Anda di halaman 1dari 9

Lampiran :1

Nomor : Dinkes Sekrst. /443/I/2023


Tanggal : 4 Januari 2023

Lampiran situasi Hepatitis B di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang bersumber dari laporan
rutin dari 22 Kabupaten/Kota

1. Ibu Hamil yang melaksanakan Deteksi Dini Hepatitis B tahun 2022

12,000
10,000
8,000
6,000
Jumlah

4,000
2,000
-
r
ba tim n
g S U lu r a a e a ai o r g D o a a g
m um upa TT TT Be Alo bat lotim Sikk End gad gar Nda aba ten SB eke atim aiju alak Kp
u m F N g M m g M u R t a
S S K Le an ote Su Na b
M Ko
M R Sa

Jumlah sasaran (estimasi) ibu hamil tahun 2022 berjumlah 130.253 dan yang melakukan
Deteksi Dini Hepatitis B berjumlah 55.530. 22 Kabupaten/Kota telah melakukan Deteksi
Dini Hepatitis B dengan persentase capaian yang bervariasi. Pelaksanaan Deteksi Dini
Hepatitis B diketahui semakin banyak ibu hamil yang reaktif HBsAg.

2. Persentase ibu hamil yang melakukan DDHB (Deteksi Dini Hepatitis B) Tahun
2022
% Bumil yang melakukan Deteksi Dini Hepatitis B
70 65
63
60 58
53
51 50 50
50 47 45 45 45
43 42 42 42 43
40 39 37

29 28
30
23
20
12 12
10

0
i
ng TTS ara dao Alor keo ata Kpg TTU bar ijua ikka tim SB D ada tim ang elu tim nde laka bar NTT
te g e m b ta a S Fl o a B m
m g g N M u Ra Ng M Kup Su
E a
M Su
m
Su an ote Na Le Ko b
M R Sa

22 kabupaten/kota telah melakukan Deteksi Dini Hepatis B (DDHB) pada ibu hamil dan
Capaian ibu hamil yang melaksanakan deteksi dini hepatitis B di Provinsi NTT baru
mencapai 43 % sedangkan indikator presentase ibu hamil yang melakukanan Deteksi
Dini Hepatitis B diharapkan mencapai 100%. Capaian ibu hamil yang melakukan Deteksi
Dini
Hepatitis B tertinggi Kabupaten Sumba Tengah diikuiti Kabupaten TTS dan Manggarai,
sedangkan terendah Malaka dan Sumba Barat. Diharapkan semua faskes untuk
melakukan Deteksi Dini Hepatitis B pada semua ibu hamil serta meningkatkan
sosialisasi /promosi kesehatan tentang bahaya, pencegahan dan pentingnya Deteksi Dini
Hepatitis B.
3. Persentase ibu hamil yang reaktif Hepatitis B Tahun 2022

% ibu hamil reaktif


12.0

10.0 9.5
8.1
8.0 7.3 7.1
6.5
6.0 5.7 5.3 5.2
5.0 4.8
4.4 4.2 4.1 4.0
3.9 3.6 3.5
4.0 3.1 3.0 2.8
2.6 2.5
2.0 1.1
0.0
g o o a ai g S D g r e a U a r a a lu r T
Kp Nda eke aiju gar pan TT SB ten atim aba End Sikk lotim TT gad Alo alak tim bat Be mba NT
t a e g R g u m M M F N um m u
Ko ot Na bu an K Su M S Le S
R Sa M

Dari ibu hamil yang melakukan deteksi dini hepatitis B yang reaktif cukup tinggi di
Provinsi NTT. Jumlah reaktif 2890 ibu hamil (5,2%). Tertinggi di Kota Kupang 9,5%
diikuti Kabupaten Rote Ndao 8,1% dan Nagekeo 7,3%.
4. Persentase bayi yang lahir dari ibu HBsAg reaktif Tahun 2022

14 13
12 % bayi lahir dari ibu HBsAg reaktif
12 10
10
10
8 6 6 6 5 5
6 4
3 3 3
4 2 2 2 2 1 1 1 1
2 0 0
-
i
eo ya de ra ur ng ao ka rat ur lor an da lu ng ah ua ra rat ur ka ta TT
g ek t Da En gga Tim upa Nd Sik Ba Tim A elat ga Be upa eng Raij Uta Ba Tim ala ba N
ai N M Lem
Na ara an es K te
ar gara
i S K T u ah ba ba
B M lor Kota Ro g g ah ba Sab ng um m
ba F g g
an an
n
Su
m Te S Su
m M r Te or
S u M o m
m Ti
Ti

Kabupaten/Kota Persentase bayi yang lahir dari ibu HBsAg reaktif Tahun 2022 Provinsi
NTT 4 %, tertinggi di Kabupaten Nagekeo, Sumba Barat Daya, Ende dan Manggarai.
5. Persentase bayi mendapat HBIg < 24 jam per Kabupaten/Kota
(Januari – November ) tahun 2022
Persentase Bayi diberi HBIg<24 Jam
102
100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100
100 99
98
98 97
96 96
96
94
92
90
90
88
86
84
lu pg TS tim tim ng bar aka tim jua ao da kka lor TU ata ng de keo rai bar BD TT
Be a K T lo a te l ai d ga Si A T b a En e a
g ngg Ma
S N
ot F M um Sum Ma Sum u R te N N e m Kup a
K S b o L N a
Sa R M

Terdapat 17 Kabupaten/Kota yang memberi vaksin HBIg < 24 jam dengan capaian
100%.
6. Persentase bayi mendapat HBIG < 24 jam per Kabupaten/Kota tahun 2022

Jumlah Bayi diberi HBIg ≥ 24 Jam


6
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0
D ar rai eo de ar m ng TT
S U lu lor ata tim kka da ao ng tim jua aka pg
SB ab ga gek En mb m ti upa TT Be A b o Si Nga Nd m te Ma Rai al K
M ng Su Su m Fl M Kot
a
a Na K Le ote Su bu
M R Sa

Terdapat 15 bayi yang di 5 Kabupaten yaitu Sumba Barat Daya, Manggarai Barat,
Manggarai, Nagekeo, Ende yang diberi vaksin HBig > 24 jam.. Hal ini terjadi karena
keterlambatan permintaan vaksin HBIg di Provinsi dan ibu hamil terlambat
memeriksakan diri (trimester IV) sehingga mempengaruhi ketersediaan stok vaksin di
faskes.
7. Kelengkapan laporan
Kelengkapan laporan Hepatitis B di Provinsi NTT mencapai 93 %. Kabupaten yang
belum melengkapi laporan bulan November adalah : Sumba Barat, Sumba Timur,
Kabupaten Kupang, TTS,TTU, Belu, Lembata, Flotim, dan Manggarai ), sedangkan
bulan Desember 21 Kabupaten/Kota belum mengirimkan laporan .
 Kab. SBD baru mengirimkan laporan.
Permintaan logistik dari SBD disampaikan saat stok sudah kosong.
SPMB sudah terbit namun tidak bisa langsung diambil karena :
- DPA Kab. SBD saat blm Maret belum terbit (dana ke kpg belum bisa
diambil)
- Saat DPA sudah terbit, ternyata keg/perjalanan ke kupang direfocusing
- Menunggu pengiriman vaksin rutin saja.
 Adapun persentase bumil reaktif tertinggi (11%) ada di Kab. Manggarai yakni
terdapat 148 bumil reaktif dari pemeriksan pada 1.347 bumil.
 Masalah : terdapat 6 (enam) kab/kota yang belum tertib menyampaikan
laporan bulanan (Kota Kupang, Kab. Kupang, Alor, Sumba Tengah,
Manggarai Barat dan Malaka) yang sangat mempengaruhi capaian target.
Hal ini disebabkan pengelola program Hepatitis di Kabupaten/Kota juga
memegang program besar lainnya sperti HIV, TB, Diare, DBD, serta
bertanggung jawab dalam pelayanan vaksinasi Covid-19 di Kab/Kota
bersangkutan., juga dikarenakan adanya pergantian pengelola program.

A. Bumil Reaktif dan Bayi Lahir dari Ibu Reaktif Per 22 Juni 2021
 Akibat kekosongan Vaksin HbIg di beberapa kabupaten maka hingga Bulan
April 2021 jumlah bayi yang mendapat HbIg <24 jam hanya 95% (578 bayi
yang diberi dari 594 bayi hepatitis yang lahir).
 Dari gambar di atas, jumlah bumil reaktif terbanyak ada di Kab. TTS (195
orang), sedangkan jumlah bayi lahir dari ibu HbSAg reaktif terbanyak
sebesar 116 orang ada di Kab. Manggarai.
 Hingga kondisi 22 Juni 2021, terdapat 8 kab yang telah mencapai target
100% pemberian vaksin HbIg <24 jam (TTU, Flotim, Sikka, Ende, Lembata,
Ngada, Manggarai, Sabu Raijua).
Terdapat juga 5 kabupaten/kota dengan presentase di bawah, serta 9 kab
belum kirim laporan bulan Mei alasan : pengelola pegang program besar
lainnya (TB, HIV, dll) dan terlibat dlm vaksinasi covid, dan ada pergantian
pengelola program (misalnya Kota Kupang dan Malaka).
Grafik di bawah menunjukkan persentase bayi mendapat HbIg <24 jam
kondisi 22 Juni 2021.

 Masalah :
- Terdapat 5 (lima) kabupaten yang baru melaksanakan program P2
Hepatitis di tahun 2020, misalnya Kabupaten Rote Ndao yang baru
memulai deteksi dini Hepatitis B di Bulan Maret 2020.
- Masih kurang tertibnya pencatatan dan pelaporan hasil pelaksanaan
kegiatan program Hepatitis Kabupaten/Kota yang sangat mempengaruhi
capaian target karena pengelola program Hepatitis di Kabupaten/Kota
juga memegang program-program besar lainnya.

8. LOGISTIK HEPATITIS
A. Distribusi Rapid Test HbSAg dan Vaksin HbIg
PERBANDINGAN DISTRIBUSI RDT HbSAg & VAKSIN HbIg
PADA TAHUN 2020 DAN TAHUN 2021 TRIWULAN I
80,000

60,000

40,000

20,000

-
TAHUN 2020 TAHUN 2021 (TRIWULAN I)

 Hingga triwulan I tahun 2021, baru 6.450 buah Rapid Test HbSAg yang
dikirimkan ke kab/kota atau baru sebanyak 5% dari jumlah sasaran ibu hamil
yang harus dilakukan deteksi dini Hepatitis B (target 100%).
 Jumlah Vaksin HbIg yang sudah didistribusi hingga triwulan I tahun 2021 baru
260 vial, sehingga jumlah bayi yang diberi vaksin HbIg <24 jam kelahiran tidak
sama dengan jumlah bayi yang seharusnya mendapat vaksin HbIg yakni bayi
yang lahir dari ibu reaktif HbSAg.
 MASALAH :
- Kabupaten tidak langsung mengambil logistik karena
- DPA Kab. hingga awal April belum terbit (dana ke Kupang belum bisa diambil)
- Saat DPA sudah terbit, ternyata keg/perjalanan ke kupang direfocusing
- Menunggu pengiriman vaksin rutin saja.
- Terbatasnya stok vaksin HbIg karena sedikitnya jumlah pengadaan Vaksin
HbIg bersumber dana APBD (hanya 81 vial) sehingga menunggu bantuan
pusat.
 SOLUSI : melakukan distribusi kolektif logistik P2 Hepatitis dengan melakukan
perhitungan kebutuhan per kab/kota serta menambah pengadaan jumlah vaksin
HbIg bersumber dana APBD.
B. LAPORAN PENGGUNAAN DAN KEBUTUHAN LOGISTIK HEPATITIS
KONDISI 31 MEI 2021
No Nama Obat Satuan Persediaan Penerimaan Pengeluaran Sisa Exp.Date
1 HBsAg S/P kotak 188 - 156 32 Nov
Device SD (30 2021
Bioline test)
2 HBsAg S/P kotak 177 - 174 3 Mar
Device SD (30 2022
Bioline test)
3 Vaksin Buah - - - - Nov
HBIg 2022
4 Virocheck Test 26.600 - 21.000 5.600 Oct 2022
HbsAg RV-
B10
5 Vaksin Syringe 250 - 141 109 Aug
HBIg 2023
Hyper-Hep
6 Reagen Test 80.000 - - 80.000 Mar
HbsAg (kiriman 2023
pusat/
April 2021)
7 Rapid Test Test - 5.000 - 5.000 Apr 2023
Anti HCV (kiriman
pusat/
27 Mei 2021)
8 Reagen Test - 20.000 4.400 15.600 Nov
HbsAg (kiriman 2022
pusat/
19 Mei 2021)

Dari tabel di atas, jumlah persediaan Rapid test HBsAg untuk DDHB pada
Bulan Mei 2021 sebanyak 132.215 buah (27.215 buah merupakan buffer
stock provinsi tahun 2020, 105.000 buah merupakan bantuan kemenkes).
Adapun hingga 31 Mei 2021 jumlah RDT HBsAg yang dikeluarkan sebanyak
25.871 buah sehingga sisa stok sebanyak adalah sebanyak 101.235 buah
(5.635 merupakan buffer stok dari tahun 2020, dan 95.600 test merupakan
kiriman kemenkes).
Adapun persediaan vaksin HbIg satuan syringe sebanyak 250 syringe
dengan jumlah yang dikeluarkan sebanyak 141 sehingga sisa sebanyak 109
syringe. Sedangkan vaksin HbIg satuan vial telah kosong. Dinas Kesehatan
Provinsi NTT sedang menunggu pengiriman dari pusat terkait bantuan vaksin
HbIg.
Adapun perhitungan kebutuhan Logistik Hepatitis Provinsi NTT Tahun 2021
sebagai berikut:
I. Rapid test HbSAg
Estimasi bumil tahun 2021 : 130.330 orang
Target Bumil diperiksa : 130.330 orang (100%)
Kebutuhan Rapid Test HbSAg (+10% buffer) : 143.363 buah
Stok awal tahun 2021 : 37.965 buah
Bantuan dari pusat/kemenkes : 100.000 buah
Pengadaan bersumber APBD : 7.000 buah

II. Vaksin HbIg


Perkiraan bayi dari Ibu Hep. B : 3.259 bayi
(jml bumil Hep. B diperkirakan 2,5% dari seluruh bumil)
Jumlah vaksin yang dibutuhkan (+ 10% buffer) : 3.584 vial
Stok awal tahun 2021 : 160 vial
Bantuan pusat pada Maret 2021 (Tahap I) : 500 vial
Pengadaan bersumber APBD : 81 vial
Permintaan ke pusat Tahap II : 2.000 vial
Jumlah yang masih dibutuhkan : 843 vial
(akan diminta
ke pusat)
 MASALAH :
Kabupaten tidak langsung mengambil logistik saat SPMB sudah terbit karena :
- Keterbatasan dana akibat refocusing anggaran kabupaten
- Terbatasnya stok vaksin HbIg karena sedikitnya jumlah pengadaan Vaksin
HbIg bersumber dana APBD (hanya 81 vial) sehingga menunggu bantuan
pusat.
 SOLUSI :
- Melakukan distribusi kolektif logistik P2 Hepatitis dengan melakukan
perhitungan kebutuhan per kab/kota.
- Menunggu pengiriman vaksin rutin untuk mengirim Rapid Test HBsAG.
- Menggunakan jasa ekspedisi Lion Parcel untuk pengiriman Vaksin HBIg ke
kabupaten.
- Menambah usulan pengadaan jumlah vaksin HbIg bersumber dana APBD.
N Indikator RPJMD Target Capaian Kesenjangan
o 2020 2020
1 Persentase ibu hamil yang mendeteksi 100% 38,1% (-) 61,9%
dini Hepatitis B
2 Persentase kab/kota yang melakukan >90% 100% 0
deteksi dini Hepatitis B (DDHB) pada
ibu hamil >90%

Anda mungkin juga menyukai