TOPIK : Disentri
Bagian : Ilmu Kesehatan Anak
HARI/TANGGAL : Senin, 8 November 2021
NO. TELEPON : -
TANGGAL LAHIR : 2 November 2018
UMUR : 13 Bulan
AGAMA : Islam
JENIS KELAMIN : Laki - laki
BANGSA SUKU : -
Sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit sekitar jam 08.00 pasien demam,
Demam disertai muntah sebanyak 2 kali, tidak menyemprot. Lalu pasien dibawa
ke dokter dan diberi obat , keesokan harinya demam turun dan muntah berhenti
tetapi penderita menjadi BAB encer dan perut kembung. BAB encer sebanyak 8
kali perhari kurang lebih seperempat sampai setengah gelas (50-100 cc),
darah dan lendir serta berbau busuk. Hari masuk rumah sakit pasien sudah BAB
encer sebanyak kurang lebih 10 kali, cairan lebih banyak daripada ampas, warna
kuning, terdapat lendir dan darah. Makan menjadi berkurang, sedangkan minum
sangat mudah (seperti kehausan). Buang air kecil terakhir sebelum berangkat ke
STATUS NEONATAL
TEMPAT LAHIR : RS / RB / RUMAH
DITOLONG OLEH : DR / BIDAN / DUKUN
LAHIR : SPONTAN / SC / VAKUM
SEGERA MENANGIS : YA / TIDAK
BCB / BKB / BLB
SMK / KMK / BMK
BBL : 3000 GRAM
PBL : 50 CM
RIWAYAT IMD : Dilakukan
VITAMIN K : Dilakukan
STATUS IMUNISASI
IMUNISASI BELUM 1 2 3 4 BOOSTER 18 BIAS
PERNAH BLN – 2 THN
HEPATITIS B ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
POLIO ✔️ ✔️ ✔️
BCG ✔️
DTP ✔️ ✔️ ✔️
HIB ✔️ ✔️ ✔️
CAMPAK ✔️
MMR ✔️
PCV ✔️
ROTAVIRUS ✔️
INFLUENZA ✔️
TIFOID ✔️
HEPATITIS A ✔️
VARISELA ✔️
HPV ✔️
PEMERIKSAAN FISIS
BB :7 KG
PB/TB : 77 CM
LLA : 14 CM
LK : 45 CM
LD :- CM
LP :- CM
BB/TB : terletak dibawah percentil -3SD (Gizi Buruk)
TB/U : terletak diantara -2SD sampai +2SD (Perawakan Normal)
BB/U : terletak diantara -2SD sMPi -3SD (BB Kurang)
KEADAAN UMUM
SAKIT Sedang / GIZI buruk / GCS Composmentis
TANDA VITAL
TEKANAN DARAH : 90/60 MMHG
FREKUENSI NADI : 150 X/MENIT
FREKUENSI NAPAS : 30 X/MENIT
0
SUHU : 38 C
KEPALA :
RAMBUT : hitam, tidak mudah di cabut
BENTUK : Mesochepal
UBUN-UBUN BESAR : sedikit cekung
MUKA : Simetris, edema (-), moon face (-), old moon face (+)
MATA : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung (+/+), air mata (+/+)
PK : Batas kanan jantung ICS 4 linea Parasternalis dekstra, Batas kiri ICS 4 linea
PR : Tidak ada massa, gerak napas simetris kiri dan kanan, vocal fremitus normal, kiri
sama dengan kanan
PD : Vesikuler kanan dan kiri, wheezing (-/-), ronkhi (-/-) , murmur (-), Gallop (-)
ABDOMEN :
PP : Datar, simetris
PR :
LIEN : tidak teraba
HEPAR : tidak teraba
MASSA : tidak teraba
N N
NN
TONUS :
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
- Hb : 12,2 g/dl
- Ht : 35,8 %
- Leukosit : 22.000 µL
- Trombosit : 348.000 µL
PEMERIKSAAN FISIK
BB : 7 kg
TB : 77 cm
-
RESUME PASIEN :
Datang seorang pasien laki-laki umur 13 bulan dengan keluhan BAB encer, sejak
5 hari sebelum masuk rumah sakit, BAB encer 1 hari sebanyak 8 kali kurang lebih
50-100cc, konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna kehijauan, berbuih,
terdapat darah dan lendir serta berbau busuk. Muntah (+), demam (+), Buang air
kecil terakhir 2 jam yang lalu.
Pemeriksaan fisik didapatkan: KU rewel, composmentis, gizi buruk; Tanda
Vital : Tensi : 90/60; N = 150 x/menit , RR= 30 x/menit ; S = 38 0C.
Kulit : turgor menurun; Kepala: ubun-ubun cekung (+) sedikit; Mata: cekung
(+/+), air mata (+/+).
Thorax, Cor dan Pulmo dalam batas normal; Abdomen : dinding perut sejajar
tinggi dari dinding dada, palpasi supel, timpani, turgor menurun,hepar tidak teraba,
lien tidak teraba..
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan : Hemoglobin: 12,2 g/dl; Hematokrit
: 35,8 %; Leukosit : 22.000 uL; Trombosit : 348.000 uL
DIAGNOSIS KERJA :
DIAGNOSA BANDING :
Intoleransi laktosa
Alergi susu sapi
Invaginasi
TATALAKSANA :
Pemberian ASI
Oralit 525 cc
Infus RL 30cc/kg BB/ 30 menit à kemudian 70cc/kg BB/ 2 jam 30 menit
Zinc 20 mg/hari
MP ASI
Paracetamol sirup 3x cth I (K/P)
Metronidazol 280 mg/hari dibagi dalam 3 dosis
PROGNOSIS :
Ad vitam : dubia
Ad functionam : dubia
Ad sanationam : dubia
DISKUSI
lebih besar, tetapi jarang pada balita . Disentri amoeba adalah penyakit infeksi
kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Penyakit ini dapat
basiler dilaporkan kurang dari 500.000 kasus tiap tahunnya. Sedangkan angka
kejadian disentri amoeba di Indonesia sampai saat ini masih belum ada, akan
tetapi untuk disentri basiler dilaporkan 5% dari 3848 orang penderita diare
Etiologi:
Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella, sp. Shigella adalah basil non motil,
kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe spesifik, maka seseorang dapat
terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang berbeda. Genus ini memiliki kemampuan
menginvasi sel epitel intestinal dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103
penyakit. Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare, adanya lendir dan
Semua strain kuman Shigella menyebabkan disentri, yaitu suatu keadaan yang
ditandai dengan diare, dengan konsistensi tinja biasanya lunak, disertai eksudat
Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah, maka dapat melewati
barier asam lambung. Ditularkan secara oral melalui air, makanan, dan lalat yang
tercemar. Setelah melewati lambung dan usus halus, kuman ini menginvasi sel
epitel mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya. Kolon merupakan tempat
utama yang diserang Shigella namun ileum terminalis dapat juga terserang.
Kelainan yang terberat biasanya di daerah sigmoid, sedang pada ilium hanya
hiperemik saja. Pada keadaan akut dan fatal ditemukan mukosa usus hiperemik,
lebam dan tebal, nekrosis superfisial, tapi biasanya tanpa ulkus. Pada keadaan
subakut terbentuk ulkus pada daerah folikel limfoid, dan pada selaput lendir
lipatan transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil, tepi ulkus menebal
Gejala Klinis:
Disentri Basiler memiliki masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari. Lama
gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu. Pada fase awal pasien mengeluh nyeri
perut bawah, diare disertai demam yang mencapai 40C. Selanjutnya diare
berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan lendir, tenesmus, dan
nafsu makan menurun, timbul rasa haus, kulit kering dan dingin, turgor kulit
Diagnosis:
Tanda untuk diagnosis disentri adalah BAB cair, sering dan disertai dengan
darah yang dapat dilihat dengan jelas. Shigellosis menimbulkan tanda radang akut
meliputi nyeri perut, demam, kejang, letargis, prolaps rectum. Disamping itu,
sebagai diare akut bisa juga menimbulkan dehidrasi, gangguan pencernaan dan
kekurangan zat gizi. Tanda-tanda dehidrasi ringan atau dehidrasi berat antara
lain rewel atau gelisah, letargis/kesadaran berkurang, mata cekung, cubitan kulit
perut kembalinya lambat, haus/minum dengan lahap, atau malas minum atau tidak
bisa minum. Perlu dipikirkan kemungkinan invaginasi dengan gejala dan tanda
dominan lendir dan darah, kesakitan dan gelisah, massa intra abdominal dan
muntah.
Pemeriksaan Penunjang:
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut,
kecuali apabila ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis. Hal yang
Jika memungkinkan, lakukan kultur feses dan tes sensitivitas. Di rumah sakit
Giardia. Periksa apakah ada kondisi lain seperti alergi susu sapi, atau infeksi
Tatalaksana:
Cairan dan elektrolit Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan
cairan rehidrasi oral. Jika frekuensi buang air besar terlalu sering, dehidrasi
akan terjadi dan berat badan penderita turun. Dalam keadaan ini perlu
diberikan cairan melalui infus untuk menggantikan cairan yang hilang. Akan
tetapi jika penderita tidak muntah, cairan dapat diberikan melalui minuman
atau pemberian air kaldu atau oralit. Bila penderita berangsur sembuh, susu
Shigella biasanya resisten terhadap ampisilin, namun apabila ternyata dalam uji
resistensi kuman terhadap ampisilin masih peka, maka masih dapat digunakan
dengan dosis 4 x 500 mg/hari selama 5 hari. Begitu pula dengan kotrimoksazol,
dosis yang diberikan 2 x 960 mg/hari selama 3-5 hari. Amoksisilin tidak
basiler. Dosis siprofloksasin yang dipakai adalah 2 x 500 mg/hari selama 3 hari
Komplikasi
Dehidrasi
prolaps rectal
perforasi
Mengetahui,
Dokter Pembimbing Mahasiswa