Anda di halaman 1dari 33

Apa yang dimaksud stunting?

Apa penyebab stunting?


PENYEBAB STUNTING
KURANGNYA ASUPAN GIZI DALAM JANGKA
WAKTU YANG LAMA SEJAK

KONSEPSI SAMPAI ANAK USIA 2 TAHUN.


ANAK SERING SAKIT TERUTAMA DIARE,
CAMPAK, TBC DAN PENYAKIT
INFEKSI LAINNYA

KETERBATASAN AIR BERSIH DAN SANITASI


KETERSEDIAN PANGAN DI TINGKAT
RUMAH TANGGA RENDAH
Dampak Stunting

1. MUDAH SAKIT
2. KEMAMPUAN KOGNITIF BERKURANG
3. FUNGSI TUBUH TIDAK SEIMBANG
4. MENGAKIBATKAN KERUGIAN EKONOMI
5. POSTUR TUBUH TAK MAKSIMAL SAAT DEWASA
Dampak yang dapat ditimbulkan oleh
stunting:
JANGKA PENDEK ADALAH TERGANGGUNYA
PERKEMBANGAN OTAK,KECERDASAN, GANGGUAN
PERTUMBUHAN FISIK, DAN GANGGUANMETABOLISME
DALAM TUBUH

DALAM JANGKA PANJANG AKIBAT BURUK YANG DAPAT


DITIMBULKAN ADALAH
MENURUNNYA KEMAMPUAN KOGNITIF DAN PRESTASI
BELAJAR, MENURUNNYA KEKEBALAN TUBUH SEHINGGA
MUDAH SAKIT, DAN RESIKO TINGGI UNTUK
MUNCULNYA PENYAKIT DIABETES, KEGEMUKAN, PENYAKIT
JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH, KANKER, STROKE, DAN
DISABILITAS PADA USIA TUA
Kesemuanya itu akan
menurunkan kualitas
sumber daya manusia
Indonesia, produktifitas,
dan daya saing bangsa.
Bagaimana Menangani Stunting?
Masyarakat Desa baik tokoh agama, tokoh adat,
tokoh masyarakat,
pemerintah desa, lembaga desa, Pembinaan
Kesejahteraan Keluarga (PKK), karang taruna,
kader posyandu, kader desa, bidan desa, guru
PAUD serta masyarakat yang peduli kesehatan
dan pendidikan berperan aktif dalam memonitor
seluruh sasaran sunting pada 1.000 Hari Pertama
Kehidupan (HPK) dalam mendapatkan intervensi
sebagai berikut :
A. Intervensi Gizi Spesifik
1. Untuk Sasaran Ibu Hamil:
a) Pemberian makanan tambahan kepada semua ibu hamil
yang
kekurangan energi dan protein kronis dan berasal dari
keluarga
miskin
b) Pendampingan kepada semua ibu hamil agar patuh
mengonsumsi
tablet tambah darah oleh Kader
c) Kelas ibu hamil untuk kesehatan ibu hamil dan persiapan
menyusui
Pencegahan kecacingan dan malaria pada semua ibu hamil
yang tinggal di daerah endemis malaria dengan pemberian
kelambu anti malaria
2. Untuk Sasaran anak baru lahir hingga usia 23 bulan:
a) Pendampingan kepada semua ibu yang memiliki anak
usia 0-6
bulan agar mampu memberikan ASI secara Eksklusif pada
bayi
sejak lahir sampai umur 6 bulan oleh petugas kesehatan
dan kader

b) Pembelajaran pola asuh Pemberian Makan Bayi dan


Anak (PMBA)
untuk ibu dalam bentuk kelas ibu, kunjungan rumha dan
konseling
dengan frekuensi minimal 8x (penyelenggaraan oleh kader,
nara
sumber dari petugas kesehatan-Puskesmas)
c) Pemantauan pertumbuhan bayi dan anak usia 0-
59 bulan oleh

kader (meningkatkan partisipasi balita ke


Posyandu (D/S) dan

biaya transportasi rujukan anak dengan masalah


gizi yang perlu ditindaklanjuti lebih lanjut

d) Pendataan sasaran dan pendampingan


pemberian makanan tambahan pemulihan untuk
anak kurus umur 6-23 bulan dari keluarga miskin
3. Untuk Sasaran Keluarga:
a) Penyedian air bersih skala desa
b) Sanitasi lingkungan skala desa meliputi MCK,
pembuangan sampah dan pengelolaan limbah
c) Pendidikan gizi (gizi seimbang dan PHBS)
penyelenggaraan oleh kader dengan narasumber
petugas kesehatan-Puskesmas

Intervensi Gizi spefisik ini umumnya dilakukan oleh


petugas kesehatan di
Desa/Kecamatan dan bersifat bersifat jangka
pendek, hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif
pendek
B. Intervensi Gizi Sensitif
Intervensi dapat dilakukan Pemerintah Desa
dengan mendorong kepedulian Desa dalam
menangani masalah kesehatan ibu dan anak
melalui penganggaran APB Desa.

Idealnya dilakukan melalui berbagai kegiatan


pembangunan diluar sektor kesehatan dan
berkontribusi pada 70% Intervensi Stunting.

Sasaran dari
intervensi gizi spesifik adalah masyarakat secara
umum dan tidak khusus ibu hamil dan balita pada
1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).
Kegiatan intervensi ini antara lain
pembangunan dan penyediaan air
bersih, sanitasi (jamban keluarga),
ketahanan pangan dan gizi (melalui
kebun gizi),
penyuluhan kesehatan ibu dan anak
(melalui Pola Hidup Bersih dan Sehat),

pelatihan para Guru PAUD agar mampu


memberikan penyuluhan pengasuhan
(parenting), maupun mengajar anak usia
dini.
Selain itu kegiatan ini, pemerintah Desa
dapat mendukung penuh kegiatan
ini melalui prioritas Dana Desa bagi
operasional Posyandu setiap
bulannya, penyuluhan bagi remaja putri
akan kebersihan alat reproduksi,
meningkatkan layanan jaminan
kesehatan masyarakat dan memastikan
penguatan dan pelatihan Pendamping
Lapang Keluarga Berencana.
PREVALENSI BALITA UNDERWEIGHT (BB/U)

18
17 17 17
16 14 13 13 14 15
14
12
10 8
8 6
6
4
2
0
PREVALENSI STUNTING (TB/U)
50 47
45 41
40
35
30
30 26
25 23
20
20
18
15
15
10 8
10
5
0
PREVALENSI BALITA KURUS (BB/TB)

14 13
12

10 9
8 8
8

6 5
4
4 3 3
1 2
2

0
PREVALENSI STUNTING KAB. HALMAHERA BARAT

26.8
27

26.5
25.9
26

25.5

25

24.5

24 23.6
23.5

23

22.5

22
2015 2016 2017
PREVALENSI STUNTING MENURUT KAB/KOTA
39.4
40.0

35.0 32.7
29.0 28.4
30.0
24.4 24.2 25.0
25.0 23.6

20.0 17.5 16.9 16.6


15.0

10.0

5.0

0.0
Persentase Status Balita Gizi Buruk berdasarkan (BB/U) April
2018

2.0 1.9
1.8
1.6
1.4
1.4
1.2 1.2
1.2
1.0
1.0
0.8 0.8
0.8
0.6
0.6 0.5
0.4
0.4
0.2
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0
Persentase Gizi kurang Pada Balita Berdasarkan (BB/U)
April 2018

8.0 7.5
7.0

6.0
5.2
5.0

4.0

3.0 2.3 2.2


1.9
2.0
1.2 1.1
1.0 0.5 0.4 0.4 0.3
0.0 0.0 0.0 0.0
0.0
Persentase Status Gizi Balita Sangat Pendek (stunting)
berdasarkan (TB/U) April 2018
3.5
3.5

3.0

2.5

2.0
1.6
1.5
1.1
0.8 0.9
1.0 0.7 0.6
0.5 0.5
0.5
0.1 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0
Persentase Status Gizi Balita Pendek (Stunting) Berdasrkan
(TB/U) April 2018

3.5 3.3

3.0

2.5

2.0

1.5 1.3 1.2


0.9 0.9 0.8
1.0 0.7 0.6
0.5 0.5
0.5
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0
Persentase Status Gizi Balita Sangat Kurus Berdasarkan
(BB/PB/TB)
0.8
0.8
0.7
0.7
0.6
0.6
0.5
0.5
0.4
0.4
0.3
0.2 0.2
0.2
0.1
0.1
0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0
0.0
Persentase Status Gizi Balita Kurus Berdasarkan
(BB/PB/TB)
6.0 5.7

5.0

4.2

4.0

3.0
3.0 2.8
2.6

2.0 1.7
1.6
1.5
1.3

1.0 0.7
0.5

0.0 0.0 0.0 0.0


0.0
Puskesmas yang blm kasi
masuk data Stunting yaitu
: Bobaneigo, Golago,
Akelamo, Ibu, Tolofuo
L/O/G/O

Thank You!
Your company slogan in here

Anda mungkin juga menyukai