Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN

KASUS

DEMAM
TIFOID
+GASTRITIS
Muh. Khairul Pratama
11120202067
DOKTER PENDIDIK KLINIK :
dr. Rizka Anastasia, Sp.A
Identitas
No. Rekam Medik : 182082
Nama : An. NA
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 7 Tahun
Tanggal Lahir : 17 Desember 2014
Alamat : Jl. DG Regge LR 5
Suku : Bugis Makassar
Identitas
SEHAT /
NO JENIS KELAMIN UMUR KARENA
SAKIT APA
1. Perempuan 14 Tahun Sehat
2. Laki-laki 12 Tahun Sehat
3. Perempuan 10 Tahun Sehat
4. Laki-laki - -
5. Perempuan 7 Tahun Sakit Muntah dan demam

Nama Ayah : Tn. I Nama Ibu : Ny.H


Umur : 34 Tahun Umur : 36 Tahun
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : IRT
Pend. Terakhir : SLTP Pend. Terakhir : SMK
Status kesehatan : Sehat Status kesehatan : Sehat
Anamnesis
Keluhan Utama : Muntah

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien anak perempuan usia 7 tahun dibawa ke Rumah Sakit Ibnu Sina dengan

keluhan muntah yang dialami sejak kemarin dengan frekuensi >6x berisi makanan dan

hari ini muntah dengan frekuensi 2x dan isi cairan berwarna coklat. Keluhan muntah

disertai dengan demam sejak 3 hari yang lalu dan membaik setelah diberikan obat

paracetamol.
Anamnesis
Gejala batuk, sesak, disangkal pasien. Nyeri perut ada. BAB terakhir kemarin dengan

konsistensi padat dan berwarna coklat. BAK terakhir kemarin sore. Nafsu makan menurun dan

anak malas minum.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pada tahun 2021 sering masuk RS kurang lebih 6x dengan gejala yang sama.Pernah

dirawat di RS dengan diagnosis Tifoid.

Riwayat Penyakit Keluarga

Tidak ada.
Status Neonatal
Tempat lahir : RS / RB / RUMAH
Ditolong oleh : DR / BIDAN / DUKUN
Lahir : SPONTAN / SC / VAKUM
segera menangis : YA / TIDAK
BCB / BKB / BLB SMK / KMK / BMK
BBL : 2,1 gram,
PBL : Lupa
Riwayat IMD :-
Vitamin K :-
Status Tumbang
Mengamati tangan : Lupa
Meraih benda : Lupa
Tengkurap sendiri : Lupa
Satu suku kata : Lupa
Menunjukkan satu gambar : Lupa
bulan gigi pertama : Lupa
Perkembangan : tidak dapat dinilai
Pemeriksaan Fisik
Tanda-Tanda Vital
Keadaan Umum
a. Tekanan darah : 87/64 mmHg
a. Keadaan Umum: Sakit
b. Denyut Nadi : 124 kali/menit
sedang
c. Frekuensi Nafas : 24 kali/menit
b. Kesadaran : Compos
d. Suhu : 37,40C
mentis, GCS 15
e. BB : 18 kg
f. TB : 117 cm
Pemeriksaan Fisik
BB : 18 kg
TB : 117 cm Status Gizi
Umur : 7 Tahun Asi : pernah / tidak
Jenis Kelamin : Perempuan pernah
Sampai umur 2 tahun
bb/tb = bb/bbi x 100%
tb/u = tb/tbideal x 100% eksklusif / tidak eksklusif
bb/u = bb/bbi x 100
Pemeriksaan Fisik
BB : 18 kg
Status Gizi
TB : 117 cm
Asi : pernah / tidak
Umur : 8 Tahun pernah
Sampai umur 2 tahun
eksklusif / tidak eksklusif
Status Imunisasi
IMUNISASI BELUM BOOSTER 18 BLN
PERNAH 1 2 3 4 9 – 2 THN BIAS
HEPATITIS B ✓ ✓ ✓
POLIO ✓ ✓ ✓
BCG ✓
DTP ✓ ✓ ✓
HIB ✓ ✓ ✓
CAMPAK ✓
MMR ✓
PCV ✓
ROTAVIRUS ✓
INFLUENZA ✓
TIFOID ✓
HEPATITIS A ✓
VARISELA ✓
HPV ✓
Kepala THT
 Bentuk : Normocephal
 Muka : Dismorfik(-)
 Rambut : Hitam, tidak mudah 1. Hidung : Tidak ada rhinore
dicabut
2. Mulut
 Bibir : Kering
Mata
 Lidah : Kotor (-)
Normal, Eksopthalmus dan Enopthalmus tidak  Tonsil : T1 /T1,
ada hiperemis(-)
 Gerakan : Normal, segala arah baik  Faring : Hiperemis (-)
 Kelopak mata : simetris
3. Telinga : Otorrhea (-)
 Konjungtiva : Anemis (-/-)
 Sklera : Ikterus (-/-) 4. Leher
 Kornea : Jernih  KGB : Simetris, Tidak ada
 Pupil : Isokor, ukuran = pembesaran
2.5/2.5 mm  Kelenjar tiroid : Normal
 Cekung : ada
THORAX
INSPEKSI PALPASI
 Bentuk : Normal, Iga  Gerakan nafas : Kanan=kiri
gambang tidak ada  Fremitus raba : Kanan=kiri, normal
 Gerak nafas : Thoracoabdominal,  Payudara : Tidak ada kelainan

kanan=kiri
 Thrill : Tidak teraba
 Sela iga : Retraksi dada tidak
ada
AUSKULTASI
 Bunyi pernapasan : Vesikuler
 Bunyi napas tambahan : Rhonki -/- , wheezing -/-
 Bunyi jantung I/II : BJ I-II, murni,
regular
 Bunyi tambahan : Bising tidak ada
ABDOMEN
a. Inspeksi : Simetris, datar, ikut gerak nafas
b. Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
c. Perkusi : Timpani, Asites tidak ada
d. Palpasi
 Hepar : Tidak teraba pembesaran
 Lien : Tidak teraba pembesaran
 Massa : Tidak ada
EKSTREMITAS
 Kiri dan Kanan (superior dan inferior): Sianosis
(-), edema (-), fraktur (-), ikterus (-)
 CRT <2 detik
 Akral dingin
Tanda Rangsangan Meningeal

 Kaku kuduk ։ Tidak ada

 Brudzinsky 1 ։ Tidak ada

 Kernig sign : Tidak ada

Refleks Patologis : Tidak ada

Refleks Fisiologis : Tidak ada


Lab darah rutin (12/01/2022)
1. WBC : 5,3 8. RDW-CV : 13,9
2. RBC : 5,22 9. RWD-SD : 39,1
3. HGB : 11,0 10. PLT : 388
4. HCT : 36,7 11. PCT : 0,29
5. MCV : 70,3 12. MPV : 7,6
6. MCH : 21,1 13. PDW : 20,6
7. MCHC : 30,0

Antigen Sars COV-2 (05 Januari 2022) : Negatif


Foto Thorax (05 Januari 2022) : Negatif
Diagnosis
DIAGNOSIS PENATALAKSANAAN
Vomitting + Dehidrasi IVFD RL = 18 tpm

Inj. Ondansetran 1 amp/24jam/IV


Ringan-Sedang
Inj. Ranitidine 1/2amp/12jam/IV
Follow Up
TGL SUBJEK OBJEK A ASSESMENT
Rabu, Demam (+) naik turun. Riwayat pemberiaan paracetamol Ku : Sakit sedang/Gizi • Vomiting
05/01/ 2022 lalu demam turun dan naik kembali. Mengigil tidak ada. kurang/Composmentis • Dehidrasi Ringan – R/
Batuk(-), sesak (-). mual tidak ada. Muntah (+) hari ini frek TD : 110/70 mmHg Sedang  IVFD RL 18 tpm
2x isi cairan ada warna kecoklatan. Nyeri perut ada(+). N : 73 x/menit  Ranitidin 1/2 amp
BAB terakhir kemarin konsistensi padat warna kecoklatan. P : 24 x/menit (2x25 mg)
BAK trakhir kemarin sore. Anak malas makan, malas S : 35,7°C  Ondancentron inj. 1
minum. SpO2 : 97 % amp / IV
Kepala
Anemis -/-, ikterik -/-,mata cekung ada,bibir kering
ada,lidah kotor ada,stomatitis tidak ada
Perdarahan spontan tidak ada
Thorax
Bp vesikuler, rh (-/-), wh (-/-),bunyi jantung I/II murni
reguler, bising jantung tidak ada, retraksi dinding dada
tidak ada,
Abdomen
Peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan tidak ada,
distended abdomen tidak ada,
Ekstremitas
CRT < 2 detik, akral hangat, edema tidak ada
Laboratorium (04/01/2022)
WBC : 5.3 x 10³/ul
RBC : 5.22 x 10⁶/ul
HGB : 11 g/dl
HCT : 36.7 %
PLT : 388 x 10³/ul
Follow Up
TGL SUBJEK OBJEK A ASSESMENT
Kamis, Demam (+) naik turun, mengigil(-). Batuk(-). Sesak (-). Ku : Sakit sedang/Gizi • Vomiting  IVFD RL 18 tpm
06/01/2022 perdarahan gusi(-), mimisan (-) mual (-). muntah (+), kurang/Composmentis • Dehidrasi Ringan –  Ranitidin 1/2 amp
kemarin malam muntah frek 1x isi cairan ada warna TD : 120/80 mmHg Sedang (2x25 mg)
kecoklatan. Nyeri (+). BAB terakhir kemarin konsistensi N : 128 x/menit  Ondancentron inj. 1
padat warna kecoklatan. BAK kesan lancar. Anak malas P : 28 x/menit amp / IV
makan, malas minum. S : 37,1 °C
Kepala SpO2 : 98 %
Anemis -/-, ikterik -/-,mata cekung ada,bibir kering
ada,lidah kotor tidak ada
Thorax
Bp vesikuler, rh (-/-), wh (-/-) ,bunyi jantung I/II murni
reguler, bising jantung tidak ada, retraksi dinding dada
tidak ada
Abdomen
Peristaltik (+) kesan meningkat, nyeri tekan ada
hipokondrium dextra et sinistra, regio epigastrik, distended
abdomen tidak ada
Ekstremitas
CRT < 2 detik, akral hangat, edema tidak ada
Laboratorium (05/01/2022)
Wbc : 5.3 x 10³/ul
Rbc : 5.22 x 10⁶/ul
HGB : 11 g/dl
Hct : 36.7 %
Plt : 388 x 10³/ul
Foto thorax (04/01/2022) : kesan: normal
Follow Up
Jumat, Subjektif: Ku : sakit sedang/gizi A/perawatan • Ondancentron inj. 1/4
7/01/ 2022 Demam (+) naik turun, mengigil (-). batuk ada lendir (+). sesak kurang/composmentis - Gastritis amp / IV
(-). perdarahan(-),. Mual ada. Muntah (+) kemarin malam TD : 100/70 mmhg • Paracetamol 200 mg/6
muntah frek 1x isi cairan ada warna kecoklatan. Nyeri (+). BAB N : 130 x/menit jam
terakhir hari senin konsistensi padat warna kecoklatan. BAK
kesan lancar. Anak malas makan, malas minum.
P : 24 x/menit
Kepala S : 37,5 °c
Anemis +/+, ikterik -/-,mata cekung ada, pernapasan cuping Spo2 : 97 %
hidung tidak ada, bibir kering ada, lidah kotor tidak ada, tonsil
t1-t1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis , stomatitis tidak
ada, perdarahan spontan tidak ada
Thorax
Bp vesikuler, rh (-/-), wh (-/-), bunyi jantung i/ii murni reguler,
bising jantung tidak ada, retraksi dinding dada tidak ada
Abdomen
Peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan ada hipokondrium
dextra, distended abdomen tidak ada
Ekstremitas
CRT < 2 detik, akral hangat, edema tidak ada
Laboratorium (05/01/2022)
Wbc : 5.3 x 10³/ul
Rbc : 5.22 x 10⁶/ul
HGB : 11 g/dl
Hct : 36.7 %
Plt : 388 x 10³/ul
Foto thorax (04/01/2022) kesan: normal
Follow Up
TGL SUBJEK OBJEK A ASSESMENT
Minggu Subjektif: Ku : sakit sedang/gizi A/perawatan R/
10/01/2022 Demam(+). Batuk tidak ada. Sesak tidak ada. Perdarahan gusi kurang/ composmentis Gastritis • Ivfd rl 18 tpm
tidak ada, mimisan tidak ada. Mual tidak ada. Muntah tidak TD : 100/60 mmhg • Ranitidin 1/2 amp
ada. Nyeri perut tidak ada. BAB terakhir 2 hari lalu konsistensi N : 120 x/menit (2x25 mg)
biasa. BAK kesan lancar. Anak mau makan, mau minum
sedikit-sedikit.
P : 32 x/menit • Ondancentron inj.
Kepala S : 37,7 °c 1/4 amp / IV
Anemis -/-, ikterik -/-, mata cekung tidak ada, pernapasan Spo2 : 98% • Paracetamol 200
cuping hidung tidak ada, bibir kering tidak ada, lidah kotor mg/6 jam
tidak ada, tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis ,
stomatitis ada di pinggir lidah sebelah kanan, perdarahan p/Tubex TF positif
spontan tidak ada skala 6
Thorax
Bp vesikuler, rh (-/-), wh (-/-), bunyi jantung i/ii murni reguler,
bising jantung tidak ada, retraksi dinding dada tidak ada
Abdomen
Peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan ada reg. Epigastrium
distended abdomen tidak ada
Ekstremitas
CRT < 2 detik, akral hangat, edema tidak ada
Laboratorium (05/01/2022)
Wbc : 5.3 x 10³/ul
Rbc : 5.22 x 10⁶/ul
HGB : 11 g/dl
Hct : 36.7 %
Plt : 388 x 10³/ul
Foto thorax (04/01/2022) kesan: normal
Follow Up
TGL SUBJEK OBJEK A ASSESMENT
Senin Demam (+). batuk tidak ada. Sesak tidak ada. Perdarahan gusi Ku : sakit sedang/gizi A/ R/
11/01/2022 tidak ada, mimisan tidak ada. Mual tidak ada. Muntah tidak kurang/composmentis Demam tifoid  IVFD dextrose 5%
ada. Nyeri perut tidak ada. BAB terakhir kemarin konsistensi TD : 90/60 mmhg 18 tpm
biasa. BAK kesan lancar. Anak malas makan, malas minum. N : 118 x/menit  Ceftriaxone 1,8 gr /
Kepala
Anemis -/-, ikterik -/-, mata cekung tidak ada, pernapasan
P : 28 x/menit 24jam / IV (H2)
cuping hidung tidak ada, bibir kering tidak ada, lidah kotor S : 37,2 °c
tidak ada, tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis , Spo2 : 99%
stomatitis ada di pinggir lidah sebelah kanan, perdarahan
spontan tidak ada
Thorax
Bp vesikuler, rh (-/-), wh (-/-), bunyi jantung i/ii murni reguler,
bising jantung tidak ada, retraksi dinding dada tidak ada
Abdomen
Peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan tidak ada , distended
abdomen tidak ada
Ekstremitas
CRT < 2 detik, akral hangat, edema tidak ada
Immunoserologi (10/1/2022)
Tubex TF positif skala 6
Laboratorium (10/01/2022)
WBC : 6 x 10³/ul
RBC : 5,35 x 10⁶/ul
HGB : 11,1 g/dl
Hct : 37,0 %
Plt : 335 x 10³/ul
Foto thorax (04/01/2022) kesan: normal
Follow Up
TGL SUBJEK OBJEK A ASSESMENT
Selasa Demam(-). Batuk tidak ada. Sesak tidak ada. Perdarahan gusi Ku : sakit sedang/gizi A/ R/
12/01/2022 tidak ada, mimisan tidak ada. Mual tidak ada. Muntah tidak kurang/composmentis Demam tifoid • IVFD dextrose 5%
ada. Nyeri perut tidak ada. BAB terakhir td malam konsistensi TD : 90/60 mmhg 18 tpm
biasa. BAK kesan lancar. Anak malas makan, mau minum. N : 101 x/menit • Ceftriaxone 1,8 gr /
Kepala
Anemis -/-, ikterik -/-, mata cekung tidak ada, pernapasan
P : 28 x/menit 24jam / iv (H3)
cuping, hidung tidak ada, bibir kering tidak ada, lidah kotor S : 36,7 °c
tidak ada, tonsil T1-T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis, Spo2 : 99%
stomatitis tidak ada, perdarahan spontan tidak ada
Thorax
Bp vesikuler, rh (-/-), wh (-/-), bunyi jantung i/ii murni reguler,
bising jantung tidak ada,retraksi dinding dada tidak ada
Abdomen
Peristaltik (+) kesan normal, nyeri tekan tidak ada, distended
abdomen tidak ada, lingkar perut: 52,5
Ekstremitas
CRT < 2 detik, akral hangat, edema tidak ada,
Immunoserologi (10/1/2022)
Tubex TF positif skala 6
Laboratorium (10/01/2022)
WBC : 6 x 10³/ul
RBC : 5,35 x 10⁶/ul
HGB : 11,1 g/dl
Hct : 37,0 %
Plt : 335 x 10³/ul
Foto thorax (04/01/2022) kesan: normal
PEMBAHA
SAN
DEFINISI
Demam tifoid adalah infeksi akut pada saluran pencernaan
yang disebabkan oleh Salmonella typhi. Demam tifoid adalah
penyakit infeksi akut usus halus yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi A, B dan C. Penularan
Demam tifoid melalui oral yang masuk ke dalam tubuh manusia
melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi.
EPIDEMIOLOGI
WHO 2018 menyatakan penyakit demam thypoid di dunia mencapai 11-20 juta kasus pertahun
yang mengakibatkan sekitar 128.000-161.000 kematian setiap tahunnya, Insidensi demam
thypoid di Indonesia diperkirakan antara 350–810/ 100.000 ribu penduduk pertahun atau
600.000 sampai 1,5 juta kasus

Data yang diperoleh dari dinas kesehatan provinsi pada tahun 2018, pasien anak yang
menderita demam thypoid sebanyak 1172 Kasus. Situasi penyakit thypoid di Provinsi Sulawesi
Selatan pada tahun 2019 sebanyak 16.743 penderita yaitu laki- laki sebanyak 7.925 dan
perempuan sebanyak 8.818 penderita.

Demam thypoid merupakan bisa menyerang semua kelompok umur. Akan tetapi, anak usia
sekolah (lebih dari 5 tahun) menjadi golongan yang paling berisiko tinggi terserang penyakit ini
EPIDEMIOLOGI
WHO 2018 menyatakan penyakit demam thypoid di dunia mencapai 11-20 juta kasus pertahun
yang mengakibatkan sekitar 128.000-161.000 kematian setiap tahunnya, Insidensi demam
thypoid di Indonesia diperkirakan antara 350–810/ 100.000 ribu penduduk pertahun atau
600.000 sampai 1,5 juta kasus

Data yang diperoleh dari dinas kesehatan provinsi pada tahun 2018, pasien anak yang
menderita demam thypoid sebanyak 1172 Kasus. Situasi penyakit thypoid di Provinsi Sulawesi
Selatan pada tahun 2019 sebanyak 16.743 penderita yaitu laki- laki sebanyak 7.925 dan
perempuan sebanyak 8.818 penderita.

Demam thypoid merupakan bisa menyerang semua kelompok umur. Akan tetapi, anak usia
sekolah (lebih dari 5 tahun) menjadi golongan yang paling berisiko tinggi terserang penyakit ini
ETIOLOGI
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi menular oral yang disebabkan oleh bakteri
Salmonella Typhi. Bakteri Salmonella typhi atau Salmonella paratyphi dari Genus
Salmonella. Bakteri ini berbentuk batang, gram negatif, tidak membentuk spora, motil,
berkapsul dan mempunyai flagela (bergerak dengan rambut getar). Bakteri ini dapat
hidup sampai beberapa minggu di alam bebas seperti di dalam air, es, sampah dan
debu. Bakteri ini dapat mati dengan pemanasan (suhu 600C) selama 15 – 20 menit,
pasteurisasi, pendidihan dan khlorinisasi
PATOFISIOLOGI
Bakteri salmonella Masuk melalui Menembus sel
typhi oral usus
epitel

Kelenjar getah Masuk plaque Bakteri hidup di


bening mesenterika peyeri ileum distal Lamina propria
makrofag

Sirkulasi darah
Proses
Pembuluh darah Hati dan limpa Kandung empedu terulang
feses

Makrofag
teraktivasi

Melepaskan
Gejala Klinis fagositosis
mediator inflamasi
GAMBARAN
KLINIS
Demam > 7 hari : Pagi lebih rendah atau nomal, sore dan malam lebih tinggi (demam
intermitten), Dari hari ke hari intensitas demam makin tinggi yang disertai banyak gejala lain
seperti sakit kepala (pusing-pusing) yang sering dirasakan diarea frontal, nyeri otot, pegal-
pegal, insomnia, anoreksia, mual dan muntah.

Gangguan saluran pencernaan : Sering ditemukan bau mulut yang tidak sedap karena demam
yang lama. Bibir kering dan kadang- kadang pecah-pecah. Lidah kelihatan kotor dan ditutupi
selaput putih. Ujung dan tepi lidah kemerahan dan tremor. Pada umumnya penderita sering
mengeluh nyeri perut, terutama regio epigastrik (nyeri ulu hati),
GAMBARAN
KLINIS
Gangguan kesadaran : penurunan kesadaran ringan. Sering didapatkan kesadaran apatis
dengan kesadaran seperti berkabut (tifoid). Bila klinis berat, tak jarang penderita sampai
somnolen dan koma

Hepatosplenomegali : Hati dan atau limpa, ditemukan sering membesar. Hati terasa kenyal
dan nyeri tekan.

Bradikardi relatif adalah peningkatan suhu tubuh yang tidak diikuti oleh peningkatan frekuensi
nadi.
PEMERIKSAAN LAB

PEMERIKSAA
PEMERIKSAA PEMERIKSAA
N KULTUR
N
N SEROLOGI PCR
HEMATOLOGI
TATALAKSANA
TIRAH BARING TOTAL

DIET MAKANAN LUNAK DAN RENDAH SERAT

MENJAGA KEBERSIHAN DIRI, MAKANAN DAN LINGKUNGAN


TATALAKSANA
Antibiotik
Kloramfenikol (drug of choice) 50-100 mg/kgbb/hari, oral atau IV, dibagi dalam 4 dosis
selama 10-14 hari
Amoksisilin 100 mg/kgbb/hari, oral atau intravena, selama 10 hari
Kotrimoksasol 6 mg/kgbb/hari, oral, selama 10 hari
Ceftriakson 80 mg/kgbb/hari, intravena atau intramuskular, sekali sehari, selama 5 hari
Cefiksim 10 mg/kgbb/hari, oral, dibagi dalam 2 dosis, selama 10 hari
Kortikosteroid diberikan pada kasus berat dengan gangguan kesadaran Deksametason
1-3mg/kgbb/hari intravena, dibagi 3 dosis hingga kesadaran membaik
KOMPLIKASI
Perdarahan usus
KOMPLIKASI
INTESTINAL
Perforasi usus

• Komplikasi kardiovaskuler
KOMPLIKASI • Komplikasi darah
EKSTRAINTESTINAL
• Komplikasi paru
• Komplikasi hepar dan kandung kemih
• Komplikasi tulang
KESIMPULAN
Demam tifoid adalah suatau infeksi sistemik yang disebabkan oleh bakteri S typhi.
Bakteri lain yang dapat menyebabkan demam tifoid adalah Salmonella enterica serovar
paratyphi A, B, dan C, penyakit ini disebut demam paratifoid. Masa inkubasi dari bakteri
tifoid yaitu sekitar 7 sampai 14 hari.
Diagnosis demam tifoid dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan kultur merupakan
pemeriksaan gold standard untuk menegakkan diagnosis demam tifoid. Pengobatan
demam tifoid alat dilakukan dengan cara tirah baring, nutrisi cairan, diet lunak rendah
serat, menjaga kebersihan, dan pemberian antibiotik.
Terimakasi
h

Anda mungkin juga menyukai