KRISIS HIPERTENSI
Disusun oleh:
Niken Faradila K. Utami
Pembimbing:
dr. Esthi Wijayanti
RS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2018
Laporan Kasus
Nama : Tn.TG
IDENTITAS----
Status Generalis
Kepala
Bentuk :Simetris, mesocephal
Rambut : Distribusi merata
Venektasi temporal : -
Mata
Konjungtiva :Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Palpebra : Oedem (-/-)
Reflek cahaya langsung/tidak langsung: (+/+) / (+/+)
Pemeriksaan Fisik---- Telinga
Simetris
Kelainan bentuk : (-)
Discharge : (-)
Hidung
Discharge : (-)
Nafas Cuping Hidung : (-)
Mulut
Bibir sianosis : (-)
Lidah sianosis : (-)
Lidah kotor : (-)
Leher
Trakhea di tengah
Perbesaran kelenjar tiroid : (-)
Perbesaran limfonodi : (-)
Peningkatan JVP : (+), JVP 5 + 3 CmH2O
Pemeriksaan Fisik----
Pulmo
Inspeksi : Simetris kanan kiri, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
Palpasi : Vokal fremitus lobus superior kanan sama dengan kiri.
Vokal fremitus lobus inferior kanan sama dengan kiri.
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru, batas paru hepar di SIC V linea
midclavikula dekstra.
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+)
Suara tambahan : wheezing (-), RBH (-), RBK(-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, pulsasi epigastrium (-).
Palpasi : Ictus cordis di SIC V LMC sinistra dan tidak kuat angkat.
Perkusi : Batas kanan atas SIC II LPS dextra,
Batas kiri atas SIC II LPS sinistra,
Batas kanan bawah SIC IV LPS dextra,
Batas kiri bawah SIC VI 2 jari lateral LMC sinistra.
Auskultasi : reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen
Inspeksi : DATAR, jejas(-)
Auskultasi: Bising usus (+) normal.
Palpasi : Nyeri tekan (-)
hepar tidak teraba,
lien tidak teraba,
undulasi (-)
Perkusi : Timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)
Ekstremitas
Superior dekstra/sinistra : Oedem (-/-)
Inferior dekstra/sinistra : Oedem dan kesemutan (-/-)
Pemeriksaan Neurologis
Tidak ada kelainan
Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang---- 5 Januari 2018
Terapi
• Infus RL 20 tpm
• Injeksi Esome 2x1
• Injeksi Ondansentron 3x4 mg
• Injeksi Lapibal 3x1
• Amlodipin 1x10 mg
• Valesco 1x80 mg
• Aspilet 1x80 mg
Tanggal Subyektif Obyektif Assesment Plan
5 Januari 2018 Pusing kadang masih dirasakan. KU: Sedang Hipertensi Urgensi Infus RL 20 tpm
pandangan kabur (-), mual (-),
Injeksi Esome 2x1
TD : 170/120 mmHg Injeksi Ondansentron 3x4
muntah (-), kesemutan di
N : 80x/menit mg
ekstremitas (-), BAB & BAK R : 20x/menit Injeksi Lapibal 3x1
dbn S : 36,5C Amlodipin 1x10 mg
Valesco 1x80 mg
Status generalis : dbn Aspilet 1x80 mg
Bisoprolol 1x1
6 Januari 2018 Pusing berkurang KU: Sedang Hipertensi Urgensi Infus RL 20 tpm
Injeksi Esome 2x1
TD : 165/100 mmHg Injeksi Ondansentron 3x4
N : 80x mg
R : 20x/menit Injeksi Lapibal 3x1
S : 36,5C Amlodipin 1x10 mg
Valesco 1x80 mg
Status generalis : dbn Aspilet 1x80 mg
Bisoprolol 1x1
7 Januari 2018 Tidak ada keluhan KU: Sedang Hipertensi Urgensi Amlodipin 1x10 mg
Valesco 1x80 mg
TD : 160/100 mmHg Aspilet 1x80 mg
N : 80x Bisoprolol 1x1
R : 20x/menit Omeprazol 1x1.
S : 36,5C
Hipertensi Urgensi
Peningkatan tekanan darah seperti pada hipertensi emergensi namun tanpa disertai
kerusakan organ target. Pada keadaan ini tekanan darah harus segera diturunkan dalam 24
jam dengan memberikan obat-obatan anti hipertensi oral
Hipertensi Emergensi
Peningkatan tekanan darah sistolik >180 mmHg atau diastoik > 120 mmHg secara
mendadak disertai kerusakan organ target. Hipertensi emergensi harus ditanggulangi
sesegera mungkin dalam satu jam dengan memberikan obat-obatan anti hipertensi intravena.
Berdasarkan anamnasis pemeriksaan fisik dan
penunjang pada kasus ini mengarah pada krisis
hipertensi yang digolongkan pada hipertensi
urgensi, karena didapatkan peningkatan tekanan
darah tanpa disertai kecurigaan kerusakan organ.
Amlodipine dipilih sebagai alternatif nicardipine yang
merupakan pilihan pertama pada pasien hipertensi urgensi
yang berasal dari golongan calcium-channel blocker. Valsartan
dari golongan Angiotensin Receptor Blocker diberikan sebagai
kombinasi dengan golongan Calcium channel blocker agar
penurunan tekanan darah dapat berlangsung lebih cepat.
Kombinasi obat ketiga adalah golongan antagonis
adrenoseptor, yang dipakai adalah bisoprolol karena bekerja
pada reseptor beta-1 yang dimetabolisme terutama di hepar
dan memiliki waktu paruh yang panjang sehingga bisa
dimanfaatkan efeknya untuk menurunkan tekanan darah dalam
waktu yang lebih lama.
Kesimpulan
Hipertensi krisis merupakan salah satu kegawatan di
bidang neuro – cardiovascular yang sering dijumpai
pada instalasi gawat darurat. Hipertensi krisis
terdiri dari hipertensi emergensi dan hipertensi
urgensi. Keduanya harus ditangani dengan
tatalaksana yang tepat dan segera sehingga
prognosisnya terhadap organ target (otak, ginjal,
dan jantung) dan sistemik dapat ditanggulangi
Terima kasih