Anda di halaman 1dari 12

TEMPLATE KOMPETENSI LAYANAN PRIMER

TOPIK : Disentri
Bagian : Ilmu Kesehatan Anak
HARI/TANGGAL : Senin, 8 November 2021

NO. REKAM MEDIK : 735809


NAMA : An. F
ALAMAT : Jl. Trisula 4 Kauman Surakarta

NO. TELEPON : -
TANGGAL LAHIR : 2 November 2018
UMUR : 13 Bulan
AGAMA : Islam
JENIS KELAMIN : Laki - laki
BANGSA SUKU : -

ANAK (KE 1 DARI 1 ANAK) KEGUGURAN 0 KALI


NO JENIS UMUR SEHAT / KARENA
KELAMIN SAKIT APA
1 Laki - laki 13 bulan Sakit BAB Encer

NAMA AYAH : Tn. W NAMA IBU : Ny.X


UMUR : 37 UMUR : 35
PEKERJAAN : Buruh PEKERJAAN : IRT
PEND. TERAKHIR : S1 PEND. TERAKHIR : SMA
STATUS KESEHATAN : Sehat STATUS KESEHATAN : Sehat
AUTOANAMNESIS / ALLOANAMNESIS / HETEROANAMNESIS
OLEH : Ibu Penderita
KELUHAN UTAMA : BAB encer
ANAMNESIS TERPIMPIN :

Sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit sekitar jam 08.00 pasien demam,

Demam disertai muntah sebanyak 2 kali, tidak menyemprot. Lalu pasien dibawa

ke dokter dan diberi obat , keesokan harinya demam turun dan muntah berhenti

tetapi penderita menjadi BAB encer dan perut kembung. BAB encer sebanyak 8

kali perhari kurang lebih seperempat sampai setengah gelas (50-100 cc),

konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna kehijauan, berbuih, terdapat

darah dan lendir serta berbau busuk. Hari masuk rumah sakit pasien sudah BAB

encer sebanyak kurang lebih 10 kali, cairan lebih banyak daripada ampas, warna

kuning, terdapat lendir dan darah. Makan menjadi berkurang, sedangkan minum

sangat mudah (seperti kehausan). Buang air kecil terakhir sebelum berangkat ke

rumah sakit, sekitar 2 jam yang lalu.

RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA:

Riwayat sakit serupa : tidak ada


Riwayat alergi makanan
dan obat : tidak ada

STATUS NEONATAL
TEMPAT LAHIR : RS / RB / RUMAH
DITOLONG OLEH : DR / BIDAN / DUKUN
LAHIR : SPONTAN / SC / VAKUM
SEGERA MENANGIS : YA / TIDAK
BCB / BKB / BLB
SMK / KMK / BMK
BBL : 3000 GRAM
PBL : 50 CM
RIWAYAT IMD : Dilakukan
VITAMIN K : Dilakukan

STATUS TUMBUH KEMBANG


MENGAMATI TANGAN :-
MERAIH BENDA :-
TENGKURAP SENDIRI :-
SATU SUKU KATA :-
MENUNJUKKAN SATU GAMBAR : -
GIGI PERTAMA :-
PERKEMBANGAN :-
STATUS GIZI
MAKANAN :
ASI : PERNAH / TIDAK PERNAH
SAMPAI SEKARANG UMUR 13 BULAN
EKSKLUSIF / TIDAK EKSKLUSIF
TIDAK PERNAH : KARENA -

STATUS IMUNISASI
IMUNISASI BELUM 1 2 3 4 BOOSTER 18 BIAS
PERNAH BLN – 2 THN
HEPATITIS B ✔️ ✔️ ✔️ ✔️
POLIO ✔️ ✔️ ✔️
BCG ✔️
DTP ✔️ ✔️ ✔️
HIB ✔️ ✔️ ✔️
CAMPAK ✔️
MMR ✔️
PCV ✔️
ROTAVIRUS ✔️
INFLUENZA ✔️
TIFOID ✔️
HEPATITIS A ✔️
VARISELA ✔️
HPV ✔️
PEMERIKSAAN FISIS
BB :7 KG
PB/TB : 77 CM
LLA : 14 CM
LK : 45 CM
LD :- CM
LP :- CM
BB/TB : terletak dibawah percentil -3SD (Gizi Buruk)
TB/U : terletak diantara -2SD sampai +2SD (Perawakan Normal)
BB/U : terletak diantara -2SD sMPi -3SD (BB Kurang)

KEADAAN UMUM
SAKIT Sedang / GIZI buruk / GCS Composmentis

TANDA VITAL
TEKANAN DARAH : 90/60 MMHG
FREKUENSI NADI : 150 X/MENIT
FREKUENSI NAPAS : 30 X/MENIT
0
SUHU : 38 C

KEPALA :
RAMBUT : hitam, tidak mudah di cabut
BENTUK : Mesochepal
UBUN-UBUN BESAR : sedikit cekung
MUKA : Simetris, edema (-), moon face (-), old moon face (+)
MATA : konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), cekung (+/+), air mata (+/+)

TELINGA : Daun telinga dalam batas normal, tidak ada sekret


HIDUNG : Tidak ada pernapasan cuping hidung, secret (-/-)
BIBIR :
PUCAT :tidak ada
SIANOSIS :Tidak ada
LAIN-LAIN :-
MULUT :
GIGI :tidak ada kelainan
CARIES :tidak ada
SEL MULUT :Mukosa gusi hiperemis
TENGGOROK :Nyeri menelan tidak ada
TONSIL :T1/T1
LEHER :
KEL. LIMFE : Tidak ada pembesaran
THORAKS :
BENTUK : Normochest, retraksi (-)
JANTUNG :
PP : Ictus cordis tidak tampak

PR : Thrill tidak teraba

PK : Batas kanan jantung ICS 4 linea Parasternalis dekstra, Batas kiri ICS 4 linea

midclavicularis sinistra, batas atas ICS 2 parasternalis sinistra

PD : Bj I dan II reguler, murmur (-), Gallop (-)


PARU :
PP : Simteris, tidak ada retraksi

PR : Tidak ada massa, gerak napas simetris kiri dan kanan, vocal fremitus normal, kiri
sama dengan kanan

PK : Sonor pada semua lapang paru

PD : Vesikuler kanan dan kiri, wheezing (-/-), ronkhi (-/-) , murmur (-), Gallop (-)

ABDOMEN :
PP : Datar, simetris

PD : Peristaltic (+) bertambah

PR :
LIEN : tidak teraba
HEPAR : tidak teraba
MASSA : tidak teraba

PK : Timpani, undulasi (-)

KELENJAR LIMFA :Normal


ALAT KELAMIN :Tidak ada kelainan
STATUS PUBERTAS :-
EKSTREMITAS : Akral hangat, wasting (+)

KOL. VERTEBRALIS : Normal


KULIT : Tampak bersisik
REFLEKS FISIOLOGIS:
KPR :Normal
APR :Normal
BPR :Normal
TPR :Normal
KEKUATAN : 55
55

N N
NN
TONUS :

REFLEKS PATOLOGIS : Tidak ada

LAIN-LAIN : baggy pants (+)

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium
- Hb : 12,2 g/dl
- Ht : 35,8 %
- Leukosit : 22.000 µL
- Trombosit : 348.000 µL
PEMERIKSAAN FISIK
BB : 7 kg
TB : 77 cm

BB/TB = terletak dibawah percentil -3SD (Gizi Buruk)

BB/U = Terletak diantara -2SD sampai -3SD (BB Kurang)


TB/U = terletak diantara -2SD sampai +2SD (Perawakan Normal)

-
RESUME PASIEN :
Datang seorang pasien laki-laki umur 13 bulan dengan keluhan BAB encer, sejak
5 hari sebelum masuk rumah sakit, BAB encer 1 hari sebanyak 8 kali kurang lebih
50-100cc, konsistensi cair dan terdapat ampas berwarna kehijauan, berbuih,
terdapat darah dan lendir serta berbau busuk. Muntah (+), demam (+), Buang air
kecil terakhir 2 jam yang lalu.
Pemeriksaan fisik didapatkan: KU rewel, composmentis, gizi buruk; Tanda
Vital : Tensi : 90/60; N = 150 x/menit , RR= 30 x/menit ; S = 38 0C.
Kulit : turgor menurun; Kepala: ubun-ubun cekung (+) sedikit; Mata: cekung
(+/+), air mata (+/+).
Thorax, Cor dan Pulmo dalam batas normal; Abdomen : dinding perut sejajar
tinggi dari dinding dada, palpasi supel, timpani, turgor menurun,hepar tidak teraba,
lien tidak teraba..
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan : Hemoglobin: 12,2 g/dl; Hematokrit
: 35,8 %; Leukosit : 22.000 uL; Trombosit : 348.000 uL

DIAGNOSIS KERJA :

Diare akut berdarah tanpa dehidrasi berat


Marasmus

DIAGNOSA BANDING :
 Intoleransi laktosa
 Alergi susu sapi
 Invaginasi

TATALAKSANA :
 Pemberian ASI
 Oralit 525 cc
 Infus RL 30cc/kg BB/ 30 menit à kemudian 70cc/kg BB/ 2 jam 30 menit 
 Zinc 20 mg/hari
 MP ASI
 Paracetamol sirup 3x cth I (K/P)
 Metronidazol 280 mg/hari dibagi dalam 3 dosis

PROGNOSIS :
Ad vitam : dubia
Ad functionam : dubia
Ad sanationam : dubia
DISKUSI

Disentri didefinisikan sebagai diare yang disertai darah dalam tinja. Penyebab

yang terpenting dan tersering adalah Shigella, khususnya S. Flexneri dan S.

Dysenteriae tipe 1. Entamoeba histolytica menyebabkan disentri pada anak yang

lebih besar, tetapi jarang pada balita . Disentri amoeba adalah penyakit infeksi

usus besar yang disebabkan oleh parasit usus Entamoeba histolytica.

Disentri merupakan tipe diare yang berbahaya dan seringkali menyebabkan

kematian dibandingkan dengan tipe diare akut yang lain. Penyakit ini dapat

disebabkan oleh bakteri (disentri basiler) dan amoeba (disentri amoeba). Di

Amerika Serikat, insiden disentri amoeba mencapai 1-5% sedangkan disentri

basiler dilaporkan kurang dari 500.000 kasus tiap tahunnya. Sedangkan angka

kejadian disentri amoeba di Indonesia sampai saat ini masih belum ada, akan

tetapi untuk disentri basiler dilaporkan 5% dari 3848 orang penderita diare

berat menderita disentri basiler

 Etiologi:

Disentri basiler, disebabkan oleh Shigella, sp. Shigella adalah basil non motil,

gram negatif, family enterobacteriaceae. Ada 4 spesies Shigella, yaitu

S.dysentriae, S.flexneri, S.bondii dan S.sonnei. Terdapat 43 serotipe O dari

shigella, S.sonnei adalah satu-satunya yang mempunyai serotipe tunggal. Karena

kekebalan tubuh yang didapat bersifat serotipe spesifik, maka seseorang dapat

terinfeksi beberapa kali oleh tipe yang berbeda. Genus ini memiliki kemampuan

menginvasi sel epitel intestinal dan menyebabkan infeksi dalam jumlah 102-103

organisme. Penyakit ini kadang-kadang bersifat ringan dan kadang-kadang berat.

Suatu keadaan lingkungan yang jelek akan menyebabkan mudahnya penularan

penyakit. Secara klinis mempunyai tanda-tanda berupa diare, adanya lendir dan

darah dalam tinja, perut terasa sakit dan tenesmus.


 Patofisiologi:

Semua strain kuman Shigella menyebabkan disentri, yaitu suatu keadaan yang

ditandai dengan diare, dengan konsistensi tinja biasanya lunak, disertai eksudat

inflamasi yang mengandung leukosit polymorfonuclear (PMN) dan darah. Kuman

Shigella secara genetik bertahan terhadap pH yang rendah, maka dapat melewati

barier asam lambung. Ditularkan secara oral melalui air, makanan, dan lalat yang

tercemar. Setelah melewati lambung dan usus halus, kuman ini menginvasi sel

epitel mukosa kolon dan berkembang biak didalamnya. Kolon merupakan tempat

utama yang diserang Shigella namun ileum terminalis dapat juga terserang.

Kelainan yang terberat biasanya di daerah sigmoid, sedang pada ilium hanya

hiperemik saja. Pada keadaan akut dan fatal ditemukan mukosa usus hiperemik,

lebam dan tebal, nekrosis superfisial, tapi biasanya tanpa ulkus. Pada keadaan

subakut terbentuk ulkus pada daerah folikel limfoid, dan pada selaput lendir

lipatan transversum didapatkan ulkus yang dangkal dan kecil, tepi ulkus menebal

dan infiltrat tetapi tidak berbentuk ulkus bergaung.

 Gejala Klinis:

Disentri Basiler memiliki masa tunas berkisar antara 7 jam sampai 7 hari. Lama

gejala rerata 7 hari sampai 4 minggu. Pada fase awal pasien mengeluh nyeri

perut bawah, diare disertai demam yang mencapai 40C. Selanjutnya diare

berkurang tetapi tinja masih mengandung darah dan lendir, tenesmus, dan

nafsu makan menurun, timbul rasa haus, kulit kering dan dingin, turgor kulit

berkurang karena dehidrasi.

 Diagnosis:

Tanda untuk diagnosis disentri adalah BAB cair, sering dan disertai dengan

darah yang dapat dilihat dengan jelas. Shigellosis menimbulkan tanda radang akut

meliputi nyeri perut, demam, kejang, letargis, prolaps rectum. Disamping itu,

sebagai diare akut bisa juga menimbulkan dehidrasi, gangguan pencernaan dan
kekurangan zat gizi. Tanda-tanda dehidrasi ringan atau dehidrasi berat antara

lain rewel atau gelisah, letargis/kesadaran berkurang, mata cekung, cubitan kulit

perut kembalinya lambat, haus/minum dengan lahap, atau malas minum atau tidak

bisa minum. Perlu dipikirkan kemungkinan invaginasi dengan gejala dan tanda

dominan lendir dan darah, kesakitan dan gelisah, massa intra abdominal dan

muntah.

Pemeriksaan Penunjang:

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada diare akut,

kecuali apabila ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis. Hal yang

dinilai pada pemeriksaan tinja:

• Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, bau

• Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteri

• Kimia : pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)

• Biakan dan uji sensitifitas tidak dilakukan pada diare akut.

Jika memungkinkan, lakukan kultur feses dan tes sensitivitas. Di rumah sakit

diharuskan pemeriksaan feses untuk mengindentifikasi trofozoit amuba dan

Giardia. Periksa apakah ada kondisi lain seperti alergi susu sapi, atau infeksi

mikroba lain, termasuk resistensi terhadap antibiotik yang sudah dipakai.

 Tatalaksana:

 Prinsip dalam melakukan tindakan pengobatan adalah istirahat, mencegah atau

memperbaiki dehidrasi dan pada kasus yang berat diberikan antibiotika.

 Cairan dan elektrolit Dehidrasi ringan sampai sedang dapat dikoreksi dengan

cairan rehidrasi oral. Jika frekuensi buang air besar terlalu sering, dehidrasi

akan terjadi dan berat badan penderita turun. Dalam keadaan ini perlu

diberikan cairan melalui infus untuk menggantikan cairan yang hilang. Akan

tetapi jika penderita tidak muntah, cairan dapat diberikan melalui minuman

atau pemberian air kaldu atau oralit. Bila penderita berangsur sembuh, susu

tanpa gula mulai dapat diberikan.


 Diet Diberikan makanan lunak sampai frekuensi berak kurang dari 5 kali/hari,

kemudian diberikan makanan ringan biasa bila ada kemajuan.

 Pengobatan spesifik Menurut pedoman WHO, bila telah terdiagnosis shigelosis

pasien diobati dengan antibiotika. Jika setelah 2 hari pengobatan menunjukkan

perbaikan, terapi diteruskan selama 5 hari. Bila tidak ada perbaikan,

antibiotika diganti dengan jenis yang lain. Resistensi terhadap sulfonamid,

streptomisin, kloramfenikol dan tetrasiklin hampir universal terjadi. Kuman

Shigella biasanya resisten terhadap ampisilin, namun apabila ternyata dalam uji

resistensi kuman terhadap ampisilin masih peka, maka masih dapat digunakan

dengan dosis 4 x 500 mg/hari selama 5 hari. Begitu pula dengan kotrimoksazol,

dosis yang diberikan 2 x 960 mg/hari selama 3-5 hari. Amoksisilin tidak

dianjurkan dalam pengobatan disentri basiler karena tidak efektif. Pemakaian

jangka pendek dengan dosis tunggal fluorokuinolon seperti siprofloksasin atau

makrolide azithromisin ternyata berhasil baik untuk pengobatan disentri

basiler. Dosis siprofloksasin yang dipakai adalah 2 x 500 mg/hari selama 3 hari

sedangkan azithromisin diberikan 1 gram dosis tunggal dan sefiksim 400

mg/hari selama 5 hari. Pemberian siprofloksasin merupakan kontraindikasi

terhadap anak-anak dan wanita hamil.

 Komplikasi

 Dehidrasi

 prolaps rectal

 perforasi

Mengetahui,
Dokter Pembimbing Mahasiswa

dr. Setia Budi Salekede, Sp.A(K) Humairah Shaleh

Anda mungkin juga menyukai