Anda di halaman 1dari 23

PRESENTASI KASUS

KRISIS HIPERTENSI

Disusun oleh:
Niken Faradila K. Utami

Pembimbing:
dr. Esthi Wijayanti

RS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2018
Laporan Kasus
 Nama : Tn.TG
IDENTITAS----

 Jenis kelamin : Laki-laki


 Umur : 70 tahun
 Alamat : Jl. Perintis
Kemerdekaan Karangpucung Purwokerto
Selatan
 Pekerjaan : Pedagang
 Agama : Islam
 Status perkawinan : Menikah
 Tgl masuk : 04-01-2018
Anamnesis----

Keluhan Utama Pusing sejak 2 jam

Keluhan Tambahan Lemas


RPS
Pasien datang ke UGD dengan keluhan pusing yang
dirasakan sejak 2 jam SMRS, keluhan dirasakan tiba-
tiba saat pasien sedang duduk nonton TV. Pasien
tidak merasakan pusing berputar. Mual, muntah
disangkal. Pasien menyangkal keluhan nyeri kepala
disertai pandangan kabur, penglihatan ganda, mata
nyeri maupun mimisan. Tidak terdapat adanya
kelemahan anggota gerak, tidak terdapat rasa
kesemutan, tidak terdapat lidah pelo. Nyeri dada
dan sesak disangkal. Buang air kecil dan buang air
besar lancar tanpa keluhan
Anamnesis----
• Riwayat keluhan yang sama : Diakui
• Riwayat hipertensi : Diakui
• Riwayat DM : Disangkal
RPD •

Riwayat penyakit jantung
Riwayat penyakit ginjal
: Disangkal
: Disangkal
• Riwayat alergi / asma : Disangkal
• Riwayat sakit berat lain : disangkal

• Keluhan yang sama : disangkal


• Riwayat Hipertensi : diakui
• Riwayat DM : disangkal
RPK • Riwayat peny. jantung : disangkal
• Riwayat peny. ginjal : disangkal
• Riwayat ibu DM gestasional : disangkal
Pemeriksaan Fisik---- Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis dengan GCS 15
Tanda Vital
- Tekanan darah : 220/130 mmHg
- Nadi : 100 x/menit, regular
- Pernapasan : 20 x/menit normal
- Suhu : 36,50C

Status Generalis
Kepala
Bentuk :Simetris, mesocephal
Rambut : Distribusi merata
Venektasi temporal : -
Mata
Konjungtiva :Anemis (-/-)
Sklera : Ikterik (-/-)
Palpebra : Oedem (-/-)
Reflek cahaya langsung/tidak langsung: (+/+) / (+/+)
Pemeriksaan Fisik---- Telinga
Simetris
Kelainan bentuk : (-)
Discharge : (-)

Hidung
Discharge : (-)
Nafas Cuping Hidung : (-)

Mulut
Bibir sianosis : (-)
Lidah sianosis : (-)
Lidah kotor : (-)

Leher
Trakhea di tengah
Perbesaran kelenjar tiroid : (-)
Perbesaran limfonodi : (-)
Peningkatan JVP : (+), JVP 5 + 3 CmH2O
Pemeriksaan Fisik----
Pulmo
Inspeksi : Simetris kanan kiri, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
Palpasi : Vokal fremitus lobus superior kanan sama dengan kiri.
Vokal fremitus lobus inferior kanan sama dengan kiri.
Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru, batas paru hepar di SIC V linea
midclavikula dekstra.
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+)
Suara tambahan : wheezing (-), RBH (-), RBK(-)

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak, pulsasi epigastrium (-).
Palpasi : Ictus cordis di SIC V LMC sinistra dan tidak kuat angkat.
Perkusi : Batas kanan atas SIC II LPS dextra,
Batas kiri atas SIC II LPS sinistra,
Batas kanan bawah SIC IV LPS dextra,
Batas kiri bawah SIC VI 2 jari lateral LMC sinistra.
Auskultasi : reguler, murmur (-), gallop (-).
Abdomen
Inspeksi : DATAR, jejas(-)
Auskultasi: Bising usus (+) normal.
Palpasi : Nyeri tekan (-)
hepar tidak teraba,
lien tidak teraba,
undulasi (-)
Perkusi : Timpani, pekak alih (-), pekak sisi (-)

Ekstremitas
Superior dekstra/sinistra : Oedem (-/-)
Inferior dekstra/sinistra : Oedem dan kesemutan (-/-)

Pemeriksaan Neurologis
Tidak ada kelainan
Laboratorium
Pemeriksaan Penunjang---- 5 Januari 2018

PARAMETER HASIL NILAI NORMAL


Hb 15,5 L = 14-18 P = 12-16 g/dL
Leukosit 5500 4800-10800/uL
Trombosit 265.000 150.000-450.000/Ul
Hematokrit 44 L : 40-54 P : 35-47 %
GDS 108 <200 mg/dl
Ureum 18 15-39 mg/dL
Creatinin 1.0 L 0.9-1.3 mg/dL
SGOT 18 <50 U/L
SGPT 9 <65 U/L
Irama sinus
Heart rate 79x/menit
Axis normal
P wave N 0.08 detik
PR interval 0,16 detik
QRS kompleks 0,8 detik
Interval QT 0,32 detik
S V2 + R V6 > 35 mm
Kesan : Gambaran EKG Normal
RESUME

 Pasien datang dengan keluhan pusimg sejak 2 jam


SMRS. Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 5
tahun yang lalu, tidak terkontrol. Pada pemeriksaan
fisik ditemukan TD 220/130, pulsasi 100 x/menit.
JVP tidak meningkat. Pemeriksaan fisik paru dan
jantung dalam batas normal. Tidak didapatkan
defisit neurologis maupun gangguan nervus kranialis.
Pada pemeriksaan laboratorium tidak didapatkan
kelainan. EKG tidak ada kelainan.
Diagnosa Kerja :
Hipertensi Urgensi

Terapi

• Infus RL 20 tpm
• Injeksi Esome 2x1
• Injeksi Ondansentron 3x4 mg
• Injeksi Lapibal 3x1
• Amlodipin 1x10 mg
• Valesco 1x80 mg
• Aspilet 1x80 mg
Tanggal Subyektif Obyektif Assesment Plan

5 Januari 2018 Pusing kadang masih dirasakan. KU: Sedang Hipertensi Urgensi Infus RL 20 tpm
pandangan kabur (-), mual (-),
Injeksi Esome 2x1
TD : 170/120 mmHg Injeksi Ondansentron 3x4
muntah (-), kesemutan di
N : 80x/menit mg
ekstremitas (-), BAB & BAK R : 20x/menit Injeksi Lapibal 3x1
dbn S : 36,5C Amlodipin 1x10 mg
Valesco 1x80 mg
Status generalis : dbn Aspilet 1x80 mg
Bisoprolol 1x1

6 Januari 2018 Pusing berkurang KU: Sedang Hipertensi Urgensi Infus RL 20 tpm
Injeksi Esome 2x1
TD : 165/100 mmHg Injeksi Ondansentron 3x4
N : 80x mg
R : 20x/menit Injeksi Lapibal 3x1
S : 36,5C Amlodipin 1x10 mg
Valesco 1x80 mg
Status generalis : dbn Aspilet 1x80 mg
Bisoprolol 1x1

7 Januari 2018 Tidak ada keluhan KU: Sedang Hipertensi Urgensi Amlodipin 1x10 mg
Valesco 1x80 mg
TD : 160/100 mmHg Aspilet 1x80 mg
N : 80x Bisoprolol 1x1
R : 20x/menit Omeprazol 1x1.
S : 36,5C

Status generalis : dbn


Prognosis

 Quo ad vitam : Dubia


 Quo ad functionam : Dubia ad bonam
 Quo ad sanactionam : Dubia
pembahasan
DEFINISI
Hipertensi adalah penyakit dimana tekanan darah melampaui tekanan darah normal.
Berdasarkan The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment
of High Blood Pressure (JNC 7) tahun 2003, tekanan darah disebut normal apabila tekanan
darah sistolik<120 mmHg dan tekanan diastolik<80 mmHg

Hipertensi Urgensi
Peningkatan tekanan darah seperti pada hipertensi emergensi namun tanpa disertai
kerusakan organ target. Pada keadaan ini tekanan darah harus segera diturunkan dalam 24
jam dengan memberikan obat-obatan anti hipertensi oral

Hipertensi Emergensi
Peningkatan tekanan darah sistolik >180 mmHg atau diastoik > 120 mmHg secara
mendadak disertai kerusakan organ target. Hipertensi emergensi harus ditanggulangi
sesegera mungkin dalam satu jam dengan memberikan obat-obatan anti hipertensi intravena.
 Berdasarkan anamnasis pemeriksaan fisik dan
penunjang pada kasus ini mengarah pada krisis
hipertensi yang digolongkan pada hipertensi
urgensi, karena didapatkan peningkatan tekanan
darah tanpa disertai kecurigaan kerusakan organ.
Amlodipine dipilih sebagai alternatif nicardipine yang
merupakan pilihan pertama pada pasien hipertensi urgensi
yang berasal dari golongan calcium-channel blocker. Valsartan
dari golongan Angiotensin Receptor Blocker diberikan sebagai
kombinasi dengan golongan Calcium channel blocker agar
penurunan tekanan darah dapat berlangsung lebih cepat.
Kombinasi obat ketiga adalah golongan antagonis
adrenoseptor, yang dipakai adalah bisoprolol karena bekerja
pada reseptor beta-1 yang dimetabolisme terutama di hepar
dan memiliki waktu paruh yang panjang sehingga bisa
dimanfaatkan efeknya untuk menurunkan tekanan darah dalam
waktu yang lebih lama.
Kesimpulan
Hipertensi krisis merupakan salah satu kegawatan di
bidang neuro – cardiovascular yang sering dijumpai
pada instalasi gawat darurat. Hipertensi krisis
terdiri dari hipertensi emergensi dan hipertensi
urgensi. Keduanya harus ditangani dengan
tatalaksana yang tepat dan segera sehingga
prognosisnya terhadap organ target (otak, ginjal,
dan jantung) dan sistemik dapat ditanggulangi
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai