Anda di halaman 1dari 19

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI REFARAT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

E K LAM S IA
NUR AZIZAH 11120202136

DOKTER PENDIDIK KLINIK


dr. Basyar, Sp.OG
BAB 1
PENDAHULUAN
 Eklamsia merupakan kelainan yang terjadi pada masa kehamilan, saat
persalinan, maupun setelah persalinan.
 Kondisi ini merupakan komplikasi berat dari pre-eklampsia, yang ditandai
dengan timbulnya kejang dan dapat disertai koma.
 Eklamsia merupakan kondisi langka namun serius, di mana tekanan
darah tinggi dapat menyebabkan kejang selama kehamilan.
 Kejang yaitu periode aktivitas otak yang terganggu dan dapat
menyebabkan kondisi penurunan kesadaran dan kejang hebat.
BAB II PEMBAHASAN
DEFINISI
Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, saat
persalinan, atau setelah persalinan yang timbul akibat
komplikasi dari preeklampsia. Umumnya, eklampsia ditandai
dengan timbulnya kejang dan dapat disertai koma.
ETIOLOGI
Sampai saat ini, para ahli belum mengetahui penyebab
eklampsia secara pasti. Namun, diduga kondisi tersebut
disebabkan oleh pembentukan dan fungsi plasenta yang
tidak normal. Dikatakan bahwa ada peningkatan
permeabilitas sawar darah-otak selama preeklampsia, yang
menyebabkan perubahan aliran darah otak karena
gangguan autoregulasi.
EPIDEMIOLOGI
Gangguan hipertensi, termasuk hipertensi kronis, hipertensi gestasional,
preeklampsia, eklampsia, dan superimpose preeklamsia, memengaruhi sebanyak
10% dari semua kehamilan di seluruh dunia yang bertanggung jawab atas sekitar
10% dari semua kematian ibu di Amerika Serikat. Faktor risiko tambahan yang
terkait dengan preeklampsia termasuk peningkatan usia ibu di atas 40 tahun,
riwayat preeklamsia sebelumnya, kehamilan multifetal, obesitas, hipertensi
kronis, diabetes pregestasional, penyakit ginjal, sindrom antifosfolipid, trombofilia,
lupus, dan fertilisasi in vitro.
PATOFISIOLOGI
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS
 Wanita dengan eklamsia umumnya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu,
dengan sebagian besar kasus terjadi setelah usia kehamilan 28 minggu.
 Tanda pemeriksaan fisik yang ditemukan untuk eklampsia adalah kejang yang
bersifat tonik-klonik umum, yang biasanya berlangsung selama 60 hingga 90
detik.
 Keadaan postictal sering muncul setelah aktivitas kejang.
 Pasien dapat mengalami gejala peringatan seperti sakit kepala, perubahan
penglihatan, sakit perut, dan peningkatan tekanan darah sebelum timbulnya
aktivitas kejang.
TATALAKSANA
TATALAKSANA
Perhatian khusus harus diberikan saat memberikan obat ini karena
dapat menyebabkan toksisitas dan menyebabkan kelumpuhan
pernapasan, depresi sistem saraf pusat, dan serangan
jantung. Wanita dengan preeklamsia berat, dengan usia kehamilan
lebih dari 34 minggu dan tidak stabil baik dari sudut pandang ibu
maupun janin, harus menjalani persalinan segera setelah ibu stabil.
DIAGNOSIS BANDING
PRE EKLAMSIA SINDROM HEMOLITIK UREMIK

HIPERTENSI KRONIK ANEURISME PECAH

GANGGUAN KEJANG PRIMER TUMOR OTAK

PENYAKIT KANDUNG EMPEDU STROKE

SINDROM ANTIFOSFOLIPID PENDARAHAN INTRAKRANIAL


KOMPLIKASI
Komplikasi eklamsia biasanya diakibatkan oleh kejang yang berulang dan tidak
ditangani. Komplikasi yang dapat terjadi pada ibu adalah :
1. Kerusakan sistem saraf pusat permanen akibat kejang berulang

2. Perdarahan intracranial

3. Abrupsia Plasenta

4. Edema Paru

5. Posterior Reversible Encephalopathy Syndrome/ PERS


KOMPLIKASI
6. Insufisiensi renal atau acute renal failure

7. Oligohidramnion

8. Kerusakan organ hati, ruptur hepar (mungkin bisa terjadi walaupun jarang)

9. Risiko mengalami penyakit kardiovaskular dan renal di masa mendatang

10. Kematian
KOMPLIKASI YANG TERJADI PADA JANIN

1. Intrauterine Growth Restriction (IUGR)

2. Prematur

3. Hipoksia fetal

4. Kematian janin
PROGONOSIS

Prognosis eklamsia sangat berkaitan dengan kecepatan dan ketepatan terapi serta
diagnosis. Penanganan yang terlambat dapat menyebabkan kejang yang refrakter
yang berujung pada komplikasi-komplikasi eklamsia pada ibu dan janin.
Berdasarkan hasil studi, prognosis jangka panjang dari eklamsia dapat berupa
peningkatan tekanan darah dan defisit neurologis. Selain itu, sebuah studi juga
melaporkan bahwa pasien yang multipara memiliki risiko kematian akibat penyakit
kardiovaskular dan renal.
KESIMPULAN
 Eklamsia merupakan kelainan yang terjadi pada masa kehamilan, saat
persalinan, maupun setelah persalinan.

 Sampai saat ini, para ahli belum mengetahui penyebab eklampsia secara pasti.
Namun, diduga kondisi tersebut disebabkan oleh pembentukan dan fungsi
plasenta yang tidak normal.

 Faktor risiko tambahan yang terkait dengan preeklampsia termasuk peningkatan


usia ibu di atas 40 tahun, riwayat preeklamsia sebelumnya, kehamilan multifetal,
obesitas, hipertensi kronis, diabetes pregestasional, penyakit ginjal, sindrom
antifosfolipid, trombofilia, lupus, dan fertilisasi in vitro.
KESIMPULAN
 Wanita dengan eklamsia umumnya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu,
dengan sebagian besar kasus terjadi setelah usia kehamilan 28 minggu.

 Eklampsia adalah keadaan darurat medis dan memerlukan perawatan segera


untuk mencegah kematian baik pada ibu maupun janin.

 MgSO4 atau Magnesium sulfat harus diberikan untuk mengontrol kejang dan
merupakan pengobatan lini pertama untuk kejang eklampsia.
KESIMPULAN
 Dosis pemuatan 4 hingga 6 gram harus diberikan secara intravena selama 15
hingga 20 menit.

 Prognosis eklamsia sangat berkaitan dengan kecepatan dan ketepatan terapi


serta diagnosis.

 Penanganan yang terlambat dapat menyebabkan kejang yang refrakter yang


berujung pada komplikasi-komplikasi eklamsia pada ibu dan janin.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai