PENDAHULUAN
lingkungan, dan tingkat pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil, melahirkan, dan
seluruh dunia sebesar 500.000 jiwa pertahun yang disebabkan karena perdarahan
(25%), penyebab tidak langsung (20%), infeksi (15%), aborsi yang tidak aman
(13%), preeklampsia dan eklampsia (12%), persalinan kurang baik (8%), dan
penyebab utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di dunia khususnya di
negara berkembang dengan angka kejadian berkisar antara 0,3% sampai 0,7%,
sedangkan di negara maju angka kejadian lebih kecil, yaitu 0,05% sampai 0,1%.3
ginjal terjadi akibat spasme arteri renalis yang menyebabkan penyerapan terhadap
paru- paru, payah-ginjal, dan masuknya isi lambung ke dalam jalan pernapasan
1
karena komplikasi yang dapat timbul baik pada ibu maupun janin. Oleh karena itu
dibutuhkan penanganan secara cepat dan tepat apabila dijumpai kasus kehamilan
dengan eklampsia.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Eklampsia
A. Definisi
edema yang bukan disebabkan oleh adanya koinsidensi penyakit neurologi lain.7
Eklampsia merupakan kelainan akut pada wanita hamil, bersalin atau nifas yang
ditandai dengan timbunya kejang atau koma, yang sebelumnya telah menunjukan
timbul dengan tiba-tiba tanpa didahului oleh tanda-tanda lain. Pada wanita yang
menderita eklampsia timbul serangan kejang yang diikuti oleh koma. Eklampsia
lebih sering pada primigravida daripada multipara. Tergantung dari saat timbulnya
B. Epidemiologi
meningkatkana angka kematian ibu dan bayi. Diketahui kematian ibu berkisar
antara 9,8-25,5% sedangkan kematian bayi lebih tinggi lagi, yakni 42,2-48,9%.
Sebaliknya, kematian ibu dan bayi di negara maju lebih kecil. Tingginya kematian
ibu dan anak di negara-negara yang kurang maju disebabkan oleh kurang
3
sempurnanya pengawasan antenatal dan natal; penderita-penderita eklampsia
paru, payah-ginjal, dan masuknya isi lambung ke dalam jalan pernapasan waktu
mortalitas eklampsia pada daerah dengan tingkat pendapatan rendah (8,1% dan
22%) lebih tinggi dibanding daerah dengan pendapatan tinggi (0,2% dan 0,8%).
Hal ini mungkin disebabkan oleh akses ke fasilitas kesehatan yang lebih jauh. 10
Berbeda halnya pada negara maju, studi yang dilakukan di Kalifornia justru
menunjukkan penurunan insidensi eklampsia 8,0 kasus per 10.000 penduduk pada
tahun 2001 menjadi 5,6 kasus per 10.000 penduduk pada tahun 2007.11
C. Etiologi
Etiologi eklampsia hingga saat ini masih belum diketahui. Adapun faktor
hydrops fetalis dan bayi besar, umur yang terlalu muda atau terlalu tua untuk
adanya penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum kehamilan, dan
obesitas.12
4
D. Patofisiologi
berikut.13
Perubahan tersebut disebabkan karena interaksi antara allograft fetus dan ibu
sehingga terjadi perubahan vaskular lokal dan sistemik. Pada pasien dengan
edema serebral, sehingga terjadi iskemia dan enselopati. Pada hipertensi yang
3. Disfungsi endotel
Fibronektin Seluler
molecule-1 [VCAM-1]
5
Sitokin (seperti interleukin-6 [IL-6])
4. Stres oksidatif
sirkulasi wanita dengan eklampsia, menginduksi stres oksidatif, faktor lain pada
E. Manifestasi Klinis
Kejang pada eklampsia dibagi menjadi 4 tingkatan yaitu tingkat awal atau
aura, tingkat kejangan tonik, tingkat kejangan klonik, dan tingkat koma. Tingkat
awal atau aura berlangsung sekitar 30 detik, dimana mata penderita terbuka tanpa
melihat, kelopak mata dan tangan bergetar dan kepala diputar kekanan atau kekiri.
Tingkat kejangan tonik berlangsung 30 detik, pada tingkat ini seluruh otot
menjadi kaku, wajah kelihatan kaku, tangan menggenggam dan kaki bengkok ke
dalam, pernafasan berhenti, wajah menjadi sianotik dan lidah dapat tergigit.
Stadium ini akan disusul oleh tingkat kejangan klonik yang berlangsung antara
6
1-2 menit, dimana spasme tonik menghilang, semua otot berkontraksi dan
berulang-ulang dalam tempo yang cepat. Mulut membuka dan menutup dan lidah
dapat tergigit lagi. Bola mata menonjol. Dari mulut keluar lidah yang berbusa,
wajah menunjukkan kongesti dan sianotis. Setelah kejang terhenti, pasien bernafas
F. Diagnosis
koma, terdapat tanda dan gejala preeklampsia, tidak ada kemungkinan penyebab
mmHg pada usia kehamilan >20 minggu, dan tes celup urin menunjukkan
mg/24 jam; dan preeklampsia berat dimana terdapat tekanan darah >160/110
mmHg pada usia kehamilan >20 minggu, tes celup urin menunjukkan proteinuria
≥+2 atau pemeriksaan protein kuantitatif menunjukkan hasil >5 g/24 jam, atau
7
oligohidramnion, edema paru dan/atau gagal jantung kongestif, oliguria (<500
G. Komplikasi
Komplikasi yang terjadi pada kasus persalinan dengan eklampsia antara lain
solusio plasenta 10%, defisit neurologis 7%, pneumonia aspirasi 7%, edema paru
5%, henti jantung 4%, gagal ginjal akut 4 %, kematian maternal 1% dan sindroma
HELLP.16 Komplikasi yang terjadi khususnya pada ibu berupa sindroma HELLP
(hemolysis, elevated liver enzyme, low platelet), edema paru, gangguan ginjal,
khususnya pada bayi dapat berupa kelahiran prematur, gawat janin, berat badan
H. Terapi
Prinsip dasar dalam pengelolaan eklampsia antara lain terapi suportif untuk
pernapasan, yang diberikan sampai 24 jam pasca persalinan atau 24 jam bebas
Pada pasien eklampsia juga dilakukan koreksi hipoksemia dan asidosis, hindari
penggunaan diuretik kecuali jika ada edema paru, gagal jantung kongestif dan
kehilangan cairan berat seperti muntah ataupun diare yang berlebihan, hindari
8
Terminasi kehamilan merupakan satu-satunya terapi definitif eklampsia.13
dan metabolisme ibu yaitu 4-8 jam setelah satu atau lebih keadaan setelah
pemberian obat anti kejang terakhir, setelah kejang terakhir, setelah pemberian
obat-obat anti hipertensi terakhir dan penderita mulai sadar (responsif dan
orientasi), cara terminasi kehamilan disesuaikan dengan keadaan ibu saat masuk.
Seksio sesaria dapat dipertimbangkan bila anak hidup atau bila ada indikasi.13,16
jangka pendek (<48 jam) magnesium sulfat dalam perawatan obstetrik untuk
dalam kehamilan menyebabkan perfusi darah pada ginjal dan kecepatan filtrasi
Pada preeklampsia dan eklampsia, penurunan laju filtrasi glomerulus pada ginjal
akan berkurang.19
9
Kadar albumin serum yang rendah (hipoalbuminemia) berhubungan dengan
pelepasan zat vasoaktif dalam darah yang memiliki efek pada jantung.
katekolamin dengan penurunan perfusi secara bersamaan pada ginjal dan hati.
10