Anda di halaman 1dari 37

Infark Miokard Dengan Elevasi

Segmen ST

Aufa Irsyada

Pembimbing: dr. Adi Punawarman, Sp.JP -FIHA


PENDAHULUAN
Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab
kematian utama di Negara negara maju, dan
negara berkembang termasuk di Indonesia

Diperkirakan diseluruh dunia, penyakit


kardiovaskuler akan meningkat prevalensinya
pada tahun 2020 dan menjadi pembunuh
pertama tersering yaitu 36% dari seluruh
kematian.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) pada tahun


2001 melaporkan bahwa dari tiga orang
diseluruh dunia, satu orang meninggal karena
penyakit kardiovaskuler.
PENDAHULUAN
Sindrom Koroner Akut (SKA) merupakan
suatu masalah kardiovaskular yang utama
karena menyebabkan angka perawatan
rumah sakit dan angka kematian yang tinggi.

STEMI
NSTEMI
UAP
PENDAHULUAN

Infark miokard dengan elevasi


segmen ST akut (STEMI) merupakan
indikator kejadian oklusi total
pembuluh darah arteri koroner.
Keadaan ini memerlukan tindakan
revaskularisasi untuk
mengembalikan aliran darah dan
reperfusi miokard secepatnya
LAPORAN
KASUS
Identitas Pasien

 Nama : Tn. NH
 Umur : 32 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki Laki
 Suku : Aceh
 Agama : Islam
 Pekerjaan : PNS
 Alamat : Nagan Raya
 No CM : 1-06-12-56
 Tanggal Masuk : 14 Agustus 2015
 Tanggal Pe,eriksaan : 15 Agustus 2015
Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri Dada

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sejak
15 jam SMRS, nyeri dada dirasakan sesaat sebelum
tidur. Awalnya terasa pegal dibagian punggung
kemudian berubah menjadi nyeri diikuti nyeri
dibagian dada. Nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk
tembus ke belakang dan nyeri menjalar ke leher
serta lengan kiri. Pasien mengaku tidak ada yang
memperberat nyeri dada tersebut namun akan
terasa lebih baik bila beristirahat. Pasien kemudian
pergi ke rumah sakit nagan raya untuk berobat dan
kemudian dirujuk ke RSUDZA.
Anamnesis

Riwayat Penyakit Sekarang


Dua hari sebelum keluhan tersebut, pasien
mengaku mengalami keluhan yang sama. Ketika
sedang menonton tiba tiba terasa nyeri dibagian
dada. Kemudian pasien memberi minyak angin dan
keluahn berkurang sampai hilang.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien sudah menderita hipertensi 5 tahun yang
lalu dan tidak kontrol teratur terhadap penyakitnya.
Riwayat tekanan darah tertinggi pasien sistol 180
mmHg.
Anamnesis
 Riwayat Penyakit keluarga
 Ayah pasien menderita Hipertensi

 Riwayat Penggunaan Obat


 Di IGD Rumah Sakit Nagan Raya pasien sudah
diberikan terapi, namun jenis terapi yang
diberikan tidak diketahui.

 Riwayat kebiasaan social


 Pasien adalah seorang perokok sejak usia 20 tahun.
Pasien biasa merokok 2-3 bungkus per harinya. Pasien
sangat jarang berolah raga.
Anamnesis

 Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi


 Laki - Laki

 Riwayat yang dapat dimodifikasi


 Jarang Berolah raga
 Berhenti merokok
Status Present
 Keadaan Umum : Baik
 Kesadaran : Compos Mentis
 Tekanan Darah : 120/65 mmHg
 Nadi : 58 x/menit, reguler
 Frekuensi Nafas : 22 x/menit
 Temperatur : 36,20C (aksila)
Status General
 Kulit  Kepala
 Warna : coklat  Bentuk : Kesan Normocephali
 Turgor : cepat kembali  Rambut :Tersebar rata, Berwarna hitam.
 Ikterus : (-)  Mata : Cekung (-), Refleks cahaya (+/+),
Sklera ikterik (-/-),
 Anemia : (-)
 Konj.palpebra inf pucat (-/-)
 Sianosis : (-)
 Telinga : Sekret (-/-), Perdarahan (-/-)
 Mulut
 Hidung : Sekret (-/-), Perdarahan (-/-)
 Bibir : Pucat (-), Sianosis (-)
 Lidah : Beslag (-), Tremor (-)
 Leher
 Mukosa : Basah (+)
 Bentuk : Kesan simetris
 Tenggorokan : Tonsil dalam
batas normal  Kel. Getah Bening : Kesan simetris,
 Faring : Hiperemis (-) Pembesaran (-)
 Peningkatan TVJ : (-), R + 2 cmH2O
 Axilla  Axilla
 Pembesaran KGB (-)  Pembesaran KGB (-)
Status General
 Thorax depan dan belakang
 Jantung
 Inspeksi
 Inspeksi : Pulsasi terlihat
 Bentuk dan Gerak : Normochest,
pergerakan simetris
 Palpasi : Ictus Cordis teraba di
 Tipe Pernafasan : Abdominal ICS IV Linea Mid clavicula Sinistra
Thoracal
 Retraksi : (-)  Perkusi : Batas Jantung:
 Palpasi  Atas: ICS III linea parasternalis
 Pergerakan dada simetris
 Kanan: linea parasternalis dextra
 Nyeri tekan (-/-)
 Suara fremitus taktil kanan = suara  Kiri: satu jari arah lateral linea
fremitus taktil kiri midclavikula sinistra
 Perkusi
 Auskultasi : BJ I > BJ II, regular,
 Sonor (+/+) bising (-), gallop (-)
 Auskultasi
 Vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing
(-/-)
Status General
 Abdomen  Genetalia
 Inspeksi : Distensi (-)  tidak dilakukan pemeriksaan
 Palpasi : Soepel (-), Nyeri
tekan (-) Undulasi (-)
 Hepar/ Lien/ Renal tidak
dapat diraba
 Perkusi : Timpani (+),
Shifting dullness (-) undulasi (-)
 Auskultasi : Peristaltik usus
normal
Status General
Ekstremitas Superior Inferior

Kanan Kiri Kanan Kiri

Sianotik - - - -

Edema - - - -

Ikterik - - - -

Kekuatan Otot 5555 5555 5555 5555

Sensibilitas N N N N

Atrofi otot - - - -

Akral Dingin - - - -
Laboratorium (14/8-2015)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Hemoglobin 15,6 14 -17 gr/dl
Leukosit 21,1 4.5-105 x 103/ul
Trombosit 368 150 – 450 x 103/ul
Hematokrit 46 45.0 - 55.0 %
Hitung Jenis Leukosit
Eosinofil 1 0-6%
Basofil 0 0-2%
Netrofil Batang 1 2–6%
Neutrofil Segmen 86 50 - 70 %

Limfosit 8 20 - 40 %
Monosit 75 2-8%
Troponin I 13,53 <1,5mg/ml
CK-MB 227 <25 U/L
Na 119 135-145 mmol/L
K 3,9 3,5-4,5 mmol/L
Cl 120 90-110 mmol/L
GDS 117 <200 mg/dl
Ur 13 13-43 mg/dL
Cr 0,76 0,67-1,17 mg/dL
Laboratorium (16/8-2015)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Na 119 135-145 mmol/L
K 3,9 3,5-4,5 mmol/L
Cl 120 90-110 mmol/L
Foto thorax (14/8-2015)
1. Irama : sinus
2. Heart Rate : 60 x/ menit
3. Axis :Normo Axis
4. P-wave : lebar < 0,12 dan tinggi < 0,3 mV
5. Interval PR : 0,20 s

EKG(14/8-2015) 6. ST elevasi : II, III, AvF


7. ST depresi : negatif
8. T inverted : negatif
Kesimpulan: sinus bradikardi, STEMI Inferior
Diagnosis
 Acute STEMI Inferior Killip I
TIMI Risk3/7
 Hipertensi Stage I
 Hiponatremia
Terapi Nonfarmakologis
 Bed rest
 Kurangi asupan lemak
 Diet Rendah Garam

Terapi Farmakologis
 - Oksigen 2-4 L/menit
 - IVFD Nacl 0,9 % 15 gtt/i
 - aspilet 1x 80 mg
 - Clopidogrel 1 x 75 mg
 - ISDN 3 x 5 mg
 -Simvastatin 1 x20 mg
 - Arixtra 2,5 cc/ 24 jam
 - Laxadyn Syr 3 x CII
Prognosis
 Quo ad vitam : dubia ad malam
 Quo ad sanactionam : dubia ad malam
 Qou ad fungtionam : dubia ad malam
Follow Up
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning

15/8-15 Nyeri dada (+) Kes : Kompos Mentis -Acute STEMI - Oksigen 2-4 L/menit

TD : 120/70 Inferior Killip - IVFD Nacl 0,9 % 15 gtt/i


Lemas
N : 61 x/i 1 TIMI 3/7 - aspilet 1x 80 mg
RR : 24 x/i
T : 36,6 C - Clopidogrel 1 x 75 mg
- ISDN 3 x 5 mg
Mata : Konj. Pucat (-)
Telinga : Normotia Hiponatremia -Simvastatin 1 x20 mg
Hidung: NCH (-) - Arixtra 2,5 cc/ 24 jam (H2)
Mulut: Sianosis (-)
Leher: Pem. KGB (-), TVJ R + - Diovan 1 x 80 mg
1 cmH20 - Laxadyn Syr 3 x CII

Thorax
I: Simetris
P: sf sin = sf dex
P: sonor Planning:
A: Ves (+/+) EKG

Cor Koreksi Elektrolit


I: Pulsasi terlihat Echo ( Selasa 18/8-2015)
P: Iktus cordis teraba
P: Batas jantung normal
A: BJ I > BJ II

Abdomen
I: Simetris
P: Soepel, NT (-)
P: Timpani (+)
A: Peristaltik (+)

Ekstremitas
Edema (-)
Pucat (-)
Akral : Hangat
1. Irama : sinus
2. Heart Rate : 57 x/ menit
3. Axis :Normo Axis
4. P-wave : lebar < 0,12 dan tinggi < 0,3 mV
5. Interval PR : 0,20 s

EKG(15/8-2015) 6. ST elevasi : III, AvF


7. ST depresi : negatif
8. T inverted : II, III, AvF, AvR
Kesimpulan: sinus bradikardi, STEMI Inferior
Follow Up
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning

16/8-15 Nyeri dada TD : 100/60 Acute STEMI - Oksigen 2-4 L/menit


N : 69 x/i
berkurang RR : 26 x/i Inferior Killip - IVFD Nacl 0,9 % 15 gtt/i
T : 36,6 C 1 TIMI 3/7 - aspilet 1x 80 mg

Mata : Konj. Pucat (-) - Clopidogrel 1 x 75 mg


Telinga : Normotia - ISDN 3 x 5 mg
Hidung: NCH (-)
Mulut: Sianosis (-) -Simvastatin 1 x20 mg
Leher: Pem. KGB (-), TVJ R + - Arixtra 2,5 cc/ 24 jam (H3)
1 cmH20
-Diovan 1 x 80
Thorax - Laxadyn Syr 3 x CII
I: Simetris
P: sf sin = sf dex
P: sonor
A: Ves (+/+) Planning :

Cor EKG
I: Pulsasi terlihat Echo Selasa
P: Iktus cordis teraba Rencana pindah ke Ruang Geulima II
P: Batas jantung normal
A: BJ I > BJ II

Abdomen
I: Simetris
P: Soepel, NT (-)
P: Timpani (+)
A: Peristaltik (+)

Ekstremitas
Edema (-)
Pucat (-)
Akral : Hangat
1. Irama : sinus
2. Heart Rate : 72 x/ menit
3. Axis :Normo Axis
4. P-wave : lebar < 0,12 dan tinggi < 0,3 mV
5. Interval PR : 0,16 s

EKG(16/8-2015) 6. ST elevasi : II, III, AvF


7. ST depresi : AvL
8. T inverted : II, III, AvF, AvR
Kesimpulan: sinus, STEMI Inferior
Follow Up
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning

17/8-15 Nyeri dada sudah TD : 110/80 -Acute - aspilet 1x 80 mg


N : 65 x/i
tidak ada RR : 19 x/i STEMI - Clopidogrel 1 x 75 mg
T : 36,8 C Inferior - ISDN 3 x 5 mg
Mata : Konj. Pucat (-) Killip 1 -Simvastatin 1 x20 mg
Telinga : Normotia TIMI 3/7 - Arixtra 2,5 cc/ 24 jam (H4)
Hidung: NCH (-)
Mulut: Sianosis (-) -Diovan 1 x 80
-
Leher: Pem. KGB (-), TVJ R - Laxadyn Syr 3 x CII
+ 1 cmH20

Thorax
I: Simetris
P: sf sin = sf dex
P: sonor Planning :
A: Ves (+/+)
EKG
Cor
I: Pulsasi terlihat
P: Iktus cordis teraba
P: Batas jantung normal
A: BJ I > BJ II

Abdomen
I: Simetris
P: Soepel, NT (-)
P: Timpani (+)
A: Peristaltik (+)

Ekstremitas
Edema (-)
Pucat (-)
1. Irama : sinus
2. Heart Rate : 72 x/ menit
3. Axis :Normo Axis
4. P-wave : lebar < 0,12 dan tinggi < 0,3 mV
5. Interval PR : 0,16 s
EKG(17/8-2015) 6. ST elevasi : II, III, AvF
7. ST depresi : AvL
8. T inverted : II, III, AvF, AvR
Kesimpulan: sinus, STEMI Inferior
Follow Up
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Planning

18/8-15 Tidak ada keluhan TD : 100/70 Acute STEMI - aspilet 1x 80 mg


N : 72 x/i
RR : 20 x/i Inferior Killip - Clopidogrel 1 x 75 mg
T : 37,1 C 1 TIMI 3/7 - ISDN 3 x 5 mg

Mata : Konj. Pucat (-) -Simvastatin 1 x20 mg


Telinga : Normotia - Arixtra 2,5 cc/ 24 jam (H5)
Hidung: NCH (-)
Mulut: Sianosis (-) - Diovan 1x 80 mg
Leher: Pem. KGB (-), TVJ R + - Laxadyn Syr 3 x CII
1 cmH20

Thorax
I: Simetris Planning
P: sf sin = sf dex
P: sonor Rencana PBJ
A: Ves (+/+)

Cor
I: Pulsasi terlihat
P: Iktus cordis teraba
P: Batas jantung normal
A: BJ I > BJ II

Abdomen
I: Simetris
P: Soepel, NT (-)
P: Timpani (+)
A: Peristaltik (+)

Ekstremitas
Edema (-)
Pucat (-)
Akral : Hangat
PEMBAHASAN
Pembahasan

Pasien datang dengan keluhan nyeri dada.. Nyeri dada terasa


seperti ditusuk tusuk dan menjalar ke leher, bahu, dan punggung kiri. Pada
pemeriksaan EKG tanggal 14 Agustus 2015 tampak ST elevasi pada lead II,
III dan AvF. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan peningkatan kadar
CKMB pasien. Trias tersebut sesuai untuk mendiagnosa pasien dengan
Coronary Artery Disease (CAD).

Dari identitas pasien diketahui pasien berjenis kelamin laki-laki


dan berusia 32 tahun. Hal ini juga sejalan dengan teori yang menyebutkan
bahwa STEMI lebih rentan terjadi pada laki laki, namun ada sedikit berbeda
dengan teori, umur pasien disini tergolong muda, secara teori resiko terjadi
STEMI > 65 tahun.
Pembahasan

Penegakan diagnosis pada pasien berdasarkan anamnesis,


pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa laboratorium
dan EKG. Diagnosis pada pasien ini adalah STEMI Inferior Killif I TIMI
3/7 tanpa revaskularisasi. STEMI Inferior berdasarkan temuan ST
Elevasi pada lead II, II dan AvF pada EKG serta peningkatan
biomarker CKMB. Killif I berarti tidak ada terjadi gagal jantung
kongestif. Sedang sedangkan TIMI 3/7 merupakan 3 dari factor resiko
terpenuhi pada pasien. Diagnosis hipertensi stage I berdasarkan
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Pasien mengaku sudah 5 tahun
menderita hipertensi dan tidak teratur minum obat. Sedangkan
diagnosis hiponatremi berdasarkan hasil laboratorium pada tanggal
14 Agustus 2015 dimana kadar natrium dalam darah adalah 119
mmol/L.
Pembahasan
Prognosis IMA dengan melihat derajat disfungsi ventrikel kiri secara
klinis dinilai menggunakan klasifikasi Killip
Kelas Definisi Proporsi pasien Mortalitas(%)
I Tidak ada tanda gagal jantung 40-50% 6
kongestif
II + S3 dan/atau ronki basah di basal 30-40% 17
paru
III Edema paru akut 10-15% 30-40
IV Syok kardiogenik 5-10% 60-80
Pembahasan

Dari anamnesa diketahui bahwa pasien adalah seorang


perokok sejak usia 22 tahun. Penggunaan tembakau juga merupakan
suatu faktor risiko untuk terjadinya STEMI.

Pasien juga mengaku mengidap hipertensi sejak 5 tahun yang


lalu. Secara teori hipertensi juga merupakan factor resiko untuk
terjadinya STEMI. Selama 4 hari perawatan pasien di RSUDZA dimana
pasien terus dilakukan pemeriksaan EKG secara rutin. Dari hasil EKG
menunjukan bahwa dari hari ke hari tetap terdapat ST Elevasi pada lead
II, III dan AVR. Ini menandakan bahwa terjadi infark secara persisten.
Pembahasan
Pada pasien diberikan terapi sesuai dengan gejala yang dialaminya,
dimana pasien didiagnosa dengan STEMI Inferior. Pemberian clopidogrel pada
pasien bertujuan untuk menghindari terjadinya thrombus yang luas yang akan
dapat memperburuk luasnya bagian infark jantung yang dialami pasien. Aspirin
mengurangi agregasi trombosit, adhesi platelet dan pembentukan thrombus
melalui penekanan sintesis tromboksan A2 dalam trombosit. Mengurangi

Nyeri dada yang dialami pasien dapat diatasi dengan pemberian obat
golongan nitrat. Pada pasien ini diberikan ISDN yang merupakan obat anti angina
yang bekerja dengan mekanisme mengurangi kebutuhan jantung akan oksigen dan
meningkatkan alitan darah ke jantung.
Pembahasan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai