Anda di halaman 1dari 11

EVIDENCE BASED PADA MASA NIFAS

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3 :

1. Winda Elvia NPM 14.15402.12.26

2. Icha Masrira NPM 14.15402.12.27

3. Diah Dewi Asih NPM 14.15402.12.28

4. Lucy Apriani NPM 14.15402.12.29

5. Poppy Sawitri NPM 14.15402.12.30

6. Ridho Affelita NPM 14.15402.12.31

7. Desi Puspita Sari NPM 14.15402.12.32

8. Riska Umami NPM 14.15402.12.33

9. Ayu Restu Kinanti NPM 14.15402.12.34

10. Puja Lestari NPM 14.15402.12.35

11. Mirna NPM 14.15402.12.36

12. Indah Sari NPM 14.15402.12.37

PROGRAM STUDI KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA HUSADA PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan YME atas limpahan rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Eviden Based” ini dengan lancar.

Kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Asuhan Kebidanan
Persalinan Dan Bayi Baru Lahir atas bimbingan dan arahan dalam penulisan makalah ini, sehingga
dapat diselesaikannya makalah ini dengan baik.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, maka kami mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang jauh lebih baik.

Penulis berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua,
dalam hal ini dapat menambah wawasan kita mengenai masa nifas dan eviden based, khususnya bagi
penulis.

Palembang, Desember 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………..………..1

1.2 TujuanPenulisan ………………..............……………………………………......1

1.3 Manfaat……………………………………………………………….…………..2

PEMBAHASAN

2.1 Masa Nifas………………………………………………………………………3

2.2 Evidenbce Based………………………………………………………………..4

PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………..………………..……... 10

3.2 Saran…………………………………………………………..……………. …..10

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan, bayi
baru lahir, dan kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu
kebidanan adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalianan, dan kala nifas
sertapemerian ASI dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan
kembalinya alat reproduksi dalam keadaan normal.
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan
suatu Negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia, merupakan Negara yang
angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti kemampuan untuk memberikan
pelayanan kesehatan segera untuk memberikan pelayanan kesehatan masih memerlukan
perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

EBM didirikan Oleh RCM dalam rangka untuk membantu mengembangkan kuat
professional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan berorietasi akademis. EBM
secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk penelitian murni bukti pada
konferensi tahunan di RCM Harrogate, Inggris pada tahun 2003. Itu dirancang untuk
membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat pengetahuan kebidanan dengan
tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan bayi.

1.2 Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui lebih jelas tentang konsep nifas.

2. Untuk mengetahui Informasi Eviden Based pada masa nifas.

1.3 Manfaat Penulisan

1. Mahasiswa mampu memahami konsep pada ibu nifas dan mengaplikasikannya.

2. Mahasiswa mampu meningkatkan pengetahuan tentang evidence based pada masa


nifas
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 MASA NIFAS

2.1.1 Pengertian Masa Nifas

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali sepeti keaadaan semula( sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu.

Selama masa pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan,
baik secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis, namun jika
tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak menutup kemungkinan
akan terjadi keadaan patologis.

2.1.2 Tujuan Asuhan Masa Nifas


Asuhan yang diberikan kepada ibu nifas bertujuan untuk:

 Meningkatkan kesejahteraan fisik dan psikologis bagi ibu.

 Pencegahan diagnosa

 Merujuk ibu keasuhan tenaga ahli bilamana perlu

 Medukung dan memperkuat keyakinan ibu, serta memungkinkan ibu untuk mampu
melaksanakan perannya dalam situasi keluarga dan budaya khusus.

 Imunisasi ibu terhadap tetanus

 Mendorong pelaksanaan metode yang sehat tentang pemberian makan anak, serta
peningkatan pengembangan hubungan yang baik antara ibu dan anak.

2.1.3 Peran dan Tanggung Jawab Bidan dalam Masa Nifas

Peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas ini, antara lain sebagai:

 Teman terdekat, sekaligus pendamping ibu nifas dalam menghadapi saat-saat kritis masa
nifas.

 Pendidik dalam usaha pemberian pendidikan kesehatan terhadap ibu dan keluarga.

 Pelaksana asuhan kepada pasien dalam hal tindakan perawatan, pemantauan, penanganan
masalah, rujukan, dan deteksi dini komplikasi masa nifas.

2.1.4 Tahapan Masa Nifas

Masa nifas dibagi menjadi 3 tahap, yaitu puerperium dini, puerperium


intermedial dan remote puerperium.

1) Puerperium dini

Puerperium dini merupakan masa kepulihan, yang dalam hal ini ibu diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap bersih dan boleh bekerja setelah 40
hari.

2) Puerperium intermedial

Peurperium intermedial merupakn masa kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia, yang


lamanya sekitar 6-8minggu.

3) Remote puerperium
Remote puerperium merupakan masa yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna,
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi . waktu untuk
sehat sempurna dapat berlangsung selama berminggu-minggu, bulanan, bahkan
tahunan.

2.2 EVIDENCE BASED

2.2.1 Pengertian evidence


based p p

Pengertian evidence based jika ditinjau dari pemenggalan kata ( inggris ) maka evidence
based dapat diartikan sebagai berikut evidence adalah bukti atau fakta dan based adalah
dasar. Jadi evidence based adalah praktik berdasarkan bukti.

Evidence based midwifery (pranctice) didirikan oleh RCM dalam rangka untuk membantu
mengembangkan kuat profesional dan ilmiah dasar untuk pertumbuhan tubuh bidan
berorientasi akademis. EBM secara resmi diluncurkan sebagai sebuah jurnal mandiri untuk
penelitian murni bukti pada konferensi tahunan di RSCM Harrogate, inggris 2003 (hemmings
et al, 2003). Itu dirancang untuk membantu bidan dalam mendorong maju yang terikat
pengetahuan kebidanan dengan tujuan utama meningkatkan perawatan untuk ibu dan
bayi.

Jadi pengertian evidence based midwifery dapat disimpulkan sebagai asuhan kebidanan
berdasarkan bukti penelitian yang telah teruji menurut metodologi ilmiah yang sistematis.

2.2.2 Manfaat Evidence Based

 Keamanan bagi nakes karena intervensi yang dilakukan berdasarkan bukti ilmiah.

 Meningkatkan kompetensi (kognitif)

 Memenuhi tuntutan dan kewajiban sebagai profesional dalam memberikan asuhan yang
bermutu.

 Memenuhi kepuasan pasien yang mana dalam asuhan kebidanan klien mengharapkan
asuhan yang benar, sesuai dengan bukti dan teori serta perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.

2.2.3 Perkembangan Evidence Based dalam Kebidanan Postnatal Care


Pada proses asuhan masa nifas ada beberapa hal yang dahulunya bahkan sampai sekarang
kita lakukan dan ternyata setelah dilakukan penelitian ternyata tidak bermanfaat dan bahkan
merugikan pasien.

NO Tindakan yang dilakukan Sebelum EBM Setelah EBM

1. Pemakaian Tampon Vagina Tampon menyerap Tampon dapat


pendarahan tapi tidak menyebabkan infeksi.
mengehentikan
pendarahan.

2. Perawatan Terpisah (ibu Bayi benar-benar siaga Untuk mempererat


dan bayi) selama 2 jam pertama. bounding attachment.

3. Pemakaian Gurita atau Gurita untuk memperbaiki Gurita


sejenisnya bentuk tubuh ibu mempersulit
pemantauan involusio
rahim dan dapat
menyebabkan infeksi.

4. Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat dikasih Perawatan tali pusat
alkohol dan betadine. sekarang hanya
menggunakan kasa
steril.

Dari tindakan diatas telah dilakukan penelitian sehingga dapat dikategorikan aman untuk
asuhan pada ibu nifas dan bayi baru lahir hasil penelitiannya:

A. Penggunaan Tampon Vagina

Tampon vagina menyerap darah tetapi tidak menhentikan pendarahan, bahkan


pendarahan tetap terjadi dan dapat menyebabkan infeksi.

B. Bounding Attacment

Bounding Attacment adalah sentuhan awal atau kontak kulit antara ibu dan bayi pada menit-
menit pertama sampai beberapa jam setelah kelahiran bayi. Dalam hal ini kontak ibu dan ayah
akan menentukan tumbuh kembang anak menjadi optimal. Pada proses ini penggabungan
berdasarkan cinta dan penerimaan yang tulus dari orangtua terhadap anaknya dan
memberikan dukungan asuhan dalam perawatannya. Kebutuhan untuk menyentuh dan
disentuh adalah kunci dari insting primata. Bayi memepelajari lingkungan dengan
membedakan sentuhan dan pengalaman dan benda yang lembut dan keras, sama halnya
dengan membedakan suhu panas dan dingin.

Menurut Klaus, Kennel (1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari
kontak dini:

a. Kadar oksitosin meningkat

b. Refleks menghisap dilakukan dini

c. Pembentukkan kekekbalan aktif dimulai.

d. Mempercepat proses ikatan antara orangtua dan anak

Prinsip-prinsip dan upaya meningkatkan Bouding Attachment

a. Dilakukan segera

b. Sentuhan orangtua pertama kali

c. Kesehatan emosional orangtua

d. Terlibat pemberian dukungan pada proses persalinan

e. Adaptasi

f.Tingkat kemampuan, komunikasi dan keterampilan untuk merawat anak

g. Kontak sedini mungkin sehingga dapat membantu dalam memberi kehangatan pada bayi,
menurunkan rasa sakit ibu dan memberi trasa nyaman.

h. Penekanan pada hal-hal positif.

i. Libatkan anggota keluarga

j. Ionmformasi bertahap tentang bounding attachment

C. Pemakaian Gurita dan Sejenisnya

Wanita yang setelah melahirkan pasti ingin tubuhnya kembali seperti semula/ langsing. Maka
darti itu kebanyakan orang inigin memakai gurita/stagen.

Pada dasarnya, dunia kesehatan tidak menganjurkan setiap pasien bersalin untuk memakai
stagen atau gurita. Stagen atau gurita tidak memberikan efek positif dalam mengecilkan atau
mengencangkan perut karena sifatnya yang pasif. Pada saat memakai stagen atau gurita perut
memang terasa kencang, namun setelah dilepas perut akan kendur seperti semula.
Ibu yang melahirkan melalui proses operasi, dan jahitan berada di tengah perut paling tidak
memakai gurita setelah satu minggu setelah persalinan. Ini untuk memberi waktu agar jahitan
bekas operasi kering. Karna jika memakai gurita pada jahitan masih basahakan membuat
jahitan akan parah, jahitan bisa terbuka kembali, atau bahkan bernana dan akan berakibat
infeksi.

Saat hamil otot-otot menjadi kendur, khususnya otot dinding perut dan dasar panggul. Untuk
mengatasinya, jalan paling baik dan sehat adalah dengan senam atau berolahraga yang dapat
kembali mengencangkan otot dinding perut.

Pengencangan otot panggul bisa juga melakukan senam kegel. Senam kegel berfungsi untuk
menguatkan otot-otot dasar panggul dan saluran kemih yang mampu mencegah mengompol
ketika persalinan berlangsung. Dan juga bisa melakukan dengan senam nifas yang dilakukan
seusai melahirkan. Senam ini lebih bermanfaat untuk mengembalikan kekencangan perut usai
melahitkan, dengan cara yang tidak menyiksa dan jauh lebih sehat

D. Perawatan Tali Pusat

Banyak pendapat tentang cara terbaik untuk merawat tali pusat. Telah dilaksanakan
beberapa uji klinis untuk membandingkan cara penanganan tidak ada peningkatan kejadian
infeksi pada laka tali pusat dibiarkan dan tidak melakukan apapun selain membersihkan tali
pusat dengan air bersih. Untuk di waspadai bagi negara-negara yang beriklim tropis,
penggunaain alkohol yang populer dan terbukti ekfektif di daerah panas alkohol mudah
menguap dan menjadi openurunan aktifitasnya,

Bedak antiseptik tuja dapat kehilangan efektifitasnya terutama dalam suasana kelembapan
tinggi (apabila tidak dijaga). Sehingga penggunaan bahan tersebut dapat meningkatkan infeksi,
kecuali bila obat tersebut dapat dijaga agar tetap kering dan dingin. Kerena tidak ada bukti kuat
dari penggunaan alkohol tersebut mahal serta sulit untuk mendapat bahan yang berkualitas,
untuk sementara agar ibu nifas membiarkanluka tali pusat mengagering sendiri. Hasil
penelkitian tersebut diatas menunjukan bahwa dewngan membiarkan talipudsat mengering
sendiri dan hanya membersikan tiap hari dengan air bersih , merupakan cara paling cost
effektive untuk perawatan tali pusat.

Bidan hendaknya menasehati ibu agar tidak membubukan apapun di sekitar tali pusat karena
dapaty menyebabkan infeksi. Hal ini disebabkan karena meningkatnya kelembaban (akibat
penyerapan dari bahan tersebut ) badan bayi sehingga menciptakan kondisi yang ideal untuk
tumbuhnya bakteri. Penting untuk dinasehatkan kepada ibu agar tidak membubuhkan apapun
dan hendaknya tali pusat dibiarkan membuka agar tetap keringatau dibalut dengan kasa
kering.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan tingginya AKI dan perinatal yang dialami sebagian besar negara berkembang .
maka WHO menetapkan salah satu usaha yang dapat mencapai peningkatan pelayanan
kebidanan yang menyeluruh dan bermutu yaitu dilaksanakannya praktek berdasarpada
evidenc based.

3.2 Saran

Diharapkan akan adanya peningkatan jumlah bidan terlibat dalam penelitian, akan
pengetahuan berdasar bukti mengenai asuhan kebidanan khususnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan pada ibu dan anak dalam upaya penurunan AKIdan AKB.

Anda mungkin juga menyukai