Anda di halaman 1dari 18

TEMPLATE KOMPETENSI LAYANAN PRIMER

TOPIK : Defisiensi Vitamin dan Mineral (devisiensi vitamin A)


Bagian : Ilmu Kesehatan Anak
HARI/TANGGAL : 01 Desember 2021

NO. REKAM MEDIK 901240


NAMA : An. S
ALAMAT : Bukit Pelamunan Permai
NO. TELEPON :08524788XXXX
TANGGAL LAHIR :27 Maret 2018
UMUR : 3 Tahun
AGAMA : Islam
JENIS KELAMIN : laki-laki
BANGSA SUKU : Sunda

ANAK (KE……1…..DARI……1……ANAK) KEGUGURAN…0 KALI


N JENIS UMUR SEHAT / KARENA
O KELAMI
N SAKIT APA

1 Laki-laki 3 tahun Sakit Mata tampak


kering

NAMA AYAH : Tn. KY NAMA IBU :NY. SL


UMUR :34 Tahun UMUR : 29 Tahun
PEKERJAAN :Wiraswasta
PEKERJAAN :IRT
(Penjahit)
PEND. TERAKHIR : SMP PEND. TERAKHIR :SD
STATUS KESEHATAN : Sehat STATUS KESEHATAN : Sehat
AUTOANAMNESIS / ALLOANAMNESIS / HETEROANAMNESIS
OLEH: Ibu pasien
KELUHAN UTAMA: Mata tampak kering
ANAMNESIS TERPIMPIN:
keluhan mata anak tampak kering sejak + 1 bulan SMRS. Awalnya putih mata
berwarna kecoklatan sehingga tampak terlihat kotor. Tbu pasien mengatakan bahwa
pasien tidak kuat melihat sinar matahari. Terkadang pasien menangis mengeluhkan
mata nya nyeri. Beberapa hari yang lalu matanya tampak kemerahan. Ibu juga
mengatakan penglihatan sang anak masih baik. Keluhan mata bengkak, berair,
sering belekan, mata seperti berpasir disangkal. Trauma atau cedera pada mata
disangkal. Dalam bulan terakhir ini pasien susah makan, makanan yang diberi selalu
dimuntahkan namun masih mau minum susu formula. Sudah jarang mengkonsumsi
nasi dan lebih sering makan biskuit. Pasien merupakan anak pertama yang
diinginkan. Ibu pasien juga mengatakan bahwa anak tidak mendapatkan imunisasi
lengkap karena sering lupa, anak juga tidak perna mendapatkan vitamin A
sebelumnya pada bulan Februari dan Agustus dengan alasan tidak tahu.

RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA:

Pasien perna mengalami diare

STATUS NEONATAL
TEMPAT LAHIR : RS / RB / RUMAH
DITOLONG OLEH : DR / BIDAN / DUKUN
LAHIR : SPONTAN / SC / VAKUM
SEGERA MENANGIS : YA / TIDAK
BCB / BKB / BLB
SMK / KMK / BMK
BBL : 2600 GRAM
PBL : 47 CM
RIWAYAT IMD :ya
VITAMIN K :ya

STATUS TUMBUH KEMBANG


MENGAMATI TANGAN : 3 bulan
MERAIH BENDA : 6 bulan
TENGKURAP SENDIRI : 5 bulan
SATU SUKU KATA : 8 bulan
MENUNJUKKAN SATU GAMBAR : 9 bulan
GIGI PERTAMA : 6 bulan
Perkembangan : Baik

STATUS GIZI
MAKANAN :
ASI : PERNAH / TIDAK PERNAH
SAMPAI 1 bulan
EKSKLUSIF / TIDAK EKSKLUSIF
TIDAK PERNAH : KARENA

STATUS IMUNISASI
IMUNISASI BELU 1 2 3 4 BOOSTER BIAS
M 18 BLN – 2
PERN THN
AH
HEPATITIS B √ √ √

POLIO √ √ √ (tidak
dilakuka
n)
BCG √
DTP √ √ √
(tidak
dilakuka
n)
HIB √ √ √ (tidak
dilakuka
n)
CAMPAK √
MMR

PCV

ROTAVIRUS
INFLUENZA

TIFOID

HEPATITIS A
VARISELA

HPV

PEMERIKSAAN FISIS KEADAAN UMUM


BB : 11 kg SAKIT sedang / GIZI kurang / GCS
PB/TB : 90 CM compos mentis
LLA : 14,5 CM
LK : 49 CM TANDA VITAL
LD : 52 CM TEKANAN DARAH :Tidak dilakukan
LP : 50 CM
FREKUENSI NADI :
BB/TB :-3 sampai -2 SD (gizi kurang)
113X/MENIT FREKUENSI
TB/U : -2 sampai 2 SD
NAPAS :28
(perawakan normal) BB/U: <-3 SD
(BB sangat kurang) X/MENIT SUHU :36,9 0C,

KEPALA :
RAMBUT : coklat, tidak mudah di cabut
BENTUK :
Normochepal UBUN-UBUN
BESAR : menutup
MUKA : Simetris
MATA : pada status oftalmologi
TELINGA : Tidak ada sekret
HIDUNG : Tidak ada pernapasan cuping hidung
BIBIR :
PUCAT :tidak
SIANOSIS :Tidak ada
LAIN-LAIN :-
MULUT :
GIGI :tidak ada kelainan
CARIES :tidak ada
SEL MULUT :Mukosa gusi hiperemis
TENGGOROK :Nyeri menelan tidak ada
TONSIL :T1/T1
LEHER :
KEL. LIMFE : Tidak ada pembesaran
:
TASBEH :Tidak ada kelainan
THORAKS :
BENTUK :Normal
JANTUNG :
PP :ictus cordis tidak tampak

PR :Tidak ada Hemithorak yang tertinggal

PK : Batas kanan jantung ICS 4, linea Parasternalis dekstra, Batas

kiri ICS 4 Linea midclavicularis sinistra PD : Bj I dan II reguler, murmur (-), Gallop

(-)

PARU :
PP :simteris, tidak ada retraksi
PR : Tidak ada massa, gerak napas simetris kiri dan kanan

PK : Sonor pada semua lapang paru

PD : Vesikuler kanan dan kiri, wheezing (-), ronkhi (-) , murmur (-),
Gallop (-)

ABDOMEN :
PP : Datar, simetris

PD :Bising usus positif normal

PR :
LIEN : tidak teraba
HEPAR :tidak teraba
MASSA :tidak

teraba PK : Timpani

KELENJAR LIMFA :Normal


ALAT KELAMIN : Tidak ada kelainan
STATUS PUBERTAS :-
EKSTREMITAS : Akral hangat

KOL. VERTEBRALIS : Normal


KULIT : Tampak
bersisik REFLEKS FISIOLOGIS:
KPR :Normal
APR :Normal
BPR :Normal
TPR :Normal
KEKUATAN : 55
55
N N
NN
TONUS :

REFLEKS PATOLOGIS : Tidak ada

LAIN-LAIN :
<-3 SD Berat Badan Sangat Kurang

-2 SD sampai 2 SD= Perawakan Normal


-3 SD SAMPAI -2 SD = Gizi kurang

Status Oftalmologis

O OS
D
Posisi Ortofor
Hirscbergh ia
Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah
Lapang pandang Tidak dapat dinilai Tidak dapat dinilai
Visus 6/9 6/9
TIO Palpasi N Palpasi N
Silia dan suprasilia Baik, tumbuh Baik, tumbuh
teratur, teratur,
madarosis (-), madarosis (-),
entropion (-), entropion (-),
ektropion (-) ektropion (-)
Palpepra superior hematom (-), hematom (-),
hiperemis (-) edema hiperemis (-) edema
(- (-
), minimal benjolan ), minimal benjolan
(-) entropion(-), (-) entropion(-),
ektropion (-), ektropion (-),
(-) edema (-) (-) edema (-)
benjolan benjolan
(-) entropion(-) , (-) entropion(-) ,
ektropion (-) sikatrik ektropion (-) sikatrik
(-) (-)

Konjungtiva hiperemis (-) folikel hiperemis (-) folikel


(-) papil (-) (-) papil (-)
tarsal superior
Konjungtiva hiperemis (-) folikel hiperemis (-) folikel
(-) papil (-) (-) papil (-)
tarsal inferior
Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (- Injeksi
), silier konjungtiva
(+), perdarahan, (-) Injeksi silier
subkonjungtiva (+),subkonjungtiva
(-), sekret (-), sekret purulen
purulen (-) (-)

Kornea Keruh, edema (-), Keruh, edema


infiltrat (-), ulkus (-), infiltrat
(-), Sikastrik (+) (-), ulkus (-),
Sikastrik (+)
COA Sedang, hipopion Sedang, hipopion
(-), hifema (-) (-), hifema
(-)
Pup Bulat , Ø 2 mm , Bulat , Ø 2 mm ,
il RCL/RCTL +/+ RCL/RCTL +/+
Iris Warna coklat, kripti Warna coklat, kripti
(+), sinekia anterior (+), sinekia anterior
(+) sinekia (+) sinekia posterior
posterior (+) (+)
Len Jernih Jernih
sa
Refleks Fundus Belum dilakukan Belum dilakukan
RESUME PASIEN:

Pasien laki-laki berusia 3 tahun dibawa oleh ibunya ke RSDP Serang dengan
keluhan mata anak tampak kering sejak + 1 bulan SMRS. Awalnya putih mata
berwarna kecoklatan sehingga tampak terlihat kotor. Tbu pasien juga mengatakan
bahwa pasien tidak kuat melihat sinar matahari. Terkadang pasien menangis
mengeluhkan mata nya nyeri. Beberapa hari yang lalu matanya tampak kemerahan.
Ibu juga mengatakan penglihatan sang anak masih baik. Keluhan mata bengkak,
berair, sering belekan, mata seperti berpasir disangkal. Trauma atau cedera pada
mata disangkal.Dalam bulan terakhir ini pasien susah makan, makanan yang diberi
selalu dimuntahkan namun masih mau minum susu formula. Sudah jarang
mengkonsumsi nasi dan lebih sering makan biskuit. pasien merupakan anak
pertama yang diinginkan. Ibu pasien juga mengatakan bahwa anak tidak
mendapatkan imunisasi lengkap karena sering lupa, anak juga tidak perna
mendapatkan vitamin A sebelumnya pada bulan Februari dan Agustus dengan
alasan tidak tahu. Pada pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus 6/9, pada
konjungtiva bulbi terdapat injeksi silier (+), kornea keruh dan terdapat sikatrik (+).

Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan tajam penglihatan
- Pemeriksaan segmen anterior
- Pemeriksaan serum retinol

DIAGNOSIS KERJA:

Xeroftalmia

Saran
1.Lebih sering mengkonsumsi buah dan sayur
2. Rutin dibawa ke posyandu agar anak ditimbang secara teratur
dan mendapatkan suplemen kapsul vit A pada bulan Februari dan
Agustus

TATALAKSANA
Pemberian vitamin A 200.000 IU
- LFX 5 ml 1-2 tetes/hari

Prognosis
Ad vitam : dubia
Ad functionam : dubia
Ad sanationam : dubia

DISKUSI :
Xeroftalmia (X) adalah manifestasi kekurangan vitamin A pada mata. X merupakan
penyebab utama kebutuhan pada anak yang sederhana

Epidemiologi
Angka kejadian ini semakin meningkat sejalan dengan ditemukannya berbagai
faktor yang dapat mencetuskan terjadinya xeroftalmia. Faktor- faktor tersebut
diantaranya:

1. Umur
Xeroftalmia paling sering ditemukan pada anak-anak usia pra-sekolah, hal ini
berhubungan dengan kebutuhan vitamin A yang tinggi untuk pertumbuhan. Di
samping itu, anak-anak usia ini sangat rentan oleh infeksi parasit dan bakteri usus
yang dapat mengganggu penyerapan vitamin A di usus.
2. Jenis Kelamin
Beberapa penelitian menyatakan bahwa laki-laki 1,2 – 10 kali lebih rentan untuk
menderita xeroftalmia.
3. Status Fisiologis
Wanita hamil dan wanita menyusui cenderung menderita buta senja atau Bitot’s
Spots karena meningkatnya kebutuhan akan vitamin A. Anak-anak usia sekolah juga
memiliki kecenderungan ini karena tingginya kebutuhan vitamin A untuk
pertumbuhan (adolescent growth spurt).
4. Status Gizi
Xeroftalmia sering kali berhubungan atau didapatkan bersama-sama dengan kondisi
malnutrisi (Kurang Energi Protein).
5. Penyakit Infeksi
Penyakit-penyakit yang mengganggu pencernaan, pengangkutan, penyimpanan,
pengikatan metabolisme vitamin A, dapat menimbulkan manifestasi defisiensi
vitamin A.

Klasifikasi
Menurut WHO
XN = Buta malam
X1A = Xerosis Konjungtiva
X1B = bintik bitot menyertai xerosis konjungtiva X2
= Xerosis
X3A = kerotomalasia dan ulserasi ringan menyertai xerosis kornea
X3B = kerotomalasia dan ulserasi berat menyertai xerosis kornea XS =
jaringan parut pada kornea
XF = Xeroftalmia fundus

Etiologi
Etiologi X dan defisiensi vitamin A pada umumnya:
1. Primer: Intake vitamin A/ Provitamin A yang kurang
2. Sekunder : Gangguan absorpsi
Gangguan konversi provitamin A
Gangguan transportasi

Patofisiologi
Metabolisme Vitamin A
Vitamin A dalam bentuk aktif berupa asam retinoat. Sedangkan secara alami
sumber vitamin A didapatkan dari hewani dalam bentuk pro-vitamin A dan dari
tumbuhan dalam bentuk beta karoten. Dikenal tiga macam karoten yaitu α, β, dan γ-
karoten. β-karoten memilki aktivitas yang paling tinggi. Proses pembentukan vitamin
A dari sumber hewani dan tumbuhan menjadi bentuk aktif (asam retinoat) dapat
diuraikan sebagai berikut :
 Absorbsi pro-vitamin A dan karoten di dinding usus halus, kemudian
diubah menjadi retinol
 Retinol diangkut ke dalam hepar oleh kilomikron, kemudian di dalam
parenkim hati sebagian dari retinol akan diesterifikasi menjadi retinilpalmitat dan
disimpan dalam sel astelat. Sebagian lagi akan berikatan dengan Retinol Binding
Protein (RBP) dan protein lain yang disebut trasthyretin untuk dibawa ke target sel
 Pada target sel, retinol akan berikatan dengan reseptor yang terdapat pada
membran sel ( RBP receptor ) kemudian di dalam sel berikatan
denganretinol binding protein intraseluler, yang akan diubah menjadi asam
retinoat oleh enzim spesifik
 Asam retinoat selanjutnya akan memasuki inti sel dan berikatan dengan
reseptor pada inti. Asam retinoat ini berperan dalam transkripsi gen.

Fisiologi penglihatan yang berhubungan dengan vitamin A Salah satu fungsi dari
vitamin A adalah berperan dalam proses penglihatan, dimana retina merupakan
salah satu target sel dari retinol. Retinol yang telah berikatan dengan RBP akan
ditangkap oleh reseptor pada sel pigmen epitel retina, yang akan dibawa ke sel-
sel fotoreseptor untuk pembentukan rodopsin. Rodopsin ini sangat berperan
terutama untuk penglihatan pada cahaya redup. Karena itu tanda dini dari
defisiensi vitamin A adalah rabun senja.
Gejala Klinis

Kurang vitamin A ( KVA ) adalah kelainan sistemik yang mempengaruhi


jaringan epitel dari organ-organ seluruh tubuh, termasuk paru-paru, usus, mata dan
organ lain, akan tetapi gambaran yang karakteristik langsung terlihat pada mata.
Kelainan kulit pada umumnya tampak pada tungkai bawah bagian depan dan lengan
atas bagian belakang, kulit tampak kering dan bersisik seperti sisik ikan. Kelainan ini
selain disebabkan karena KVA dapat juga disebabkan karena kekurangan asam
lemak essensial, kurang vitamin golongan B atau kurang energi protein (KEP)
tingkat berat atau gizi buruk. Gejala klinis pada mata akan timbul bila tubuh
mengalami KVA yang telah berlangsung lama. Gejala tersebut akan lebih cepat
timbul bila anak menderita penyakit campak, diare, ISPA dan penyakit infeksi
lainnya.

Penatalaksanaan
Tujuan
pengobatan
1. Mengurangi dan menghentikan proses kerusakan mata/kebutaan.
2. Mencapai penyembuhan secara maksimal.
3. Menambah cadangan vitamin A dalam tubuh.
4. Memperbaiki/ mengembalikan pengli
Jenis Tindakan
1. Pemberian Vitamin A berdasarkan WHO untuk usia > 1 tahun
 Hari I 200.000 SI Vitamin A secara oral atau 100.000 SI vitamin A
secara IM
 Hari II 200.000 SI vitamin A secara oral
 1-2 minggu kemudian atau sebelum meninggalkan RS 200.000 SI
vitamin A secara oral.
Untuk usia 6-12 bulan 100.000 SI dan < 6 bulan 50.000 SI per oral. Untuk
pemberian oral digunakan retinol asetat atau palmitat (oily solution)
sedangkan untuk pemberian IM dipakai retinol palmitat (suspensi
aqueous)
2. Pemberian Obat Mata
Pada bercak Bitot tidak memerlukan obat tetes mata, kecuali ada infeksi yang
menyertainya. Obat tetes / salep mata antibiotik tanpa kortikosteroid (tetrasiklin 1%,
Kloramfenikol 0.25-1% dan gentamisin 0.3%) diberikan pada penderita X2,X3A,X3B
dengan dosis 4 x 1 tetes/hari dan berikan juga tetes mata atropin 1% 3 x 1 tetes/hari.
Pengobatan dilakukan sekurang-kurangnya 7 hari sampai semua gejala pada mata
menghilang.
3. Terapi Gizi Medis
Terapi Gizi Medis adalah terapi gizi khusus untuk penyembuhan kondisi atau
penyakit kronis dan luka-luka serta merupakan suatu penilaian terhadap kondisi
pasien sesuai intervensi yang diberikan agar klien serta keluarganya dapat
meneruskan penanganan diet yang telah disusun.
Tujuan :
a. Memberikan makanan yang adekuat sesuai kebutuhan untuk mencapai
status gizi normal.
b. Memberikan makanan tinggi sumber vit. A. untuk mengoreksi kurang
vitamin A.

Pencegahan
Untuk mencegah xeroftalmia dapat dilakukan:
1. Mengenal wilayah yang berisiko mengalami xeroftalmia (faktor sosial
budaya dan lingkungan dan pelayanan kesehatan, faktor keluarga dan
faktor individu)
2. Mengenal tanda-tanda kelainan secara dini
3. Memberikan vitamin A dosis tinggi kepada bayi dan anak secara
periodik, yaitu untuk bayi diberikan setahun sekali pada bulan Februari
atau Agustus (100.000 SI), untuk anak balita diberikan enam bulan sekali
secara serentak pada bulan Februari dan Agustus dengan dosis 200.000
SI.
4. Mengobati penyakit penyebab atau penyerta
5. Meningkatkan status gizi, mengobati gizi buruk
6. Penyuluhan keluarga untuk meningkatkan konsumsi vitamin A /
provitamin A secara terus menerus.
7. Memberikan ASI eksklusif
8. Pemberian vitamin A pada ibu nifas (< 30 hari) 200.000 SI
9. Melakukan imunisasi dasar pada setiap bayi.

Prognosis
pada stadium XN, X1A, X1B, dan X2 adalah baik, dengan
syarat :
- pengobatan harus dilakukan secara dini
- pengobatan harus dilakukan dengan tepat
Sedangkan pada stadium yang lebih lanjut dimana telah terjadi
kerusakan kornea dan dapat menyebabkan kebutaan yang tidak dapat
disembuhkan lagi, maka prognosisnya jauh lebih buruk
Mengetahui,
Dokter Pembimbing Mahasiswa

dr. Jusli Aras, M.Kes, Sp.A(K) Nur Azizah


11120202136

Anda mungkin juga menyukai