Anda di halaman 1dari 20

BAGIAN ILMU KESEHATAN REFERAT

MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM
INDONESIA

DAKRIOSISTITIS
OLEH :
Supriadi
111 2018 2145

Pembimbing :
dr. Muliana, Sp.M.,M.Kes
PENDAHULUAN
 Sistem lakrimal terdiri dari dua bagian, yaitu sistem
produksi dan sekresi glandula lakrimal yang terletak di
temporo antero superior rongga orbita dan sistem ekskresi
yang terdiri dari pungtrum lakrimalis, kanalis lakrimalis,
sakus lakrimalis, duktus nasolakrimalis, dan meatus
inferior
 Sistem ekskresi lakrimal cenderung mudah terjadi infeksi
dan inflamasi karena berbagai sebab. Membran mukosa
pada saluran ini terdiri dari dua permukaan yang saling
bersinggungan, yaitu mukosa konjungtiva dan mukosa
nasal, dimana pada keadaan normalpun sudah terdapat
koloni bakteri.
DEFINISI
 Dakriosistitis adalah peradangan pada sakus

lakrimalis akibat adanya obstruksi pada


duktus nasolakrimalis. Obstruksi pada anak-
anak biasanya akibat tidak terbukanya
membran nasolakrimal, sedangkan pada
orang dewasa akibat adanya penekanan pada
salurannya, misal adanya polip hidung .
Punctum lakrimalis,
sistem sistem kanalis lakrimalis, sakus
lakrimalis, duktus

sekresi ekskresi nasolakrimalis, dan meatus


inferior

Produksi air mata dan kelenjar yang terletak


kemudian dialirkan di temporo antero kelenjar
melalui 8-12 duktus superior rongga
kecil. orbita. lakrimalis

air mata akan dialirkan ke Setelah itu, air mata Dari sini, air mata akan
dua punctum lakrimalis, mengalir ke duktus
superior dan inferior,
akan mengalir ke nasolakrimalis dan
kemudian menuju ke kanalis dalam sakus bermuara pada meatus
lakrimalis lakrimalis nasal bagian inferior
ANATOMI

Kelenjar Lakrimalis dan Sistem Drainase


EPIDEMIOLOGI

 Insiden pada orang dewasa di atas 40 tahun


 terutama perempuan insidensi pada usia 60 hingga
70 tahun
 Sering juga ditemukan pada anak-anak
 Dakriosistitis pada bayi yang baru lahir jarang
terjadi, hanya sekitar 1%

5
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI

Kongenital Dakriosistitis Akut

Kronis Akut

Dakriosistitis 6
FAKTOR PREDISPOSISI DAN
ETIOLOGI
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya obstruksi duktus nasolakrimalis:
 Terdapat benda yang menutupi lumen duktus, seperti pengendapan kalsium, atau koloni
jamur yang mengelilingi suatu korpus alienum.
 Terjadi striktur atau kongesti pada dinding duktus.

 Penekanan dari luar oleh karena terjadi fraktur atau adanya tumor pada sinus
maksilaris.
 Obstruksi akibat adanya deviasi septum atau polip.

Dakriosistitis dapat disebabkan oleh bakteri Gram positif maupun Gram negative :
 Staphylococcus aureus penyebab utama dakriosistitis akut
 Coagulase Negative-Staphylococcus penyebab utama dakriosistitis kronis.
 Haemophylus influenza dakriosistitis pada anak-anak.
Diawali adanya obstruksi pada duktus
nasolakrimal

pada anak-anak biasanya akibat


tidak terbukanya membran
pada orang dewasa akibat adanya
PATOFISIOLOGI

nasolakrimal
penekanan pada salurannya

Terjadi Penumpukan air mata, debris


epitel, dan cairan mukus sakus
lakrimalis

Menjadi media pertumbuhan


yang baik untuk bakteri

Peradangan pada sakus lakrimalis


DAKRIOSISTITIS
GEJALA KLINIS
Dakriosistitis Kronis
Dakriosistitis Akut Dakriosistitis Kongenital
Didominasi dengan
 Demam hiperlakrimasi Mata pasien merah pada satu sisi

 Nyeri yg menyebar dari Adanya tanda-tanda inflamasi Edema pada pangkal hidung
daerah kantus medial, ke Jarang terasa nyeri Hiperlakrimasi
dahi, orbita dan gigi bagian
depan Terdapat secret yang mukoid Keluar nanah terus menerus
disertai pus di daerah punctum
 Edema, lunak dan hiperemi Nyeri pada penekanan bagian
lakrimal
pada sakus lakrimalis yang bengkak
 Terdapat secret mukopurulen
jika sakus lakrimalis ditekan
DIAGNOSIS
ANAMNESI
SPada anamnesis pasien biasanya mengeluh mata berair,
pasien juga mengaluhkan nyeri, kadang disertai dengan
sekret yang lengket. Mata terlihat putih, gejala dapat
diperburuk dengan terkenanya angin pada mata atau pada
cuaca dingin. Tidak nyaman dikarenakan bengkak pada
bagian bawah mata. Mungkin didapatkan riwayat trauma

sebelumnya.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK

Dye Dissapearence Test
Mengetahui ada ●
Fluorescein Clearance Test
tidaknya obstruksi ●
John's Dye Test

Dye dissapearance test (DDT) Fluorescein Clearance Test


DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK

12

John's Dye Test


DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK

letak dan • Anel Test


penyebab • Probing Test
obstruksi

Anel Test Probing Test


DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Dacryocystography (DCG) sangat berguna untuk mendeteksi adanya kelainan anatomi pada sistem drainase

lakrimal.

Dakriosistografi. A. dakriosistografi konvensional menunjukkan gambaran normal;


B. tampak obstruksi pada sakus dan duktus nasolacrimal kanan.
TERAPI
FARMAKOLOGI

Dakriosistitis pada Anak Dakriosistitis pada dewasa


Masase kantong air mata ke arah

kompres hangat pada daerah sakus
pangkal hidung yang terkena

Antibiotik amoxicillin/clavulanate ●
Amoxicillin dan chepalosporine
atau cefaclor 20-40 mg/kgBB/hari peroral(cephalexin 500mg p.o. tiap
dibagi dalam tiga dosis. 6 jam)

Antibiotik topikal dalam bentuk tetes ●
antibiotik secara intravena, seperti
(moxifloxacin 0,5% atau cefazoline tiap 8 jam
azithromycin 1%) atau menggunakan ●
analgesik oral (acetaminofen atau
TERAPI
PEMBEDAHAN

Dacryocystorhinostomy (DCR) Eksternal Dacryocystorhinostomy (DCR) Internal


KOMPLIKASI
Dakriosistitis yang tidak diobati dapat menyebabkan pecahnya kantong air mata
sehingga membentuk fistel. Bisa juga terkadi abses kelopak mata, ulkus, bahkan
selulitis orbita
PROGNOSIS
 Jika obstruksi duktus nasolakrimalis tidak ditangani secara tepat,
sehingga prognosisnya adalah dubia ad malam.

 Jika dilakukan pembedahan baik itu dengan dakriosistorinostomi


eksternal atau dakriosistorinostomi internal, kekambuhan sangat jarang
terjadi sehingga prognosisnya dubia ad bonam.
KESIMPULAN
Dakriosistitis adalah peradangan pada sakus lakrimalis akibat
adanya obstruksi pada duktus nasolakrimalis. Obstruksi pada anak-anak
biasanya akibat tidak terbukanya membran nasolakrimal, sedangkan
pada orang dewasa akibat adanya penekanan pada salurannya, misal
adanya polip hidung. Penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak atau
orang dewasa di atas 40 tahun, terutama perempuan dengan puncak
insidensi pada usia 60 hingga 70 tahun. Dakriosistitis dapat disebabkan
oleh bakteri Gram positif maupun Gram negatif. Pada orang dewasa,
dakriosistitis akut dapat diterapi dengan melakukan kompres hangat
pada daerah sakus yang terkena dalam frekuensi yang cukup sering.
Dakriosistitis kronis pada orang dewasa dapat diterapi dengan cara
melakukan irigasi dengan antibiotik dan diberikan antibiotik sistemik.
Sumbatan duktus nasolakrimal dapat diperbaiki dengan cara
pembedahan jika sudah tidak radang lagi. Penatalaksaan dakriosistitis
dengan pembedahan bertujuan untuk mengurangi angka rekurensi.
JAZZAKUMULLAH KHAIRAN
KATSIRA

Anda mungkin juga menyukai