1
SEBAB DAN AKIBAT MALNUTRISI
POSYANDU SEBAGAI TEMPAT
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
Timbang
Growth Monitoring
Plotting
N1
Buat grafik N N2
Interpretasi T T1
T2
T3
Tentukan penyebab
Posyandu
POSYANDU : Balita dirujuk jika
2T
Kurus
Edema
BGM
LILA < 12.5 cm
CARA MENENTUKAN STATUS GIZI
ANTROPOMETRI:
BB/U, TB/U, BB/TB, IMT/U,
LILA, Tebal lemak
KLINIS:
Kulit, otot, jar lemak, mata, lidah, bibir
Kurus, edema (+/-), otot atrofi, jar.lemak <, pucat,
bercak Bitot, dermatitis
LABORATORIUM:
Biokimia darah, urine
ANALISA DIET/MAKANAN:
Frekuensi makan, jumlah makanan, jenis makanan,
6
CARA MENENTUKAN STATUS GIZI
MENGGUNAKAN INDEKS ANTROPOMETRI
Anamnesis awal:
untuk mengetahui adanya tanda bahaya dan
tanda penting:
- syok/renjatan
- letargis
- muntah dan atau diare atau dehidrasi
10
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
TANDA RENJATAN/SYOK
12
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
(LANJUTAN .)
TANDA LETARGIS
1. Terjadinya penurunan kesadaran yang ditandai
dengan: anak tidak dapat bangun dan apatis
13
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
(LANJUTAN .)
TANDA DIARE/MUNTAH/DEHIDRASI
1. Diare: terjadinya perubahan konsistensi tinja
(lembek, cair) dan frekuensi (> 3 kali/hari)
14
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
(Lanjutan .)
15
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
(Lanjutan .)
Perhatikan Tanda Bahaya
Berkaitan dengan Denyut nadi, Pernafasan dan Suhu
Hubungi dokter apabila kejadian berikut ini muncul
Variabel Hasil Pengukuran Klasifikasi
denyut nadi naik 25x/ m, Infeksi
Nadi cepat : Gagal jantung
Denyut
nadi dan - > 160x/m ( < 1 tahun) (kemungkinan karena
perna- - > 140x/m ( > 1 tahun) overhidrasi)
fasan disertai :
Frek. nafas naik 5 x/ m
Pernafasan cepat :
Perna- 60 x/m ( < 2 bln)
50 x/m ( 2 12 bln) Pneumonia
fasan
40 x/m ( 12-60 bln)
Perut kembung
Muntah terus
18
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK
Anamnesis lanjutan:
Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan
terjadinya gizi buruk:
- riwayat kehamilan & kelahiran (prematur, BBLR)
- riwayat pemberian makan (ASI, MP-ASI)
- riwayat imunisasi & pemberian vit A dosis tinggi
- riwayat penyakit penyerta/penyulit (diare,
cacing,TB,malaria,ISPA/pneumonia, HIV/AIDS)
- riwayat tumbuh kembang (motorik, apakah rutin
menimbang di posyandu, punya KMS)
- penyebab kematian pada saudara kandung
- status sosial, ekonomi dan budaya keluarga
19
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan..)
Pemeriksaan fisik:
- Tanda-tanda gangguan sirkulasi
(Tensi, Nadi, Frekuensi pernafasan)
- Tanda-tanda dehidrasi
(mata cekung!, kehausan!, kering pada bibir &
mulut, turgor menurun!, kencing terakhir!)
- Tanda-tanda hipoglikemi & hipotermi
- Tanda-tanda infeksi (demam ?)
20
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan.)
21
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan.)
Pemeriksaan Laboratorium/radiologi:
- Hemoglobin
- Gula darah
- urine rutin
- Albumin, elektrolit (K, Na, cl)
- serum zinc dll
- thorax foto, USG dll
Analisis diet:
- kuantitas asupan makanan (Food recall)
- kualitas asupan makanan (Food frequency)
22
PENGERTIAN GIZI BURUK
23
DIAGNOSIS
PENGERTIAN GIZI BURUK
GIZI BURUK
24
PENGERTIAN GIZI BURUK (lanjutan )
Klinis Antropometri
(BB/TB-PB)
Diagnosis :
Visible severe wasting
Nutritional Edema
WHZ < -3 SD
MUAC < 11,5 cm (WHO 2009)
TIPE, TANDA DAN GEJALA
KLINIS
ANAK GIZI BURUK
27
TIPE, TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK
1. Kwashiorkor
2. Marasmus
3. Marasmik-kwashiorkor
28
TIPE, TANDA DAN GEJALA KLNIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan ..)
1. Kwashiorkor
29
TIPE,TANDA
TANDA DAN
DAN GEJALA
GEJALA KLNIS
KLINIS
ANAK GIZI BURUK
ANAK (lanjutan ..)
GIZI BURUK
KWASHIORKOR (lanjutan.)
Edema :
KWASHIORKOR (lanjutan.)
31
Gambar anak kwashiorkor
32
Sumber: Prioritas pediatri di negara berkembang, edisi Indonesia, 1979, Morley.
Foto anak gizi buruk :
Kwashiorkor (dengan campak)
Tampak ruam
Edema muka
rambut kemerahan, mudah
dicabut
kurang aktif, rewel/cengeng
pengurusan otot
Kelainan kulit berupa bercak
merah muda yg meluas &
berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan
terkelupas (crazy pavement
dermatosis)
33
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang
Foto anak gizi buruk :
Kwashiorkor (dengan campak)
Tampak ruam
Scrotum edema
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang 34
Foto anak gizi buruk :
Kwashiorkor (dengan campak)
35
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang
Foto anak gizi buruk :
Kwashiorkor
Hepatomegali
Pitting Edema
36
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
TIPE, TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan..)
2. MARASMUS
Anak gizi buruk kehilangan lemak dan otot, terlihat tulang terbungkus kulit,
sehingga anak sulit untuk dapat berdiri tegak
38
Sumber: Prioritas pediatri di negara berkembang, edisi Indonesia, 1979, Morley.
Anak gizi buruk :
Marasmus (dengan HIV/AIDS)
39
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang
Anak gizi buruk : Marasmus
dengan TB
Rambut hitam
Iga gambang
3. MARASMIK - KWASHIORKOR
42
Anak gizi buruk :
Marasmik - Kwashiorkor
Iga menonjol
Atrofi otot
43
Sumber: Koleksi foto RSUD Dr. Chasan Bosoire, Ternate
Anak gizi buruk :
Marasmik - Kwashiorkor
Atrofi otot
Iga menonjol
44
Sumber: Koleksi foto RSUD Dr. Chasan Bosoire, Ternate
Anak gizi buruk :
Marasmik - Kwashiorkor
Noma
Iga menonjol
46
KURANG ZAT GIZI MIKRO
PADA ANAK GIZI BURUK
1. Kurang Vitamin A
4. Kurang Zn
47
KURANG ZAT GIZI MIKRO PADA ANAK
GIZI BURUK (lanjutan )
XEROFTALMIA
48
XN (BUTA SENJA)
49
X1A (Xerosis Konjungtiva)
Tanda-tanda:
Penumpukan keratin & sel epitel yang khas
Konjungtiva kering, tampak menebal dan
berlipat-lipat
Keluhan orang tua mata anaknya bersisik
Foam-like substance
Tanda-tanda :
Kekeringan meluas sampai kornea
Kornea tampak suram & kering dan permukaan kasar
K.U. anak biasanya buruk (gizi buruk & penyakit
penyerta lain)
53
X3A
Keratomalacia
Tanda-tanda:
Corneal scar
2. Anemia
(Kurang Fe, asam folat)
57
ANEMIA
Kadar Hb normal:
6 bulan 5 tahun : 11 g/ dl
6 tahun 11 tahun : 11, 5 g/ dl
12 tahun 13 tahun : 12 g/ dl
(Sumber: indicators for assessing iron deficiency and strategies for its
prevention, WHO, UNICEF, UNU, 1998)
Tanda-tanda klinis:
- pucat (kelopak mata, telapak tangan)
- mudah lelah, letih, lesu, lemah, lalai (5 L)
- daya tahan terhadap penyakit menurun
58
ANEMIA
60
Kurang Vitamin B
61
Noma
62
Sumber: Koleksi foto RSU M. Husein, Palembang
Kurang Vitamin B (lanjutan .)
63
Kurang Vitamin C
64
Kurang Vitamin C
Perdarahan gusi ?
Perdarahan kapiler
65
Sumber:
KURANG ZAT GIZI MIKRO PADA ANAK
GIZI BURUK (lanjutan )
66
Kurang Seng (Zn)
Fungsi Zn :
Sebagai komponen dari > 200 metalloenzym &
hormon untuk metabolisme :
- Sintesis DNA & RNA
- Stabilisasi membran
- Memacu pertumbuhan
- Meningkatkan imunitas
- Maturasi seksual (remaja)
Kurang Zn :
- Gangguan pertumbuhan
- Dermatosis
- Gangguan imunitas
- Rambut rontok
67
- Nafsu makan menurun
Kurang Seng (Zn)
- Hipo/ hiperpigmentasi
- Deskuamasi (mengelupas)
- Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka bakar)
- sering disertai infeksi sekunder (candida)
68
Defisiensi Zinc
Xerosis kornea
(X3b ?)
stomatitis
69
Sumber: Koleksi foto RSU M. Husein, Palembang
Crazy Pavement Dermatosis
Flag?
1. Pneumonia
2. Diare Persisten
3. Cacingan
4. Tuberkulosis
5. Malaria
6. HIV/AIDS
73
10 (SEPULUH) LANGKAH
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
74
10 langkah utama Tatalaksana Gizi buruk
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut
H 1-2 H 3-7 H 8-14 mg 3-6 mg 7-26
1. Mencegah dan
mengatasi hipoglikemia
2. Mencegah dan
mengatasi hipotermia
3. Mencegah dan
mengatasi dehidrasi
4. Memperbaiki gang-
guan keseimbangan
elektrolit
5. Mengobati infeksi
8. Memberikan makanan
utk Tumb.kejar
9. Memberikan stimulasi
utk Tumb.kembang
MENCEGAH DAN
MENGATASI
HIPOGLIKEMIA
76
HIPOGLIKEMIA
77
HIPOGLIKEMIA (lanjutan)
78
CARA MENGATASI
HIPOGLIKEMIA
TANDA CARA MENGATASI
SADAR Berikan larutan Glukosa 10% atau larutan
(TIDAK LETARGIS) gula pasir 10%*) secara oral/NGT (bolus)
sebanyak 50 ml
TIDAK SADAR Berikan Larutan Glukosa 10% iv (bolus)
(LETARGIS) 5 ml/kgBB
Selanjutnya berikan larutan Glukosa
10% atau larutan gula pasir 10% secara
oral atau NGT (bolus) sebanyak 50 ml
RENJATAN (SYOK) Berikan cairan iv berupa Ringer Laktat dan
Dekstrosa/Glukosa 10% dengan
perbandingan 1:1 (=RLG 5%) sebanyak 15
ml/KgBB selama 1 jam pertama atau 5 tetes/
menit/KgBB.
Selanjutnya berikan larutan Glukosa 10% iv
(bolus) sebanyak 5 ml/KgBB.
80
HIPOTERMIA
81
HIPOTERMIA (lanjutan .)
82
Cara mempertahankan dan memulihkan
suhu tubuh anak agar tidak hipotermia
83
Cara mempertahankan dan memulihkan
suhu tubuh anak agar tidak hipotermia
(lanjutan.)
Suhu tubuh < 36,5 C (hipotermia)
Tindakan hangatkan tubuh :
1. Cara kanguru: kontak langsung kulit ibu
dan kulit anak
2. Lampu: diletakkan 50 cm dari tubuh anak
3. Monitor suhu setiap 30 menit
- suhu sdh normal?
- suhu tdk terlalu tinggi?
4. Hentikan pemanasan bila suhu tubuh sudah
mencapai 37C
84
LANGKAH 3
MENCEGAH DAN
MENGATASI DEHIDRASI
85
TANDA DEHIDRASI
No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN
86
TANDA DEHIDRASI (lanjutan)
No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN
6 Haus Apakah anak ingin meraih cangkir saat
diberi ReSoMal. Saat cangkir itu
disingkirkan, apakah anak masih ingin
minum lagi?
7 Kembalinya Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah
cubitan/tur kulit pelan-pelan. Cubit selama 1 detik
gor kulit dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat
lambat (belum balik rata selama > 2 detik)
kulit/turgor kulit lambat. (catatan:
cubitan kulit biasanya lambat pada anak
wasting)
8 Kencing Bila lebih dari 6 jam dicurigai ada
terakhir dehidrasi
87
LANGKAH 4
MEMPERBAIKI GANGGUAN
KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
88
Memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit
89
Memperbaiki gangguan keseimbangan
elektrolit (lanjutan ..)
Gula:
menambah energi dan mencegah hipoglikemia
MENGOBATI INFEKSI
91
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA
Tidak ada komplikasi/infeksi yang jelas
kotrimoksasol/oral/12 jam selama 5 hari
Ada komplikasi
gentamisin iv atau im selama 7 hari,
ditambah ampisilin iv atau im/6 jam selama
2 hari, diikuti amoksisilin/8 jam selama 5 hari
92
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA (lanjutan..)
93
LANGKAH 6
MEMPERBAIKI
KEKURANGAN ZAT GIZI
MIKRO
94
DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
95
DOSIS KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Umur Dosis
96
DOSIS VITAMIN DAN MINERAL
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN
Dosis
97
LANGKAH 7
MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK STABILISASI DAN
TRANSISI
98
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK
A. Fase Stabilisasi
Energi : 80 100 Kkal/kgBB/hari
Protein : 1 1,5 g/kgBB/hari
Cairan : 130 ml/kgBB/hari atau
100 ml/kgBB/hari (bila edema berat +++)
Formula 75/modifikasi/modisco
99
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (Lanjutan .)
B. Fase Transisi
Energi: 100 150 Kkal/kgBB/hari
Protein: 2 3 g/kgBB/hari
Cairan: 150 ml/kgBB/hari
Formula 100/modifikasi/modisco I/II
100
LANGKAH 8
MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK TUMBUH KEJAR
101
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (Lanjutan .)
C. Fase Rehabiltasi
102
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan ..)
FASE STABILISASI
FASE TRANSISI
FASE REHABILITASI
103
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (Lanjutan .)
104
LANGKAH 9
Memberikan stimulasi
untuk tumbuh kembang
105
Memberikan stimulasi untuk
tumbuh kembang
Kasih sayang
Lingkungan yang ceria
Terapi bermain terstruktur selama 15 30 menit/
hari (Misalnya: permainan ci luk ba atau
menggunakan Alat Permainan Edukatif)
Aktifitas fisik segera setelah sembuh
Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan,
bermain dan sebagainya)
106
HAL-HAL PENTING
YANG HARUS DIPERHATIKAN
107
LANGKAH 10
Mempersiapkan untuk
tindak lanjut dirumah
108
MEMPERSIAPKAN TINDAK
LANJUT DI RUMAH
Bila gejala klinis sudah tidak ada dan BB/TB-PB
> - 2 SD anak sembuh
Sarankan :
makanan dengan porsi kecil dan sering sesuai
dengan umur anak
kontrol secara teratur:
Bulan I : 1 x/ minggu
Bulan II : 1 x/ 2 minggu
Bulan III - VI : 1 x/ bulan
Suntikan/imunisasi dasar BCG, Polio, DPT,
Campak, Hepatitis B dan ulangan (booster)
(Anak gizi buruk tidak dianjurkan imunisasi campak,
tetapi pada semua anak gizi buruk harus diberikan
imunisasi campak sebelum anak pulang, setelah
fase rehabilitasi)
Vit.A dosis tinggi setiap 6 bulan (dosis sesuai umur)
110
5 (LIMA ) KONDISI KLINIS
ANAK GIZI BURUK
111
5 (LIMA) KONDISI
KLINIS ANAK GIZI BURUK
112
5 (LIMA) KONDISI
KLINIS ANAK GIZI BURUK (Lanjutan .)
KONDISI : I KONDISI : II
Jika Ditemukan Jika Ditemukan
Renjatan (syok) Letargis
Letargis Muntah dan/diare/dehidrasi
Muntah dan/diare/dehidrasi Rencana II
Rencana I
KONDISI : V
Jika tidak ditemukan
Renjatan (syok), Letargis
Muntah dan/diare/dehidrasi
Rencana V 113
5 (LIMA) KONDISI
KLINIS ANAK GIZI BURUK (Lanjutan .)
PERAWATAN LANJUTAN
PADA FASE STABILISASI (C)
114
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN
DAN PENGOBATAN ANAK GIZI
BURUK
115
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK
Fase Stabilisasi:
Fase awal tindakan segera (atasi dan cegah
hipoglikemia, hipotermi dan dehidrasi),
keterlambatan akan berakibat kematian
116
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK
Fase Transisi:
Masa peralihan (dari stabilisasi ke rehabilitasi)
Peningkatan jumlah cairan dan konsistensi formula
dilakukan perlahan-lahan agar sel-sel usus
beradaptasi.
117
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK
(Lanjutan .)
Fase Rehabilitasi:
Pemberian makanan untuk tumbuh kejar
Energi dan protein ditingkatkan sesuai kemampuan.
Berlangsung 2 4 minggu (umumnya)
118
PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PADA
ANAK GIZI BURUK
(A)
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
TANDA BAHAYA & K O N D I S I
TANDA PENTING I II III IV V
Renjatan
(syok)
+ - - - -
Letargis/
tidak sadar
+ + - + -
Muntah/Diare
/Dehidrasi
+ + + - -
Berat badan + + + + +
Suhu tubuh + + + + +
Tindakan:
Oksigen + - - - -
Hangatkan tubuh + + + + +
Beri cairan & Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana
makanan sesuai: I II III IV V
Antibiotika + + + + +
A.Rencana I
(renjatan/syok, letargis, muntah/diare/dehidrasi)
Segera:
Beri oksigen 1 2 l/menit
Infus Ringer Laktat dan Dekstrosa/Glukosa 10%
dgn perbandingan 1 : 1 (RLG 5%), 15 ml/kgbb
dalam 1 jam
Glukosa 10% iv bolus, 5 ml/kgbb
ReSoMal 5 ml/kgbb/NGT (Naso-Gastric Tube)
123
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)
Jam I:
Teruskan pemberian RLG 5% sebanyak 15 ml/
kgbb selama 1 jam
124
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)
Bila denyut nadi tetap lemah dan frekuensi napas tetap tinggi
teruskan pemberian cairan RLG 5% iv dgn dosis diturunkan 4
ml/kgBB/jam atau 1 tetes makro/menit
Segera transfusi dengan Red Packed Cell atau darah segar 1
tetes makro/menit (berikan furosemid 5 mg/kg BB iv. Bila tidak
125
mampu rujuk ke RSU
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)
B. Rencana II
(letargis, muntah/diare/dehidrasi)
127
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)
B. Rencana II (Lanjutan .)
(letargis, muntah/diare/dehidrasi)
10 jam berikutnya:
B. Rencana II (Lanjutan .)
(letargis, muntah/diare/dehidrasi)
Selanjutnya :
C. Rencana III
(muntah dan/diare/dehidrasi)
2 jam pertama:
Berikan ReSoMal oral/NGT setiap 30 menit, 5 ml/
KgBB/pemberian
Catat nadi, frekuensi napas
130
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)
C. Rencana III (Lanjutan .)
(muntah dan/diare/dehidrasi)
10 jam berikutnya:
Bila membaik, teruskan ReSoMal selang seling dengan
F-75 setiap 1 jam (Tabel F-75 dengan/ tanpa edema, buku I hal
19-20), bila memburuk (syok) segera infus sesuai
rencana I (tanpa bolus glukosa)
Selanjutnya :
132
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)
D. Rencana IV
(letargis)
2 jam pertama:
- F-75 setiap 30 menit (Tabel F-75 dengan/tanpa edema, buku
I hal 19-20), dosis setiap 2 jam (NGT)
133
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)
D. Rencana IV (Lanjutan )
(letargis)
2 jam kedua:
- Ulangi pemberian F-75 setiap 30 menit (NGT)
- Catat nadi, frekuensi napas, kesadaran dan
beri F-75 setiap 30 menit
134
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)
D. Rencana IV (Lanjutan )
(letargis)
Bila sudah sadar, 10 jam berikutnya dan
selanjutnya :
F-75 setiap 2 jam (oral/NGT)
2 jam pertama:
- F-75 setiap 30 menit selama 2 jam sesuai BB
(Tabel F-75 dengan/tanpa edema, buku I hal 19-20)
- Catat nadi, frekuensi napas, kesadaran dan asupan
F-75 setiap 30 menit
136
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)
10 jam berikutnya:
Teruskan F-75 setiap 2 jam (Tabel F-75 dengan/
tanpa edema)
Catat nadi, frekuensi napas, asupan F-75
Hipoglikemia
Hipotermia
Dehidrasi
Kekurangan zat gizi mikro, vitamin mineral dan
elektrolit (K, Mg, Cl, Zn, Cu)
Memulihkan kondisi kesehatan
138
TUJUAN DAN PRINSIP DASAR TERAPI GIZI
(Lanjutan ..)
2. Prinsip Dasar Terapi Gizi pada Anak Gizi Buruk:
Kerusakan mukosa usus & enzim dalam waktu lama
mengakibatkan sistim pencernaan anak gizi buruk
lemah diare persisten.
Pemberian Cairan dan Makanan:
Secara teratur (selama 24 jam)
Bertahap, mulai dari bentuk cair, lumat & padat
(mudah diserap)
porsi kecil & sering, tidak boleh tergesa-gesa
Melalui fase stabilisasi, transisi & rehabilitasi
Selalu dipantau dan dievaluasi (mencegah
kelebihan pemberian cairan dan makanan)
139
TERAPI GIZI
PADA FASE STABILISASI, TRANSISI
DAN REHABILITASI SERTA
FORMULA DAN MAKANAN YANG
DIPERLUKAN
140
FASE STABILISASI
Cukup Energi
Cukup Protein
Cukup Cairan
Cukup Elektrolit
141
FASE STABILISASI (Lanjutan.)
142
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-75 UNTUK
ANAK GIZI BURUK TANPA EDEMA
143
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-75
UNTUK ANAK GIZI BURUK
YANG EDEMA BERAT
Volume F75/ 1 kali makan (ml)a) Total 80% dari
BB anak total a)
(kg) Setiap 2 Setiap 3 Setiap 4 Sehari(100 Sehari
jam b ) jam c) jam ml/kg) (minimum)
(12 x mkn) (8 x mkn) (6 X mkn)
3.0 25 40 50 300 240
3.2 25 40 55 320 255
3.4 30 45 60 340 270
3.6 30 45 60 360 290
3.8 30 50 65 380 305
4.0 35 50 65 400 320
4.2 35 55 70 420 335
4.4 35 55 75 440 350
144
b. FASE TRANSISI
145
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-100
UNTUK ANAK GIZI BURUK
146
FASE REHABILITASI
147
PERANAN TIM DUKUNGAN GIZI
mencegah
mengobati
Anak :
150
KRITERIA PEMULANGAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan..)
Ibu/pengasuh:
Institusi lapangan:
Pemantauan pertumbuhan
Beda pertumbuhan tidak sama dengan status gizi
Pertumbuhan = perkembangan dari status gizi
Peningkatan BB belum tentu naik (N)
Terdapat 5 arah garis pertumbuhan
Pertumbuhan tidak berjalan linear, kadang cepat
kadang lambat
Pada masa pertumbuhan cepat sering terjadi rawan gizi
Pemantauan pertumbuhan pada balita lebih ditekankan
pada baduta karena saat itu terjadi pertumbuhan
cepat otak
PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI
MALNUTRISI
Window of opportunity
Pertumbuhan otak
From pre pregnancy to two years old
MASALAH REHABILITASI
Asupan makan
Tidak ada yang dimakan
Tidak mau makan
Kurang dari anjuran gizi
Terlalu lama diberi F 75
Terlalu lama dipuasakan
Tidak sesuai dengan anjuran rehabilitasi
(kurang dari 200 kalori/kgBB)
Penyakit yang mendasari
Belum tertangani (TB, Down Syndrome, CP, PJB, diare
kronik)
KRITERIA SEMBUH
BB/TB menjadi normal
WHO 1999: WHZ: > -1 SD
Indonesia: WHZ: > -2 SD
Komplikasi tidak ada lagi
Nafsu makan anak baik
Pertumbuhan: N1 (sd BB/TB normal)
KERJA SAMA LINTAS SEKTORAL
Perlu ditingkatkan antara lain dengan :
Pemerintah Daerah (Bagian Kesra, Jamkesmas /
Jamkesda
LSM (PKK, Organisasi Wanita lain, Rotary Club,
Yayasan
Perusahaan pangan / makanan & obat
Perusahaan besar (pembagian keuntungan)
160
ANAMNESIS DIET
161
ANAMNESIS DIET (Lanjutan ..)
162
ANAMNESIS DIET (Lanjutan ..)
163
ANAMNESIS DIET (Lanjutan ..)
Gula 10 g 40 Kkal - - 10 g
Bubur 50 g 40 Kkal 1g - 10 g
Nasi 50 g 80 Kkal 2g - 20 g
Biskuit 10 g 40 Kkal 1g - 10 g
Mie instant 25 g 80 Kkal 2g - 20 g
Telor 25 g 38 Kkal 3,5 g 2,5 g -
Pisang 25 g 20 Kkal - - 6g
165
b. KONSELING GIZI
Konseling adalah:
Upaya membantu orang lain untuk dapat mengenali diri,
menetapkan alternatif pemecahan masalah dan mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah sesuai keadaan, dan
kebutuhan dirinya yang disadari dan bukan karena terpaksa.
166
b. KONSELING GIZI (Lanjutan)
Bina suasana
Bertanya kepada klien
Memberikan umpan balik
Mendengar dan mengulangi perkataan klien
167
PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT
169
b. Diare Persisten
Penyebab:
Makanan tinggi laktosa
Kerusakan mukosa usus dan giardiasis
Tindakan:
ReSoMal 5-10 mg/kgBB/kali pemberian
Teruskan pemberian ASI
Makanan formula bebas atau rendah laktosa
Kotrimoksasol sesuai dosis
Bila diare terus berlanjut periksa feses dan ganti
dengan metronidasol bila pemeriksaan giardiasis
(Metronidasol 7,5 mg/kgBB/8 jam selama 7 hari)
171
c. Cacingan
Periksa:
Telur cacing dalam tinja (bila memungkinkan)
Tindakan:
Pirantel Pamoat atau preparat anti helmintik lain
yang sesuai
Albendazol dosis tunggal (diberikan pada fase
transisi)
- Umur 6 bulan-2 tahun: tablet (200 mg)
- Umur > 2 tahun : 1 tablet (400 mg)
172
d. Tuberkulosis
BILA 3 POSITIF
DIANGGAP TB
Beri OAT
Observasi 2 bulan
Pemeriksaan lanjutan di RS :
PERHATIAN : Gejala Klinis
Bila terdapat tanda-tanda Uji Tuberkulin
bahaya seperti :
Foto Rontgen paru
Kejang
Pemeriksaan
Kesadaran menurun
mikrobiologi & serologi
Kaku kuduk
Pemeriksaan patologi
Benjolan di punggung
anatomi
Dan kegawatan lain
Prosedur diagnostik dan
tatalaksana sesuai dengan
Segera rujuk ke RS prosedur di RS yang
174
bersangkutan
d. Tuberkulosis (Lanjutan..)
Beri OAT
selama 2 bulan dan dievaluasi
176
d. Tuberkulosis (Lanjutan..)
177
d. Tuberkulosis (Lanjutan..)
179
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA
1. Gizi buruk didaerah malaria atau ada riwayat
kunjungan ke daerah risiko tinggi, diperiksa
tanda/gejala klinis malaria, sbb:
Demam (teraba panas, suhu 37,50 C atau lebih)
Menggigil dan berkeringat
Renjatan (syok)
Kaku kuduk atau kejang
Kesulitan bernapas
Kuning (ikterik)
Perdarahan 180
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA (lanjutan )
181
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA (lanjutan )
182
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA (Lanjutan.)
183
f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan
Vitamin A
185
f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan
Vitamin A (Lanjutan ..)
Umur Dosis
186
g. Gangguan pada Kulit (Dermatosis)
Hipo/hiperpigmentasi
Deskuamasi (mengelupas)
Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka bakar) sering
disertai infeksi sekunder (candida)
Tindakan:
Kompres dgn lar. KMnO4 0,01% selama 10 menit
Salep/krim (Zn dgn minyak kastor/ikan)
Usahakan agar daerah perineum tetap kering
Defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn oral
Pengobatan anti jamur (bila perlu)
187
h. Anemia Berat
Tindakan
Transfusi darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam.
Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red cells
dengan jumlah yang sama
Furosemid 1 mg/kgBB iv
Pada saat transfusi hentikan semua pemberian cairan
lewat oral/NGT
188
i. HIV/AIDS
Terapi:
- Antiretroviral (ARV)
- Obat untuk mengatasi nyeri
- Tatalaksana anoreksia, mual dan muntah
- Small & frequent feeding
- makanan dingin lebih baik daripada panas
- hindari makanan asin & berbumbu (merangsang)
- Bila perlu enteral/parenteral feeding
- Pencegahan dan pengobatan luka dekubitus
- Perawatan mulut
- Tatalaksana jalan nafas
- Dukungan psikososial
189
MINERAL MIX
Merupakan satu komponen dalam pembuatan Formula WHO dan
ReSomal yang digunakan dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk .
193
RESOMAL
(Rehydration Solution for Malnutrition)
194
RESOMAL
(Rehydration Solution for Malnutrition)
195
MODIFIKASI RESOMAL
(Rehydration Solution for Malnutrition)
196
CARA MEMBUAT RESOMAL
197
CARA MEMBUAT FORMULA
(Petunjuk Teknis Tata Laksana Anak Gizi Buruk, Buku II, hal 16)
199
KIAT UNTUK MEMPERSIAPKAN
FORMULA (Lanjutan )
200
CARA MEMBUAT FORMULA
(Lanjutan )
201
CARA MEMBUAT FORMULA
(Lanjutan )
202
CARA MEMBUAT FORMULA
(Lanjutan )
203
CARA MEMBUAT FORMULA
(Lanjutan )
205
CONTOH : FORMULA 75
206
FORMULA 100
207
F75 DAN F100 SETELAH DICAIRKAN
208
RESEP MAKANAN (Fase Rehabilitasi)
3. BUBUR BREDA
Bahan:
- Tep. Beras 15 gr
- Tep. Maezena 15 gr
- Ayam 50 gr
- Minyak Jagung 5 gr
- Minyak Kelapa 5 gr
- Garam dan Seledri
- Vit B.Compleks
tab
- Vit C tab
209
RESEP MAKANAN (Lanjutan)
Siap dihidangkan
210