Anda di halaman 1dari 3

NAMA : EVI FAUZZIL IZZA

NIM : 1913411017
MATKUL : DIETETIK
1. Jelaskan bagaimana interelasi antara TB dan HIV serta perbeda andala mmetabolisme zat
gizi dalam tubuh?
2. Jelaskan perbedaan kebutuhan gizi pada anak, dewasa dan hamil/menyusui pada penyakit
saluran pernafasan?
3. Jelaskan perbedaan kebutuhan gizi pada pasien TBC-HIV, TBC-DM, TBC-PGK, TBC-Hepatitis?
4. Modifikasi penatalaksanaan diet yang dapat dilakukan pada kondisi khusus anoreksia, mual
dan muntah pada TBC adalah?
5. Pada sirosis hati jelaskan kebutuhan lemak dan fungsi lemak?
6. Jelaskan mengapa pada sirosis hati menggunakan lemak medium chain triglyceride (MCT)?
7. Sebutkan jenis diet pada sirosishati?
8. Mengapa pada penyakit hati direkomendasikan asam amino aromatic dan BCAA (branched
chain amino acid)?
9. Apa perbedaan marasmik dan kwasirokor?
Jawab : kwarshiorkor adalah malnutrisi karena kekurangan protein meski asupan
energinya cukup, maka marasmus adalah kekurangan asupan energi atau kalori dari
semua bentuk makronutrien, yang mencakup karbohidrat, lemak, dan protein.
10. Jelaskan indicator gizi buruk pada anak?
1. Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Memberikan indikasi masalah gizi secara umum karena berat badan. berkorelasi positif
dengan umur dan tinggi badan. Berat badan menurut umur rendah dapat disebabkan
karena pendek (masalah gizi kronis) atau menderita penyakit infeksi (masalah gizi akut)
2. . Indeks Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)
Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya kronis sebagai akibat dari keadaan yang
berlangsung lama. Misalnya: kemiskinan, perilaku hidup tidak sehat, dan asupan
makanan kurang dalam waktu yang lama sehingga mengakibatkan anak menjadi
pendek.
3. Indeks Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Memberikan indikasi masalah gizi yang sifatnnya akut sebagai akibat dari peristiwa yang
terjadi dalam waktu yang tidak lama (singkat). Misalnya terjadi wabah penyakit dan
kekurangan makan (kelaparan) yang menyebabkan anak menjadi kurus.
INDIKATOR STATUS GIZI Z-SCORE
BB Gizi Buruk <-3,0 SD
Gizi Kurang -3,0 SD s/d <- 2,0 SD
Gizi Baik -2,0 SD s/d 2,0 SD
Gizi Lebih > 2,0 SD
TB/U Sangat Pendek < - 3,0 SD
Pendek -3,0 SD s/d <-2.0 SD
Normal ≥ -2.0 SD
BB/ TB Sangat Kurus <-3,0 SD
Kurus -3.0 SD s/d <-2.0 SD
Normal -2,0 SD s/d 2,0 SD
Gemuk >2,0 SD

11. Apa yang dimaksud edema dan jelaskan cara penilaiannya?


Jawab : Edema adalah penumpukan cairan dalam ruang di antara sel tubuh. Edema
dapat terjadi di seluruh bagian tubuh, namun yang paling jelas terlihat pada lengan
atau tungkai. Edema terjadi saat cairan di pembuluh darah keluar ke jaringan
sekelilingnya. Cairan kemudian menumpuk sehingga membuat jaringan tubuh
menjadi bengkak.
12. Apa yang dimaksud fasetransisi, stabilisasi dan rehabilitasiserta formula apa yang
digunakan?

Jawab :  1. Pada fase stabilisasi, terapi nutrisi diawali dengan pemberian formula yaitu
F75 (100 ml = 75 kkal) yang dihitung sesuai kebutuhan harian per kilogram berat badan
pasien. Selanjutnya, pemberiannya dapat melalui oral maupun sonde bila tidak
memungkinkan metode per oral, dibagi dalam 5-6 kali pemberian/hari. Selain itu, perlu
juga ditambahkan mineral mix dan vitamin mix untuk mencukupi kebutuhan mikronutrien
pasien.
2. Pada fase transisi, formula dapat dinaikkan menjadi jenis F100 (100 ml = 100 kkal)
karena mengandung jumlah energi dan protein yang lebih adekuat untuk meningkatkan
berat badan. Jika pasien telah dirasa siap, yang ditandai dengan berat badan yang
konsisten naik dan nafsu makan baik serta masalah kesehatan lain yang menyertai telah
teratasi,.
3. fase rehabilitasi dan persiapan untuk rawat jalan. Pasien dewasa harus tetap
mendapatkan diet suplementer hingga IMT ≥18,5.

13. Pada anemia gizi besikroni terapi gizi apa yang dapat dilakukan?
Jawab : 1. Terapi zat besi oral: pada bayi dan anak terapi besi elemental diberikan dibagi
dengan dosis 3-6 mg/kgBB/hari diberikan dalam dua dosis, 30 menit sebelum sarapan pagi
dan makan malam. Terapi zat besi diberikan selama 1 sampai 3 bulan dengan lama maksimal
5 bulan. Enam bulan setelah pengobatan selesai harus dilakukan kembali pemeriksaan kadar
Hb untuk memantau keberhasilan terapi.
(2). Terapi zat besi intramuscular atau intravena : dapat dipertimbangkan bila respon
pengobatan oral tidak berjalan baik, efek samping dapat berupa demam, mual, urtikaria,
hipotensi, nyeri kepala, lemas, artragia, bronkospasme sampai relaksi anafilaktik.
(3). Transfusi darah diberikan apabila gejala anemia disertai risiko terjadinya gagal jantung
yaitu pada kadar Hb 5-8g/dL. Komponen darah yang diberikan berupa suspensi eritrosit
(PRC) diberikan secara serial dengan tetesan lambat.

14. Jelaskan proses terjadinya bercakbitot sampai dengan xeroftalmia pada defisiensi vitamin
A?

Jawab : Gejala xerophthalmia awalnya ringan, namun akan bertambah parah jika asupan
vitamin A penderita tidak kunjung terpenuhi. Kekurangan vitamin A dapat membuat
konjungtiva, yaitu selaput tipis yang melapisi kelopak mata dan bola mata, menjadi kering,
tebal, hingga berkerut. Hal inilah yang memicu munculnya gejala awal xerophthalmia.
Kondisi tersebut akan dirasakan sebagai gejala mata kering oleh penderitanya.
Saat xerophthalmia bertambah parah, maka akan muncul jaringan kornea mata yang
melepuh atau disebut dengan bintik Bitot. Jika dibiarkan, kondisi mata penderita dapat
menjadi semakin parah, ditandai dengan munculnya luka memborok atau ulkus kornea. Hal
tersebut berbahaya karena bisa menimbulkan kebutaan permanen pada penderita.

15. Mengapa pada ibu hamil vitamin A tidak boleh disuplementasi tinggi dosisnya?
Jawab : Disarankan untuk tidak terlalu banyak mengonsumsi vitamin A dalam bentuk
preform vitamin A karena lebih cepat diserap dan lambat untuk dihilangkan dalam
tubuh. Selain itu, jika berlebihan dapat mengakibatkan bayi lahir cacat dan
keracunan vitamin.

Anda mungkin juga menyukai