prasarana penanggulangan pada tahap pra
bencana, terjadinya bencana dan paska bencana.
- Pelaksanaan pengamatan dan survey – survey khusus yang
diperlukan untuk mendapatkan data dan informasi guna penetapan
kebijakan penanggulangan masalah kesehatan dan akibat
bencana/KLB seperti penyakit menular dan tidak menular serta
kualitas lingkungan fisik, biologis (seperti serangga dan binatang
penular penyakit).

3. Gambaran Umum
Prevalensi Hepatitis B secara global tahun 2015 menunjukkan terdapat 257
juta orang yang hidup dengan Hepatitis B kronik. Hepatitis B juga
menyebabkan angka kematian yang tinggi yakni 500.000-700.000 per tahun.
Adapun prevalensi Hepatitis B di Asia Tenggara adalah 39,4 juta orang yang
hidup dengan infeksi Hepatitis B kronik. Sedangkan untuk Indonesia
berdasarkan Riskesdas 2013, hasil pemeriksaan HBsAg pada populasi
umum sebanyak 7,1% atau 18 juta penduduk terinfeksi Hepatitis B, dengan
50% di antaranya beresiko menjadi kronis.

Adapun prevalensi global hepatitis C pada tahun 2015 menunjukkan


sebanyak 71 juta orang terinfeksi, yg mana di Asia Tenggara ada sebanyak
10,3 juta orang hidup dengan infeksi Hepatitis C kronik. Untuk Indonesia
sendiri berdasarkan Riskesdas 2013, prevalensi Hepatitis C di Indonesia
sebanyak 1,01% atau 800 ribu penduduk.

4
Hepatitis merupakan penyakit yang harus dikendalikan dengan deteksi dini
sehingga penularannya dapat diminimalkan. Sebagai bentuk perhatian
terhadap penyakit Hepatitis maka ditetapkan tanggal 28 Juli sebagai Hari
Hepatitis sedunia sesuai dengan Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor
HK.0201/MENKES/37/2017 tentang Pelaksanaan Eliminasi Penularan HIV,
sifilis, dan Hepatitis B dari Ibu ke anak di Indonesia. Pelaksanaan Deteksi
Dini Triple Eliminasi pada ibu hamil sangat penting untuk dilaksanakan dan
didokumentasikan pada pencatatan dan pelaporan perbulan, sehingga dapat
diukur tingkat keberhasilan dan pencapaian program serta kinerja pengelola
program dari setiap jenjang puskesmas hingga provinsi. Deteksi dini
penyakit Hepatitis juga dapat mencegah terjadinya stunting pada anak yang
berdasarkan data tahun 2019 angka stunting, gizi buruk dan kematian ibu
cukup tinggi. Melihat pentingnya pencegahan dan pengendalian penyakit
hepatitis terutama penularan penyakit dari ibu ke anak maka diperlukan On
Job Training Tatalaksanan Manajemen dan Tatalaksana Hepatitis B dan C di
Provinsi sehingga para pengelola program memiliki persepsi yang sama dan
skill yang cukup untuk mencapai target dengan baik.

a. Definisi Operasional Output


Yang dimaksud output Layanan Pengendalian Penyakit Hepatitis adalah
jumlah kabupaten/kota yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan
atau C dalam rangka pengendalian penyakit hepatitis, serta pemberian
vaksin HBIg <24 jam kelahiran bagi bayi yang lahir dari ibu reaktif HBsAg.

b. Latar Belakang
Pemberian vaksin hepatitis B secara lengkap dan tepat dapat
menurunkan kejadian hepatitis B, walaupun masih ada permasalahan
yang harus dihadapi yaitu risiko untuk menjadi sirosis dan hepatoma serta
belum ada pengobatan yang efektif.

Saat ini Hepatitis C dapat disembuhkan dengan memberikan pengobatan


DAA, dengan tingkat kesembuhan pengobatan DAA yaitu >95%. Adapun
masalah yang dihadapi yaitu infeksi hepatitis dapat berlanjut menjadi
sirosis dan hepatoma, hingga saat ini belum ada vaksin yang bisa
digunakan untuk mencegah hepatitis C, serta penemuan kasus pada
kelompok berisiko yang masih sedikit sehingga berpengaruh pada
sedikitnya jumlah yang dapat diobati.

Hingga tahun 2020, sudah 100% kabupaten/kota di Provinsi NTT


melakukan Deteksi Dini Hepatitis B (DDHB) dengan capaian jumlah ibu
hamil yang DDHB sebanyak 34,6% atau sebesar 53.610 orang dari target
154.663 orang. Capaian ini masih sangat kecil bila dibandingkan dengan
target yang harus dicapai yakni 80%. Adapun persentase bayi lahir dari
ibu reaktif HBsAg yang mendapat vaksin HBIg <24 jam tahun 2020

5
sebanyak 87,3%, hal ini belum sesuai dengan target 100%. Sedangkan
untuk deteksi dini Hepatitis C belum dilaksanakan di Provinsi NTT hingga
tahun 2020. Pada bulan Mei 2021, Kementerian Kesehatan RI telah
mendistribusikan rapid test HCV untuk provinsi NTT sebagai langkah awal
persiapan pelaksanaan deteksi dini hepatitis C di Provinsi NTT. Untuk itu
diperlukan Pertemuan On The Job Training Tatatlaksana Manajemen dan
Tatalaksana Hepatitis B dan C agar target eliminasi dapat dicapai dengan
baik.

Kegiatan ini merupakan pelatihan, penyebarluasan informasi, penyamaan


persepsi dan koordinasi dalam rangka penguatan jejaring, strategi dan
kerja sama guna pelaksanaan deteksi dini dan percepatan eliminasi
hepatitis B dan C di antara pengelola program provinsi dan
kabupaten/kota, serta lintas sektor dan lintas program. Kegiatan ini
dilaksanakan secara luring dengan mengundang masing-masing 2 (dua)
orang dari 22 kabupaten/kota yakni pengelola program kab/kota, dan
petugas puskesmas

4. Tujuan
1. Meningkatkan kemampuan dari Pengelola Program Hepatitis Kab/Kota
dan Petugas Puskesmas dalam memberikan pelayanan Hepatitis B dan
C terkait tata laksana hingga ke pencatatan dan pelaporan
2. Penyamaan persepsi antar pengelola program provinsi dan
kabupaten/kota serta petugas puskesmas terkait deteksi dini serta
pencegahan dan pengendalian penyakit Hepatitis B dan C.
3. Terjalin koordinasi yang kuat untuk penguatan strategi percepatan
eliminasi hepatitis antar pengelola program provinsi dan kabupaten/kota,

5. Narasumber
Narasumber berasal dari pusat/Kementerian Kesehatan 1 (satu) orang dan
narasumber Provinsi 2 (dua) orang.

6. Peserta
Peserta berjumlah 42 orang yang berasal dari 20 kabupaten/kota dengan
masing-masing terdiri dari 2 (dua) orang peserta yakni pengelola program
Hepatitis Kab/Kota dan Petugas Puskesmas serta peserta provinsi sebanyak
2 orang yakni dari pengelola program hepatitis provinsi dan Kepala Seksi.
Terdapat juga 2 (dua) orang panitia yang bertanggung jawab atas
kelancaran pelaksanaan kegiatan.

7. Waktu dan Tempat Pertemuan


1. Waktu : Bulan April 2024
2. Tempat : Kota Kupang

6
8. Strategi Pencapaian Keluaran
Pertemuan On The Job Training Tatalaksana Manajemen dan Tatalaksana
Hepatitis B dan C Provinsi, Kabupaten/Kota dilakukan secara tatap muka
dengan metode :
1. Presentasi/ ceramah
2. Pelatihan
3. Tanya jawab/diskusi
4. Penyusunan rencana tindak lanjut.

9. Analisa Kelayakan/Manfaat
Penerima manfaat dari layanan pengendalian penyakit hepatitis adalah:
1. Masyarakat, ibu hamil dan bayi
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
3. Dinas Kesehatan Provinsi
4. Kementerian Kesehatan RI

10. Strategi Pencapaian Keluaran


1. Pelaksana
Pelaksana kegiatan adalah Dinas Kesehatan, Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Provinsi NTT.
2. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan Penguatan Strategi Percepatan Eliminasi Hepatitis
Lintas Sektor, Lintas Program di Provinsi, Kabupaten/Kota menggunakan
metode swakelola.
3. Tahapan dan Waktu Pelaksanaan
Tahapan Jadwal
Sub Komponen/ Akun
(Komponen/ Sub Pelaksanaan Penarikan
Item Belanja
Komponen) Bulan Minggu Bulan Minggu
Pertemuan On Pertemuan On
The Job The Job April II April, I
Training Training
Tatatlaksana Tatatlaksana 52121
Manajemen Manajemen 52215
dan dan 52411
Tatalaksana Tatalaksana
Hepatitis B dan Hepatitis B
C dan C

11. Kurun Waktu Pencapaian Keluaran


Waktu yang diperlukan untuk pencapaian output adalah selama bulan April
Tahun 2024

7
12. Biaya yang Diperlukan
Pelaksanaan kegiatan bersumber dari Satker Dinas Kesehatan,
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT (05-DK) Tahun Anggaran
2024 adalah sebesar Rp. 210.858.000,- (Dua Ratus Sepuluh Ribu Delapan
Ratus Lima Puluh Delapan Ribu) sesuai RAB terlampir.

Kupang, Februari 2023


Kepala Dinas Kesehatan,
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Provinsi Nusa Tenggara Timur,

Ruth D. Laiskodat, S.Si, Apt,MM


Pembina Utama Muda
NIP. 196908311997032001

Anda mungkin juga menyukai