Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN


ASUPAN GIZI PADA BALITA

Dosen Pembimbing :
Resita Nurbayani, S.Gz.,M.KM
Disusun oleh:
1. Desti Purwati
2. Devi Dwi Saputri
3. Laelina Rokhyani
4. Resti Ningtias
5. Dewi Kurni Aksari
6. Dwi Yuniar
7. Irene Ornella
8. Evi Fauzzil Izza

AKADEMI GIZI ANDALUSIA


2019/2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Bawah Lima Tahun atau sering disingkat sebagai Balita merupakan salah
satu periode usia manusia setelah bayi dengan rentang usia dimulai dari satu
sampai dengan lima tahun, atau biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 12-
60 bulan. Periode usia ini disebut juga sebagai usia prasekolah. Pada masa ini
ditandai dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat disertai
dengan perubahan yang memerlukan zat-zat gizi yang jumlahnya lebih banyak
dengan kualitas tinggi. Akan tetapi, balita termasuk kelompok lawan gizi, mereka
mudah menderita kelainan gizi karena kekurangan makanan yang dibutuhkan.
Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh
seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal
menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak
cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang
terdapat di dalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema
makan pada anak. Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya
orang dewasa. Tetapi mereka pun bisa menolak makanan yang disajikan tidak
memenuhi selera mereka. Oleh karena itu sebagai orang tua kita juga harus
berlaku demokratis untuk sekali-kali menghidangkan makanan yang memang
menjadi kegemaran si anak.
Asupan gizi yang baik berperan penting didalam mencapai pertumbuhan
badan yang optimal. Pertumbuhan badan yang optimal mencakup pula
pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang. Faktor yang
paling sering teridentifikasi pada masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu
mengenai asupan gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu
biasanya memberikan makan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah
makanan tersebut mengandung gizi yang cukup atau tidak, dan tidak
mengimbanginya dengan makanan sehat dan bergizi.
1.2. Tujuan
Tujuan Umum :
1) Mahasiswa memahami kebutuhan gizi pada balita / pra sekolah.
2) Mahasiswa memahami konsep pertumbuhan dan perkembangan, serta
pengaruhnya terhadap kebutuhan gizi dan tahap – tahap dalam pemberian
makanan pada balita.
3) Mahasiswa dapat melakukan penilaian status gizi balita.
4) Mahasiswa dapat membuat preskripsi diet balita.

1.3.Tujuan Khusus :
1) Mahasiswa dapat menyebutkan zat gizi apa saja yang esensial bagi bayi
dan balita.
2) Mahasiswa dapat menjelaskan akibat defisiensi zat gizi tertentu pada bayi
dan balita.
3) Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan gizi bayi dan balita.
4) Mahasiswa dapat menyediakan susunan menu yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan gizi bayi dan balita
BAB II
GIZI PADA BALITA

2.1 Kebutuhan energi pada balita


Kebiasaan pilih-pilih makanan seringkali terjadi pada kelompok usia ini.
Hal ini dilakukan karena merka meniru perilaku orang dewasa (orang tua) atau
teman sebayanya. Selain itu anak juga enggan mencoba hal-hal baru termasuk
makanan. Pola makan seperti ini kurang bervariasi sehingga seringkali tidak
seimbang kandungan gizinya.
Kebiasaan jajan atau makan makanan junk food juga menjadi salah satu
faktor terjadinya gizi tidak seimbang pada balita. Ciri makanan ini adalah
berlemak dan berkarbohidrat tinggi, rendah/tanpa serat, mengandung bahan
pemanis dan perasa buatan, penambah rasa dan bahkan bahan pengawet. Secara
keseluruhan jenis makanan ini menyebabkan gizi tidak seimbang pada balita.
Berikut ini adalah zat gizi yang perlu dicukupkan pada balita.
2.1.1 Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai penghasil energi bagi tubuh dan
menunjang aktivitas anak yang mulai aktif bergerak. Balita biasanya
membutuhkan energi sebesar 1300 kkal per hari.
2.1.2 Protein
Protein berfungsi untuk membangun dan memperbaiki sel tubuh dan
sebagai penghasil enerdi selain karbohidrat. Pada balita umumnya
membutuhkan protein sebesar 35 gram per hari.
2.1.3 Mineral dan vitamin
Iodium, kalsium, zinc, asam folat, zat besi, vitamin A, B, C, D, E
dan K adalah mineral dan vitamin yang penting pada makanan anak.
Mineral dan vitamin ini berperan dalam perkembangan motoric,
pertumbuhan dan kecerdasan anak serta menjaga kondisi tubuh anak
agar tetap sehat.
2.2. Persentase pembagian kalori pada balita
2.2.1. Energi
Penggunaan energi dalam tubuh balita adalah sebagai berikut:
- 50% untuk Metabolisme Basal atau kurang lebih sebanyak 55
kkal/kg berat badan sehari. Setiap kenaikan suhu tubuh sebesar
1oC menyebabkan kenaikan metabolisme basal sebesar 10%.
- 5-10% untuk Specific Dynamic Action (SDA).
- 12% untuk pertumbuhan.
- 25% untuk aktivitas fisik atau sebanyak 15-25 kkal/kg berat
badan sehari.
- 10% terbuang melalui feses.
2.2.2. Protein
Kebutuhan protein pada balita adalah 1,5-2 gram/kilogram berat
badan. Sumber protein diutamakan berasal dari sumber hewani
namun tetap divariasikan dengan sumber protein nabati. Protein
sangat diperlukan tubuh sebagai zat pembangun pada proses
pertumbuhan, menggantikan sel-sel tubuh yang rusak, memelihara
keseimbangan asam basa cairan tubuh dan juga bermanfaat sebagai
sumber energi.
2.2.3. Air
Air merupakan zat gizi yang penting bagi anak karena sebagian
besar tubuh manusia terdiri dari air. Kehilangan air dapat terjadi
melalui kulit dan ginjal, dan kehilangan air pada anak lebih besar
daripada orang dewasa. Pada anak lebih mudah terserang penyakit
yang menyebabkan dehidrasi seperti diare dan muntah-muntah.
2.2.4. Lemak
Kebutuhan lemak yang dianjurkan sebesar 20-35% dari energi
total. Untuk bayi dan anak dianjurkan 1-2% energi total berasal
dari asam lemak esensial (asam linoleate) untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan kesehatan kulit.
2.2.5. Karbohidrat
Karbohidrat yang dibutuhkan dalam anjuran sebesar 60-70% dari
total energi sehari. Pada MP-ASO dan sebagian besar susu formula
anak, 40-50% kandungan energi berasal dari karbohidrat, terutama
laktosa.
2.2.6. Mineral
Kebutuhan kalsium pada anak cukup tinggi diangka 800mg/hari.
Hal ini penting untuk mencegah osteoporosis dan juga membantu
pertumbuhan tulang dan gigi anak. Selain itu perhatikan juga
asupan zat besi pada anak. Zat besi dapat bersumber dari konsumsi
daging, ayam, ikan, sereal, sayuran bewarna hijau.
BAB III
CARA MENGHITUNG KEBUTUHAN GIZI PADA BALITA

Status gizi balita dapat dinilai menurut 3 indeks, yaitu:


- Berat Badan Menurut Umur (BB/U), yaitu berat badan anak yang
dicapai pada umur tertentu.
- Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U), yaitu tinggi badan anak yang
dicapai pada umur tertentu.
- Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB), yaitu berat badan anak
dibandingkan dengan tinggi badan yang dicapai.
Ketiga nilai indeks ini dibandingkan dengan baku bertumbuhan WHO.
Batasan untuk kategori status gizi balita menurut indeks BB/U, TB/U, BB/TB
menurut WHO dapat dilihat pada tabel berikut ini:
INDIKATOR STATUS GIZI Z-SCORE
Gizi Buruk < -3,0 SD
Gizi Kurang -3,0 SD s/d < -2,0 SD
BB/U
Gizi Baik -2,0 SD s/d 2,0 SD
Gizi Lebih >2,0 SD
Sangat Pendek < -3,0 SD
TB/U Pendek -3,0 SD s/d < -2,0 SD
Normal ≥2,0 SD
Sangat Kurus < -3,0 SD
Kurus -3,0 SD s/d < -2,0 SD
BB/TB
Normal -2,0 SD s/d 2,0 SD
Gemuk >2,0 SD
Tabel 3.1 Pengertian Kategori Status Gizi Balita
Sumber : Kepmenkes No. 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang standar
antropometri penilaian status gizi anak
Umur Berat Badan (kg)
(bulan) -3SD -2SD -1SD Median 1SD 2SD 3SD
0 2.1 2.5 2.9 3.3 3.9 4.4 5.0
1 2.9 3.4 3.9 4.5 5.1 5.8 6.6
2 3.8 4.3 4.9 5.6 6.3 7.1 8.0
3 4.4 5.0 5.7 6.4 7.2 8.0 9.0
4 4.9 5.6 6.2 7.0 7.8 8.7 9.7
5 5.3 6.0 6.7 7.5 8.4 9.3 10.4
6 5.7 6.4 7.1 7.9 8.8 9.8 10.9
7 5.9 6.7 7.4 8.3 9.2 10.3 11.4
8 6.2 6.9 7.7 8.6 9.6 10.7 11.9
9 6.4 7.1 8.0 8.9 9.9 11.0 12.3
10 6.6 7.4 8.2 9.2 10.2 11.4 12.7
11 6.8 7.6 8.4 9.4 10.5 11.7 13.0
12 6.9 7.7 8.6 9.6 10.8 12.0 13.3
13 7.1 7.9 8.8 9.9 11.0 12.3 13.7
14 7.2 8.1 9.0 10.1 11.3 12.6 14.0
15 7.4 8.3 9.2 10.3 11.5 12.8 14.3
16 7.5 8.4 9.4 10.5 11.7 13.1 14.6
17 7.7 8.6 9.6 10.7 12.0 13.4 14.9
18 7.8 8.8 9.8 10.9 12.2 13.7 15.3
19 8.0 8.9 10.0 11.1 12.5 13.9 15.6
20 8.1 9.1 10.1 11.3 12.7 14.2 15.9
21 8.2 9.2 10.3 11.5 12.9 14.5 16.2
22 8.4 9.4 10.5 11.8 13.2 14.7 16.5
23 8.5 9.5 10.7 12.0 13.4 15.0 16.8
24 8.6 9.7 10.8 12.2 13.6 15.3 17.1
25 8.8 9.8 11.0 12.4 13.9 15.5 17.5
26 8.9 10.0 11.2 12.5 14.1 15.8 17.8
27 9.0 10.1 11.3 12.7 14.3 16.1 18.1
28 9.1 10.2 11.5 12.9 14.5 16.3 18.4
29 9.2 10.4 11.7 13.1 14.8 16.6 14.7
30 9.4 10.5 11.8 13.3 15.0 16.9 19.0
3.1. Menentukan Berat Badan Ideal (BBI)
Cara menentukan berat badan ideal pada anak usia lebih dari 12
bulan adalah sebagai berikut:

BBI = (usia dalam tahun x 2) + 8 kg

3.2. Menentukan kebutuhan energi dan total zat gizi


Cara menghitung kebutuhan energi pada anak setelah diketahui
berat badan idealnya menurut Widya Karya Pangan dan Gizi (WKPG)
adalah sebagai berikut:

Usia 1-3 tahun : 100 kalori/kg BBI


Usia 4-6 tahun : 90 kalori/kg BBI

Protein = 10% dari energi total


Lemak = 10 – 20% dari energi total
Karbohidrat = 60 – 70% dari energi total

3.3. Deskripsi kasus


Seorang anak bernama Ananda K berusia 3 tahun, berat badan 20
kg, tinggi badan 110 cm, dirawat oleh ibunya dan belum bersekolah.
Sehari-hari aktivitasnya adalah bermain dan belajar dirumah. Tentukan
status gizi, kebutuhan energi, protein, lemak, karbohidrat, dan susun
menu sehari.
3.3.1. Pengkajian data subjektif dan objektif
a. Subjektif
Ditinjau dari kasus yang didapatkan.
b. Objektif
Berat badan 20 kg, tinggi badan 110 cm, umur 3 tahun.
3.3.2. Menentukan status gizi:
a. Berat badan menurut umur (BB/U)
Pada usia 36 bulan, berat badan yang dikategorikan normal
adalah 11.3-18.3 kg, sedangkan Ananda K berbobot 20kg dan
berada pada Z – Score 3 SD. Maka Ananda K dikategorikan
status gizi lebih.
b. Tinggi badan menurut usia (TB/U)
Pada usia 36 bulan, tinggi badan yang dikategorikan normal
adalah diatas 103.5cm, sedangkan Ananda K memiliki tinggi
110cm. Maka Ananda K dikategorikan normal.
c. Standar berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
Dengan tinggi badan 110cm, maka berat badan yang
dikategorikan normal adalah 15,6 kg – 20.2 kg. Ananda K
memiliki berat badan 20 kg. Maka Ananda K dikategorikan
normal.
3.3.3. Permasalahan gizi
Berdasarkan indeks berat badan menurut usia, Ananda K
dikategorikan memiliki status gizi berlebih, dimana normalnya anak usia
36 bulan memiliki berat badan berkisar 11.3 – 18.3 kg, sedangkan
Ananda K memiliki berat badan 20 kg.
Status gizi berlebih pada anak dapat disebabkan oleh banyak
faktor, diantaranya pola makan yang tidak seimbang, konsumsi
karbohidrat dan lemak berlebih, kebiasaan jajan yang tidak bergizi,
sampai aktivitas sehari anak. Pada usia ini anak sudah dapat memilih
makanan yang ingin atau tidak ingin dikonsumsinya, oleh karena itu
orang tua harus pandai mensiasati pola makan anak supaya anak tetap
mendapat gizi yang seimbang.
Diet untuk anak yang memiliki status gizi berlebih harus
diperhatikan dengan baik. Diet yang tidak baik dan nutrisi yang tidak
tercukupi akan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika
anak kelebihan berat badan, anak bisa menurunkan berat badannya secara
perlahan, bukan dengan membatasi asupan makan anak. Anak harus
menerapkan pola makan sehat dengan diet seimbang dan olahraga secara
teratur. Dengan cara ini maka berat badan anak dapat turun dengan sehat
dan tumbuh kembang anak tetap terjaga.
3.3.4. Rencana diet
a. Makan makanan dengan diet seimbang
Menu makanan diet seimbang pada anak dapat bersumber
dari sayuran dan buah-buahan yang tinggi serat dan sumber
vitamin. Susu dan produk susu. Daging, ikan, kacang-
kacangan sebagai sumber protein. Sumber karbohidrat alami
seperti nasi, nasi merah, gandum atau makanan dari gandum
utuh.
b. Perlahan mengubah kebiasaan anank
Orang tua tidak bisa secara langsung merombak kebiasaan
anak. Hal ini dapat membuat anak kaget dan kesulitan.
Mulailah secara perlahan mengubah kebiasaan anak seperti
membatasi asupan gula tambahan, memastikan anak tidak
melewatkan waktu makannya, memberikan anak makan
selingan untuk menghindari jajanan tidak sehat, biasakan anak
makan dirumah karena orang tua dapat mengatur kecukupan
asupan gizi pada anak.
c. Olahraga teratur dan perbanyak aktivitas fisik
Pada anak-anak lebih mudah membakar kalori dengan
berbagai macam kegiatan. Anak-anak biasanya suka
melakukan berbagai macam aktivitas dan permainan. Dengan
cara ini secara tidak langsung membuat anak aktif dan
bergerak lebih banyak. Pilihlah berbagai macam kegiatan yang
anak suka seperti bermain sepeda, sepak bola, berenang, dan
sebagainya. Batasi waktu anak didepan gadget atau televisi.
Menghabiskan waktu berjam-jam didepan televisi atau
computer dapat membuat anak malas untuk bergerak.
Akhirnya anak lebih mungkin mengalami kenaikan berat
badan.
3.3.5. Perhitungan kebutuhan gizi
Berat badan : 20 kg
Tinggi badan : 110 cm
Usia : 3 tahun (36 bulan)
- BBI = (usia dalam tahun x 2) + 8 kg
= (3x2) + 8 kg
= 6 + 8 kg
= 14 kg
- Kebutuhan energi:
1-3tahun = 100 kalori/kg BBI
= 100 kalori x 14kg
= 1400 kkal
Protein = (10 % x 1400 kkal) : 4
= 140 kkal : 4
= 35 gram
Lemak = (20% x 1400 kkal) : 9
= 280 kkal : 9
= 31 gram
Karbohidrat = (70% x 1400 kkal) : 4
= 980 kkal : 4
= 245 gram
BAHAN UKURAN
WAKTU MAKAN MENU MAKANAN ENERGI KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK
MAKANAN (gr)
MAKAN PAGI Nasi 100 gr 180 kkal 39,8 kkal 3 kkal 0,3 kkal
20% Dada Ayam 20 gr 60 kkal 59,6 kkal 3,6 kkal 5,0 kkal
Bubur Ayam
280 Jagung 20 gr 31 kkal 5,7 kkal 0,8 kkal 0,7 kkal
Wortel 20 gr 5,6 kkal 1,3 kkal 0,1 kkal 0,1 kkal
TOTAL 276,0 kkal 106,3 kkal 7,5 kkal 6,1 kkal

Contoh perencanaan menu sehari Ananda K


SELINGAN SIANG Buah Apel Buah Apel 100 gr 58 kkal 14,9 kkal 0,3 kkal 0,4 kkal
10% 0 kkal 0 kkal 0 kkal 0 kkal
140 0 kkal 0 kkal 0 kkal 0 kkal
TOTAL 58 kkal 14,9 kkal 0,3 kkal 0,4 kkal
MAKAN SIANG Nasi Putih Nasi Putih 100 gr 180 kkal 39,8 kkal 3,0 kkal 0,3 kkal
30% Brokoli 25 gr 7,75 kkal 1,5 kkal 0,7 kkal 0,0 kkal
3.3.6. Perencanaan menu makan sehari

Sop Brokoli Wortel


420 Wortel 25 gr 7 kkal 1,6 kkal 0,2 kkal 0,1 kkal

Tabel 3.
Salmon 70 gr 64,4 kkal 0,0 kkal 14,0 kkal 0,5 kkal
Salmon Goreng
Minyak 2 gr 17,68 kkal 0,0 kkal 0,0 kkal 2,0 kkal
Tempe Goreng Tempe Goreng 30 gr 100,8 kkal 2,3 kkal 6,0 kkal 8,4 kkal
TOTAL 377,6 kkal 45,2 kkal 23,8 kkal 11,3 kkal
SELINGAN SORE Alpukat 70 gr 59,5 kkal 5,4 kkal 0,6 kkal 4,8 kkal
Jus Alpukat
10% Susu 5 gr 17,2 kkal 2,8 kkal 0,4 kkal 0,5 kkal
140 Biskuit Biskuit 15 gr 68,7 kkal 11,3 kkal 1,0 kkal 2,2 kkal
TOTAL 145,4 kkal 19,4 kkal 2,1 kkal 7,5 kkal
MAKAN MALAM Makaroni 100 gr 353,0 kkal 78,7 kkal 8,7 kkal 0,4 kkal
30% Telur Puyuh 7 gr 8,1 kkal 0,1 kkal 0,7 kkal 0,5 kkal
420 Telur Ayam 20 gr 30,8 kkal 0,14 kkal 2,5 kkal 2,2 kkal
Makaroni Schootel
Susu Cair 30 ml 36,0 kkal 2,7 kkal 1,8 kkal 1,8 kkal
Keju Parut 5 gr 16,3 kkal 0,7 kkal 1,1 kkal 1,0 kkal
Tepung Terigu 5 gr 16,7 kkal 3,9 kkal 0,5 kkal 0,1 kkal
TOTAL 460,9 kkal 86,2 kkal 15,3 kkal 5,9 kkal
TOTAL 1318 272,0 49,1 31
MAKAN PAGI SELINGAN SIANG

Bubur Ayam Wortel Jagung Buah Apel

MAKAN SIANG SELINGAN SORE

Nasi Putih, Sop Brokoli Wortel, Salmon Goreng,


Buah Apel
Tempe Goreng

MAKAN MALAM

Makaroni Schootel

Gambar 3.1
Menu sehari Ananda K
BAB V
KESIMPULAN

Balita adalah anak usia 24-60 bulan yang sedang aktif dalam tumbuh
kembangnya. Pada usia ini anak sudah dapat memilih makanan apa saja yang
ingin dikonsumsinya, oleh karena itu orang tua perlu memperhatikan kecukupan
gizi konsumsi makanan pada anak. Apabila asupan gizi tidak terpenuhi dengan
baik maka akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak. Akibatnya
anak bisa menjadi kurus, bertubuh pendek dan mudah terkena penyakit.
Sebaliknya apabila konsumsi makan berlebih juga dapat berpengaruh buruk pada
anak. Anak dapat mengalami kelebihan berat badan hingga obesitas. Untuk itu
penting bagi orang tua menerapkan kebiasaan makan yang baik pada anak. Seperti
mengatur jam makan anak sesuai dan tepat waktu, memberikan selingan makan,
membiasakan anak makan dirumah untuk menghindari konsumsi jajanan yang
kurang bergizi. Orang tua juga perlu memperhatikan konsumsi gula tambahan dan
lemak jenuh yang biasa terdapat pada snack maupun makanan cepat saji.
Konsumsi makan yang baik dan seimbang juga perlu diimbangi dengan
aktivitas fisik anak. Batasi penggunaan gadget dan media elektronik seperti
televisi, komputer, video game maupun handphone. Bermain dengan gadget
dalam waktu yang lama membuat anak malas bergerak. Akibatnya anak lebih
mudah mengalami kelebihan berat badan. Ajak anak untuk melakukan aktivitas
yang digemarinya, seperti bermain, bersepeda, berenang, bermain bola atau
berjalan-jalan santai.
DAFTAR PUSTAKA
Nasar Sri, Djoko Suharti, dkk 2015,PENUNTUN DIET ANAK,Fk UI,Jakarta

LAMPIRAN

Resep Bubur Ayam Sayur


Bahan :
o Beras (nasi)
o Ayam dada
o Wortel
o Kacang polong
o Bawang putih
o Bawang merah
o Garam
o Gula
o Air matang
o Minyak goreng
Cara membuat :
1. Mempersiapkan bahan-bahan.
2. Menumis bawang merah dan bawang putih sampai harum.
3. Setelah harum masukkan air,beras,ayam dan sayuran.
4. Aduk-aduk sampai beras matang, lalu masukkan garam dan gula.
5. Masukkan ayam dan sayuran sambil terus diaduk hingga matang .
Resep Sayur Bening
Bahan :
o Brokoli
o Wortel
o Bawang merah
o Bawang putih
o Garam
o Gula
o Air

Cara membuat:
1. Kupas wortel dan brokoli, potong sesuai selera dan cuci bersih.
2. Potong bumbu bawang merah, bawang putih.
3. Masukkan air panas dan masukan bumbu, brokoli, wortel hingga
empuk.
4. Angkat dan sajikan.

Resep Ikan Goreng Salmon


Bahan :
o 115g Ikan salmon
o 1 sdt bawang putih bubuk
o 1 sdt basil kering
o ½ sdt garam
o 2 sdm mentega
o 1 buah lemon
Cara membuat :
1. Campurkan bawang putih bubuk, basil kering, dan garam ke dalam
mangkuk dan aduk hingga merata
2. Bubuhkan campuran bahan-bahan tersebut kedalam potongan
daging ikan salmon secara merata.
3. Panaskan mentega di penggorengan dengan api sedang.
4. Goreng ikan salmon hingga berwarna kecoklatan. Balik kesisi lain
setiap 5 menit.
5. Potong lemon menjadi 4 bagian secara vertikal.
6. Sajikan ikan salmon yang telah matang dengan pemotongan lemon.
Lemon berguna mengurangi rasa amis pada ikan.
Resep Tempe Goreng
Bahan :
o 1 buah tempe
o 1 sdt garam
o Bawang putih bubuk
o Lada secukupnya
o Minyak goreng secukupnya.
Cara membuat :
1. Potong tempe menjadi beberapa bagian
2. Masukan bumbu dan tambahkan air
3. Rendam tempe kedalam bumbu
4. Goreng tempe sampai matang dan sajikan

Resep Makaroni Skutel


Bahan :
o 3 sdm margarin
o ½ buah bawang Bombay, dicincang halus
o 3 sdm tepung terigu protein sedang
o 600 ml air kaldu ayam
o 2 butir telur
o 100 gram macaroni, direbus
o 2 sdt garam
o ¾ sdt merica bubuk
o ½ sdt teh pala bubuk
o 5 butir telur puyuh.
Cara membuat :
1. Panaskan margarin. Tumis bawang Bombay sampai harum.
Tambahkan tepung terigu.aduk sampai bergumpal. Tuang susu cair
sedikit-sedikit sambil diaduk sampai licin. Angkat
2. Masukan macaroni. Aduk rata. Tambahkan telur, garam, merica
bubuk dan pala bubuk. Aduk rata.
3. Tuang ke pinggan tahan panas diameter 24 cm dan tinggi 6 cm
4. Tambahkan telur puyuh diatasnya . kukus 30 menit diatas api
sedang sampai matang.
5. Oven sebentar asal kering dan sajikan.

Anda mungkin juga menyukai