Anda di halaman 1dari 18

KELOMPOK II:

1. 2. 3. 4. 5.
BAYU CAHYO OKTAFIAN BAYU MUHAMMAD IKHROM P27220011 164 P27220011 165

BUDI SARI DEWI


CAHYA ARI WIDYA NINGRUM DARNIATI ALIMAH

P27220011 166
P27220011 167 P27220011 168

Pre Eklamsia adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, odema, dan protein urine yang timbul karena kehamilan, penyakit ini umumnya terjadi dalam trimester 3 kehamilan. Pre Eklamsia juga merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat menyebabkan kematian pada ibu dan bayi pada masa ante, intra dan post partum. Pre Eklamsi merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya memiliki tekanan darah normal. Pre Eklamsia adalah suatu penyakit vasospastik, yang melibatkan banyak system yang ditandai oleh hemokonsentrasi, hipertensi, dan proteinuria (Bobak, 2004).

*
Eklamsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan / atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsia.

*
1. Eklampsia gravidarum

a.Kejadian 50% sampai 60 % b. Serangan terjadi dalam keadaan hamil


2. Eklampsia parturientum

a. Kejadian sekitar 30 % sampai 50 % b.Saat sedang inpartu c.Batas dengan eklampsia gravidarum
saat mulai inpartu 3. Eklampsia puerperium

sukar di tentukan terutama

a. Kejadian jarang 10 % b.Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir

1.

Tingkat awal atau aura - Berlangsung 30 35 detik - Tangan dan kelopak mata gemetar - Mata terbuka dengan pandangan kosong - Kepala di putar ke kanan atau ke kiri Tingkat kejang tonik - Berlangsung sekitar 30 detik - Seluruh tubuh kaku : wajah kaku, pernafasan berhenti,dapat diikuti sianosis, tangan menggenggam, kaki di putar kedalam, lidah dapat tergigit.

2.

3.

Tingkat kejang klonik - Berlangsung 1 sampai 2 menit - Kejang tonik berubah menjadi kejang klonik - Konsentrasi otot berlangsung cepat - Mulut terbuka tertutup dan lidah dapat tergigit sampai putus - Mata melotoT - Mulut berbuih

- Muka terjadi kongesti dan tampak sianosis


- Penderita dapat jatuh, menimbulkan trauma tambahan 4. Tingkat koma

-Setelah kejang klonik berhenti penderita menarik nafas


-Diikuti,yang lamanya bervariasi

*
1. Usia ekstrim ( 35 th)
2. Riwayat Preeklampsia pada kehamilan sebelumnya 3. Riwayat keluarga yang mengalami Preeklampsia 4. Paparan sperma, primipaternitas 5. Penyakit yang mendasari

*

Sikap dasar : Semua kehamilan dengan eklamsia harus diakhiri dengan atau tanpa memandang umur kehamilan dan keadaan janin Bilamana diakhiri, maka kehamilan diakhiri bila sudah terjadi stabilisasi (pemulihan) kondisi dan metabolisme ibu. Setelah persalinan, dilakukan pemantauan ketat untuk melihat tandatanda terjadinya eklamsia. 25% kasus eklamsia terjadi setelah persalinan, biasanya dalam waktu 2 4 hari pertama setelah persalinan.Tekanan darah biasanya tetap tinggi selama 6 8 minggu. Jika lebih dari 8 minggu tekanan darahnya tetaptinggi, kemungkinan penyebabnya tidak berhubungan dengan preeklamsia

*
A.
Preeklampsia ringan, bila disertai dengan keadaan sebagai berikut : a.Tekanan darah 140 atau kenaikan 30 mmHg dengan interval pelaksanaan 6 jam. b.Tekanan darah diastol 90 atau kenaikan 15 mmHg dengan interval pelaksanaan 6 jam. c. Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih dalam seminggu d. Proteinuria kuantitatif 0,3 gr atau lebih dengan tingkat kualitatif plus 1 sampai 2 urin keteter atau midstream. B. Preeklampsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut : a.Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih b. Oligouria, urin kurang dari 40 cc/24 jam c. Proteinuria lebih dari 3gr/liter d. Adanya gangguan selebral, gangguan virus dan rasa nyeri di epigastrium. e. Terdapat edema paru dan sianosis.

*
a. b. c. d.
e.
Riwayat Preeklampsia
Primigravida, karena pada primigravida pembentukan antibody penghambat (blocking antibodies) belum sempurna sehingga meningkatkan resiko terjadinya Preeklampsia

Kegemukan
Kehamilan ganda, Preeklampsia lebih sering terjadi pada wanita yang mempunyai bayi kembar atau lebih. Riwayat penyakit tertentu. Penyakit tersebut meliputi hipertensu kronik, diabetes, penyakit ginjal atau penyakit degenerate seperti reumatik arthritis atau lupus.

Pada Preeklampsia yang berat dan eklampsia dapat terjadi perburukan patologis pada sejumlah organ dan sistem yang kemungkinan diakibatkan oleh vasospasme dan iskemia (Cunningham, 2003). Perubahannya pada organ-organ : a) Perubahan hati perdarahan yang tidak teratur terjadi rekrosis, thrombosis pada lobus hati rasanya nyerim epigastrium b) Retima c) Metabolism air dan elektrout d) Mata e) Otak, pada penyakit yang belum berlanjut hanya ditemukan edema dan anemia pada korteks serebri. f) Uterus aliran darah ke plasenta menurun dan menyebabkan gangguan pada plasenta. g) Paru-paru, kematian ibu pada preeclampsia dan eklamsia biasanya disebabkan oleh edema paru.

*
a. Gejala Subjektif
Pada Preeklampsia didapatkan sakit kepala di daerah frontal, skotoma, diplopia, penglihatan kabur, nyeri di daerah epigastrium, mual atau muntah-muntah karena perdarahan subkapsuer spasme areriol. Gejala-gejala ini sering ditemukan pada Preeklampsia yang meningkat dan merupakan petunjuk bahwa eklamsia akan timbul. Tekanan darahpun akan meningkat lebih tinggi, edema dan proteinuria bertambah meningkat.

*
b. Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan meliputi; peningkatan tekanan sistolik 30 mmHg dan diastolic 15 mmHg atau tekanan darah meningkat lebih dari 140/90 mmHg. Tekanan darah pada Preeklampsia berat meningkat lebih dari 160/110 mmHg dan disertai kerusakan beberapa organ. Selain itu kita juga akan menemukan takikarda, takipnu, edema paru, perubahan kesadaran, hipertensi ensefalopati, hiperefleksia, perdarahan otak.

*
Menurut Irga (2009) yang termasuk komplikasi antar lain : 1. Solusio plasenta 2. Sindrom HELLP (hemolysis, elevated liver enzymes, low platelet count) 3. Hipofibrinogenemia 4. Hemolisis 5. Kelainan mata 6. Perdarahan di otak

7. Gagal gijal

*
Tujuan utama penanganan adalah menghentikan berulangnya serangan kejang dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman. Penanganan yang dilakukan : Beri obat anti konvulsan Perlengkapan untuk penanganan kejang

Lindungi pasien dari kemungkinan trauma


aspirasi mulut dan tenggorokan baringkan pasien pada sisi kiri posisikan secar trandelenburg untuk mengurangi resiko aspirasi berikan oksigen 4 6 liter / menit.

*
a. Menghindari terjadinya : Kejang berulang Mengurangi koma Meningkatkan jumlah dieresis Perjalanan kerumah sakit dapat diberikan : Obat penenang dengan injeksikan 20 mgr valium Pasang infuse glukosa 5 % dan dapat di tambah dengan valium 10 sampai 20 mgr Sertai petugas untuk memberikan pertolongan: Hindari gigitan lidah dengan memasang spatel pada lidah Lakukan resusitasi untuk melapangkan nafas dan berikan O2 Hindari terjadinya trauma tambahan

b.

c.

*
Usaha pencegahan preklamsia dan eklamsia sudah lama dilakukan. Diantaranya dengan diet rendah garam dan kaya vitamin C. Selain itu, toxoperal (vitamin E,) beta caroten, minyak ikan (eicosa pentanoic acid), zink (seng), magnesium, diuretik, anti hipertensi, aspirin dosis rendah, dan kalium diyakini mampu mencegah terjadinya preklamsia dan eklamsia. Belakangan juga diteliti manfaat penggunaan antioksidan seperti N. Acetyl Cystein yang diberikan bersama dengan vitamin A, B6, B12, C, E, dan berbagai mineral lainnya. Nampaknya, upaya itu dapat menurunkan angka kejadian preeklamsia pada kasus risiko tinggi

Anda mungkin juga menyukai