Anda di halaman 1dari 210

GIZI BURUK

dr Gebyar Tri Baskoro

1
SEBAB DAN AKIBAT MALNUTRISI
POSYANDU SEBAGAI TEMPAT
PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
Timbang
Growth Monitoring
Plotting
N1
Buat grafik N N2

Interpretasi T T1
T2
T3

Cari kemungkinan penyebab

Tentukan penyebab

Evaluasi Tentukan solusi


Alur Kerja Penemuan Kasus Balita Gizi Buruk
Rumah Sakit Perbaikan
Rawat
PUSKESMAS:
Diagnosis Pulang Paksa
Tidak dirawat
Gizi buruk, T

PKD /Bidan desa


Antropometri Diagnosis Gizi buruk Komplikasi
Klinis Tdk kompl.
Konfirmasi Ptbn Penyebab T

2T,Kurus/Edema/BGM, LILA < 12.5


cm
Ditimbang setiap
bulan KMS

Posyandu
POSYANDU : Balita dirujuk jika

2T
Kurus
Edema
BGM
LILA < 12.5 cm
CARA MENENTUKAN STATUS GIZI

ANTROPOMETRI:
BB/U, TB/U, BB/TB, IMT/U,
LILA, Tebal lemak
KLINIS:
Kulit, otot, jar lemak, mata, lidah, bibir
Kurus, edema (+/-), otot atrofi, jar.lemak <, pucat,
bercak Bitot, dermatitis
LABORATORIUM:
Biokimia darah, urine
ANALISA DIET/MAKANAN:
Frekuensi makan, jumlah makanan, jenis makanan,
6
CARA MENENTUKAN STATUS GIZI
MENGGUNAKAN INDEKS ANTROPOMETRI

BB/U: Berat Badan menurut Umur, tidak dapat


menggambarkan ada atau tidak adanya
malnutrisi (gizi kurang/gizi lebih)
underweight atau berat badan kurang

TB/U: Tinggi Badan menurut Umur,


menggambarkan ada atau tidak adanya
malnutrisi kronik stunted atau pendek

BB/TB: Berat Badan menurut Tinggi Badan,


menggambarkan ada atau tidak adanya
malnutrisi akut wasted atau kurus
7
(Baku rujukan : WHO-NCHS 1983)
A. CARA MENENTUKAN STATUS GIZI MENGGUNAKAN
INDEKS ANTROPOMETRI (lanjutan .)

INDEKS STATUS GIZI Z- SCORE


BB Lebih (Over weight) > +2 SD
BB/U BB Normal (Normal weight) -2 SD s/d +2 SD
BB Rendah (Under weight) -3 SD s/d < -2 SD
BB Sangat Rendah (Severe Under < -3 SD
weight)
TB/U TB Jangkung (Tall) > +2 SD
PB/U TB Normal (Normal height) -2 SD s/d +2 SD
TB Pendek (Stunted) -3 SD s/d < -2 SD
TB Sangat Pendek (Severe stunted) < -3 SD
BB/TB Gemuk (Fatty/obese) > +2 SD
BB/PB Normal (Normal) -2 SD s/d +2 SD
Kurus (Wasted) -3 SD s/d < -2 SD
Sangat Kurus (Severe wasted) < -3 SD
8
(Sumber : WHO-NCHS, 1983)
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK

Anamnesis awal:
untuk mengetahui adanya tanda bahaya dan
tanda penting:
- syok/renjatan
- letargis
- muntah dan atau diare atau dehidrasi

10
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING

TANDA RENJATAN/SYOK

1. Keadaan bahaya, ditandai tubuh sangat


lemah, letargis, kehilangan kesadaran,
tangan dan kaki dingin serta nadi yang
cepat dan lemah

2. Penyebab tersering : - diare + dehidrasi,


- perdarahan
- sepsis.
11
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
(LANJUTAN .)

TANDA RENJATAN/SYOK (LANJUTAN .)

3. Bila nadi sulit diukur, gunakan capilary refill


tekan kuku ibu jari tangan 2 detik sampai
warna kuku putih lepaskan tekanan
hingga warna kuku seperti semula

Bila perubahan warna putih merah kembali


> 3 detik, maka capilary refill dianggap lambat
tanda RENJATAN

12
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
(LANJUTAN .)

TANDA LETARGIS
1. Terjadinya penurunan kesadaran yang ditandai
dengan: anak tidak dapat bangun dan apatis

2. Anak tampak mengantuk dan tidak menunjukkan


ketertarikan terhadap kejadian sekelilingnya.

13
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
(LANJUTAN .)

TANDA DIARE/MUNTAH/DEHIDRASI
1. Diare: terjadinya perubahan konsistensi tinja
(lembek, cair) dan frekuensi (> 3 kali/hari)

2. Diare dan muntah dapat menyebabkan dehidrasi


yaitu kekurangan cairan dan elektrolit dalam
tubuh.

14
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
(Lanjutan .)

selama perawatan, monitor:


- peningkatan denyut nadi
- peningkatan frekuensi napas
- peningkatan/penurunan suhu
tubuh yang mendadak

15
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
(Lanjutan .)
Perhatikan Tanda Bahaya
Berkaitan dengan Denyut nadi, Pernafasan dan Suhu
Hubungi dokter apabila kejadian berikut ini muncul
Variabel Hasil Pengukuran Klasifikasi
denyut nadi naik 25x/ m, Infeksi
Nadi cepat : Gagal jantung
Denyut
nadi dan - > 160x/m ( < 1 tahun) (kemungkinan karena
perna- - > 140x/m ( > 1 tahun) overhidrasi)
fasan disertai :
Frek. nafas naik 5 x/ m

Pernafasan cepat :
Perna- 60 x/m ( < 2 bln)
50 x/m ( 2 12 bln) Pneumonia
fasan
40 x/m ( 12-60 bln)

Kenaikan /penurunan secara tiba- Infeksi


tiba. Hipotermi mgk krn
Suhu Suhu aksiler < 36,5 C atau tubuh - infeksi?
teraba dingin - asupan mknan?
- tdk diselimuti?
16
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
(Lanjutan.)

Lihat tanda bahaya lain selain peningkatan denyut


nadi, pernapasan dan suhu:

Anoreksia (kehilangan nafsu makan)

Perubahan kondisi mental (jadi letargis)

Jaundis/Ikterus (kuning pada kulit atau konjungtiva)

Sianosis (lidah & bibir warna biru karena kurang


oksigen)

Sesak napas, napas cuping hidung dan retraksi otot2


dada & supra sternal pada waktu inspirasi (chest
indrawing) 17
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
(Lanjutan.)

Perut kembung

Ada edema baru

Perubahan BB yang berlebihan


(penurunan/peningkatan)

Muntah terus

Bercak merah pada kulit (ruam)

18
TATA CARA PEMERIKSAAN
ANAK GIZI BURUK

Anamnesis lanjutan:
Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan
terjadinya gizi buruk:
- riwayat kehamilan & kelahiran (prematur, BBLR)
- riwayat pemberian makan (ASI, MP-ASI)
- riwayat imunisasi & pemberian vit A dosis tinggi
- riwayat penyakit penyerta/penyulit (diare,
cacing,TB,malaria,ISPA/pneumonia, HIV/AIDS)
- riwayat tumbuh kembang (motorik, apakah rutin
menimbang di posyandu, punya KMS)
- penyebab kematian pada saudara kandung
- status sosial, ekonomi dan budaya keluarga
19
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan..)

Pemeriksaan fisik:
- Tanda-tanda gangguan sirkulasi
(Tensi, Nadi, Frekuensi pernafasan)
- Tanda-tanda dehidrasi
(mata cekung!, kehausan!, kering pada bibir &
mulut, turgor menurun!, kencing terakhir!)
- Tanda-tanda hipoglikemi & hipotermi
- Tanda-tanda infeksi (demam ?)

20
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan.)

Pemeriksaan fisik (lanjutan .):


- Tanda-tanda anemia (Sangat pucat)
- Organ tubuh lain (kepala, mata, telinga
hidung, tenggorokan, leher, dada, perut,
ekstremitas, kulit) dan seluruh tubuh.
- Antropometri: BB, PB atau TB, bandingkan
dengan tabel baku rujukan.

21
TATA CARA PEMERIKSAAN ANAK
GIZI BURUK (lanjutan.)
Pemeriksaan Laboratorium/radiologi:
- Hemoglobin
- Gula darah
- urine rutin
- Albumin, elektrolit (K, Na, cl)
- serum zinc dll
- thorax foto, USG dll

Analisis diet:
- kuantitas asupan makanan (Food recall)
- kualitas asupan makanan (Food frequency)
22
PENGERTIAN GIZI BURUK

23
DIAGNOSIS
PENGERTIAN GIZI BURUK
GIZI BURUK

Klinis dan atau antropometris

DIAGNOSIS GIZI BURUK :


1. Terlihat sangat kurus dan atau edema,
dan atau
2. BB/TB atau BB/PB : <-3 SD

24
PENGERTIAN GIZI BURUK (lanjutan )

Klinis Antropometri
(BB/TB-PB)

Gizi Buruk Tampak sangat <-3 SD *)


kurus dan atau (bila ada edema BB
edema pd kedua bisa lebih)
punggung kaki sp
seluruh tubuh
Gizi Kurang Kurus -3 SD -2 SD

Gizi Baik Normal - 2 SD +2 SD


Gizi Lebih Gemuk +2 SD
25
DIAGNOSIS
SEVERE ACUTE MALNUTRITION
(WHO 2007)

Diagnosis :
Visible severe wasting
Nutritional Edema
WHZ < -3 SD
MUAC < 11,5 cm (WHO 2009)
TIPE, TANDA DAN GEJALA
KLINIS
ANAK GIZI BURUK

27
TIPE, TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK

1. Kwashiorkor

2. Marasmus

3. Marasmik-kwashiorkor

28
TIPE, TANDA DAN GEJALA KLNIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan ..)

1. Kwashiorkor

Perubahan status mental: apatis & rewel


Rambut tipis, kemerahan spt warna rambut
jagung, mudah dicabut tanpa sakit, rontok
Wajah membulat dan sembab
Pandangan mata sayu
Pembesaran hati

29
TIPE,TANDA
TANDA DAN
DAN GEJALA
GEJALA KLNIS
KLINIS
ANAK GIZI BURUK
ANAK (lanjutan ..)
GIZI BURUK

KWASHIORKOR (lanjutan.)
Edema :

Minimal pada kedua punggung kaki, bersifat


pitting edema
Derajat edema:
+ Kedua punggung kaki
++ Tungkai & lengan bawah
+++ Seluruh tubuh (wajah & perut)
Derajat edema untuk menentukan jumlah
cairan yang diberikan
30
TIPE, TANDA DAN GEJALA KLNIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan ..)

KWASHIORKOR (lanjutan.)

Otot mengecil (hipotrofi)


Kelainan kulit berupa bercak merah muda
yg meluas & berubah warna menjadi coklat
kehitaman dan terkelupas (crazy pavement
dermatosis)
Sering disertai: penyakit infeksi (umumnya
akut) anemia dan diare

31
Gambar anak kwashiorkor

32
Sumber: Prioritas pediatri di negara berkembang, edisi Indonesia, 1979, Morley.
Foto anak gizi buruk :
Kwashiorkor (dengan campak)
Tampak ruam
Edema muka
rambut kemerahan, mudah
dicabut
kurang aktif, rewel/cengeng
pengurusan otot
Kelainan kulit berupa bercak
merah muda yg meluas &
berubah warna menjadi
coklat kehitaman dan
terkelupas (crazy pavement
dermatosis)

33
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang
Foto anak gizi buruk :
Kwashiorkor (dengan campak)

Tampak ruam

Scrotum edema
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang 34
Foto anak gizi buruk :
Kwashiorkor (dengan campak)

35
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang
Foto anak gizi buruk :
Kwashiorkor

Hepatomegali

Pitting Edema

36
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
TIPE, TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan..)

2. MARASMUS

Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang


terbungkus kulit
Wajah seperti orang tua
Cengeng, rewel
Kulit keriput, jaringan lemak subkutis sangat
sedikit sampai tidak ada (~pakai celana longgar-
baggy pants)
Perut umumnya cekung
Tulang rusuk menonjol (Iga gambang, piano
sign)
Sering disertai penyakit infeksi (umumnya
kronis berulang) diare persisten 37
Gambar anak marasmus

Anak gizi buruk kehilangan lemak dan otot, terlihat tulang terbungkus kulit,
sehingga anak sulit untuk dapat berdiri tegak
38
Sumber: Prioritas pediatri di negara berkembang, edisi Indonesia, 1979, Morley.
Anak gizi buruk :
Marasmus (dengan HIV/AIDS)

wajah seperti orang


tua
kulit terlihat longgar
tulang rusuk tampak
terlihat jelas
kulit paha berkeriput
kulit di pantat
berkeriput (baggy
pants)

39
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Karyadi, Semarang
Anak gizi buruk : Marasmus
dengan TB

Rambut hitam

Iga gambang

Tulang belakang menonjol Atrofi otot


40
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Anak gizi buruk : Marasmus
(dengan HIV/AIDS)

Kulit pantat berkeriput (baggy pants)


41
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
TIPE, TANDA DAN GEJALA KLINIS
ANAK GIZI BURUK (lanjutan)

3. MARASMIK - KWASHIORKOR

Gambaran klinik merupakan campuran dari


beberapa gejala klinik Kwashiorkor dan
Marasmus dengan BB/TB-PB <-3 SD
disertai edema yang tidak mencolok

42
Anak gizi buruk :
Marasmik - Kwashiorkor

Iga menonjol

Atrofi otot

Edema di ke 2 punggung kaki

43
Sumber: Koleksi foto RSUD Dr. Chasan Bosoire, Ternate
Anak gizi buruk :
Marasmik - Kwashiorkor

Atrofi otot
Iga menonjol
44
Sumber: Koleksi foto RSUD Dr. Chasan Bosoire, Ternate
Anak gizi buruk :
Marasmik - Kwashiorkor

Noma

Iga menonjol

Edema di ke 2 punggung kaki


45
Sumber: Koleksi foto RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
TANDA DAN GEJALA KURANG
ZAT GIZI MIKRO
PADA ANAK GIZI BURUK

46
KURANG ZAT GIZI MIKRO
PADA ANAK GIZI BURUK

1. Kurang Vitamin A

2. Anemia (kurang Fe, Asam Folat)

3. Kurang vitamin B dan C

4. Kurang Zn

47
KURANG ZAT GIZI MIKRO PADA ANAK
GIZI BURUK (lanjutan )

1. Kurang Vitamin A (KVA)

XEROFTALMIA

48
XN (BUTA SENJA)

Terjadi akibat gangguan pada sel


batang retina.
Penglihatan menurun pada senja hari,
penderita tidak dapat melihat di
lingkungan yang kurang cahaya

49
X1A (Xerosis Konjungtiva)

Tanda-tanda:
Penumpukan keratin & sel epitel yang khas
Konjungtiva kering, tampak menebal dan
berlipat-lipat
Keluhan orang tua mata anaknya bersisik

Sumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia, Kerutan dan hiperpigmentasi


50
Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006
X1B (dengan Bitots spot)

Foam-like substance

Hyperpigmentation & wrinkle


(X-1b)

Sumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia, 51


Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006
X2 (Xerosis Kornea)

Tanda-tanda :
Kekeringan meluas sampai kornea
Kornea tampak suram & kering dan permukaan kasar
K.U. anak biasanya buruk (gizi buruk & penyakit
penyerta lain)

Sumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia, Kerutan dan hiperpigmentasi


52
Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006
X3 ( KERATOMALACIA)

Terdiri dari X3a dan X3b


Tanda-tanda:

kornea melunak seperti bubur & dapat menjadi


ulkus X3a < 1/3 kornea , X3b 1/3 kornea
Keadaan umum anak sangat buruk, dapat
terjadi perforasi kornea/ pecah

53
X3A

Corneal ulcer < 1/3

Conjunctival & ciliary injection


Sumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia, 54
Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006
X3 B

Ulkus kornea > 1/3

Keratomalacia

Sumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia, 55


Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006
XS (Jaringan parut kornea)

Tanda-tanda:

Kornea mata tampak putih/ bola mata mengecil


Meninggalkan bekas luka parut/ sikatrik
Menjadi buta & tidak dpt sembuh, walau dioperasi
cangkok kornea

Corneal scar

Sumber: Deteksi dan Tatalakksana kasus xeropthalmia, 56


Pedoman bagi Tenaga Kesehatan, DepKes RI, 2006
KURANG ZAT GIZI MIKRO PADA ANAK
GIZI BURUK (lanjutan )

2. Anemia
(Kurang Fe, asam folat)

57
ANEMIA

Kadar Hb dibawah normal

Kadar Hb normal:
6 bulan 5 tahun : 11 g/ dl
6 tahun 11 tahun : 11, 5 g/ dl
12 tahun 13 tahun : 12 g/ dl
(Sumber: indicators for assessing iron deficiency and strategies for its
prevention, WHO, UNICEF, UNU, 1998)

Tanda-tanda klinis:
- pucat (kelopak mata, telapak tangan)
- mudah lelah, letih, lesu, lemah, lalai (5 L)
- daya tahan terhadap penyakit menurun
58
ANEMIA

Telapak tangan anak yang menderita anemia terlihat sangat pucat.


Bandingkan telapak tangan anak yang menderita anemia dengan telapak
tangan orang sehat.
59
(sumber foto: Management of Severe Malnutrition, WHO)
KURANG ZAT GIZI MIKRO PADA ANAK
GIZI BURUK (lanjutan )

3. Kurang Vitamin B dan C

60
Kurang Vitamin B

Stomatitis angularis: Kurang vit. B2


(riboflavin), vit. B6 (piridoksin),
Glositis: Kurang vit. B2 , vit. B6, vit. B12
(kobalamin)
Dermatitis seboroik: kurang vit. B2. vit. B6.
Anemia dengan gangguan pembentukan/
proses pematangan eritrosit: kurang
vit. B12

61
Noma

62
Sumber: Koleksi foto RSU M. Husein, Palembang
Kurang Vitamin B (lanjutan .)

Diare: Kurang vit. B1 (tiamin), vit. B12


Tidak ada kenaikan BB, postur lebih kecil dari
anak sehat: Kurang vit. B1
Dermatitis seboroik: kurang vit. B2. vit. B6.
Perubahan pada mata seperti fotofobia,
lakrimasi berlebihan: Kurang vit. B2

63
Kurang Vitamin C

Scorbut: luka di gusi dan jaringan mukosa


mulut dan mudah berdarah
Gangguan pertumbuhan
Perdarahan kapiler
Gangguan pematangan eritrosit
Gangguan pembentukan tulang, kuku, dentin
Gangguan dalam respirasi jaringan

64
Kurang Vitamin C

Perdarahan gusi ?

perdarahan bawah kuku


Scorbutic Rosary

Perdarahan kapiler

65
Sumber:
KURANG ZAT GIZI MIKRO PADA ANAK
GIZI BURUK (lanjutan )

3. Kurang Seng (Zn)

66
Kurang Seng (Zn)

Fungsi Zn :
Sebagai komponen dari > 200 metalloenzym &
hormon untuk metabolisme :
- Sintesis DNA & RNA
- Stabilisasi membran
- Memacu pertumbuhan
- Meningkatkan imunitas
- Maturasi seksual (remaja)

Kurang Zn :
- Gangguan pertumbuhan
- Dermatosis
- Gangguan imunitas
- Rambut rontok
67
- Nafsu makan menurun
Kurang Seng (Zn)

Tanda-tanda kelainan pada kulit:

- Hipo/ hiperpigmentasi
- Deskuamasi (mengelupas)
- Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka bakar)
- sering disertai infeksi sekunder (candida)

68
Defisiensi Zinc

Xerosis kornea
(X3b ?)

stomatitis

69
Sumber: Koleksi foto RSU M. Husein, Palembang
Crazy Pavement Dermatosis

(sumber foto: Management of Severe Malnutrition, WHO)


70
Crazy Pavement Dermatosis

Sumber: Koleksi foto RSU M. Husein, Palembang 71


Gambaran klinis pada rambut
anak kurang gizi

Flag?

Sumber: Koleksi foto RSU M. Husein, Palembang 72


PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT

1. Pneumonia
2. Diare Persisten
3. Cacingan
4. Tuberkulosis
5. Malaria
6. HIV/AIDS

73
10 (SEPULUH) LANGKAH
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

74
10 langkah utama Tatalaksana Gizi buruk
No Tindakan Stabilisasi Transisi Rehabilitasi Tindak lanjut
H 1-2 H 3-7 H 8-14 mg 3-6 mg 7-26
1. Mencegah dan
mengatasi hipoglikemia
2. Mencegah dan
mengatasi hipotermia
3. Mencegah dan
mengatasi dehidrasi
4. Memperbaiki gang-
guan keseimbangan
elektrolit
5. Mengobati infeksi

6. Memperbaiki kekurangan tanpa Fe + Fe


zat gizi mikro
7. Memberikan makanan
utk stab & trans

8. Memberikan makanan
utk Tumb.kejar

9. Memberikan stimulasi
utk Tumb.kembang

10. mempersiapkan utk tindak


lanjut di rumah 75
LANGKAH 1

MENCEGAH DAN
MENGATASI
HIPOGLIKEMIA

76
HIPOGLIKEMIA

Kadar glukosa darah yang sangat rendah


(< 3 mmol/liter atau < 54 mg/dl)

Biasanya terjadi bersamaan dengan hipotermia

Tanda lain: letargis, nadi lemah, kehilangan


kesadaran

Gejala hipoglikemia berupa berkeringat dan


pucat sangat jarang dijumpai pada anak
gizi buruk

77
HIPOGLIKEMIA (lanjutan)

Kematian karena hipoglikemia, kadang-kadang


hanya didahului dengan tanda seperti
mengantuk

Bila tidak ada fasilitas pemeriksaan kadar


glukosa darah, setiap anak gizi buruk yang
datang harus dianggap mengalami hipoglikemia
segera rawat/tangani sesuai tatalaksana
hipoglikemia

78
CARA MENGATASI
HIPOGLIKEMIA
TANDA CARA MENGATASI
SADAR Berikan larutan Glukosa 10% atau larutan
(TIDAK LETARGIS) gula pasir 10%*) secara oral/NGT (bolus)
sebanyak 50 ml
TIDAK SADAR Berikan Larutan Glukosa 10% iv (bolus)
(LETARGIS) 5 ml/kgBB
Selanjutnya berikan larutan Glukosa
10% atau larutan gula pasir 10% secara
oral atau NGT (bolus) sebanyak 50 ml
RENJATAN (SYOK) Berikan cairan iv berupa Ringer Laktat dan
Dekstrosa/Glukosa 10% dengan
perbandingan 1:1 (=RLG 5%) sebanyak 15
ml/KgBB selama 1 jam pertama atau 5 tetes/
menit/KgBB.
Selanjutnya berikan larutan Glukosa 10% iv
(bolus) sebanyak 5 ml/KgBB.

*) 5 gram gula pasir (= 1 sendok teh munjung) + air matang s/d 50 ml


79
LANGKAH 2

MENCEGAH DAN MENGATASI


HIPOTERMIA

80
HIPOTERMIA

Suhu aksiler < 36,5 C (ukur selama 5 menit)


Biasanya terjadi bersama-sama dgn hipoglikemia
Hipotermia + hipoglikemia: merupakan tanda dari
adanya infeksi sistemik serius terapi u/ ketiganya
(hipotermia + hipoglikemia + infeksi)
Cadangan energi anak gizi buruk sangat terbatas
tidak mampu memproduksi panas untuk
mempertahankan suhu tubuh

81
HIPOTERMIA (lanjutan .)

Pertahankan suhu tubuh anak gizi buruk


dengan cara menyelimuti tubuhnya dengan
baik.
Tindakan menghangatkan tubuh = usaha
penghematan penggunaan cadangan
energi.

82
Cara mempertahankan dan memulihkan
suhu tubuh anak agar tidak hipotermia

Suhu tubuh 36,5 37,0 C


Mudah terjadi hipotermia pertahankan suhu :

1. Tutuplah tubuh anak termasuk kepala


2. Hindari hembusan angin
3. Pertahankan suhu ruangan 2530C
4. Tetap selimuti pada malam hari
5. Jangan biarkan tanpa baju terlalu lama saat pemeriksaan
& penimbangan
6. Tangan yg merawat harus hangat
7. Segera ganti baju atau peralatan tidur yang basah
8. Segera keringkan badan setelah mandi
9. Jangan gunakan botol air panas utk menghangati anak
kulit terbakar

83
Cara mempertahankan dan memulihkan
suhu tubuh anak agar tidak hipotermia
(lanjutan.)
Suhu tubuh < 36,5 C (hipotermia)
Tindakan hangatkan tubuh :
1. Cara kanguru: kontak langsung kulit ibu
dan kulit anak
2. Lampu: diletakkan 50 cm dari tubuh anak
3. Monitor suhu setiap 30 menit
- suhu sdh normal?
- suhu tdk terlalu tinggi?
4. Hentikan pemanasan bila suhu tubuh sudah
mencapai 37C

84
LANGKAH 3

MENCEGAH DAN
MENGATASI DEHIDRASI

85
TANDA DEHIDRASI
No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN

1 Letargis lemas, tidak waspada, tidak tertarik


terhadap kejadian sekitar
2 Anak gelisah terutama bila disentuh/dilakukan
dan rewel tindakan
3 Tidak ada air Tidak ada air mata saat anak menangis
mata
4 Mata cekung Mata cekung tsb memang spt biasanya
ataukah baru beberapa saat timbulnya

5 Mulut dan Raba dengan jari yang kering dan


lidah kering bersih untuk menentukan apakah lidah
dan mulutnya kering

86
TANDA DEHIDRASI (lanjutan)
No TANDA CARA MELIHAT DAN MENENTUKAN
6 Haus Apakah anak ingin meraih cangkir saat
diberi ReSoMal. Saat cangkir itu
disingkirkan, apakah anak masih ingin
minum lagi?
7 Kembalinya Tarik lapisan kulit dan jaringan bawah
cubitan/tur kulit pelan-pelan. Cubit selama 1 detik
gor kulit dan lepaskan. Jika kulit masih terlipat
lambat (belum balik rata selama > 2 detik)
kulit/turgor kulit lambat. (catatan:
cubitan kulit biasanya lambat pada anak
wasting)
8 Kencing Bila lebih dari 6 jam dicurigai ada
terakhir dehidrasi
87
LANGKAH 4

MEMPERBAIKI GANGGUAN
KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT

88
Memperbaiki gangguan
keseimbangan elektrolit

Pada anak gizi buruk terjadi


ketidakseimbangan elektrolit di dalam tubuh
Perlu diberikan mineral mix/larutan elektrolit
dalam bentuk ReSoMal (bila diare) dan
Formula WHO sesuai dengan fasenya

89
Memperbaiki gangguan keseimbangan
elektrolit (lanjutan ..)

ReSoMal : Rehidration Solution for


Malnutrition
Oralit:
diencerkan 2 x untuk menurunkan kadar Na agar
tidak terjadi hipervolemia, edema paru, gagal jantung

Gula:
menambah energi dan mencegah hipoglikemia

Mineral Mix/larutan elektrolit:


menambah kekurangan elektrolit (K. Mg, Cu, zinc)
90
LANGKAH 5

MENGOBATI INFEKSI

91
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA
Tidak ada komplikasi/infeksi yang jelas
kotrimoksasol/oral/12 jam selama 5 hari

Ada komplikasi
gentamisin iv atau im selama 7 hari,
ditambah ampisilin iv atau im/6 jam selama
2 hari, diikuti amoksisilin/8 jam selama 5 hari

92
PETUNJUK PEMBERIAN
ANTIBIOTIKA (lanjutan..)

Dalam 48 jam tidak membaik


kloramfenikol iv atau im/8 jam selama 5 hari

Bila ada infeksi khusus


antibiotika khusus sesuai dengan
penyakitnya

93
LANGKAH 6

MEMPERBAIKI
KEKURANGAN ZAT GIZI
MIKRO

94
DOSIS TABLET BESI DAN SIRUP BESI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

BENTUK FORMULA Fe DOSIS

TABLET BESI/FOLAT Bayi usia 6 < 12 bln 1 x sehari tab


(sulfas ferosus 200 mg atau
60 mg besi elemental + Anak usia 15thn 1 x sehari tablet
0,25 mg as folat)

SIRUP BESI Bayi 6 < 12 bulan 1 x sehari 2 ,5 ml


(sulfas ferosus 150 ml), ( sendok teh)
setiap 5 ml mengandung 30
mg besi elemental Anak usia 15 thn 1 x sehari 5 ml
10 mg ferosulfat setara (1 sendok teh)
dengan 3 mg besi elemental

Catatan: Fe diberikan setelah minggu ke2 (pada fase rehabilitasi)

95
DOSIS KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Umur Dosis

< 6 bulan 50.000 SI ( kapsul biru )

6 11 bulan 100.000 SI ( 1 kapsul biru )

1 5 tahun 200.000 SI ( 1 kapsul merah )

96
DOSIS VITAMIN DAN MINERAL
UNTUK ANAK UMUR 6 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

Dosis

Vitamin C BB < 5 kg: 50 mg/hari (1 tablet)


BB > 5 kg: 100 mg/hari (2 tablet)
Asam Folat Hari I: 5 mg/hari,
selanjutnya 1 mg/hari
Vitamin B 1 tablet/hari
compleks
Mineral Mix Zn, K, Mg, Cu (dalam Mineral
Mix/larutan elektrolit)

97
LANGKAH 7

MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK STABILISASI DAN
TRANSISI

98
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK

A. Fase Stabilisasi
Energi : 80 100 Kkal/kgBB/hari
Protein : 1 1,5 g/kgBB/hari
Cairan : 130 ml/kgBB/hari atau
100 ml/kgBB/hari (bila edema berat +++)
Formula 75/modifikasi/modisco

99
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (Lanjutan .)

B. Fase Transisi
Energi: 100 150 Kkal/kgBB/hari
Protein: 2 3 g/kgBB/hari
Cairan: 150 ml/kgBB/hari
Formula 100/modifikasi/modisco I/II

100
LANGKAH 8

MEMBERIKAN MAKANAN
UNTUK TUMBUH KEJAR

101
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (Lanjutan .)

C. Fase Rehabiltasi

Energi : 200 220 Kkal/kgBB/hari


Protein : 3 4 g/kgBB/hari
Cairan : 150 200 ml/kgBB/hari
Formula 100/135/modifikasi/modisco III
Ditambah makanan:
- BB < 7 kg makanan bayi/lembik
- BB 7 kg makanan anak/lunak

102
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (lanjutan ..)

FASE STABILISASI

RENCANA I RENCANA II RENCANA III RENCANA IV RENCANA V

FASE TRANSISI

FASE REHABILITASI

103
KEBUTUHAN GIZI MENURUT FASE PEMBERIAN
MAKAN PADA ANAK GIZI BURUK (Lanjutan .)

A. Fase Tindak lanjut

Kebutuhan energi dan protein sesuai dengan BB dan


umur anak.

PMT- Pemulihan: Energi 350 Kkal/hr & prot. 15 g/hr


Ditambah makanan keluarga

104
LANGKAH 9

Memberikan stimulasi
untuk tumbuh kembang

105
Memberikan stimulasi untuk
tumbuh kembang

Anak gizi buruk:


keterlambatan perkembangan mental dan perilaku
berikan:

Kasih sayang
Lingkungan yang ceria
Terapi bermain terstruktur selama 15 30 menit/
hari (Misalnya: permainan ci luk ba atau
menggunakan Alat Permainan Edukatif)
Aktifitas fisik segera setelah sembuh
Keterlibatan ibu (memberi makan, memandikan,
bermain dan sebagainya)
106
HAL-HAL PENTING
YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Jangan berikan Fe sebelum minggu ke 2


(Fe diberikan pada fase rehabilitasi)

2. Jangan berikan cairan intra vena, kecuali syok


atau dehidrasi berat

3. Jangan berikan protein terlalu tinggi

4. Jangan berikan diuretik pada penderita


kwashiorkor

107
LANGKAH 10

Mempersiapkan untuk
tindak lanjut dirumah

108
MEMPERSIAPKAN TINDAK
LANJUT DI RUMAH
Bila gejala klinis sudah tidak ada dan BB/TB-PB
> - 2 SD anak sembuh

Pola pemberian makan yang baik dan stimulasi


harus tetap dilanjutkan di rumah

Berikan contoh kepada Orang Tua:


a. menu dan cara membuat makanan dengan
kandungan tinggi energi dan padat gizi sesuai
umur dan berat badan anak.

b. Terapi bermain terstruktur


109
MEMPERSIAPKAN TINDAK LANJUT DI
RUMAH (lanjutan.)

Sarankan :
makanan dengan porsi kecil dan sering sesuai
dengan umur anak
kontrol secara teratur:
Bulan I : 1 x/ minggu
Bulan II : 1 x/ 2 minggu
Bulan III - VI : 1 x/ bulan
Suntikan/imunisasi dasar BCG, Polio, DPT,
Campak, Hepatitis B dan ulangan (booster)
(Anak gizi buruk tidak dianjurkan imunisasi campak,
tetapi pada semua anak gizi buruk harus diberikan
imunisasi campak sebelum anak pulang, setelah
fase rehabilitasi)
Vit.A dosis tinggi setiap 6 bulan (dosis sesuai umur)
110
5 (LIMA ) KONDISI KLINIS
ANAK GIZI BURUK

111
5 (LIMA) KONDISI
KLINIS ANAK GIZI BURUK

Penentuan 5 kondisi berdasarkan


tanda bahaya dan tanda penting

1. Setiap anak gizi buruk yang datang ke sarana


pelayanan kesehatan, dalam kondisi klinis yang
berbeda
2. Untuk melakukan tindakan yang tepat perlu
ditentukan kondisi klinis anak gizi buruk
berdasarkan 3 (tiga) tanda bahaya dan tanda
penting

112
5 (LIMA) KONDISI
KLINIS ANAK GIZI BURUK (Lanjutan .)
KONDISI : I KONDISI : II
Jika Ditemukan Jika Ditemukan
Renjatan (syok) Letargis
Letargis Muntah dan/diare/dehidrasi
Muntah dan/diare/dehidrasi Rencana II
Rencana I

KONDISI : III KONDISI : IV


Jika Ditemukan Jika Ditemukan
Muntah dan/diare/dehidrasi Letargis
Rencana III Rencana IV

KONDISI : V
Jika tidak ditemukan
Renjatan (syok), Letargis
Muntah dan/diare/dehidrasi
Rencana V 113
5 (LIMA) KONDISI
KLINIS ANAK GIZI BURUK (Lanjutan .)

PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PADA


ANAK GIZI BURUK
TANDA BAHAYA dan PERAWATAN pada
TANDA PENTING (A) FASE REHABILITASI (E)

PERAWATAN AWAL pada PERAWATAN pd


FASE STABILISASI (B) FASE TRANSISI (D)

PERAWATAN LANJUTAN
PADA FASE STABILISASI (C)
114
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN
DAN PENGOBATAN ANAK GIZI
BURUK

115
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK

Fase Stabilisasi:
Fase awal tindakan segera (atasi dan cegah
hipoglikemia, hipotermi dan dehidrasi),
keterlambatan akan berakibat kematian

Pemberian cairan, energi & protein ditingkatkan secara


bertahap untuk menghindari overload gagal
jantung.

Berlangsung 1 2 hari dan dapat berlanjut sampai 1


minggu (sesuai kondisi klinis anak)

116
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK

Fase Transisi:
Masa peralihan (dari stabilisasi ke rehabilitasi)
Peningkatan jumlah cairan dan konsistensi formula
dilakukan perlahan-lahan agar sel-sel usus
beradaptasi.

Berlangsung 1 minggu (umumnya)

117
4 (EMPAT) FASE PADA PERAWATAN DAN
PENGOBATAN ANAK GIZI BURUK
(Lanjutan .)
Fase Rehabilitasi:
Pemberian makanan untuk tumbuh kejar
Energi dan protein ditingkatkan sesuai kemampuan.
Berlangsung 2 4 minggu (umumnya)

Fase Tindak lanjut:


Setelah anak dipulangkan dari RS/Puskesmas/Panti
Pemulihan Gizi
Makanan tumbuh kejar (Makanan keluarga dan PMT-
Pemulihan)
Berlangsung sampai 4 - 5 bulan

118
PEMERIKSAAN DAN TINDAKAN PADA
ANAK GIZI BURUK

(A)
TANDA BAHAYA & TANDA PENTING
TANDA BAHAYA & K O N D I S I
TANDA PENTING I II III IV V
Renjatan
(syok)
+ - - - -
Letargis/
tidak sadar
+ + - + -
Muntah/Diare
/Dehidrasi
+ + + - -

(B) PERAWATAN AWAL PADA FASE STABILISASI


119
(A) TANDA BAHAYA & TANDA PENTING

(B) PERAWATAN AWAL PADA FASE STABILISASI


Pemeriksaan: I II III IV V

Berat badan + + + + +
Suhu tubuh + + + + +
Tindakan:
Oksigen + - - - -
Hangatkan tubuh + + + + +
Beri cairan & Rencana Rencana Rencana Rencana Rencana
makanan sesuai: I II III IV V
Antibiotika + + + + +

(C) PERAWATAN LANJUTAN PADA FASE STABILISASI 120


(B) PERAWATAN AWAL FASE STABILISASI

(C) PERAWATAN LANJUTAN FASE STABILISASI

Anamnesis Pemeriksaan Fisik Tindakan


Pem.Lab
lanjutan Umum Khusus
- Checklist - PB (TB) - Mata : - Gula
- Vit A
anamnesis - Dada/ (def.vit A,
- As. folat
darah
anemia) - Vit C, B
- konfirmasi Toraks - Hb,
- Kulit kompleks,
kejadian - Perut/ - Tanda Ht
multivitamin
campak & Abdomen def.mikro tanpa Fe
TB - Otot nutr.lain- Lanjutkan
- Pem. mak.awal F75
- Jar.lemak
THT, - Pengobatan
peny.lain penyakit
penyerta/
penyulit
- Stimulasi
(D) PERAWATAN PADA FASE TRANSISI 121
(C) PERAWATAN LANJUTAN PADA FASE STABILISASI

(D) PERAWATAN PADA FASE TRANSISI


Pemeriksaan Tindakan
Makanan peralihan F100
Multivitamin tanpa Fe
Kenaikan Berat badan
Persiapan/keterlibatan ibu
Stimulasi

(E) PERAWATAN PADA FASE REHABILITASI


Pemeriksaan Tindakan
Makanan tumbuh kejar F135
Monitoring tumbuh Multivitamin + Fe
kembang Stimulasi
122
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK PADA FASE STABILISASI

A.Rencana I
(renjatan/syok, letargis, muntah/diare/dehidrasi)

Segera:
Beri oksigen 1 2 l/menit
Infus Ringer Laktat dan Dekstrosa/Glukosa 10%
dgn perbandingan 1 : 1 (RLG 5%), 15 ml/kgbb
dalam 1 jam
Glukosa 10% iv bolus, 5 ml/kgbb
ReSoMal 5 ml/kgbb/NGT (Naso-Gastric Tube)
123
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)

A. Rencana I (Lanjutan ..)


(renjatan/syok, letargis, muntah/diare/dehidrasi)

Jam I:
Teruskan pemberian RLG 5% sebanyak 15 ml/
kgbb selama 1 jam

Catat nadi, frekuensi napas setiap 30 menit


selama 1 jam

124
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)

A. Rencana I (Lanjutan ..)


(renjatan/syok, letargis, muntah/diare/dehidrasi)
Jam II:
Nadi menguat dan frekuensi napas turun, teruskan pemberian
cairan dengan jumlah yg sama selama 1 jam berikutnya

Berikan ReSoMal sesuai kemampuan anak

Catat nadi, frekuensi napas setiap 30 menit selama 1 jam II

Bila denyut nadi tetap lemah dan frekuensi napas tetap tinggi
teruskan pemberian cairan RLG 5% iv dgn dosis diturunkan 4
ml/kgBB/jam atau 1 tetes makro/menit
Segera transfusi dengan Red Packed Cell atau darah segar 1
tetes makro/menit (berikan furosemid 5 mg/kg BB iv. Bila tidak
125
mampu rujuk ke RSU
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)

A. Rencana I (Lanjutan ..)


(renjatan/syok, letargis, muntah/diare/dehidrasi)
Selanjutnya:

Bila sudah rehidrasi, hentikan ReSoMal,


teruskan F-75 setiap 2 jam
Bila diare/muntah berkurang, anak dapat
menghabiskan F-75, berikan F-75 tiap 3 jam
(sisanya lewat NGT)

Bila tidak ada diare/muntah dan anak dapat


menghabiskan F-75 pemberian menjadi
setiap 4 jam 126
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)

B. Rencana II
(letargis, muntah/diare/dehidrasi)

Segera berikan bolus glukosa 10% iv, 5 ml/KgBB


Glukosa/gula pasir 10% melalui NGT, 50 ml
2 jam pertama:
ReSoMal oral/NGT setiap 30 menit, 5 ml/kgbb/kali
Catat denyut nadi, frekuensi napas dan pemberian
ReSoMal setiap 30 menit

127
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)

B. Rencana II (Lanjutan .)
(letargis, muntah/diare/dehidrasi)

10 jam berikutnya:

Bila membaik, teruskan pemberian ReSoMal selang-


seling dengan F-75 (Tabel F-75 dengan/ tanpa edema, buku I hal
19-20), setiap 1 jam

Bila memburuk (syok) segera infus sesuai rencana I,


tanpa pemberian bolus glukosa
Catat denyut nadi, frekuensi napas setiap 1 jam
Bila sudah rehidrasi dan tidak ada diare, hentikan
ReSoMal, teruskan F-75 setiap 2 jam 128
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)

B. Rencana II (Lanjutan .)
(letargis, muntah/diare/dehidrasi)

Selanjutnya :

Berikan ReSoMal setiap anak diare


Berikan ASI diantara pemberian F-75
Diare dan muntah berkurang, anak mampu
menghabiskan sebagian besar F-75, berikan F-75
setiap 3 jam
Diare/muntah, edema berkurang, anak dapat
menghabiskan F-75, ubah pemberian F-75 menjadi
setiap 4 jam 129
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)

C. Rencana III
(muntah dan/diare/dehidrasi)

Segera berikan 50 ml glukosa atau larutan gula pasir


10% (oral/NGT)

2 jam pertama:
Berikan ReSoMal oral/NGT setiap 30 menit, 5 ml/
KgBB/pemberian
Catat nadi, frekuensi napas

130
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)
C. Rencana III (Lanjutan .)
(muntah dan/diare/dehidrasi)
10 jam berikutnya:
Bila membaik, teruskan ReSoMal selang seling dengan
F-75 setiap 1 jam (Tabel F-75 dengan/ tanpa edema, buku I hal
19-20), bila memburuk (syok) segera infus sesuai
rencana I (tanpa bolus glukosa)

Catat denyut nadi, frekuensi napas:


Bila sudah rehidrasi dan tidak ada diare, hentikan
ReSoMal, teruskan F-75 setiap 2 jam.
Bila sudah rehidrasi dan ada diare, beri ReSoMal
setiap diare

Berikan ASI antara pemberian F-75 131


RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)

C. Rencana III (Lanjutan .)


(muntah dan/diare/dehidrasi)

Selanjutnya :

Bila diare/muntah berkurang, F-75 dapat dihabiskan,


ubah pemberian F-75 menjadi setiap 3 jam

Bila tidak ada diare dan anak dapat menghabiskan


F-75, ubah pemberian F-75 menjadi setiap 4 jam

132
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)

D. Rencana IV
(letargis)

Segera berikan bolus glukosa 10% iv, 5 ml/KgBB


Glukosa atau lar. gula pasir 10% melalui NGT, 50 ml

2 jam pertama:
- F-75 setiap 30 menit (Tabel F-75 dengan/tanpa edema, buku
I hal 19-20), dosis setiap 2 jam (NGT)

- Catat nadi, frekuensi napas

133
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)

D. Rencana IV (Lanjutan )
(letargis)

Bila belum sadar

2 jam kedua:
- Ulangi pemberian F-75 setiap 30 menit (NGT)
- Catat nadi, frekuensi napas, kesadaran dan
beri F-75 setiap 30 menit

134
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)
D. Rencana IV (Lanjutan )
(letargis)
Bila sudah sadar, 10 jam berikutnya dan
selanjutnya :
F-75 setiap 2 jam (oral/NGT)

Catat nadi, frekuensi napas, kesadaran, beri F-75 setiap 1 jam

Anak dapat menghabiskan sebagian besar F-75, ubah


menjadi setiap 3 jam pemberian

Berikan ASI antara pemberian F-75


135
Anak dapat menghabiskan F-75, ubah menjadi setiap 4 jam
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)
E. Rencana V
Segera berikan 50 ml glukosa/lar. Gula pasir 10% oral
Catat nadi, frekuensi napas, kesadaran

2 jam pertama:
- F-75 setiap 30 menit selama 2 jam sesuai BB
(Tabel F-75 dengan/tanpa edema, buku I hal 19-20)
- Catat nadi, frekuensi napas, kesadaran dan asupan
F-75 setiap 30 menit

136
RENCANA PERAWATAN DAN PENGOBATAN
ANAK GIZI BURUK
PADA FASE STABILISASI (lanjutan .)

E. Rencana V (Lanjutan ..)

10 jam berikutnya:
Teruskan F-75 setiap 2 jam (Tabel F-75 dengan/
tanpa edema)
Catat nadi, frekuensi napas, asupan F-75

Berikan ASI antara pemberian F-75


Anak dapat menghabiskan sebagian besar F-75, ubah
menjadi setiap 3 jam
Anak dapat menghabiskan F-75, ubah menjadi setiap
4 jam 137
TUJUAN DAN PRINSIP DASAR TERAPI GIZI

1. Tujuan terapi gizi pada anak gizi buruk


adalah memberikan energi & nutrien (zat
gizi) guna mencegah dan mengatasi:

Hipoglikemia
Hipotermia
Dehidrasi
Kekurangan zat gizi mikro, vitamin mineral dan
elektrolit (K, Mg, Cl, Zn, Cu)
Memulihkan kondisi kesehatan

138
TUJUAN DAN PRINSIP DASAR TERAPI GIZI
(Lanjutan ..)
2. Prinsip Dasar Terapi Gizi pada Anak Gizi Buruk:
Kerusakan mukosa usus & enzim dalam waktu lama
mengakibatkan sistim pencernaan anak gizi buruk
lemah diare persisten.
Pemberian Cairan dan Makanan:
Secara teratur (selama 24 jam)
Bertahap, mulai dari bentuk cair, lumat & padat
(mudah diserap)
porsi kecil & sering, tidak boleh tergesa-gesa
Melalui fase stabilisasi, transisi & rehabilitasi
Selalu dipantau dan dievaluasi (mencegah
kelebihan pemberian cairan dan makanan)
139
TERAPI GIZI
PADA FASE STABILISASI, TRANSISI
DAN REHABILITASI SERTA
FORMULA DAN MAKANAN YANG
DIPERLUKAN

140
FASE STABILISASI

Tujuan memberikan makanan:


Agar kondisi anak stabil

Diberikan F75/MODIFIKASI F75/MODISCO

Cukup Energi
Cukup Protein
Cukup Cairan
Cukup Elektrolit

141
FASE STABILISASI (Lanjutan.)

Bila anak edema berat (+++):


Cairan : 100 ml/kg BB
Energi : 80 100 Kkal/kg BB
Protein: 1 1,5 g /kg BB

Bila anak tanpa edema atau edema (+, ++):


Cairan : 130 ml/kg BB
Energi : 80 100 Kkal/kg BB
Protein: 1 1,5 g/kg BB

142
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-75 UNTUK
ANAK GIZI BURUK TANPA EDEMA

Volume F75/ 1 kali makan (ml)a) Total 80% dari


BB anak total a)
(kg) Setiap 2 Setiap 3 Setiap 4 Sehari (130 Sehari
jam b ) jam c) jam ml/kg) (minimum)
(12x mkn) (8 x mkn) (6 X mkn)
2.0 20 30 45 260 210
2.2 25 35 50 286 230
2.4 25 40 55 312 250
2.6 30 45 55 338 265
2.8 30 45 60 364 290
3.0 35 50 65 390 310
3.2 35 55 70 416 335
3.6 40 60 80 468 375

143
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-75
UNTUK ANAK GIZI BURUK
YANG EDEMA BERAT
Volume F75/ 1 kali makan (ml)a) Total 80% dari
BB anak total a)
(kg) Setiap 2 Setiap 3 Setiap 4 Sehari(100 Sehari
jam b ) jam c) jam ml/kg) (minimum)
(12 x mkn) (8 x mkn) (6 X mkn)
3.0 25 40 50 300 240
3.2 25 40 55 320 255
3.4 30 45 60 340 270
3.6 30 45 60 360 290
3.8 30 50 65 380 305
4.0 35 50 65 400 320
4.2 35 55 70 420 335
4.4 35 55 75 440 350

144
b. FASE TRANSISI

Tujuan memberikan Makanan:


Mempersiapkan anak untuk menerima cairan dan energi lebih besar

Diberikan (F100/Modifikasi/Modisco I & II):


Cairan : 150 ml/kg BB
Energi : 100 150 Kkal/kg BB
Protein: 2 3 g /kg BB

145
TABEL PETUNJUK PEMBERIAN F-100
UNTUK ANAK GIZI BURUK

Batas volume pemberian Batas volume


makan F-100 pemberian F100
BB anak Per 4 jam (6 kali sehari) dalam sehari
(kg)
Minimum Maksimum Minimum Maksimum
(ml) (ml) 150 220
ml/kg/hari ml/kg/hari
2.0 50 75 300 440
2.2 55 80 330 484
2.4 60 90 360 528
2.6 65 95 390 572
2.8 70 105 420 616
3.0 75 110 450 660

146
FASE REHABILITASI

Tujuan memberikan makanan:

Untuk Mengejar pertumbuhan. Diberikan setelah anak bisa


makan

Diberikan (F100/Modisco III ditambah


makanan bayi/anak):
Bentuk Makanan padat, diberikan menurut BB:

BB < 7 kg , diberikan makanan bayi/lumat


BB > 7 kg , diberikan makanan anak/lunak

147
PERANAN TIM DUKUNGAN GIZI

mencegah

mengobati

Gizi buruk Gizi baik

Peranan Tim Dukungan Gizi:


Dokter : menentukan diagnosis, melakukan tindakan,
pengobatan dan tindak lanjut
Perawat/ bidan: asuhan keperawatan
Nutrisionis : menyediakan makanan, melakukan konseling
gizi

Baik di rumah sakit maupun di puskesmas 148


KRITERIA PEMULANGAN ANAK GIZI BURUK

Anak :

1. Selera makan baik, makanan yang diberikan dihabiskan


2. Ada perbaikan kondisi mental
3. Sudah tersenyum, duduk, merangkak, berdiri, berjalan, sesuai
umurnya
4. Suhu tubuh berkisar antara 36,5 37,5 C
5. Tidak ada muntah atau diare
6. Tidak ada edema
7. Kenaikan berat badan > 5 g/kgBB/hari, 3 hari berturut-turut
atau kenaikan 50 g/kgBB/minggu, 2 minggu berturut-turut
8. Sudah berada di kondisi BB/TB-PB > - 3 SD (dan sudah tidak
ada tanda dan gejala klinis gizi buruk)
149
TINDAKAN DAN PENGOBATAN
PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT
PADA ANAK GIZI BURUK

150
KRITERIA PEMULANGAN
ANAK GIZI BURUK (lanjutan..)

Ibu/pengasuh:

1. Sudah dapat membuat makanan yang diperlukan


untuk tumbuh kejar di rumah

2. sudah mampu merawat serta memberikan


makan dengan benar kepada anaknya

Institusi lapangan:

Puskesmas/Pos Pemulihan Gizi/Posyandu telah siap


menerima rujukan paska perawatan
151
PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI
MALNUTRISI

Pemberian makanan yang benar dan yang salah


Pemantauan pertumbuhan
Window of opportunity
Pertumbuhan otak
From pre pregnancy to two years old
Alur di Posyandu
Rujukan
PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI
MALNUTRISI
Pemberian makanan yang benar dan yang salah

Pemberian makanan yang salah :


- Mengenyangkan
- Enak
- Terlalu cepat dan terlalu lambat waktunya
- Melebihi atau kurang dari kebutuhan
Contoh : Prelacteal feeding
Too early weaning
Too low energy and nutrition density
PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI
MALNUTRISI

Pemberian makanan yang benar


- Sesuai kebutuhan
- Bertahap
PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI
MALNUTRISI

Pemantauan pertumbuhan
Beda pertumbuhan tidak sama dengan status gizi
Pertumbuhan = perkembangan dari status gizi
Peningkatan BB belum tentu naik (N)
Terdapat 5 arah garis pertumbuhan
Pertumbuhan tidak berjalan linear, kadang cepat
kadang lambat
Pada masa pertumbuhan cepat sering terjadi rawan gizi
Pemantauan pertumbuhan pada balita lebih ditekankan
pada baduta karena saat itu terjadi pertumbuhan
cepat otak
PENCEGAHAN DAN DETEKSI DINI
MALNUTRISI

Window of opportunity
Pertumbuhan otak
From pre pregnancy to two years old
MASALAH REHABILITASI

Asupan makan
Tidak ada yang dimakan
Tidak mau makan
Kurang dari anjuran gizi
Terlalu lama diberi F 75
Terlalu lama dipuasakan
Tidak sesuai dengan anjuran rehabilitasi
(kurang dari 200 kalori/kgBB)
Penyakit yang mendasari
Belum tertangani (TB, Down Syndrome, CP, PJB, diare
kronik)
KRITERIA SEMBUH
BB/TB menjadi normal
WHO 1999: WHZ: > -1 SD
Indonesia: WHZ: > -2 SD
Komplikasi tidak ada lagi
Nafsu makan anak baik
Pertumbuhan: N1 (sd BB/TB normal)
KERJA SAMA LINTAS SEKTORAL
Perlu ditingkatkan antara lain dengan :
Pemerintah Daerah (Bagian Kesra, Jamkesmas /
Jamkesda
LSM (PKK, Organisasi Wanita lain, Rotary Club,
Yayasan
Perusahaan pangan / makanan & obat
Perusahaan besar (pembagian keuntungan)
160
ANAMNESIS DIET

Cara melakukannya melalui :


1. Food Frequency (Catatan pola makan),
bertujuan menganalisis kebiasaan makan anak
secara kualitatif dengan menggunakan formulir
catatan pola makan (buku II hal 49, lampiran 1).

2. Food recall 24 jam/Asupan makanan


sebelum masuk RS, bertujuan untuk:
mengetahui jumlah energi yang dimakan dalam
sehari secara kuantitatif.

161
ANAMNESIS DIET (Lanjutan ..)

Langkah-langkah menganalisis zat gizi secara


sederhana:
Catat jumlah dan jenis makanan yang dimakan
dalam lampiran 2)
Untuk membantu mengingat kebiasaan makan,
tanyakan waktu, tempat dan aktivitas
Klasifikasikan tiap jenis makanan yang dimakan
tiap hari dengan food model dan daftar bahan
makanan penukar

162
ANAMNESIS DIET (Lanjutan ..)

Anamnesis secara Kualitatif:

Kebiasaan dan pola makan


Frekuensi konsumsi makanan
Usia saat pengenalan makanan padat
Jenis makanan yang diberikan dan persiapannya
Pemberian suplemen vitamin dan mineral
Masalah-masalah gizi: nafsu makan, mual, muntah,
diare, konstipasi dan kemampuan makan.

163
ANAMNESIS DIET (Lanjutan ..)

Contoh hasil anamnesis secara kuantitatif :


Pagi: Bubur gelas belimbing 50 gram
Teh manis gelas gula 1sdm (10 gram)
Selingan: Biskuit 1 buah 10 gram

Siang: Nasi 5 sdm 50 gram


Kuah sayur
Selingan: Pisang ambon buah 25 gram

Malam: Mie instant 1/3 bungkus 25 gram


Telor butir 25 gram
164
HASIL ANAMNESIS DIET SECARA
KUANTITATIF

Bahan makanan Energi Protein Lemak K.H

Gula 10 g 40 Kkal - - 10 g
Bubur 50 g 40 Kkal 1g - 10 g
Nasi 50 g 80 Kkal 2g - 20 g
Biskuit 10 g 40 Kkal 1g - 10 g
Mie instant 25 g 80 Kkal 2g - 20 g
Telor 25 g 38 Kkal 3,5 g 2,5 g -
Pisang 25 g 20 Kkal - - 6g

Jumlah 338 Kkal 9,5 g 2,5 g 76 g

165
b. KONSELING GIZI

Konseling adalah:
Upaya membantu orang lain untuk dapat mengenali diri,
menetapkan alternatif pemecahan masalah dan mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah sesuai keadaan, dan
kebutuhan dirinya yang disadari dan bukan karena terpaksa.

Konseling gizi merupakan salah satu terapi gizi dan


bagian penting dalam rangkaian kegiatan pelayanan gizi di
sarana yankes, bertujuan untuk mengubah kebiasaan makan
anak guna mempercepat proses penyembuhan.

166
b. KONSELING GIZI (Lanjutan)

Konseling gizi perlu komunikasi dua arah antara


konselor dan klien:

UNSUR UNSUR KOMUNIKASI EFEKTIF

Bina suasana
Bertanya kepada klien
Memberikan umpan balik
Mendengar dan mengulangi perkataan klien

167
PENYAKIT PENYERTA/PENYULIT

a. Infeksi Saluran Pernapasan (ISPA)/Pneumonia


b. Diare Persisten
c. Cacingan
d. Tuberkulosis (TB)
e. Malaria
f. Gangguan pada mata Akibat Kekurangan
Vitamin A (KVA)
g. Gangguan pada kulit (dermatosis)
h. Anemia berat
i. HIV/AIDS 168
a.Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA)/Pneumonia

Infeksi yang mengenai saluran pernapasan


mulai dari: hidung, telinga tengah, faring,
laring, bronkhi, bronkhioli dan paru

Untuk pengobatan penyakit ISPA/Pneumonia


dapat dilihat pada Petunjuk pemberian
Antibiotika untuk anak gizi buruk

169
b. Diare Persisten

Diare pada anak gizi buruk sering berlanjut menjadi


diare persisten waspadai dehidrasi

Rehidrasi: pemberian cairan tidak secara iv (kecuali


Syok) supaya tidak terjadi overload (gagal jantung
dan kematian mendadak)

Prinsip Tatalaksana Penyakit Diare:


- Mencegah terjadinya dehidrasi
- Mengobati dehidrasi
- Memberi makanan
- Mengobati masalah lain

(sumber: Keputusan Menkes RI No.1216/ MENKES/ SK/XI/ 2001 tentang Pedoman


Pemberantasan Penyakit Diare, Depkes RI, Ditjen PPM & PL, edisi ke3, tahun
1702003)
b. Diare Persisten (lanjutan.)

Penyebab:
Makanan tinggi laktosa
Kerusakan mukosa usus dan giardiasis

Tindakan:
ReSoMal 5-10 mg/kgBB/kali pemberian
Teruskan pemberian ASI
Makanan formula bebas atau rendah laktosa
Kotrimoksasol sesuai dosis
Bila diare terus berlanjut periksa feses dan ganti
dengan metronidasol bila pemeriksaan giardiasis
(Metronidasol 7,5 mg/kgBB/8 jam selama 7 hari)

171
c. Cacingan

Periksa:
Telur cacing dalam tinja (bila memungkinkan)

Tindakan:
Pirantel Pamoat atau preparat anti helmintik lain
yang sesuai
Albendazol dosis tunggal (diberikan pada fase
transisi)
- Umur 6 bulan-2 tahun: tablet (200 mg)
- Umur > 2 tahun : 1 tablet (400 mg)

172
d. Tuberkulosis

BILA 3 POSITIF

DIANGGAP TB

Beri OAT
Observasi 2 bulan

MEMBAIK MEMBURUK / TETAP

TB Bukan TB TB Kebal Obat (MDR)

OAT diteruskan RUJUK KE RUMAH SAKIT


173
d. Tuberkulosis (Lanjutan..)

OAT diteruskan RUJUK KE RS

Pemeriksaan lanjutan di RS :
PERHATIAN : Gejala Klinis
Bila terdapat tanda-tanda Uji Tuberkulin
bahaya seperti :
Foto Rontgen paru
Kejang
Pemeriksaan
Kesadaran menurun
mikrobiologi & serologi
Kaku kuduk
Pemeriksaan patologi
Benjolan di punggung
anatomi
Dan kegawatan lain
Prosedur diagnostik dan
tatalaksana sesuai dengan
Segera rujuk ke RS prosedur di RS yang
174
bersangkutan
d. Tuberkulosis (Lanjutan..)

Penegakan diagnosis dengan sistem skoring.


Alur tatalaksana pasien TB pada unit pelayanan kesehatan dasar:
Skor > 6

Beri OAT
selama 2 bulan dan dievaluasi

Respon (+) Respon (-)

Terapi TB diteruskan Teruskan terapi TB sambil


mencari penyebabnya
(Sumber: Depkes, RI, 2006, Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis)
175
d. Tuberkulosis (Lanjutan..)

OAT anak minimal 3 macam obat

Waktu pemberian 6 bulan (setiap hari)


Dosis sesuai dengan berat badan anak
Evaluasi klinik: parameter terbaik untuk menilai
keberhasilan pengobatan

176
d. Tuberkulosis (Lanjutan..)

JENIS DAN DOSIS OBAT ANTI TUBERKULOSIS (OAT)

JENIS OBAT BB 5 - < 10 kg BB 10 - < 20 kg BB 20- 33 kg

Isoniasid (H) 50 mg 100 mg 200 mg

Rifampicin (R) 75 mg 150 mg 300 mg

Pyrazinamid (Z) 150 mg 300 mg 600 mg

RHZ (2 bulan setiap hari), dilanjutkan RH (4 bulan setiap hari)

Bila BB < 5 kg rujuk ke RS

177
d. Tuberkulosis (Lanjutan..)

TB berat (TB milier, meningitis TB, TB tulang, dll):


Fase intensif: minimal 4 macam obat (Rifampisin, INH,
Pirasinamid, Etambutol/Streptomisin)
Fase lanjutan: Refampisin dan INH selama 10 bulan
Kortikosteroid/prednison: 1-2 mg/kg BB/hari dibagi 3
dosis pemberian 2-4 minggu dosis penuh
tappering off.

Profilaksis: INH 5-10 mg/kg BB/hari selama 6 bulan.


178
e. Malaria

Penatalaksanaan Kasus Malaria

A. Pemberian Obat Anti Malaria


Tanpa komplikasi (ringan) oral
Berat atau tidak dapat minum obat parenteral
B. Pengobatan Pendukung (Suportif)
Tanpa komplikasi simptomatik
Berat perawatan umum, cairan, simptomatik
C. Pengobatan Komplikasi
Anemia, hipoglikemia, syok hipovolemik, dll
Gangguan fungsi organ (dialisis, pemasangan ventilator, dll)

179
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA
1. Gizi buruk didaerah malaria atau ada riwayat
kunjungan ke daerah risiko tinggi, diperiksa
tanda/gejala klinis malaria, sbb:
Demam (teraba panas, suhu 37,50 C atau lebih)
Menggigil dan berkeringat
Renjatan (syok)
Kaku kuduk atau kejang
Kesulitan bernapas
Kuning (ikterik)
Perdarahan 180
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA (lanjutan )

2. Bila ditemukan tanda/gejala klinis malaria,


lakukan pemeriksaan darah malaria dengan
mikroskop atau dengan uji reaksi cepat/Rapid
Diagnostic Test (RDT)

181
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA (lanjutan )

3. Gizi buruk dengan malaria berat (cerebral malaria)


segera transfusi dengan packed red cell 10 ml/kgBB/
3-4 jam, jangan diberi furosemid sebelum
dan berikan obat malaria melalui iv.

182
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
PADA TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK
DENGAN MALARIA (Lanjutan.)

3. Gizi buruk dengan anemia sedang


Anti malaria oral
Zat besi atau folat, tidak diberikan sebelum minggu ke 2
(Fe menyebabkan parasit makin aktif)
4. Fe atau sirup besi dianjurkan setelah minggu ke-2 fase rehabilitasi
Hati-hati !
Anemia pada malaria karena hemolitik (pecahnya sel darah
merah)
Fe yg berlebihan menumpuk dalam tubuh (berbahaya)

183
f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan
Vitamin A

JIKA MATA TINDAKAN


MENGALAMI:
Hanya bercak Bitot saja Tidak memerlukan obat tetes mata
tidak ada gejala mata
yang lain

Nanah atau Berikan tetes mata kloramfenikol


peradangan atau tetrasiklin (1%)

Kekeruhan pada kornea Berikan kedua obat tersebut :


Ulkus pada kornea Tetes mata kloramfenikol/
tetrasiklin(1%) & Tetes mata atropin(1%)

Segera rujuk ke dokter mata (jangan ditambahkan preparat yang


mengandung kortikosteroid karena dapat menyebabkan kebutaan
serta jangan diberi salep supaya tidak ada perlengketan)
184
f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan
Vitamin A (Lanjutan ..)

JADWAL DAN DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A

Gejala Hari ke 1 Hari ke 2 Hari ke 15


Tidak ada gejala mata Beri kapsul Tdk diberi Tdk diberi
atau tidak pernah sakit dgn dosis kapsul kapsul
Campak dlm 3 bulan sesuai
terakhir umur
Beri kapsul Beri kapsul Beri kapsul
Ada salah satu gejala : dengan dengan dengan
Bercak Bitot dosis dosis dosis sesuai
Nanah/Radang sesuai sesuai umur
Kornea keruh umur umur
Ulkus kornea
Pernah sakit Campak
dalam 3 bulan terakhir

185
f. Gangguan pada Mata akibat Kekurangan
Vitamin A (Lanjutan ..)

DOSIS PEMBERIAN VITAMIN A

Umur Dosis

< 6 bulan 50.000 SI ( kapsul biru )

6 11 bulan 100.000 SI ( 1 kapsul biru )

1 5 tahun 200.000 SI ( 1 kapsul merah )

186
g. Gangguan pada Kulit (Dermatosis)

Hipo/hiperpigmentasi
Deskuamasi (mengelupas)
Lesi ulserasi eksudatif (menyerupai luka bakar) sering
disertai infeksi sekunder (candida)

Tindakan:
Kompres dgn lar. KMnO4 0,01% selama 10 menit
Salep/krim (Zn dgn minyak kastor/ikan)
Usahakan agar daerah perineum tetap kering
Defisiensi seng (Zn) : beri preparat Zn oral
Pengobatan anti jamur (bila perlu)
187
h. Anemia Berat

Hb < 4,0 g/dl atau Hb 4,0 6,0 g/dl disertai distres


pernafasan atau tanda gagal jantung

Tindakan
Transfusi darah segar 10 ml/kgBB dalam 3 jam.
Bila ada tanda gagal jantung, gunakan packed red cells
dengan jumlah yang sama
Furosemid 1 mg/kgBB iv
Pada saat transfusi hentikan semua pemberian cairan
lewat oral/NGT

188
i. HIV/AIDS

Terapi:
- Antiretroviral (ARV)
- Obat untuk mengatasi nyeri
- Tatalaksana anoreksia, mual dan muntah
- Small & frequent feeding
- makanan dingin lebih baik daripada panas
- hindari makanan asin & berbumbu (merangsang)
- Bila perlu enteral/parenteral feeding
- Pencegahan dan pengobatan luka dekubitus
- Perawatan mulut
- Tatalaksana jalan nafas
- Dukungan psikososial
189
MINERAL MIX
Merupakan satu komponen dalam pembuatan Formula WHO dan
ReSomal yang digunakan dalam Tatalaksana Anak Gizi Buruk .

Formula WHO adalah Formula yang diberikan pada anak gizi


buruk. Terdiri dari Formula 75, 100 dan 135.

ReSoMal (Rehidration Solution For Malnutrition) adalah cairan yang


diberikan kepada anak gizi buruk dengan diare dan atau dehidrasi.

Gizi buruk adalah status gizi menurut BB dan TB dengan z score


< - 3SD dan atau dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashiorkor
dan marasmic kwashiorkor)
MINERAL MIX DALAM 10 LANGKAH
TATALAKSANA ANAK GIZI BURUK

Peran mineral mix dalam 10 langkah :


- mengatasi hipoglikemia
- mengatasi dehidrasi
- memperbaiki gangguan keseimbangan
elektrolit
- memperbaiki kekurangan zat gizi mikro
- terapi gizi pada fase stabilisasi, transisi dan
rehabilitasi
CARA MEMBUAT RESOMAL DAN
FORMULA SERTA MAKANAN UNTUK
ANAK GIZI BURUK

193
RESOMAL
(Rehydration Solution for Malnutrition)

Bahan membuat ReSoMal

Bubuk WHO-ORS (oralit )utk 1 liter (*) : 1 pak (5 sachet @ 200 ml


Gula pasir : 50 gram
Lar. Elektrolit/Mineral Mix : 40 ml
Ditambah air matang sampai
larutan menjadi : 2 liter

Setiap 1 liter cairan ReSoMal : Na = 37,5 mEq,


(*) Bubuk WHO-ORS/1 liter : Nacl 2,6 gram, trisodium citrat
dihidrat 2,9 gram, KCl = 1,5 g dan glukosa 13,5 gram

194
RESOMAL
(Rehydration Solution for Malnutrition)

Komposisi larutan elektrolit/Mineral Mix

KCl : 224 gram


Tripotasium citrat : 81 gram
MgCl2.6H2) : 76 gram
Zn acetat 2 H2O : 8,2 gram
CuSO4.5H2O : 1,4 gram
Ditambah air sampai : 2.5 liter

Sudah tersedia dalam bentuk sachet @ 8 gram


ditambah air matang menjadi larutan elektrolit 20 ml

195
MODIFIKASI RESOMAL
(Rehydration Solution for Malnutrition)

Bila tidak tersedia Mineral Mix, dapat digunakan


KCl sebagai berikut:

BAHAN UNTUK 2000 ml UNTUK 400 ml


Bubuk WHO-ORS 1 pak @ 1000 ml 1 sachet @ 200 ml
Gula pasir 50 gr 10 gr
Bubuk KCl 4 gr 0,8 gr
Ditambah air sampai 2 liter 400 ml

Karena tidak mengandung Mg, Zn dan Cu,


dapat diberikan MgSO4 50 % i.m 1 x dosis 0,3 ml/kg BB maksimum
2 ml.

196
CARA MEMBUAT RESOMAL

Campurkan oralit + gula pasir + mineral mix, aduk


rata
Tambahkan air matang sampai menjadi 1000 ml
Larutan ini bisa langsung diminum.

197
CARA MEMBUAT FORMULA

1. Formula WHO 75/100/135


Campurkan gula dan minyak sayur, aduk sampai rata
Tambahkan larutan elektrolit/Mineral Mix,
Tambahkan susu skim sedikit sedikit, aduk sampai
rata
Encerkan dengan air hangat sedikir demi sedikit,
sambil diaduk sampai homogen samapi menjadi
1000 ml
Larutan ini bisa langsung diminum. Masak selama 4
menit, bagi balita yang disentri atau diare persisten
(Petunjuk Teknis Tata Laksana Anak Gizi Buruk, Buku II, hal 16)
198
CARA MEMBUAT FORMULA
(Lanjutan )

2. Formula 75 /100/135 Modifikasi:


Campurkan,gula, minyak, aduk rata
Tambahkan tepung, susu skim/full cream/susu
segar
Tambahkan air sehingga mencapai 1 liter
Didihkan sambil diaduk-aduk hingga larut selama
5-7 menit

(Petunjuk Teknis Tata Laksana Anak Gizi Buruk, Buku II, hal 16)
199
KIAT UNTUK MEMPERSIAPKAN
FORMULA (Lanjutan )

4. Minyak adalah bahan makanan yang sangat


penting, sehingga perlu tercampur dengan benar.
Bila menggunakan margarin dicairkan terlebih
dahulu

5. Bila tidak ada blender, gunakan pengocok telur dan


kocok dengan perlahan sehingga formula
tercampur rata

6. Hati-hati dalam menambahkan cairan (agar tidak


terlalu encer atau pekat)

200
CARA MEMBUAT FORMULA
(Lanjutan )

Campur gula dan minyak, aduk sampai rata

201
CARA MEMBUAT FORMULA
(Lanjutan )

Minyak dan gula sudah


tercampur

202
CARA MEMBUAT FORMULA
(Lanjutan )

Tambahkan susu setelah gula dan minyak tercampur rata

203
CARA MEMBUAT FORMULA
(Lanjutan )

Gula, minyak dan susu sudah tercampur, disebut GEL

Gel aman dikonsumsi dalam penyimpanan pada suhu ruang 2 x 204


24
CONTOH : FORMULA 100

Formula 100 berbentuk GEL, disimpan didalam kantong plastik

205
CONTOH : FORMULA 75

206
FORMULA 100

Formula dibuat untuk 6 kali pemberian

207
F75 DAN F100 SETELAH DICAIRKAN

208
RESEP MAKANAN (Fase Rehabilitasi)

3. BUBUR BREDA
Bahan:

- Tep. Beras 15 gr
- Tep. Maezena 15 gr
- Ayam 50 gr
- Minyak Jagung 5 gr
- Minyak Kelapa 5 gr
- Garam dan Seledri
- Vit B.Compleks
tab
- Vit C tab

209
RESEP MAKANAN (Lanjutan)

Siap dihidangkan

210

Anda mungkin juga menyukai