PEMBUKA
BELAJAR
“Kami ridho Allah SWT sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi
Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan
berikanlah aku kefahaman”
OBESITA
S
Mahasiswa
memahami
CP MK konsep, faktor
risiko dan
komplikasi
obesitas (C2,
S2)
OUTLINE
PENGERTIAN OBESITAS
KOMPLIKASI OBESITAS
OBESITAS
DIANGGAP SEHAT
LUCU
LAMBANG
KEMAKMURAN
Tabel Pengertian Kategori Status Gizi
Balita
Indikator Status Gizi Z-Score
Gizi Buruk < -3,0 SD
Gizi Kurang -3,0 SD s/d < -2,0 SD
BB/U
Gizi Baik -2,0 SD s/d 2,0 SD
Gizi Lebih > 2,0 SD
Sangat Pendek < -3,0 SD
TB/U Pendek -3,0 SD s/d < -2,0 SD
Normal ≥ -2,0 SD
Sangat Kurus < -3,0 SD
Kurus -3,0 SD s/d < -2,0 SD
BB/TB
Normal -2,0 SD s/d 2,0 SD
Gemuk > 2,0 SD
• Memberikan indikasi masalah gizi secara umum karena berat badan
berkorelasi positif dengan umur dan tinggi badan.
• BB/U rendah dapat disebabkan karena pendek (masalah gizi kronis) atau
BB/U menderita penyakit infeksi (masalah gizi akut)
• Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya kronis sebagai akibat dari
keadaan yang berlangsung lama.
• Misalnya: kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat, dan asupan
TB/U makanan kurang dalam waktu yang lama sehingga mengakibatkan anak
menjadi pendek.
• Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya akut sebagai akibat dari
peristiwa yang terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat).
BB/TB • Misalnya terjadi wabah penyakit dan kekurangan makan (kelaparan) yang
menyebabkan anak menjadi kurus.
Underweight/ • gabungan gizi
Berat Badan
Kurang/Gizi buruk dan
Kurang gizi kurang
• gabungan
Stunting/
Pendek
sangat pendek
dan pendek
•gabungan
Wasting
/
sangat kurus
Kurus dan kurus
Pengertian Kategori Masalah Gizi
Masyarakat
Masalah Gizi
Masyarakat Prevalensi Pendek Prevalensi Kurus
• Sesuai dengan standar WHO, suatu wilayah dikatakan kategori baik bila
prevalensi balita pendek kurang dari 20% dan prevalensi balita kurus
kurang dari 5%.
• Suatu wilayah dikatakan mengalami masalah gizi akut bila prevalensi
balita pendek kurang dari 20% dan prevalensi balita kurus 5% atau lebih.
Status Gizi Balita
Berdasarkan Indeks BB/U, Indonesia
2017
9 0 .0 83.5 80.4
8 0 .0
7 0 .0
60.0
5 0 .0
40.0
3 0 .0
2 0 .0
11.3 14.0
1 0 .0 3.5 1.6 3.8 1.8
0 .0
0 - 23 bln 0 - 59 bln
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi Gizi lebih
baik
• Sebanyak 3 ,8 % balita m em pu nyai status gizi buruk dan 14 , 0% balita m em pu nyai
status gizi kurang.
• Persentase underweight/berat badan kurang /gizi kurang (gizi buruk + gizi kurang) pada
kelompok balita (17,8%) lebih ti nggi dibandingkan kelompok baduta (14,8%).
0
1
2
3
4
5
0.5
1.5
2.5
3.5
4.5
ACEH 1.4
SUMUT 2.4
SUMBAR 1.3
RIAU 1.1
JAMBI 2.4
SUMSEL 1
BENGKULU 1.7
LAMPUNG 1.9
KEP BABEL 1.7
KEP RIAU 1.8
DKI JAKARTA 3.1
JABAR 1.3
JATENG 1.3
DIY 1.9
JATIM 1.7
BANTEN 1
BALI 4.3
NTB 1.5
NTT 1.1
KALBAR 2
KALTENG 2.8
KALSEL 1
KALTIM 1.4
KALTARA 1
SULUT 1.8
SUTENG 2
SULSEL 0.9
23 Bulan Menurut Provinsi
SULTRA 1.3
GORONTALO 0.6
SULBAR
Persentase Gizi Lebih Anak Balita Umur 0 -
0.7
MALUKU 2.9
MALUT 1.5
PAPUA BARAT 1.5
PAPUA 3.9
INDONESIA 1.6
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
ACEH 1.1
SUMUT 1.9
SUMBAR .9
RIAU 1.2
JAMBI 1.9
SUMSEL 1.1
BENGKULU 1.4
LAMPUNG 1.6
KEP BABEL 2.7
KEP RIAU 2.8
DKI JAKARTA 3.8
JABAR 1.7
JATENG 1.4
DIY 2.3
JATIM 2.2
BANTEN 2.2
BALI 4.6
.9
NTB .7
NTT 2.1
KALBAR 3.0
KALTENG 1.9
KALSEL 2.1
KALTIM 1.6
Persentase Gizi Lebih
KALTARA 2.0
SULUT 1.4
SUTENG 1.2
SULSEL 1.0
SULTRA .6
GORONTALO .9
SULBAR
Balita Umur 0 - 59 Bulan, Menurut Provinsi
1.8
MALUKU 1.0
MALUT 1.2
PAPUA 2.6
BARAT 1.8
PAPUA
Status Gizi Balita
Berdasarkan Indeks BB/TB, Indonesia
100.0
9 0 .0 8 3 .5 8 5 .9
8 0 .0
7 0 .0
6 0 .0
5 0 .0
4 0 .0
3 0 .0
2 0 .0
8 .9 6.7
1 0 .0 3 .9 3 .7 2 .8 4 .6
0.0
0 - 23 bln 0 - 59 bln
S a n gat Ku r u s Kurus N o r m al Gemuk
5.1
2.6
NTT 4.8
KALBAR 9.5
KALTENG 3.5
KALSEL 2.6
KALTIM 6
KALTARA 3.7
Balita Umur 0-23 Bulan, Menurut Provinsi
SULUT 1.9
SUTENG 5.1
SULSEL 2.5
SULTRA 7.3
GORONTALO 5.7
SULBAR 3.7
0
2
4
6
8
10
12
ACEH 3
SUMUT 5.9
3
SUMBAR 5.5
RIAU 5
JAMBI 4.2
SUMSEL 4.4
BENGKULU 4.2
LAMPUNG 7.8
KEP BABEL 4.4
KEP RIAU 6.8
DKI JAKARTA 3.8
JABAR 4
5.5
JATENG 5
DIY 4.7
JATIM 8.1
BANTE 3.5
N 3.8
BALI 5.2
NTB 5.8
NTT 6.2
Persentase Gemuk
KALBAR 4.7
KALTENG 5.2
KALSEL 9.9
KALTIM 3.1
KALTARA 3.1
SULUT 4.8
SUTENG 4.5
Balita Umur 0-59 Bulan, Menurut Provinsi
SULSEL 2.4
SULTRA 3.6
GORONTAL 2.1
O 5.4
SULBAR 5.7
MALUKU 4.6
MALUT
K e c e n d e r u n g a n K o m p o s i t Status Gizi
Balita Berdasarkan Indeks T B / U d a n
B B / T B d a l a m 6 Kategori di Indonesia
1 0 0 .0 2. 6
90 .0
3 .1 2 .9 3
80 .0
70 .0 61. 1 60. 1
5 9 .1 5 8 .8
60 .0
50 .0
40 .0
8. 9 9. 4 8. 7 7. 2
30 .0
2. 4 1 .5
2 .3 1 .7
20 .0
23. 4 25. 8
10 .0
23. 6 24
0 .0
2 .9 2 .6 2 .4
2014 2015 2016 2 .3
Normal • - 2 SD s/d 1
SD
Gemuk • : >1 s/d 2 SD
Obesitas • > 2 SD
Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai
akibat dari penimbunan lemak berlebihan dengan
ambang batas IMT/U > 2 Standar Deviasi (WHO,
40.0
60.0
80.0
0.0
120.0
20.0
100.0
Aceh 64.2 23.1
73.4 15.9
81.2 12.5
:
Jambi
75.2 14.6
Nasional
Bengkulu
Lampung 73.1 16.7
1,2%
Jabar 73.4 17.5
Sangat Kurus
79.0 11.1
2.7 3.7 2.5
3,5%
70.9 20.9
Kurus
DIY
9.2 4.0 4.3 3.7 6.4 2.2 5.6 5.1 6.7 1.8 6.3 5.9 5.9 6.2 7.7 3.0 6.7 2.4
Normal
3.7 2.2 3.4 5.9
74.4 15.1
2.9 3.7 3.6 4.0
Malut
STATUS GIZI ORANG DEWASA
Rumus Perhitungan IMT adalah sebagai berikut :
IMT = . Berat Badan (kg )
.
Tinggi Badan ( m ) x Tinggi Badan ( m )
0.0
10.0
100.0
ACEH 44.6 16.0 36.4
Nasional :
L AM PU N G 49.9 15.4 30.3
KEP BABEL 42.4 16.2 37.1
KEP RIAU 49.2 14.4 30.7
DKI 51.8 14.6 28.0
5,0%
Kurus
JAKARTA 51.3 14.3 27.3
JABAR 46.7 15.3 32.9
JATENG 52.5 14.5 27.6
54,6%
DIY
Normal
52.3 16.3 27.8
3.0 2.6 5.6 4.6 4.3 4.1 4.2 4.7 4.2 4.3 4.3 5.7 5.7 7.0 5.1 5.4 3.5 5.5
58.0
BALI 54.9 14.9 24.7
15.9 26.5
KALTARA 52.8 12.8 21.8
SULUT
Status Gizi Penduduk Dewasa Umur > 18 Tahun
14.6 25.8
SULTRA 1
0.0
20.0
30.0
50.0
60.0
10.0
40.0
ACEH 16.0 36.4
SUM UT 16.0 23.9
14.0 30.1
SU M BAR 15.2 31.2
RIAU 14.5 23.0
JAMBI 13.9 16.6
SUMSEL 13.1 23.2
BENGKULU 15.1 24.8
LAMPUNG 15.8 26.5
KEP 15.4 30.3
BABEL 16.2 37.1
KEP RIAU 14.4 30.7
DKI JAKARTA 14.6 28.0
JABAR 14.3 27.3
Nasional :
15.3 32.9
JATENG 14.5 27.6
14,6%
DIY 16.3 27.8
Gemuk
14.0 22.3
JATIM 9.2 9.2
Obes
25,8%
15.2 25.9
KALTIM 15.9 26.5
Umur > 18 Tahun Berdasarkan IMT, Menurut Provinsi
70.7
50.2
29.7
15.3
11.9 11.4
6.0 4.8
OBESITAS di
Asia Tenggara
(WHO)
Perempuan
= 8-52%
Faktor Demografi & Sosial
Anak perempuan usia 10-19 tahun yang menikah memiliki 1,87 kali kesempatan
lebih besar untuk kelebihan berat badan (95% CI: 1,48-2,36) dibandingkan dengan
mereka yang tidak menikah atau yang bercerai
Prevalensi obesitas yang lebih tinggi ditemukan pada anak-anak ibu yang bekerja
dibandingkan dengan ibu yang tinggal di rumah (5,4%), terutama ibu yang bekerja di
sektor swasta (26,9%).
Faktor Demografi & Sosial
Obesitas pada orang dewasa berusia 19-55 tahun secara signifikan lebih
tinggi pada mereka yang tinggal di daerah perkotaan.
FAKTOR RISIKO OBESITAS
Berhenti
meroko
k
Kurang tidur
Masa
Kehamilan
FAKTOR RISIKO OBESITAS
Obat anti depresi, anti kejang,
anti diabetes, anti psikotik,
steroi Jenis
d Pengobata
n
Masalah
Arthritis, masalah Kesehata
pada thyroid n
• Sleep apnea
Akut • Kelainan ortopedi
Kelainan Kulit
Gangguan
Prestasi Belajar
FAKTOR UTAMA OBESITAS
ENERGI
Mengeluarkan
ADIPOCYTOKINES
yang berfungsi mengatur
keseimbangan energi
Adipose Cell
• “dan makanlah makanan yang halal lagi baik (thayib) dari apa yang telah
QS. Al dirizkikan kepadamu dan bertaqwalah kepada Allah dan kamu beriman kepada-
Nya”
• “Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan
Q.S. janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan; karena sesungguhnya syetan itu adalah
musuh yang nyata bagimu”
Q.S. • “Hai orang-orang yang beriman makanlah di antara rezeki yang baik-baik.”
QS Al Maidah: 3 yang disembelih atas nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh
ditanduk, dan yang diterkam binatang buas, kecuali kamu sempat
menyembelihnya.”
• “Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan
QS An Nahl : 67 rizki yang baik. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda (kebesaran Allah) bagi orang-orang yang memikirkan.”
Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak. Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Kegemukan dan
Obesitas pada Anak Sekolah, Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2011
Rachmi C.N., M.Li, Alison Baur L., Overweight and obesity in Indonesia:
prevalence and risk factorsda literature review, Public Health 147 (2017) 20-29
RENCANA TINDAK LANJUT