Oleh :
Putri Oktaria, S.Ked
Pembimbing :
dr. Ni Made Elva Mayasari, Sp. JP
Nama : Tn.N
Usia : 57 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh Harian
Alamat : lorong Sidomukti, Kabupaten Talang
Putri, Plaju.
Agama : Islam
MRS : 10 Juni 2021
No. RM : 64.94.08
Ruang : Ahmad Dahlan 4 Bed 4
DPJP : dr. Yudi Fadilah, Sp. PD
KELUHAN UTAMA DAN PERJALANAN PENYAKIT
Alergi obat dan makanan (-) Alergi obat dan makanan (-)
N : 87 x/menit
Mata : KA -/- , SI -/-, Isokor
Khusus Telinga, Hidung DBN.
Mulut: dalam batas normal
JVP : 5-2 cm/H2 O
Normocephaly
Paru : Jantung:
I : Statis: kanan sama dengan kiri, dinamis: tidak
ada yang tertinggal, sela iga melebar (-), retraksi I : iktus kordis tidak tampak
intercostae (-), benjolan (-) P : iktus kordis tidak teraba
P : Stem fremitus melemah pada paru kanan dan P: Kanan atas : ICS II linea
kiri , benjolan (-), krepitasi (-)
parasternalis dextra
P : Redup pada paru kanan di ICS I - V
midclavicula dextra , dan Redup pada paru kiri Kiri Atas : ICS II linea
di ICS I - III midclavicula sinistra parasternalis sinistra
A : Vesikuler melemah di ICS I-V midclavicula Kiri bawah : ICS V linea
dextra dan ICS I - III midclavicula sinistra, ronki midclavicula sinistra
(+/+), wheezing (-/-)
A : BJ I/II (+/+) normal, regular, M (-), G (-)
Abdomen:
I : datar (+), hipopigmentasi (-), caput Ekstremitas atas :
medusa (-), benjolan (-) Akral hangat +/+
P : lemas (+) , Nyeri tekan epigastrium CRT < 2 detik
(-), hepatomegali (-), pembesaran lien
(-), massa (-),
P : Timpani (+),shifting dullness (-),
undulasi (-)
A : Bising usus normal, frekuensi Ekstremitas bawah :
5x/menit, bruit tidak ada Akral hangat +/+
CRT < 2 detik
)
Hematologi
)
EKG
)
EKG
Pada pemeriksaan EKG pada pasien sebagai berikut, interpretasi
gambaran EKG pada pasien adalah :
• Irama Sinus Rhytm
• HR : 94 x/menit, Reguller
• Axis normal
• Gelombang P normal
• Kompleks QRS normal
• Tampak Gambaran T-Tall pada lead II, dan aVF
Kesan : Sinus Ryhtm
Radiologi
Radiologi
Interpretasi Rongten Thorax :
Urine Lengkap
Makroskopis
Warna Kuning muda
Kejernihan Jernih
Reaksi/ pH 8,0 5-8,5 Normal
Berat Jenis 1.010 1.000-1.030 Normal
Protein + Negatif Proteinuria
Bilirubin Negatif Negatif Normal
Glukosa Negatif Negatif Normal
Keton Negatif Negatif Normal
Darah/ Hb Negatif Negatif Normal
Nitrit Negatif Negatif Normal
Urobilinogen Negatif Negatif Normal
Lekosit Negatif Negatif Normal
Mikrsokopis
Lekosit 1-2/ LPB 0-5/ LPB Normal
Eritrosit 0-1 / LPB 1-3/ LPB Normal
Sel Epitel + / LPK 135-155 mg/dl Normal
Lain – lian
Differential
Diagnosis
• Efusi Pleura Dextra dan Sinistra e.c. TB
Paru Klinis Kasus Baru
• Pneumonia
• Empiema
Working
Diagnosis
Efusi Pleura Dextra dan Sinistra e.c.
TB Paru Klinis Kasus Baru
Penatalaksanaan. . .
Pasien Tn.N
Non Farmakologi
1. Edukasi
2. Tirah baring total
Farmakologi
1) O2 nasal canul 1-6 liter/ menit
2) IVFD RL gtt 20 x/menit
3) 2RHZE / 4 HR
4) Inj. Levofloxacin 500 mg (infus)
5) Ambroxol syrup 10 ml 3x1 a.c
6) Sucralfate syrup 500/ 5 ml 2x1 a.c
Folow up
Folow up
TINJAUAN PUSTAKA
EFUSI PLEURA
“
Suatu keadaan di mana terdapatnya
cairan yang berlebih jumlahnya di dalam
cavum pleura, yang disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara pembentukan
dan reabsorbsi (penyerapan) cairan pleura
ataupun adanya cairan di cavum pleura
”
yang volumenya melebihi normal.
Efusi Transudat
Akumulasi jumlah cairan pleura di dalam rongga pleura dapat terjadi jika terdapat
peningkatan tekanan hidrostatik kapiler darah seperti pada gagal jantung, atau jika
terjadi penurunan tekanan osmotik cairan darah
Efusi Eksudat
Eksudat terjadi akibat peradangan atau infiltrasi pada pleura atau jaringan yang
berdekatan dengan pleura. Kerusakan pada dinding kapiler darah menyebabkan
terbentuknya cairan kaya protein yang keluar dari pembuluh darah dan berkumpul
pada rongga pleura.
Etiologi Patofisiologi
Batuk
Nyeri dada
pleuritik
Keluhan lain:
malaise, anorexia,
penurunan BB
Diagnosis
• Anamnesis dan pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan laboratorium
• Pemeriksaan radiologi :
– foto thorax
– USG
– CT Scan
• Torakosintesis
Penatalaksaan Efusi Pleura
Penatalaksanaan efusi pleura adalah berdasarkan penyakit dasarnya.
a. Gagal Jantung
Pemberian diuretik.
c. Pleuritis TB
Penatalaksanaan dengan pemberian obat anti TB minimal 6 bulan.
Torakosintesis jika terdapat sesak atau efusi lebih tinggi dari sela iga III.
Penyakit menular yang disebabkan oleh
kuman Mycobacterium Tuberculosis.
Kuman ini menyerang tubuh manusia
terutama paru, dan ditularkan melalui
udara
Apa itu
“bukan penyakit turunan dan bukan juga
disebabkan oleh kutukan atau guna-
TUBERKULOSIS
guna”
TB?
31
ETIOLOGI
Mycobacterium tuberculosis dengan sifat:
• Tahan asam
• Pertumbuhan lambat
• Tahan lama dalam keadaan kering berminggu-minggu
• Tidak tahan sinar matahari, sinar ultraviolet, suhu >
600C
Bagaimana penularan kuman ini dapat menyerang orang sehat?
Penderita Bukan penderita
Mycobacterium
Tuberculosis
33
MASUKNYA KUMAN KEDALAM TUBUH MANUSIA
Inhalasi
- > 90%, Droplet nuclei 1-5 m
Melalui saluran cerna
Melalui kulit (luka)
• Patolog
• Tukang daging
Intra uterina (melalui plasenta)
39
OBAT-OBAT ANTI TB
Jenis obat lini pertama
1. Isoniazid = isonicotinic acid hidrazid = INH (H)
2. Rifampisin (R)
3. Pirazinamid (Z)
4. Etambutol (E)
5. Streptomisin (S)
DOSIS OAT KOMBINASI DOSIS TETAP/FDC
Fase intensif Fase lanjutan
2 – 3 bulan 4 bulan
30-37 2 2 2
38-54 3 3 3
55-70 4 4 4
>71 5 5 5
Bab IV “ANALISA KASUS’’
Pembahas
an
Berdasarkan hasil anamnesis mengenai keluhan utama dan tambahan pada kasus
ini, sesak nafas yang dikeluhkan pasien merupakan gejala klinis dari kelainan
pernapasan. Yang mana, pada kasus ini merupakan efusi pleura. Pasien mengalami
sesak nafas pada saat beraktifitas dan tidur miring serta duduk. Sesak dapat terjadi
karena proses peradangan yang menyebabkan permeabilitas kapiler pembuluh darah
pleura meningkat sehingga sel mesotelial berubah menjadi bulat atau kuboidal dan
terjadi pengeluaran cairan ke dalam rongga pleura sehingga mendesak paru paru yang
menyebabkan pertukaran gas di bagian paru terhambat dan berkurang.
Pasien juga terdapat keluhan batuk , penurunan berat badan dari 65 kg menjadi
50 kg dalam waktu 1 bulan , keluhan berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang
jelas dan riwayat merokok aktif ± 20 tahun. Hal tersebut dapat menjadi faktor
penyebab terjadinya proses infeksi peradangan pleura yang salah satunya infeksi
tuberkulosis. Gejala lokal tuberkulosis meliputi batuk ≥ 2 minggu, sesak nafas, nyeri
dada. Gejala sistemik berupa demam, malaise, keringat malam, penurunan berat
badan dan anorexia.
.
Pembahasa
n
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, didapatkan palpasi thorax Stem fremitus
kanan dan kiri melemah, perkusi Redup pada paru kanan dan kiri, vesikuler melemah
paru kanan dan kiri, ronki (+/+), saat auskultasi. Dari pemeriksaan laboratorium
terdapat peningkatan leukosit sebesar 15,7/ul penurunan hematokrit sebesar 32,8 %,
penurunan eosinofil sebesar 0%, peningkatan neutrofil sebesar 98,3 % , penurunan
limfosit sebesar 1,1 % dan penurunan monosit sebesar 0,5 %.
Pemeriksaan rontgen thorax didapatkan hasil gambaran efusi pleura kanan dan
kiri dan TB paru. Mengindikasikan terdapat infeksi yang mengakibatkan terjadi efusi
pleura yaitu disebabkan oleh Tuberculosis.
Obat ini bekerja dengan cara membentuk lapisan pada dasar tukak
sehingga melindungi tukak dari pengaruh agresif asam lambung dan pepsin.
Pada pasien ini diberikan obat sucralfate yaitu untuk mengurangi keluhan
nyeri ulu hati yang kemungkinan disebabkan oleh adanya gejala gastritis yaitu
Bab V “SIMPULAN’’
PENUTUP
Simpulan