AKNE VULGARIS PADA MAHASISWI FAKULTAS KEDOKTERAN ANGKATAN 2017 UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
Disusun Oleh:
NUR AZIZAH
110 2017 0154
Pembimbing:
dr. Arina F. Arifin. M.kes
dr. Arni Isnaini Arfah.Mkes
KARYA TULIS ILMIAH
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Acne vulgaeris adalah penyakit kulit kronis umum yang melibatkan penyumbatan dan atau peradangan unit pilosebaceous (folikel rambut dan kelenjaer sebaceous yang menyertainya. Jerawat dapat muncul sebagai lesi non-inflamasi, lesi inflamasi atau gabungan keduanya yang biasa muncul pada sevagian besar wajah tetapi juga bagian belakang dada.1
Pada penelitian Suryadi RM (2008) hamper setiap orang pernah
mengalami akne vulgaris dan biasanya dimulai ketika pubertas. Prevalensi tertinggi yaitu pada umur 14-17 tahun, dimana pada wanita berkisar 83- 85% dan pada pria yiatu umur 16-19 tahun berkisar 95-100%. Pada umumnya banyak remaja yang bermasalah dengan akne vulgaris yang menimbulkan siksaan.2
Penyakit kulit bukan merupakan penyakit yang berbahaya namun
mempunyai dampak yang besar bagi para remaja baik secara fisik, maupun psikologik, dapat menimbulkan kecemasan, depresi, dan mengurangi rasa percaya diri penderitanya. Ketepatan dan kecepatan dalam terapi akne vulgaris merupakan langkah yang penting karena dapat berpengaruh pada kesembuhan dan prognosis pasien.3
Pada masa remaja, jerawat biasanya disebabkan oleh peningkatan
hormone seks, terutama hormone androgen yang meningkat selama masa pubertas. Peningkatan hormone sebelum menstruasi dapat mempengaruhi eksaserbasi serta memperburuk akne vulgaris. 4 Kemudian Berdasarkan beberapah hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis fisiologis dari progesterone eksogen dalam pre pubertal tidak merangsang kelenjar sebasea. Fakta bahwa sekresi sebum tidak berubah secara signifikan sepanjang siklus menstruasi, bukan dengan tingkat fluktuasi lebih lanjut memberikan bukti bahwa hormone progesterone tidak brtanggung jawab untuk menjaga sekresi kelenjar sebasea pada wanita.5 Dari latar belakang diatas maka penulis mengambil penelitian dan merumuskannya untuk mengetahui bagaimana hubungan menstruasi terhadap angka kejadian akne vulgaris.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Bagaimana hubungan antara menstruasi dengan angka kejadian akne
vulgaris pada mahasiswi fakultas kedokteran angkatan 2017.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum Untuk melihat hubungan antara menstruasi dengan angka kejadian akne vulgaris pada mahasiswi fakultas kedokteran angkatan 2017
1.3.2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi kejadian akne vulgaris dan yang tidak
menderita akne vulgaris sebelum menstruasi
b. Mengidentifikasi kejadian akne vulgaris dan yang tidak
menderita akne vulgaris saat menstruasi
c. Mengidentifikasi kejadian akne vulgaris dan yang tidak
menderita akne vulgaris sesudah menstruasi
d. Menilai adanya hubungan antara munculnya akne vulgaris dan
yang tidak menderita akne vulgaris selama periode menstruasi
1.4 Manfaat Penelitian
Menambah wawasan dan pengetahuan terhadap hubungan menstruasi
terhadap angka kejadian akne vulgaris pada mahasiswi fakultas kedokteran
Universitas Muslim Indonesia angkatan 2017
DAFTAR PUSTAKA
1. Jaggi Rao, MD, FRCPC Clinical Professor of Medicine, Division of
Dermatology and Cutaneous Sciences, Director of Dermatology Residency Program 2019, University of Alberta Faculty of Medicine and Dentistry 2. Smith R, Mann N, Braue A, Makelainen H, Varigos G. “A low-glycemic- load diet improves symptomps in acne vulgaris patients: a randomized controlled trial” American journal of clinical nutrition.86(2);107-115.2007 3. Tjekyan RM. Kejadian dan Faktor resiko Akne vulgaris. Jurnal Media Medika Indonesiana. 43(1); 6-1.2008 4. Pochi PE and Strauss JS : Endocrinologic control of development and activity of the human sebaceous gland, J invest Dermatol, 1994, 62 : 191201 5. NB Simpson, Cunliffe WJ. Disorder of sebaceous glands. In: Burns T, Breathnach S, Cox N, Griffiths C, editor. Rook’s Textbook of Dermatology 7th ed 2004. Oxford: Blackwell Publishing:p. 43,1 – 43.75