OLEH KELOMPOK 7:
1. SELVI SAFITA
2. WIDA RISTANTI
3. LIA ASRIAWATI
4. PUTRI REKMIANA EKAWATI
PENGERTIAN EKLAMPSIA
Eklampsia berasal dari kata bahasa Yunani
yang berarti “ halilintar “ karena gejala
eklampsia datang dengan mendadak dan
menyebabkan suasana gawat dalam
kebidanan. Eklampsia juga disebut sebuah
komplikasi akut yang mengancam nyawa dari
kehamilan , ditandai dengan munculnya
kejang tonik - klonik , biasanya pada pasien
yang telah menderita preeklampsia .
(Preeklamsia dan eklampsia secara kolektif
disebut gangguan hipertensi kehamilan dan
toksemia kehamilan.) Prawiroharjo 2005.
Menjelang kejang – kejang dapat didahului dengan
gejalanya :
Komplikasi ibu :
◦ Dapat menimbulkan sianosis
◦ Aspirasi air ludah menambah gangguan fungsi paru
◦ Tekanan darah meningkat menimbulkan perdarahan
otak dan kegagalan jantung mendadak
◦ Lidah dapat tergigit
◦ Jatuh dari tempat tidur menyebabkan fraktura dan
luka – luka
◦ Gangguan fungsi ginjal
◦ Perdarahan
◦ Gangguan fungsi hati dan menimbulkan ikhterus
LANJUTAN
Komplikasi janin dalam rahim :
◦ Asfiksia mendadak
◦ Solusio plasenta
◦ Persalinan prematuritas
Berbagai faktor yang mempengaruhi
eklampsia :
◦ Jumlah primigravida terutama primigravida muda
◦ Distensi rahim berlebihan yaitu hidramnoin, hamil
ganda dan mola hidatosa
◦ Adanya penyakit yang menyertai kehamilan yaitu
diabetes mellitus, kegemukan
◦ Jumlah umur ibu di atas 35 tahun
Etiologi eklampsia
◦ Akibat kekurangan O2 menyebabkan perubahan metabolisme ke
arah lemak dan protein dapat menimbulkan badan keton
◦ Meransang dan mengubah keseimbangan nervus simfatis dan
nervus vagus yang menyebabkan :
◦ Perubahan denyut jantung janin menjadi takikardi dan dilanjutkan
menjadi bradikardi serta irama yang tidak teratur
◦ Peristaltis usus bertambah dan sfingter ani terbuka sehingga di
keluarkannya mekonium yang akan masuk ke dalam paru – paru
pada saat pertama kalinya neonatus aspirasi.
◦ Sehingga bila kekurangan O2 dapat terus berlangsung keadaan
akan bertambah gawat sampai terjadinya kematian dalam rahim
maupun di luar rahim .
◦ Oleh sebab itu perlu memperhatikan komplikasi dan tingginya
angka kematian ibu dan bayi. Maka usaha utama adalah mencegah
pre eklampsia menjadi eklampsia perlu diketahui bidan dan
selanjutnya melakukan rujukan ke rumah sakit.
PATOFISIOLOGI EKLAMPSIA
1. Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan penimbunan
cairan yang berlebihan dalam ruang interstitial
2. Pada plasenta dan uterus terjadi penurunan aliran darah ke
plasenta mengakibatkan gangguan fungsi plasenta
3. Perubahan pada ginjal disebabkan oleh aliran darah ke dalam ginjal
menurun, sehingga menyebabkan filtrasi glomerulus berkurang
4. Pada retina tampak edema retina, spasmus setempat atau
menyeluruh pada beberapa arteri jarang terlihat perdarahan atau
eksudat
5. Edema paru-paru merupakan sebab utama kematian penderita
eklampsia. Komplikasi disebabkan oleh dekompensasio kordis kiri
6. Metabaolisme dan elektrolit yaitu hemokonsentrasi yang
menyertai eklampsia sebabnya terjadi pergeseran cairan dan ruang
intravaskuler ke ruang interstisial
7. Pada eklampsia, kejang dapat menyebabkan kadar gula darah naik
untuk sementara.
Diagnosis eklampsia
Eklampsia selalu didahului oleh pre eklampsia.
Perawatan prenatal untuk kehamilan dengan
predisposisi pre eklampsia perlu ketat dilakukan
agar dapat dideteksi sedini mungkin gejala – gejala
eklampsia. Sering di jumpai perempuan hamil yang
tampak sehat mendadak menjadi kejang – kejang
eklampsia karena tidak terdeteksi adanya pre
eklampsia sebelumnya.
Eklampsia harus dibedakan dari epilepsy ; dalam
anamnesis diketahui adanya serangan sebelum
hamil atau pada hamil muda dengan tanda pre
eklampsia tidak ada, kejang akibat obat anastesi,
koma karena sebab lain.
Komplikasi eklampsia
Solusio plasenta
Hipofibrinogenemia
Hemolisis
Perdarahan otak
Kelainan mata
Edema paru – paru
Nekrosis hati
Sindroma HELLP
Kelainan ginjal
Kopmlikasi lain yaitu lidah tergigit, trauma dan fraktur karena
jatuh akibat kejang - kejang pneumonia aspirasi, dan DIC.
Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin.
Pencegahan eklampsia
Pada umumnya timbulnya eklampsia dapat dicegah
atau frekuensinyadi kurangi. Usaha – usaha untuk
menurunkan eklampsia terdiri atas meningkatkan
jumlah balai pemeriksaan antenatal dan
mengusahakan agar semua wanita haiml
memeriksa diri sejak hamil muda, mencari pada
tiap pemeriksaan tanda – tanda pre eklampsia dan
mengobatinya segera apabila ditemukan,
mengakhiri kehamilan sedapatnya pada kehamilan
37 minggu ke atas apabila dirawat tanda – tanda
pre eklampsia tidak juga dapat hilang. ( Hanifa
dalam Prawiroharjo, 2005 )
Penanganan eklampsia