Anda di halaman 1dari 4

SAMBUTAN

KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SUMATERA BARAT


PADA PERTEMUAN KOORDINASI PENYAKIT POTENSIAL KLB
TANGGAL 26 JULI 2015

Bismillahirrahmanirrrahim
Assalamu alaikum waramatullahi wabarakatuh
- Yang Saya Hormati para Narasumber
- Yang Saya Hormati Kepala Bidang PP & Bencana
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat
- Para Undangan sekalian yang berbahagia

Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT atas


Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga kita dapat berkumpul
dan menghadiri Pertemuan Koordinasi Penyakit Potensial
KLB di Provinsi Sumatera Barat.

Hadirin yang saya hormati

Kita ketahui Indonesia secara geograpis masih memiliki


potensial KLB Malaria, DBD, Diare, Kolera, Difteri, antrak,
Rabies, Campak, Pertusis maupun ancaman Flu Burung
H7N9 maupun MersCoV. Provinsi Sumatera Barat terdiri
dari 19 kabupaten/kota memiliki daerah dataran rendah,
laut dan gunung dan juga memiliki daerah sulit dan
sangat sulit.
Saudara yang saya cintai,

Provinsi Sumatera Barat merupakan provinsi yang masih


memiliki angka kejadian luar biasa (KLB) penyakit
menular dan keracunan yang cukup tinggi. KLB yang
masih dijumpai pada tahun 2015 adalah Keracunanan
Makanan, Hepatitis A, Campak, Difteri, Rabies, DSS,
Pertusis, dan Demam Berdarah Dengue.

Artinya ada penyakit atau kondisi kesehatan tertentu


yang bila tidak kita pantau akan mengancam Kesehatan
Masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Provinsi
Sumatera Barat, yang mungkin akan menyebabkan KLB
lebih besar. KLB seringkali diikuti dengan kejadian yang
sangat cepat, banyak orang terserang dan luas wilayah
yang terserang bisa sangat luas, serta menimbulkan
kecemasan berbagi pihak. Kondisi ini menyebabkan
perlunya peningkatan sistem kewaspadaan dini dan
respon terhadap KLB tersebut dengan langkahlangkah
yang terprogram dan akurat, sehingga proses
penanggulangannya menjadi lebih cepat dan akurat pula.

Saudara sekalian,

Dalam pasal 14 Permenkes Nomor 1501


/Menteri/Per/X/2010 disebutkan bahwa upaya
penanggulangan KLB dilakukan secara dini kurang dari 24
jam terhitung sejak terjadinya KLB. Diperlukan program
yang terarah dan sistematis, yang mengatur secara jelas
peran dan tanggung jawab di semua tingkat administrasi
dalam penanggulangan KLB di lapangan, juga diperlukan
kerjasama lintas sektor dan lintas program sehingga
dalam pelaksanaannya dapat mencapai hasil optimal.
Peran Tim sangat diperlukan dalam Penyelidikan
Epidemiologi (PE) dan penanggulangan KLB.

Untuk dapat mewujudkan respon KLB yang cepat,


diperlukan bekal pengetahuan dan keterampilan yang
cukup dari tim gerak cepat atau petugas yang diterjunkan
ke lapangan. Dibutuhkan pengetahuan dan keterampilan
dalam penyelidikan dan penanggulangan KLB yang
terstruktur, sehingga memudahkan kinerja petugas
mengambil langkahlangkah dalam rangka melakukan
respon KLB.

Selanjutnya diharapkan kepada peserta untuk berperan


aktif dalam mengikuti pertemuan ini .

Ahirnya semoga pertemuan ini akan meningkatan


program penanggulangan KLB disemua tingkatan mulai
dari Puskesmas, Kabupaten dan Provinsi khususnya di
Provinsi Sumatera Barat. Dengan memohonkan
perlindungan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pertemuan
Koordinasi Penyakit Potensial KLB dengan resmi saya
buka.
Demikian yang dapat saya sampaikan , lebih dan kurang
saya mohon maaf, Wabillahi taufik walhidayah
wasalammualaikum Wr.Wb

Kepala Dinas Kesehatan


Provinsi Sumatera Barat

Dr.Hj. Rosnini Savitri, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai