Anda di halaman 1dari 150

1

HASIL
PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG)
TAHUN 2017

DirektoratGiziMasyarakat
DirektoratJenderalKesehatanMasyarakat
KementerianKesehatan
2018
2
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL KESEHATAN MASYARAKAT
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT,atas rahmat dan bimbinganNya, bahwa
KementerianKesehatantelah memiliki data statusgizi tahun 2017yangdiperolehmelalui
kegiatanPemantauanStatusGizi(PSG)dan PemantauanKonsumsiGizi(PKG)padaBalita
di seluruhIndonesia.

Pemantauan Status Gizi ini memberikan informasi tentang status gizi secara
berkesinambungan, yangdiharapkandapatdipergunakandalampenentuanarahkebijakan
perbaikangizi masyarakatagar lebih efektif, efisien dan tepat sasaran. Sehinggadapat
memberikankontribusiterhadaptercapainyapeningkatanderajatkesehatanmasyarakat.

Sayasampaikanucapanselamatdan penghargaanyang tinggi kepadasemuapihak yang


terlibat dalam pelaksanaanPSGtahun 2017. Kontribusi anda akan bermanfaat untuk
memperbaiki perencanaan perbaikan status gizi masyarakat dan percepatan
pembangunanNasionalbidangkesehatan.

Jakarta,Januari 2018
DirekturJenderalKesehatanMasyarakat,

dr. AnungSugihantono
, M.Kes
3
KATA PENGANTAR
PemantauanStatus Gizi (PSG)merupakankegiatan pemantauanperkembanganstatus gizi balita yang
dilaksanakansetiaptahun secaraberkesinambunganuntuk memberikangambarantentang kondisistatus
gizibalita. PSGtahun 2017telah dilaksanakandi 34 Provinsidan514Kabupaten/Kota.

PelaksanaanPSGbertujuan untuk mengawal upaya perbaikan gizi masyarakatagar lebih efektif dan
efisien, melalui monitoring perubahanstatusgizi maupunkinerja programdari waktu ke waktu, sehingga
kita dapat dengantepat menetapkanupaya tindakan, perubahanformulasi kebijakandan perencanaan
program. PadaPSG2017, dilakukanjugaPemantauanKonsumsiGizi(PKG)untuk padaBalita.

Hasil akhir PSGtahun 2017 ini disajikandalam bentuk buku saku dan laporan lengkap. Buku saku PSG
memberikangambarantentang status gizi balita yang disajikanmenurut indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
dalambentukgrafikdannarasisingkatagarlebih mudahdimengerti.

Ucapan terimakasih yang tulus saya sampaikankepada KadinkesProvinsi, KadinkesKabupaten/Kota,


Kepala Puskesmasdan Direktur Politeknik Kesehatandi seluruh Indonesia serta penanggungjawab
operasionalditingkat pusatyangtelah membantupelaksanaanPSGtahun 2017. Harapankami, agarpada
tahun berikutnyadapatberjalansemakinbaikdanberkualitas.

SemogabukusakuPSGtahun 2017ini dapatbermanfaatbagipembaca.

Jakarta, Januari2018
Direktur GiziMasyarakat,

4
Ir. DoddyIzwardy, MA
Pemantauan Status Gizi (PSG)
Tahun 2017

5
TUJUAN PSG

Menyediakaninformasi status gizi dan


indikator kinerja
kegiatan pembinaan gizi secara cepat, akurat, teratur
dan berkelanjutan untukpenyusunanperencanaandan
perumusankebijakangizi.

6
Pengertian Kategori Status Gizi
a. Status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, yaitu Berat Badan Menurut Umur
(BB/U),TinggiBadanMenurut Umur (TB/U),Berat BadanMenurut TinggiBadan
(BB/TB).
1) BB/Uadalahberat badananakyangdicapaipadaumur tertentu.
2) TB/Uadalahtinggibadananakyangdicapaipadaumur tertentu.
3) BB/TBadalahberat badananakdibandingkandengantinggibadanyangdicapai.
Ketiganilai indeksstatusgizidiatasdibandingkandenganbakupertumbuhanWHO
b. Z-scoreadalahnilai simpanganBBatau TBdari nilai BBatau TBnormal menurut
bakupertumbuhanWHO.
c. Contoh perhitungan Z score BB/U: (BB anak ʹBB standar)/standar deviasi BB
standar
d. Batasanuntuk kategori status gizi balita menurut indeks BB/U, TB/U, BB/TB
menurut WHOdapatdilihat padatabel ͞ pengertian kategori status gizi balita͟
Tabel Pengertian Kategori Status Gizi Balita

Indikator Status Gizi Z-Score


GiziBuruk < -3,0 SD
GiziKurang -3,0 SDs/d < -2,0SD
BB/U
GiziBaik -2,0 SDs/d 2,0SD
GiziLebih > 2,0SD
SangatPendek < -3,0 SD
TB/U Pendek -3,0 SDs/d < -2,0SD
Normal ш-2,0 SD
SangatKurus < -3,0 SD
Kurus -3,0 SDs/d < -2,0SD
BB/TB
Normal -2,0 SDs/d 2,0SD
Gemuk > 2,0SD
Sumber: KepmenkesNo. 1995/MENKES/SK/XII/2010
tentangstandarantropometripenilaianstatusgizianak
8
Pengertian

ISTILAH PENGERTIAN

Underweight/Berat Badan
gabungan gizi buruk dan gizi kurang
Kurang/Gizi Kurang

Stunting/Pendek gabungan sangat pendek dan pendek

Wasting/Kurus gabungan sangat kurus dan kurus

9
Sifat Indikator Status Gizi (1)

a. IndeksBeratBadanmenurut Umur (BB/U)


 Memberikanindikasimasalahgizisecaraumum karenaberat badan
berkorelasipositif denganumur dantinggibadan.
 Beratbadanmenurut umur rendahdapatdisebabkankarenapendek
(masalahgizikronis) ataumenderitapenyakitinfeksi(masalahgiziakut)

b. IndeksTinggiBadanmenurut Umur(TB/U)
 Memberikanindikasimasalahgiziyangsifatnnyakronis sebagaiakibatdari
keadaanyangberlangsunglama.
 Misalnya: kemiskinan, perilakuhidup tidak sehat, danasupanmakanan
kurangdalamwaktu yang lamasehinggamengakibatkananakmenjadi
pendek.

Sumber: Riskesdas2013 10
Sifat Indikator Status Gizi (2)

c. IndeksBeratBadanmenurut TinggiBadan(BB/TB)
 Memberikanindikasimasalahgiziyangsifatnnyaakut sebagaiakibatdari
peristiwayangterjadi dalamwaktu yangtidak lama (singkat).
 Misalnyaterjadi wabahpenyakitdankekuranganmakan(kelaparan) yang
menyebabkananakmenjadikurus.
 IndikatorBB/TBdanIMT/U dapatdigunakanuntuk identifikasikurusdan
gemuk. Masalahkurusdangemukpadaumur dini dapatberakibatpada
risikoberbagaipenyakitdegenerativepadasaatdewasa(TeoriBarker).

Masalahgiziakut-kronis adalahmasalahgiziyangmemilikisifat
masalahgiziakut dankronis. Contoh: anakyangkurusdanpendek

Sumber: Riskesdas2013 11
Pengertian Kategori Masalah Gizi Masyarakat
Masalah Gizi
Prevalensi Pendek Prevalensi Kurus
Masyarakat
Baik Kurangdari 20% Kurangdari 5%
Akut kurangdari 20% 5% atau lebih
Kronis 20% atau lebih Kurangdari 5%
Akut + Kronis 20% atau lebih 5% atau lebih
• SesuaidenganstandarWHO,suatu wilayah dikatakankategori baik bila
prevalensibalita pendek kurang dari 20% dan prevalensibalita kurus
kurangdari 5%.
• Suatu wilayah dikatakan mengalamimasalahgizi akut bila prevalensi
balita pendekkurangdari 20%danprevalensibalita kurus5%ataulebih.
Sumber: ModifikasiWHO, 1997
12
METODOLOGI (1)

1. Desain
Potonglintang(Cross Sectional Survey)
2. PopulasidanSampel
a. Populasi
1) Semuabalita usia0-59 bulan
2) Semuaibu hamil
b. Sampel
1)Balitadi 10 RumahTanggaterpilih
2)Ibu hamil di 10 Rumahtanggaterpilih

13
METODOLOGI (2)

3. Teknikpengambilansampel
1). PenentuanKlusterdalamKabupaten/Kota
Tahap1 : PenentuanKluster
a. Setiapkabupaten/kota dipilih 30 desasebagaikluster.
b. Pemilihan kluster di kabupaten/ kota dilakukan dengan acak
sistematikberdasarkanProbability Proportional to Size (PPS).
Tahap2 : PenentuanKluster
CaramelakukanacaksistematikberdasarkanProbability Proportional
to Size (PPS), sebagaiberikut:
1 Buatdaftar desa/kelurahan, termasukjumlahpenduduk.
2 Tentukaninterval dengancaramembagijumlahpendudukdengan
jumlahklaster.
3 Tentukan klaster pertama dengan menggunakanTabel Acak,
misalnyadengan menjatuhkanpensildi atastabel acak.
4 Klaster kedua dan seterusnya sampai klaster ke-30 dipilih
berdasarkan perhitungan jumlah kumulatif penduduk dan
interval.
13025 14338 54066 15243 47724 66724 66733 74108 88222 88570
80217 36292 98525 24335 24432 24896 61880 87873 95160 59221
10875 62004 90391 61105 57411 06368 11748 12102 80580 41867
Contoh Pemilihan Kluster 54127 57326 26629 10967 24472 88779 17944 05600 60478 03343

60311 42824 37301 42678 45990 43242 66067 42792 95043 52680
1. KabupatenHumbangHasundutanProvinsiSumateraUtara,
49739 71484 92003 98086 76668 73209 54244 91030 45547 70818
denganjumlah penduduk171.71778626 orangdan
51594ditentukan30
16453 94614 39014 97066 30945
57589 31732 57260
klaster,makainterval klasteradalah171.717/ 30 = 5 724.
66692 13986 99837 00582 81232 44987 69170
37403 86995 90307
2. 44071 penduduk
Disusun daftar Desa dengan jumlah 28091 07362 97703 76447 42537 08345
terendah 88975 35741 85771
sampaitertinggi,kemudian hitung jumlah kumulatif
penduduknya 59820 96163 78851 16499 87064 13057 73035 41207 74699 09301
25704 91035 26313 77463 55387 72681 47431 43905 31048 56699
3. Penentuantitik pertama; jika denganmenggunakanTabel
22304 90314 78438 66276 18396 73538 43277 58874 11466 16082
Acakmisalnyaberdasarkantusukanpencil jatuh
17710 59621 diangka4
15292 76193 59526 52113 53856 30743 08670 84722
padakelompokbilangan84722makadipilih angkapertama
25852 58905 55018 adalah
adalah4722, makaklaster I (pertama)yangterpilih 56374 35824 71708 30540 27886 61732 75454
desaatau kelurahandenganpendudukkumulatif 4722.
4. Jikabesarinterval angkanya5 digit makaTabelAcakdibaca
5 digit terakhir, jika besar interval angkanya4 digit maka
TabelAcakdibaca4 digit terakhir, demikianseterusnya
4 digit sesuai
jumlah digit, hasil
pembagian kelas
interval
Kabupaten Humbang
1215
Hasundutan
1 1215033 Kecamatan Sijama Polang 1215030004 Sigulok 231 231
2 1215030 Kecamatan Sijama Polang 1215030001 Sanggaran I 245 476
4 Angka 4722, berada di angka range 3 1215037 Kecamatan Sijama Polang 1215030008 Hutaginjang 284 760

penduduk antara Desa Sihikkit 4


5
1215039
1215034
Kecamatan Sijama Polang
Kecamatan Sijama Polang
1215030010
1215030005
Nagurguran
Batunajagar
299
300
1,059
1,359
(4.513) Kecamatan Onan Ganjang 6 1215068 Kecamatan Paranginan 121506009 Lumban Sianturi 339 1,698
dan Desa Pardomuan (4.956) 7 1215058 Kecamatan Dolok Sanggul 1215040019 Sampean 376 2,074
8 1215102 Kecamatan Parlilitan 121509018 Simataniari 377 2,451
Kecamatan Pollung, sehingga klaster 9 1215040 Kecamatan Dolok Sanggul 1215040001 Sosor Tambok 389 2,840
pertama berada di Desa Pardomuan 10 1215031 Kecamatan Sijama Polang 1215030002 Sitapongan 410 3,250

Kecamatan Pollung. 11
12
1215022
1215023
Kecamatan Onan Ganjang
Kecamatan Onan Ganjang
1215020003
1215020011
Janji Nagodang
Huta Julu
413
417
3,663
4,080
13 1215024 Kecamatan Onan Ganjang 1215020012 Sihikkit 433 4,513
5 Klaster ke-2 dihitung dari 4722 + 14 1215091 Kecamatan Pollung 121508013 Pardomuan 443 4,956 4,722 1
5724 = 10446 yang berada di Desa 15 1215026 Kecamatan Pakkat 1215010017 Purba Sianjur 460 5,416

Lumban Sialaman Kecamatan 16 1215072 Kecamatan Bakti Raja 121507003


Siunong Unong
Julu
475 5,891

Paranginan, selanjutnya klaster-3ke 17 1215105 Kecamatan Tara Bintang 121510006 Simbara 496 6,387
18 1215028 Kecamatan Onan Ganjang 1215020016 Sampetua 515 6,902
dihitung dari 1044 6 + 5724 = 16170 19 1215101 Kecamatan Parlilitan 121509017
Sionom Hudon
520 7,422
yang berada di Desa Parmonangan VII
Sionom Hudon
20 1215105 Kecamatan Parlilitan 121509021 523 7,945
Kecamatan Pakkat, demikian 21 1215029 Kecamatan Onan Ganjang 1215020017
Timur II
Parnapa 549 8,494
penghitungan selanjutnya sampai 22 1215071 Kecamatan Lintong Nihuta 1215050028 Habeahan 550 9,044

diperoleh 30 klaster. 23
24
1215075
1215064
Kecamatan Bakti Raja
Kecamatan Lintong Nihuta
121507006
1215050022
Simangulampe
Bonan Dolok
563
570
9,607
10,177
Lumban
25 1215060 Kecamatan Paranginan 121506001 571 10,748 10,446 2
Sialaman
Sihotang
26 1215103 Kecamatan Parlilitan 121509019 Hasugian 590 11,338
Habinsaran
27 1215017 Kecamatan Pakkat 1215010008 Sipagabu 592 11,930
28 1215052 Kecamatan Dolok Sanggul 1215040013 Janji 598 12,528
29 1215018 Kecamatan Pakkat 1215010009 Banuarea 628 13,156
30 1215027 Kecamatan Pakkat 1215010018 Peadungdung 633 13,789
Catatan:
Apabilapemilihankluster(desa/ kelurahan) belum
mencapai30 padalist desaterakhir makapemilihan
dilanjutkankembalidari desapalingatasdengancara
sebagaiberikut:

(Angkaklusterterpilih + interval)ʹJumlahseluruhPenduduk
1. SeandainyaDesaSihotangHasugianTongamerupakanlist desaterakhir yangterpilih
sebagaiklusterke 27 makalanjutkanpemilihanklusterberikutnyasampai30.
2. Pilihklusterberikutnya: (153.546 + 5724)
ʹ155.461 = 3.809
3. Angka3.809,berada di angka range penduduk antara DesaJanjiNagodang(3.663) dan
DesaHutaJulu(4.080), sehingga klaster
ke-28 berada di DesaHutaJuluKecamatan
Pollung.
4 Angka3.809 + 5724 = 9.533,
sehinggaklusterke-29 di DesaSimangulampe
5 Angka9.533 + 5724 = 15.257,
sehinggaklusterke-30 di DesaSibuntuon
METODOLOGI (3)

2) PemilihanRumahtanggadalamklaster
• Tentukan titik pusat kluster (pusat keramaian) dengan
caraacak/ melotre
• Dari titik pusat kluster terpilih kemudian berjalan
melingkar seperti pola obat anti nyamuk untuk
menemukan 10 rumah tangga yang mempunyai balita
dan10 rumahtanggayangmempunyaiibu hamil

21
Lingkaran Obat Anti Nyamuk
METODOLOGI (4)

4. Teknikpengumpulandata
a. PSG
1) Wawancaradenganmenggunakankuesioner
2) Pengukuranantropometri : Berat Badan, Panjang atau Tinggi
BadandanLingkarLenganAtas(LiLA).
3) Pemeriksaangaram
b. PKG
1) Wawancaradenganmenggunakankuesioner
2) Metode Recall 1 x 24 jam

23
Jumlah Sampel Balita
Target Balita n= 514 kab * 300 = 154.200

Data Balita yang ada


n=170.891
Respon Rate (110,8%)

Data Balita yang dapat


dianalisis dari data balita
yang ada
n= 162.922 (105,7%)

• Sebanyak 514 kab/ kota di 34 provinsi, seluruhnya berpartisipasi dalam


pelaksanaanPSG2017(100%)
• Dari target 154.200 balita, berhasil dikumpulkan sebanyak 170.891 balita
(110,8%) dan162.922balita (105,7%) yangdapatdianalisis.
24
Jumlah Sampel Ibu Hamil
Target Ibu Hamil n= 514 kab * 300 = 154.200

Data Bumil yang ada


n=110.898
Respon Rate (71,9%)

Data bumil yang dapat


dianalisis dari data bumil
yang ada
n= 110.070 (71,4%)

• Sebanyak514 kab/ kota di 34 provinsi, seluruhnya berpartisipasi dalam


pelaksanaanPSG2017(100%)
• Dari target 154.200 bumil, berhasil dikumpulkan sebanyak110.898 bumil
(71,9%) dan110.070bumil (71,4%) yangdapatdianalisis.
25
HASIL PSG

26
Status Gizi Balita
Berdasarkan Indeks
Berat Badan menurut Umur (BB/U)

27
Status Gizi Balita
Berdasarkan Indeks BB/U, Indonesia 2017
90.0 83.5 80.4
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
11.3 14.0
10.0 3.5 1.6 3.8 1.8
0.0

0 - 23 bln 0 - 59 bln
Gizi Buruk Gizi Kurang Gizi baik Gizi lebih

• Sebanyak3,8%balita mempunyaistatusgiziburukdan14,0%balita mempunyaistatus


gizikurang.
• Persentaseunderweight/ berat badankurang/gizikurang(giziburuk + gizikurang) pada
kelompokbalita (17,8%)lebih tinggidibandingkankelompokbaduta(14,8%).
28
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
ACEH 15.7 78.1
SUMUT 11.4 81.7
SUMBAR 11.9 83.4
RIAU 10.4 84.1
JAMBI 8.7 86.2
SUMSEL 8.9 88.3
BENGKULU 9 86.7
LAMPUNG 11.6 83.7
KEP BABEL 12.9 80.8
KEP RIAU 11.9 82.9
DKI JAKARTA 10.1 82.4
JABAR 10 85.8

Nasional :
JATENG 10.6 85.4
DIY 11.4 83.9
JATIM 9.9 85.8

3,5%
Gizi Buruk BANTEN 11.8 83.7
BALI 6.3 87.7
NTB 13.1 82.1
NTT 16 76.1
11,3%

KALBAR 15.7 76
KALTENG 14.8 77.2
Gizi Kurang

KALSEL 12.9 82.5


KALTIM 13.1 81
4.8 4.6 3.4 4.3 2.6 1.9 2.5 2.9 4.7 3.4 4.4 2.9 2.7 2.8 2.5 3.6 1.7 3.4 6.8 6.2 5.3 3.6 4.5 5

KALTARA 12.8 81.2


83,5%
Gizi Baik

SULUT 11.1 84
SUTENG 15.3 78
SULSEL 15.2 79.4
SULTRA 13.3 80.9
1,6%
Status Gizi Anak Balita Umur 0 - 23 Bulan

GORONTALO 14.7 79.2


Gizi Lebih

SULBAR 16.2 78.3


Berdasarkan Indeks BB/U, Menurut Provinsi, 2017

MALUKU 13.8 78.5


MALUT 9.7 84.5
PAPUA BARAT 14.8 78.6
PAPUA 11.7 77.9
29
3 4.7 4.5 4.5 5.5 4.9 4.7 4.2 5.1 6.5 3.5
1.4 2.4 1.3 1.1 2.4 1 1.7 1.9 1.7 1.8 3.1 1.3 1.3 1.9 1.7 1 4.3 1.5 1.1 2 2.8 1 1.4 1 1.8 2 0.9 1.3 0.6 0.7 2.9 1.5 1.5 3.9 1.6

INDONESIA 11.3 83.5


0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
ACEH 4.8 15.7
SUMUT 4.6 11.4
SUMBAR 3.4 11.9
RIAU 4.3 10.4
JAMBI 2.6 8.7
SUMSEL1.9 8.9
BENGKULU2.5 9.0
LAMPUNG2.9 11.6
KEP BABEL4.7 12.9
KEP RIAU3.4 11.9
DKI JAKARTA4.4 10.1
JABAR2.9 10.0
JATENG2.7 10.6
DIY 2.8 11.4
JATIM 2.5 9.9
BANTEN 3.6 11.8
Nasional : BALI1.7 6.3
NTB 3.4 13.1
NTT 6.8 16.0
3.5%

KALBAR 6.2 15.7


KALTENG 5.3 14.8
Gizi Buruk

KALSEL3.6 12.9
KALTIM 4.5 13.1
KALTARA 5.0 12.8
11.3%

SULUT 3.0 11.1


Gizi Kurang

SUTENG 4.7 15.3


SULSEL 4.5 15.2
SULTRA 4.5 13.3
GORONTALO 5.5 14.7
Umur 0 - 23 Bulan, Menurut Provinsi, 2017

SULBAR 4.9 16.2


Persentase Gizi Buruk + Gizi Kurang Anak Balita

MALUKU 4.7 13.8


MALUT 4.2 9.7
PAPUA BARAT5.1 14.8
PAPUA 6.5 11.7
30

INDONESIA 3.5 11.3


0
1
2
3
5

0.5
1.5
2.5
4.5

3.5
ACEH 1.4
SUMUT 2.4
SUMBAR 1.3
RIAU 1.1
JAMBI 2.4
SUMSEL 1
BENGKULU 1.7
LAMPUNG 1.9
KEP BABEL1.7
KEP RIAU 1.8
DKI JAKARTA3.1
JABAR 1.3
JATENG 1.3
DIY 1.9
JATIM 1.7
BANTEN 1
BALI 4.3
NTB 1.5
NTT 1.1
KALBAR 2
KALTENG 2.8
KALSEL 1
KALTIM 1.4
Menurut Provinsi, 2017

KALTARA 1
SULUT 1.8
SUTENG 2
SULSEL 0.9
SULTRA 1.3
GORONTALO0.6
SULBAR 0.7
MALUKU 2.9
Persentase Gizi Lebih Anak Balita Umur 0 -23 Bulan

MALUT 1.5
PAPUA BARAT1.5
PAPUA 3.9
INDONESIA 1.6
31
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
70.0
80.0
90.0

60.0
100.0
ACEH 18.9 74.1
SUMUT 13.1 79.8
SUMBAR 14.2 81.6
RIAU 14.0 80.6
JAMBI 10.5 84.5
SUMSEL 10.2 86.7
BENGKULU 11.9 84.4
LAMPUNG 15.0 79.9
KEP BABEL 13.0 80.7
KEP RIAU 13.4 80.7
DKI JAKARTA11.0 82.1
JABAR 12.2 83.2

Nasional :
JATENG 14.0 81.6
DIY 10.2 85.2
JATIM 12.6 82.3

3,8%
Gizi Buruk BANTEN 15.7 78.1
BALI 6.6 86.8
1.1 1.9 .9 1.2 1.9 1.1 1.4 1.6 2.7 2.8 3.8 1.7 1.4 2.3 2.2 2.2 4.6 .9

NTB 18.3 76.5


NTT 20.9 71.1
KALBAR 19.4 71.9
14,0%

KALTENG 17.6 73.4


Gizi Kurang

KALSEL 16.4 77.1


KALTIM 14.9 78.7
KALTARA 15.3 78.6
SULUT 12.0 82.7
Gizi Baik
80,4%

SUTENG 19.9 72.5


SULSEL 17.9
Status Gizi Balita Umur 0 - 59 Bulan

76.0
SULTRA 17.3 75.2
.7 2.1 3.0 1.9 2.1 1.6 2.0 1.4 1.2 1.0 .6

GORONTALO 17.5 75.9


1,8%
Gizi Lebih

SULBAR 19.9 74.3


MALUKU 17.9 74.5
Berdasarkan Indeks BB/U, Menurut Provinsi, 2017

MALUT 13.4 81.5


PAPUA BARAT 17.4 74.9
PAPUA 12.8 77.8
.9 1.8 1.0 1.2 2.6 1.8

5.9 5.3 3.3 4.2 3.0 2.1 2.3 3.5 3.7 3.0 3.0 2.9 3.0 2.4 2.9 4.0 2.0 4.3 7.4 6.5 6.0 4.6 4.4 4.5 3.3 6.2 4.9 6.5 6.0 4.9 5.8 4.1 6.6 6.8 3.8

INDONESIA 14.0 80.4


32
0.0
5.0
15.0
20.0
25.0
30.0

10.0
ACEH 5.9 18.9
SUMUT 5.3 13.1
SUMBAR 3.3 14.2
RIAU 4.2 14.0
JAMBI 3.0 10.5
SUMSEL2.1 10.2
BENGKULU2.3 11.9
LAMPUNG 3.5 15.0
KEP BABEL3.7 13.0
KEP RIAU3.0 13.4
DKI JAKARTA3.0 11.0
JABAR 2.9 12.2
JATENG3.0 14.0

Nasional :
DIY 2.4 10.2
JATIM 2.9 12.6
BANTEN 4.0 15.7

3,8%
Gizi Buruk BALI 2.0 6.6
NTB 4.3 18.3
NTT 7.4 20.9
KALBAR 6.5 19.4
KALTENG 6.0 17.6
14%

KALSEL 4.6 16.4


Gizi Kurang

KALTIM 4.4 14.9


KALTARA 4.5 15.3
SULUT 3.3 12.0
SUTENG 6.2 19.9
SULSEL 4.9 17.9
Persentase Gizi Buruk + Gizi Kurang

SULTRA 6.5 17.3


GORONTALO 6.0 17.5
SULBAR 4.9 19.9
MALUKU 5.8 17.9
Balita Umur 0 - 59 Bulan, Menurut Provinsi, 2017

MALUT 4.1 13.4


PAPUA BARAT 6.6 17.4
PAPUA 6.8 12.8
INDONESIA 3.8 14.0
33
0.0
0.5
1.0
1.5
2.0
2.5
3.0
3.5
4.0
4.5
5.0
ACEH 1.1
SUMUT 1.9
SUMBAR .9
RIAU 1.2
JAMBI 1.9
SUMSEL 1.1
BENGKULU 1.4
LAMPUNG 1.6
KEP BABEL2.7
KEP RIAU 2.8
DKI JAKARTA3.8
JABAR 1.7
JATENG 1.4
DIY 2.3
JATIM 2.2
BANTEN 2.2
BALI 4.6
NTB .9
NTT .7
KALBAR 2.1
KALTENG 3.0
KALSEL 1.9
KALTIM 2.1
Persentase Gizi Lebih

KALTARA 1.6
SULUT 2.0
SUTENG 1.4
SULSEL 1.2
SULTRA 1.0
GORONTALO.6
SULBAR .9
MALUKU 1.8
Balita Umur 0 - 59 Bulan, Menurut Provinsi, 2017

MALUT 1.0
PAPUA BARAT1.2
PAPUA 2.6
INDONESIA 1.8
34
Status Gizi Balita
Berdasarkan Indeks
Tinggi Badan menurut Umur (TB/U)

35
Status Gizi Balita
Berdasarkan Indeks TB/U, Indonesia, 2017
90.0
79.9
80.0
70.4
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
19.8
20.0 13.2 9.8
10.0 6.9
0.0

0 - 23 bln 0 - 59 bln
Sangat Pendek Pendek Normal

• Sebanyak9,8%balita mempunyaistatusgizisangatpendekdan19,8%balita
mempunyaistatusgizipendek.
• Persentasestunting/ pendek(sangatpendek+pendek) padakelompokbalita
(29,6%)lebih tinggidibandingkankelompokbaduta(20,1%). 36
0
60
70
80
90

10
20
30
40
50
ACEH 15.4 76.1 100
SUMUT 11.8 79.8
SUMBAR 12.3 81.4
RIAU 12.9 78.7
JAMBI 11.4 82.8
SUMSEL 9.1 85.7
BENGKULU 13.4 80.8
LAMPUNG 15 77.1
KEP BABEL 13.5 78.1
KEP RIAU 12.4 83.8
DKI JAKARTA 10.3 81.9
JABAR 13.4 81.5
JATENG 12.9 81.6

Nasional :
DIY 9.8 85.6
JATIM 12.8 82.1
BANTEN 11.8 80
6,9% BALI 10.2 86.3
NTB 16.1 76.5
Sangat Pendek

NTT 17 70.1
KALBAR 17.4 71.8
KALTENG 17.8 69.7
KALSEL 14.1 75.8
Pendek
13,2%

KALTIM 16.3 77.2


KALTARA 15.4 73.7
SULUT 14.2 73.1
SUTENG 13.9 78.2
Normal

SULSEL 15.7 78.2


79,9%

SULTRA 14.5 75.1


GORONTALO 16.8 76
Status Gizi Anak Balita Umur 0 -23 Bulan

SULBAR 16.8 73.8


MALUKU 12.7 79.6
MALUT 10.3 84.7
Berdasarkan Indeks TB/U, Menurut Provinsi, 2017

PAPUA BARAT 15.6 75.1


PAPUA 12.7 75.7
INDONESIA 13.2 79.9
8.5 8.5 6.3 8.4 5.8 5.2 5.9 8 8.4 3.8 7.8 5.1 5.5 4.6 5.1 8.1 3.4 7.4 12.810.912.610.1 6.5 10.912.7 7.9 6.1 10.5 7.3 9.4 7.6 5 9.3 11.6 6.9

37
0
5
10
15
20
25
35

30
ACEH 8.5 15.4
SUMUT 8.5 11.8
SUMBAR 6.3 12.3
RIAU 8.4 12.9
JAMBI 5.8 11.4
SUMSEL 5.2 9.1
BENGKULU 5.9 13.4
LAMPUNG 8 15
KEP BABEL 8.4 13.5
KEP RIAU 3.8 12.4
DKI JAKARTA 7.8 10.3
JABAR 5.1 13.4
JATENG 5.5 12.9

Nasional :
DIY 4.6 9.8
JATIM 5.1 12.8
BANTEN 8.1 11.8
6,9% BALI 3.4 10.2
NTB 7.4 16.1
NTT 12.8 17
Sangat Pendek

KALBAR 10.9 17.4


KALTENG 12.6 17.8
KALSEL 10.1 14.1
KALTIM 6.5 16.3
KALTARA 10.9 15.4
13,2%

SULUT 12.7 14.2


Pendek

SUTENG 7.9 13.9


SULSEL 6.1 15.7
SULTRA 10.5 14.5
Umur 0-23 Bulan, Menurut Provinsi, 2017

GORONTALO 7.3 16.8


SULBAR 9.4 16.8
Persentase Sangat Pendek + Pendek Anak Balita

MALUKU 7.6 12.7


MALUT 5 10.3
PAPUA BARAT 9.3 15.6
PAPUA 11.6 12.7
INDONESIA 6.9 13.2
38
0
20
30
40
50
60
70
80
90

10
ACEH 12.2 23.5 64.4 100
SUMUT 12.5 16 71.5
SUMBAR 9.3 21.3 69.4
RIAU 11.2 18.5 70.3
JAMBI 8.8 16.4 74.8
SUMSEL7.9 14.9 77.2
BENGKULU8.6 20.8 70.5
LAMPUNG10.1 21.5 68.5
KEP BABEL9.3 18 72.7
KEP RIAU4.7 16.3 79
DKI JAKARTA
7.2 15.5 77.4
JABAR 8.4 20.8 70.8

Nasional :
JATENG7.9 20.6 71.5
DIY 5.1 14.7 80.2
JATIM 7.9 18.8 73.2

9,8%
BANTEN 10.6 19 70.4
Sangat Pendek BALI 4.9 14.2 81
NTB 11.2 26 62.7
NTT 18 22.3 59.8
KALBAR 13 23.5 63.5
KALTENG 15.4 23.6 61.1
19,8%
Pendek

KALSEL 13 21.2 65.8


KALTIM 8.6 22 69.4
KALTARA11.3 22.1 66.6
SULUT 14.1 17.3 68.6
Normal

SUTENG 14 22.1 63.9


70,4%

SULSEL10.2 24.6 65.2


Status Gizi Balita Umur 0 -59 Bulan

SULTRA 15.2 21.2 63.7


GORONTALO11.2 20.5 68.3
SULBAR 14.9 25.1 59.9
MALUKU 10.3 19.7 70
Berdasarkan Indeks TB/U, Menurut Provinsi, 2017

MALUT 8.2 16.8 75


PAPUA BARAT13.4 19.9 66.8
PAPUA 15.9 16.9 67.2
INDONESIA9.8 19.8 70.4
39
-
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
45.0
ACEH 12.2 23.5
SUMUT 12.5 16.0
SUMBAR 9.3 21.3
RIAU 11.2 18.5
JAMBI 8.8 16.4
SUMSEL 7.9 14.9
BENGKULU 8.6 20.8
LAMPUNG 10.1 21.5
KEP BABEL 9.3 18.0
KEP RIAU 4.7 16.3
DKI JAKARTA 7.2 15.5
JABAR 8.4 20.8
JATENG 7.9 20.6

Nasional :
DIY 5.1 14.7
JATIM 7.9 18.8
BANTEN 10.6 19.0

9,8%
BALI 4.9 14.2
NTB 11.2 26.0
NTT 18.0 22.3
Sangat Pendek

KALBAR 13.0 23.5


KALTENG 15.4 23.6
KALSEL 13.0 21.2
KALTIM 8.6 22.0
KALTARA 11.3 22.1
Pendek
19,8%

SULUT 14.1 17.3


SUTENG 14.0 22.1
SULSEL 10.2 24.6
Persentase Sangat Pendek + Pendek

SULTRA 15.2 21.2


GORONTALO 11.2 20.5
SULBAR 14.9 25.1
MALUKU 10.3 19.7
Balita Umur 0-59 Bulan, Menurut Provinsi, 2017

MALUT 8.2 16.8


PAPUA BARAT 13.4 19.9
PAPUA 15.9 16.9
INDONESIA 9.8 19.8
40
Status Gizi Balita
Berdasarkan Indeks
Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB)

41
Status Gizi Balita
Berdasarkan Indeks BB/TB, Indonesia 2017
100.0
90.0 83.5 85.9
80.0
70.0
60.0
50.0
40.0
30.0
20.0
8.9 6.7
10.0 3.9 3.7 2.8 4.6
0.0

0 - 23 bln 0 - 59 bln
Sangat Kurus Kurus Normal Gemuk

• Sebanyak2,8%balita mempunyaistatusgizisangat kurusdan6,7%balita


mempunyaistatusgizikurus.
• Persentasewasting/kurus(sangatkurus+kurus) padakelompokbalita (9,5%)
lebih rendahdibandingkankelompokbaduta(12,8%). 42
0
20
30
40
50
60
70
80
90

10
100
ACEH 12.1 79.5
SUMUT 10.2 77.4
SUMBAR 10.8 81.8
RIAU 10.9 78.9
JAMBI 8.2 82.6
SUMSEL 7.7 85.9
BENGKULU 7.2 85
LAMPUNG 7.4 83.9
KEP BABEL 10.2 78.9
KEP RIAU 12.5 80
DKI JAKARTA 9.8 82.6
JABAR 7.8 87.3

Nasional :
JATENG 9.3 84.2
DIY 11.8 80.9
JATIM 7.1 86.9

3,9%
BANTEN 9.2 83.4
BALI 6.7 83.8
Sangat Kurus

NTB 7.3 85.7


NTT 10.6 77
KALBAR 10.3 79.3
8,9%
Kurus

KALTENG 8.6 82.1


KALSEL 9.6 82.5
KALTIM 10.7 83.8
3.4 5.7 2.9 4.6 4.6 3.2 4.4 4.5 6 2.1 3 2.2 3 3.5 3.8 3.5 6.9 4.9 5.3 4.4 5.2 5.1 2.6 4.8

KALTARA 7.6 82.5


83,5%
Normal
9.5

SULUT 8.4 76.7


SUTENG 10.8 81.1
SULSEL 9.9 85.1
SULTRA 10.1 77.9
3,7%
Gemuk
Status Gizi Anak Balita Umur 0-23 Bulan

GORONTALO 10.6 80.6


SULBAR 9.3 85.3
MALUKU 12.6 75.1
Berdasarkan Indeks BB/TB Menurut Provinsi, 2017

MALUT 9.9 84
PAPUA BARAT 12.3 73.2
PAPUA 9.8 76.9
5 6.7 4.5 5.6 4.6 3.2 3.4 4.1 4.8 5.3 4.7 2.7 3.6 3.8 2.3 3.9 2.5 2.2 7.2 6.1 4.1 2.9 2.8 5.1 5.4 4.6 2.4 5.9 5.1 3.5 7.3 3.6 7.2 7.6 3.9
3.5 2.6 6 3.7 1.9 5.1 2.5 7.3 5.7 3.7

INDONESIA 8.9 83.5


43
0.0
5.0
15.0
20.0
25.0

10.0
ACEH 5.0 12.1
SUMUT 6.7 10.2
SUMBAR 4.5 10.8
RIAU 5.6 10.9
JAMBI 4.6 8.2
SUMSEL 3.2 7.7
BENGKULU 3.4 7.2
LAMPUNG 4.1 7.4
KEP BABEL 4.8 10.2
KEP RIAU 5.3 12.5
DKI JAKARTA 4.7 9.8
JABAR 2.7 7.8

Nasional :
JATENG 3.6 9.3
DIY 3.8 11.8
JATIM 2.3 7.1
BANTEN 3.9 9.2

3,9%
BALI 2.5 6.7
NTB 2.2 7.3
Sangat Kurus

NTT 7.2 10.6


KALBAR 6.1 10.3
KALTENG 4.1 8.6
Kurus
8,9%

KALSEL 2.9 9.6


KALTIM 2.8 10.7
KALTARA 5.1 7.6
SULUT 5.4 8.4
SUTENG 4.6 10.8
SULSEL2.4 9.9
SULTRA 5.9 10.1
Umur 0-23 Bulan, Menurut Provinsi, 2017

GORONTALO 5.1 10.6


Persentase Sangat Kurus + Kurus Anak Balita

SULBAR 3.5 9.3


MALUKU 7.3 12.6
MALUT 3.6 9.9
PAPUA BARAT 7.2 12.3
PAPUA 7.6 9.8
44

INDONESIA 3.9 8.9


0
1
2
3
4
6
7
8
9

5
10
ACEH 3.4
SUMUT 5.7
SUMBAR 2.9
RIAU 4.6
JAMBI 4.6
SUMSEL 3.2
BENGKULU 4.4
LAMPUNG 4.5
KEP BABEL 6
KEP RIAU 2.1
DKI JAKARTA 3
JABAR 2.2
JATENG 3
DIY 3.5
JATIM 3.8
BANTEN 3.5
BALI 6.9
NTB 4.9
NTT 5.3
KALBAR 4.4
KALTENG 5.2
KALSEL 5.1
Persentase Gemuk

KALTIM 2.6
KALTARA 4.8
SULUT 9.5
SUTENG 3.5
SULSEL 2.6
SULTRA 6
GORONTALO 3.7
SULBAR 1.9
Balita Umur 0-23 Bulan, Menurut Provinsi, 2017

MALUKU 5.1
MALUT 2.5
WWh͙ 7.3
PAPUA 5.7
INDONESIA 3.7
45
0
20
40
60
80
120

3 100
ACEH 9.1 84.2

5.9
SUMUT 7.7 80.8

3.7 5.7 2.8


SUMBAR 7.3 87

4
5.5
RIAU 8.6 81.8
5

3.8
JAMBI 6.8 84.4

2
SUMSEL5.8 88
BENGKULU5.6 87.2
LAMPUNG 6.4 86.5
KEP BABEL7.2 81.8
KEP RIAU 9.8 81.4
DKI JAKARTA7.3 83.3
4.2 4.4 4.2 7.8 4.4 6.8 3.8

JABAR4.8 89.8
4

2.7 2.9 3.2 4.4 2.6 1.6 2.4


JATENG 6.9 86.7

Nasional :
2
5.5

DIY 6.3 86.2


5

JATIM 5.3 88.1


BANTEN 7.2 85

2,8%
BALI 4.5 85.6
1.6 3.1 1.8 2.2

Sangat Kurus

NTB 6.4 88
6

NTT 9.8 80.4


KALBAR 8.4 81.7
KALTENG 7.1 83.7
6,7%
Kurus

KALSEL 7.8 83.5


KALTIM 7.1 86
KALTARA 5.9 85.5
SULUT 7.5 77.9
85,9%
Normal

SUTENG 8.6 84.4


Status Gizi Balita Umur 0-59 Bulan

SULSEL 7 88.3
SULTRA 8.3 81.8
4,6%

GORONTALO 8.5 82.6


Gemuk

SULBAR 6.8 88.7


MALUKU 10.7 79.7
Berdasarkan Indeks BB/TB Menurut Provinsi, 2017

4.7 3.5 2.4 2.2 3.3 4.7 3.9 1.7 5.1 4.4 2.1 5.9 2.7

MALUT 7.6 87.6


6

PAPUA BARAT 10.4 78.2


PAPUA 7.8 80.6
5.8 2.8
4.7 8.1 3.5 3.8 5.2 5.8 6.2 4.7 5.2 9.9 3.1 3.1 4.8 4.5 2.4 3.6 2.1 5.4 5.7 4.6

INDONESIA 6.7 85.9


46
-
4.0
6.0

2.0
8.0
10.0
12.0
14.0
16.0
18.0
ACEH 3.7 9.1
SUMUT 5.7 7.7
SUMBAR 2.8 7.3
RIAU 4.0 8.6
JAMBI 3.8 6.8
SUMSEL 2.0 5.8
BENGKULU 2.7 5.6
LAMPUNG 2.9 6.4
KEP BABEL 3.2 7.2
KEP RIAU 4.4 9.8
DKI JAKARTA 2.6 7.3
JABAR 1.6 4.8
JATENG 2.4 6.9
DIY 2.0 6.3

Nasional :
JATIM 1.6 5.3
BANTEN 3.1 7.2
BALI 1.8 4.5
2,8% NTB 2.2 6.4
NTT 6.0 9.8
Sangat Kurus

KALBAR 4.7 8.4


KALTENG 3.5 7.1
KALSEL 2.4 7.8
KALTIM 2.2 7.1
KALTARA 3.3 5.9
SULUT 4.7 7.5
6,7%
Kurus

SUTENG 3.9 8.6


Persentase Sangat Kurus + Kurus

SULSEL1.7 7.0
SULTRA 5.1 8.3
GORONTALO 4.4 8.5
SULBAR 2.1 6.8
Balita Umur 0-59 Bulan, Menurut Provinsi, 2017

MALUKU 5.9 10.7


MALUT 2.7 7.6
PAPUA BARAT 6.0 10.4
PAPUA 5.8 7.8
INDONESIA 2.8 6.7
47
0
2
4
6
8
10
12
ACEH 3
SUMUT 5.9
SUMBAR 3
RIAU 5.5
JAMBI 5
SUMSEL 4.2
BENGKULU 4.4
LAMPUNG 4.2
KEP BABEL7.8
KEP RIAU 4.4
DKI JAKARTA6.8
JABAR 3.8
JATENG 4
DIY 5.5
JATIM 5
BANTEN 4.7
BALI 8.1
NTB 3.5
NTT 3.8
KALBAR 5.2
KALTENG 5.8
KALSEL 6.2
Persentase Gemuk

KALTIM 4.7
KALTARA 5.2
SULUT 9.9
SUTENG 3.1
SULSEL 3.1
SULTRA 4.8
GORONTALO4.5
SULBAR 2.4
Balita Umur 0-59 Bulan, Menurut Provinsi, 2017

MALUKU 3.6
MALUT 2.1
PAPUA BARAT5.4
PAPUA 5.7
INDONESIA 4.6
48
Masalah Gizi Balita

49
Masalah Gizi Balita Berdasarkan Kelompok Umur
di Indonesia, 2017
35
29.6
30

25
20.1
20 17.8
14.8
15 12.8
9.5
10
3.7 4.6
5

0 - 23 Bulan 0 - 59 bln
Gizi Kurang Pendek Kurus Gemuk

Masalahgizikurang, pendekdangemuk, lebih tinggipadakelompokbalita (0-59


bulan) akantetapi masalahkuruslebih tinggipadakelompokbaduta(0-23 bulan).

50
Masalah Gizi Balita di Indonesia, 2016 - 2017
35.0
29.6
30.0 27.5
25.0

20.0 17.8 17.8


15.0
11.1
9.5
10.0
4.3 4.6
5.0

0.0

2016 2017
Gizi Kurang Pendek Kurus Gemuk

Terjadipeningkatanprevalensipendekdangemuknamunterjadi penurunan
masalahkurus

51
STATUS GIZI BERDASARKAN INDEKS BB/TB (AKUT) DENGAN
KATEGORI KELOMPOK RISIKO TINGGI (KURUS)

60.0
2016 60.0
2017 56.7
53.8
50.0 50.0

40.0 40.0

30.0 30.0
22.8 20.6
20.0 20.0
8.0 8.1 6.7 8.6
10.0 4.3 10.0 4.6
3.1 2.8
0.0 0.0
sangat kurus kurus (-3 SD Risiko Tinggi normal (-1 SD Risiko TinggiGemuk (>2 SD) sangat kurus kurus (-3 SD Risiko Tinggi normal (-1 SD Risiko TinggiGemuk (>2 SD)
(<-3 SD) sampai <-2 SD)Kurus (-2 SD sampai 1 SD) Gemuk (1 SD (<-3 SD) sampai <-2 SD)Kurus (-2 SD sampai 1 SD)Gemuk (>1 SD
sampai <-1 SD) sampai 2 SD) sampai <-1 SD) sampai 2 SD)

Jumlahbalita yangberisikomenjadikurusmasihcukuptinggi, oleh karenaitu upayapenanggulangan


balita kurus harus dilakukanbukan hanyauntuk menanganibalita yangsudahkurus tapi juga untuk
mencegahbalita yang berisiko kurus agar tidak jatuh menjadi kurus, sehinggaintervensi mulai
dilakukanpadabalita berisikokurus.
Distribusi Provinsi Distribusi Kabupaten/kota
Berdasarkan Karakteristik Berdasarkan Karakteristik
Masalah Gizi 2017 Masalah Gizi 2017

35 6 kab/ kota 24 kab/ kota


32
30 32
25
kab/ kota

20

15

10
452 kab/ kota
5 2
0 0
0

Baik Akut Kronis Akut-Kronis


Baik akut kronis akut-kronis

• Dari 34provinsiterdapat2 provinsiyangmempunyaimasalahgizidengankategoriakut (pendek<20%dan


Kurus> 5% )yaitu Bali danDI Yogyakarta.
• Dari 514kab/ kota terdapat6 kab/ kota dengankategoribaik/ masalahgizirendah(pendek<20%danKurus
<5% )yaitu Kota Tomohon, Kota Denpasar, Kota Palembang, Klungkung,Muaro JambidanTanahBumbu
53
Perubahan Karakteristik Masalah Gizi 2015 ʹ 2017
di 6 Kabupaten/Kota

Kab/Kota 2015 2016 2017


ͻ KotaTomohon ͻ Baik ͻ Baik ͻ Baik
ͻ Kota Denpasar ͻ Akut ͻ Akut ͻ Baik
ͻ Kota ͻ Akut-kronis ͻ Akut ͻ Baik
Palembang
ͻ Klungkung ͻ Akut ͻ Akut-kronis ͻ Baik
ͻ Muaro Jambi ͻ Akut-kronis ͻ Akut-kronis ͻ Baik
ͻ TanahBumbu ͻ Akut-kronis ͻ Akut-kronis ͻ Baik

Kota Tomohon termasuk kategori baik sejak 2015 sampai 2017

54
Kecenderungan Komposit Status Gizi Balita
Berdasarkan Indeks TB/U dan BB/TB
dalam 6 Kategori di Indonesia, 2014 - 2017
100.0 3.1 2.9 2.6 3
90.0
80.0
70.0
59.1 58.8 61.1 60.1
60.0
50.0
40.0
30.0 8.9 9.4 8.7 7.2 1.5
2.3 2.4 1.7
20.0
23.6 24 23.4 25.8
10.0
0.0
2.9 2.6 2.4 2.3
2014 2015 2016 2017
TB/U pendek - BB/TB kurus TB/U pendek - BB/TB normal TB/U pendek - BB/TB gemuk
TB/U normal - BB/TB kurus TB/U normal - BB/TB normal TB/U normal - BB/TB gemuk

Ada kecenderunganpenurunanpersentasebalita pendek-kurus(TB/UpendekʹBB/TBkurus),


danbalita normal-gemuk(TB/U normalʹBB/TBgemuk), sertasedikitpeningkatanpadabalita
normal-normal (TB/U normalʹBB/TB normal).Kategorilainnyacenderungtetap
55
Komposit Status Gizi Balita
Berdasarkan Indeks TB/U dan BB/TB
dalam 6 Kategori di Indonesia, 2017
70
• BerdasarkanhasilPSGTahun2017 dari
60.1 29,6%balita Pendek(TB/U),sebanyak
60 25,8%balita mempunyaiberat badan
menurut tinggi badan(BB/TB) normal
50 • Balitatersebutberpotensimengalami
kegemukan,jika tidak ditanganidengan
40 tepat

30 25.8

20

10 7.2
3 1.5 1.5
0
TB/U normal - BB/TB
TB/U normal - BB/TB
TB/U normal - BB/TB
TB/U pendek - BB/TB
TB/U pendek - BB/TB
TB/U pendek - BB/TB
gemuk normal kurus gemuk normal kurus
56
Komposit Status Gizi Berdasarkan Indeks TB/U dan BB/TB
dalam 6 Kategori Pada Balita Gizi Kurang di Indonesia, 2017
BalitaGiziKurang
17,8% BerdasarkanhasilPSG
Tahun2017didapatkan
12.0
sebanyak17,8%balita
10.4
menderitagizikurang.
10.0
Diantarabalita gizikurang
tersebutsebanyak12,7%
8.0
adalahbalita pendek.
6.0

4.0 3.5
2.3
Intervensidalamrangka
2.0 1.4 penurunan
0.0 0.0
0.0 stunting akan
TB/U normalTB/U normalTB/U normalTB/U pendekTB/U pendekTB/U pendek
- BB/TB - BB/TB - BB/TB kurus - BB/TB - BB/TB - BB/TB kurus
menurunkanbalita gizi
gemuk normal gemuk normal kurang(Giziburuk + Gizi
Kurang) 57
Status Gizi Anak Sekolah dan
Remaja

58
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
30.0
35.0
40.0
45.0

25.0
Aceh 4.9 19.3
Sumut 13.4 20.3
Sumbar 7.5 19.5
Riau 6.4 18.8
Jambi 9.8 18.9
Sumsel 7.9 13.7
Bengkulu 7.9 18.8
Lampung 6.7 17.7
Kep Babel 8.3 16.5
Kep Riau 6.3 16.2
DKI Jakarta 4.0 10.0
Jabar 4.7 18.3
Jateng 6.0 16.0

Nasional :
DIY 2.6 12.4
Jatim 3.5 17.1
Banten 7.5 17.5

8,3%
Bali 3.5 10.4
NTB 11.8 25.2
NTT 16.8 24.4
Kalbar 8.5 21.2
Kalteng 7.7 24.2
Sangat Pendek Pendek
19,4%

Kalsel 8.6 23.0


Kaltim 5.2 18.8
Kaltara 9.6 17.7
Menurut Provinsi, 2017

Sulut 7.9 15.2


Sulteng 11.0 25.0
Sulsel 8.6 25.2
Sultra 11.1 22.5
Gorontalo 11.2 16.8
Sulbar 11.4 26.9
Umur 5 ʹ 12 Tahun Berdasarkan Indeks TB/U

Maluku 13.9 19.3


Malut 5.4 17.7
Papua Barat 11.5 22.8
Papua 12.4 20.4
Indonesia 8.3 19.4
Persentase Sangat Pendek + Pendek Anak Sekolah dan Remaja

59
0.0
5.0
15.0
20.0
25.0

10.0
Aceh 2.0 6.6
Sumut 3.8 6.0
Sumbar 3.9 7.9
Riau 5.5 7.9
Jambi 5.5 8.5
Sumsel 4.4 6.4
Bengkulu 3.0 6.2
Lampung 3.1 6.9
Kep Babel 4.0 7.9
Kep Riau 3.3 6.9
DKI Jakarta 3.2 6.1
Jabar 1.5 6.1
Jateng 2.6 6.0

Nasional :
DIY 1.8 7.0
Jatim 1.9 6.0
Banten 3.9 8.5

3,4%
Bali 1.4 3.4
NTB 4.0 8.7
NTT 7.8 12.1
Kalbar 4.9 8.7
Sangat Kurus Kurus
7,5%

Kalteng 2.3 7.8


Kalsel 3.5 9.8
Kaltim 2.7 7.4
Kaltara 3.8 7.3
Menurut Provinsi, 2017

Sulut 4.6 4.4


Sulteng 3.7 10.8
Sulsel 1.7 7.1
Sultra 5.8 12.0
Gorontalo 4.3 9.5
Sulbar 1.8 8.4
Umur 5 ʹ 12 Tahun Berdasarkan Indeks IMT/U

Maluku 4.3 13.9


Malut 2.9 9.9
Papua Barat 8.0 6.8
Papua 3.1 5.1
Persentase Sangat Kurus + Kurus Anak Sekolah dan Remaja

Indonesia 3.4 7.5


60
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
Aceh 10.6 36.2
Sumut 18.4 27.8
Sumbar 10.0 25.6
Riau 4.7 25.0
Jambi 10.3 19.0
Sumsel 12.1 22.7
Bengkulu 16.1 26.6
Lampung 11.4 18.9
Kep Babel 11.7 26.6
Kep Riau 9.8 14.6
DKI Jakarta 11.9 16.4
Jabar 6.6 18.0
Jateng 8.3 17.3

Nasional :
DIY 13.2
Jatim 6.4 18.5
Banten 19.0 17.5

12,3%
Bali 4.2 12.0
NTB 15.5 31.3
NTT 19.5 32.6
Kalbar 14.7 24.2
Kalteng 18.4 37.5
Sangat Pendek Pendek
24,5%

Kalsel 18.3 29.8


Kaltim 6.0 25.9
Kaltara 16.9 29.7
Menurut Provinsi, 2017

Sulut 11.5 24.2


Sulteng 11.7 32.4
Sulsel 9.6 24.9
Sultra 19.3 22.3
Gorontalo 13.5 27.7
Sulbar 11.0 29.3
Umur 13 ʹ 15 Tahun Berdasarkan Indeks TB/U

Maluku 17.1 27.6


Malut 9.9 19.7
Papua Barat 13.3 30.7
Papua 16.4 25.4
Persentase Sangat Pendek + Pendek Anak Sekolah dan Remaja

Indonesia 12.3 24.5


61
0.0
5.0
15.0
20.0
25.0

10.0
Aceh 2.1 8.5
Sumut 2.2 4.4
Sumbar 3.2 8.1
Riau 4.7 7.8
Jambi 3.4 8.6
Sumsel 2.1 4.7
Bengkulu 2.4 2.4
Lampung 4.3 5.4
Kep Babel .9 5.2
Kep Riau 2.4 17.1
DKI Jakarta 4.5 11.9
Jabar 2.0 5.8
Jateng 1.0 6.5

Nasional :
DIY 1.9 5.7
Jatim 2.0 6.7
Banten 3.2 7.1

2,6%
Bali .7 3.9
NTB 1.7 7.7
NTT 5.0 8.0
Kalbar 3.9 7.2
Sangat Kurus Kurus
6,7%

Kalteng .7 5.6
Kalsel 2.4 9.0
Kaltim 1.7 6.9
Kaltara 1.7 5.9
Menurut Provinsi, 2017

Sulut .6 5.1
Sulteng 2.8 5.5
Sulsel 3.1 10.4
Sultra 5.4 6.4
Gorontalo 1.4
.7
Sulbar 1.2 4.9
Umur 13 ʹ 15 Tahun Berdasarkan Indeks IMT/U

Maluku 3.9 14.5


Malut 2.1 7.7
Papua Barat 5.3 5.3
Persentase Sangat Kurus + Kurus Anak Sekolah dan Remaja

Papua 2.6 3.7


Indonesia 2.6 6.7
62
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
Aceh 4.2 33.1
Sumut 10.5 27.4
Sumbar 7.9 32.3
Riau 4.5 28.4
Jambi 5.7 31.6
Sumsel 5.2 26.7
Bengkulu 5.0 26.2
Lampung 7.4 31.0
Kep Babel 4.4 27.6
Kep Riau 5.0 35.0
DKI Jakarta 1.1 20.7
Jabar 4.8 26.9
Jateng 5.3 27.5

Nasional :
DIY 23.4
Jatim 4.8 32.3
Banten 7.0 30.0

6,6%
Bali 1.5 19.2
NTB 4.8 34.5
NTT 13.6 31.5
Kalbar 8.0 32.4
Kalteng 9.8 36.3
Sangat Pendek Pendek
30,4%

Kalsel 5.4 33.5


Kaltim 5.4 32.7
Kaltara 12.5 27.3
Menurut Provinsi, 2017

Sulut 3.8 24.5


Sulteng 9.5 36.8
Sulsel 7.0 32.0
Sultra 7.2 22.8
Gorontalo 11.5 36.5
Sulbar 6.4 38.8
Umur 16 ʹ 18 Tahun Berdasarkan Indeks TB/U

Maluku 9.3 26.7


Malut 4.3 32.5
Papua Barat 7.6 32.2
Papua 6.7 32.5
Persentase Sangat Pendek + Pendek Anak Sekolah dan Remaja

Indonesia 6.6 30.4


63
0.0
1.0
2.0
3.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0

4.0
10.0
Aceh 1.7 1.7
Sumut .3.3
Sumbar 2.3 6.5
Riau .7
Jambi .5 1.4
Sumsel .2 2.1
Bengkulu 1.8
Lampung .4 1.5
Kep Babel 1.6 2.8
Kep Riau
DKI Jakarta 1.2 1.2
Jabar 1.0 4.9
Jateng .3 3.0

Nasional :
DIY 2.1 6.3
Jatim .5 1.6
Banten .9 2.8

0,9%
Bali .5 2.5
NTB .9 2.7
NTT 1.8 4.5
Kalbar 1.2 3.8
Sangat Kurus Kurus
3,0%

Kalteng 1.0 2.8


Kalsel .6 3.0
Kaltim 1.2 2.3
Kaltara 3.1
Menurut Provinsi, 2017

Sulut .6 1.6
Sulteng 1.3 2.6
Sulsel 1.2 4.4
Sultra 1.4 5.0
Gorontalo .7 4.7
Sulbar .5 3.2
Umur 16 ʹ 18 Tahun Berdasarkan Indeks IMT/U

Maluku 1.3 6.7


Malut 1.2 1.9
Papua Barat 2.3
Persentase Sangat Kurus + Kurus Anak Sekolah dan Remaja

Papua .6 1.0
Indonesia .9 3.0
64
0.0
40.0
60.0
80.0

20.0
120.0

100.0
Aceh 64.2 23.1

Sumut 81.3 11.7

Sumbar 73.4 15.9

Riau 76.8 14.7

Jambi 70.7 19.3

Sumsel 81.2 12.5

Bengkulu 75.6 16.4

Lampung 75.2 14.6

Nasional :
Kep Babel 73.1 16.7

Kep Riau 64.0 28.9

DKI Jakarta 65.6 21.1

Jabar 73.1 17.2

1,2%
Jateng 73.4 17.5
79.0 11.1

Sangat Kurus
DIY
Jatim 67.9 21.2

3,5%
Banten 70.9 20.9
Kurus
Bali 71.4 19.7
81.1 12.3
1.7 2.5 4.8 3.2 2.8 3.2 1.5 3.8 2.9 5.3 4.7 3.1 2.7 3.7 2.5 3.7 2.2 3.4

NTB
9.2 4.0 4.3 3.7 6.4 2.2 5.6 5.1 6.7 1.8 6.3 5.9 5.9 6.2 7.7 3.0 6.7 2.4

75,8%

NTT 86.6 4.1


Normal

Kalbar 79.3 12.8

Kalteng 73.9 17.0


15,1%

15.1
Gemuk

74.4
5.9 2.9 3.7 3.6

Kalsel
Kaltim 70.2 19.0

Kaltara 76.9 14.9


Obes
4,3%

Sulut 76.3 14.6

Sulteng 77.0 15.1


74.9 14.5
4.0 4.6 2.3 2.7 5.2

Sulsel
79.5 10.5
5.6

Sultra
Gorontalo 68.8 20.5

Sulbar 74.8 17.6


Berdasarkan Indeks IMT/U, Menurut Provinsi, 2017

Maluku 87.1 4.3

Malut 76.8 16.9


Persentase Status Gizi Remaja Puteri Umur 12 ʹ 18 Tahun

Papua Barat 77.8 13.2

Papua 72.6 20.5


65

75.8 15.1
2.7 3.2 6.5 2.8 2.3 1.4 3.5

Indonesia
.2 3.5 4.4 5.8 6.3 2.6 6.4 4.4 4.0 1.4 7.6 3.2 .7 2.8 4.3 4.0 4.3
0.0
1.0
2.0
3.0
4.0
5.0
6.0
7.0
8.0
9.0
10.0

1.7
Aceh 1.7

.4
Sumut 2.5
Sumbar 4.8

1.6 1.6
Riau 3.2
Jambi 2.8
Sumsel 3.2
Bengkulu 1.5
Lampung 3.8

.8 .8 .9 1.3 .6
Kep Babel 2.9
Kep Riau 5.3
DKI Jakarta 2.3 4.7
Jabar
.7 .4 3.1
Jateng 2.7

Nasional :
DIY 3.7
.7

Jatim 2.5
1.5

Banten 3.7

1,2%
Bali 2.2
.9

NTB 3.4
3.2

NTT 5.9
Kalbar 2.9
Sangat Kurus Kurus
3,5%

Kalteng 3.7
1.5 1.1 1.1

Kalsel 3.6
Kaltim 4.0
Kaltara 4.6
Sulut 2.3
.5 1.0 .5 .7

Sulteng 2.7
1.3

Sulsel 5.2
3.0

Sultra 5.6
.4

Gorontalo 2.7
Sulbar 3.2
Maluku 6.5
1.2 1.4 .6

Malut 2.8
Tahun Berdasarkan Indeks IMT/U, Menurut Provinsi, 2017

2.3

Papua Barat 2.3


Persentase Remaja Puteri Sangat Kurus + Kurus Umur 12 ʹ 18

Papua 1.4
66
1.4 1.2

Indonesia 3.5
0.0
5.0
10.0
15.0
25.0
30.0
35.0
40.0
45.0
50.0

20.0
Aceh 5.8 32.9
Sumut 11.3 27.3
Sumbar 8.7 26.2
Riau 5.3 25.3
Jambi 5.2 29.8
Sumsel 7.1 20.5
Bengkulu 9.3 25.0
Lampung 7.5 27.5
Kep Babel 6.5 24.9
Kep Riau 7.0 26.3
DKI Jakarta 3.9 21.9
Jabar 4.4 24.2
Jateng 6.4 24.3

Nasional :
DIY 1.2 19.8
Jatim 4.9 29.0
Banten 8.2 28.0

7,9%
Bali 3.0 14.1
NTB 6.0 34.4
NTT 15.9 30.0
Kalbar 8.5 29.3
Kalteng 10.5 36.8
Sangat Pendek Pendek
27,6%

Kalsel 6.7 33.6


Kaltim 5.0 28.5
Menurut Provinsi, 2017

Kaltara 13.3 29.2


Sulut 4.1 24.6
Sulteng 8.4 35.8
Sulsel 6.9 26.9
Sultra 8.6 21.4
Gorontalo 11.6 30.4
Sulbar 7.2 37.1
Umur 12 ʹ 18 Tahun Berdasarkan Indeks TB/U,

Maluku 12.2 23.0


Persentase Remaja Puteri Sangat Pendek + Pendek

Malut 5.6 28.0


Papua Barat 8.2 31.5
Papua 9.6 28.7
Indonesia 7.9 27.6
67
5.0
0.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
50.0
45.0
Aceh 14.7
Sumut 18.1
Sumbar 37.2
Riau 33.8
Jambi 24.7
Sumsel 26.5
Bengkulu 28.4
Lampung 44.0
Kep Babel 23.2
Kep Riau 19.8
DKI Jakarta 29.9
Jabar 32.0
Jateng 34.3
DIY 34.4
Jatim 37.3
Banten 32.7
Bali 17.1
NTB 42.2
NTT 38.2
Kalbar 38.5
Kalteng 30.2
Kalsel 34.5
Kaltim 27.0
Menurut Provinsi, 2017

Kaltara 26.3
Sulut 18.5
Sulteng 34.0
Sulsel 40.9
Sultra 34.1
Gorontalo 19.7
Persentase Remaja Puteri Umur 12 ʹ 18 Tahun

Sulbar 32.3
Maluku 29.6
Berisiko Kurang Energi Kronis (KEK) Berdasarkan LiLA,

Malut 27.2
Papua Barat 27.7
Papua 29.7
68

Indonesia 32.0
Status Gizi Dewasa

69
0.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0

10.0
100.0
ACEH 44.6 16.0 36.4

SUMUT 57.5 16.0 23.9

SUMBAR 50.4 14.0 30.1

RIAU 49.0 15.2 31.2

JAMBI 58.2 14.5 23.0

SUMSEL 65.4 13.9 16.6

BENGKULU 59.5 13.1 23.2

LAMPUNG 55.3 15.1 24.8

KEP BABEL 53.5 15.8 26.5

Nasional :
KEP RIAU 49.9 15.4 30.3

DKI JAKARTA 42.4 16.2 37.1

JABAR 49.2 14.4 30.7

JATENG 51.8 14.6 28.0

5,0%
Kurus
DIY 51.3 14.3 27.3

JATIM 46.7 15.3 32.9

BANTEN 52.5 14.5 27.6


16.3 27.8

54,6%
Normal
BALI 52.3
14.0 22.3
3.0 2.6 5.6 4.6 4.3 4.1 4.2 4.7 4.2 4.3 4.3 5.7 5.7 7.0 5.1 5.4 3.5 5.5

NTB 58.3
NTT 72.8 9.2 9.2
14,6%

KALBAR 58.0 14.3 21.9


Gemuk

KALTENG 54.9 14.9 24.7

KALSEL 57.4 13.9 22.5


Obes

KALTIM 49.0 16.5 30.1


25,8%

15.7 26.6
8.8 5.8 5.5 6.2 4.5 4.0

KALTARA 53.6
SULUT 54.3 15.9 26.9

SULTENG 52.5 15.1 27.0

SULSEL 55.2 14.6 24.3

SULTRA 59.9 14.9 19.3


Berdasarkan IMT, Menurut Provinsi, 2017

GORONTALO 54.8 15.2 25.9


Status Gizi Penduduk Dewasa Umur > 18 Tahun

SULBAR 52.8 15.9 26.5

MALUKU 57.8 12.8 21.8

MALUT 53.5 14.2 28.4

PAPUA BARAT 57.1 12.6 24.1

PAPUA 63.4 13.5 18.6


70

14.6 25.8
3.0 5.4 5.8 6.0 4.1 4.7 7.6 3.9 6.3 4.5 5.0

INDONESIA 54.6
0.0
20.0
30.0
50.0
60.0

10.0
40.0
ACEH 16.0 36.4
SUMUT 16.0 23.9
SUMBAR 14.0 30.1
RIAU 15.2 31.2
JAMBI 14.5 23.0
SUMSEL 13.9 16.6
BENGKULU 13.1 23.2
LAMPUNG 15.1 24.8
KEP BABEL15.8 26.5
KEP RIAU 15.4 30.3
DKI JAKARTA16.2 37.1
JABAR 14.4 30.7
JATENG 14.6 28.0
DIY 14.3 27.3

Nasional :
JATIM 15.3 32.9
BANTEN 14.5 27.6

14,6%
BALI 16.3 27.8
Gemuk
NTB 14.0 22.3
NT T 9.2 9.2
Obes
25,8%

KALBAR 14.3 21.9


KALTENG 14.9 24.7
KALSEL 13.9 22.5
KALTIM 16.5 30.1
KALTARA 15.7 26.6
SULUT 15.9 26.9
SULTENG 15.1 27.0
SULSEL 14.6 24.3
SULTRA 14.9 19.3
Persentase Gemuk + Obes Penduduk Dewasa

GORONTALO 15.2 25.9


SULBAR 15.9 26.5
MALUKU 12.8 21.8
Umur > 18 Tahun Berdasarkan IMT, Menurut Provinsi, 2017

MALUT 14.2 28.4


PAPUA BARAT12.6 24.1
PAPUA 13.5 18.6
71

INDONESIA 14.6 25.8


Status Gizi Penduduk Dewasa Umur > 18 Tahun
Berdasarkan IMT, Indonesia 2017

70.7

50.2

29.7

15.3
11.9 11.4
6.0 4.8

Laki - Laki Perempuan


kurus normal gemuk Obes

72
Persentase Ibu Hamil Risiko Kurang Energi Kronis (KEK)
Indonesia, 2016 - 2017

16.2
14.8

2016 2017

73
5.0

0.0
15.0
25.0

10.0
20.0
Aceh 8.7
Sumut 6.8
Sumbar 14.5
Riau 12.7
Jambi 9.5
Sumsel 13.6
Bengkulu 10.0
Lampung 18.5
Kep Babel 10.0
Kep Riau 10.8
DKI Jakarta 12.2
Jabar 13.8
Jateng 19.2
DIY 18.2
Jatim 18.3
Banten 18.3
Bali 7.9
NTB 17.4
NTT 20.7
Kalbar 14.0
Kalteng 13.1
Kalsel 13.8
Menurut Provinsi 2017

Kaltim 11.2
Kaltara 11.5
Sulut 6.7
Sulteng 15.2
Sulsel 15.9
Sultra 15.4
Gorontalo 11.5
Sulbar 14.3
Persentase Ibu Hamil Risiko Kurang Energi Kronis (KEK)

Maluku 11.3
Malut 11.7
Papua Barat 15.9
74

Papua 21.7
Indonesia 14.8
5.0

0.0
15.0
25.0

10.0
20.0
Aceh 4.1
Sumut 5.3
Sumbar 10.9
Riau 8.6
Jambi 5.4
Sumsel 8.5
Bengkulu 6.5
Lampung 12.8
Kep Babel 7.1
Kep Riau 6.0
DKI Jakarta 6.9
Jabar 11.4
Jateng 13.2
DIY 13.0
Jatim 12.7
Banten 13.0
Bali 7.0
NTB 15.1
NTT 17.4
Kalbar 11.2
Kalteng 9.0
Kalsel 11.8
Kaltim 10.3
Kaltara 6.5
Sulut 4.5
Sulteng 11.0
Persentase Wanita Usia Subur (WUS)

Sulsel 13.1
Sultra 10.1
Gorontalo 5.8
Sulbar 11.7
Maluku 7.8
Risiko Kurang Energi Kronis (KEK) Menurut Provinsi 2017

Malut 8.0
Papua Barat 12.0
75

Papua 20.0
Indonesia 10.7
Hasil Indikator Kinerja

76
Persentase Bayi Baru Lahir Mendapat Inisiasi Menyusu Dini (IMD),
Indonesia 2016-2017
51.3
48.2
42.6 42.0

9.2 6.6

2016 2017
IMD >= 1 Jam IMD < 1 Jam Tidak IMD

IMD adalahprosesmenyususegerasetelahlahir melaluikontakantarakulit bayidengankulit


ibunyadanberlangsungminimal selama1 jam 77
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
Aceh 59.4 36.2
Sumut 38.7 57.8
Sumbar 45.5 50.7
Riau 43.5 53.0
Jambi 55.1 42.4
Sumsel 62.3 35.7
Bengkulu 25.6 71.1
Lampung 52.4 44.6
53.9 41.7

Nasional
Kep Babel

4.5 3.5 3.8 3.5 2.4 2.0 3.2 3.0 4.4 5.5
Kep Riau 55.8 38.7
DKI Jakarta 59.0 28.1
Jabar 56.3 36.6

6,6%
12.8 7.1 9.4

Jateng 55.6 35.0


DIY 54.1 25.7
20.2

IMD >= 1 JAM


Jatim 56.0 36.4
Banten 51.4 43.8
Bali 33.7 60.2
NTB 50.2 41.9
NTT 52.5 36.5
Kalbar 47.7 46.5
IMD < 1 JAM
51,3%

Kalteng 44.0 52.6


7.6 4.7 6.1 7.9 11.0 5.8 3.5 5.5

Kalsel 55.7 38.8


Menurut Provinsi 2017

Kaltim 45.0 40.8


Kaltara 47.1 42.0
14.110.9

TIDAK IMD

Sulut 32.4 62.4


Sulteng 45.8 50.2
42%

Sulsel 48.2 44.9


Persentase Bayi Baru Lahir Mendapat IMD,

Sultra 40.9 55.6


Gorontalo 45.5 47.4
Sulbar 42.6 47.4
Maluku 33.1 62.4
Malut 40.0 55.0
Papua Barat 28.2 67.4
78

Papua 25.0 71.7


5.2 4.0 6.9 3.5 7.0 10.0 4.5 5.0 4.4 3.3 6.6

Indonesia 51.3 42.0


Persentase Bayi Mendapat ASI Umur 0 sampai 5 Bulan
berdasarkan Kelompok Umur, Indonesia 2016-2017
64.2
58.2 56.1
55.3 54 54.2
50.9 49.1 49.9 47.2
45.2 44.8 46.7
37

2016 2017
0 bln 1 bln 2 bln 3 bln 4 bln 0 bln 0-5 bln

GrafikdiatasmenunjukkanprosespemberianASIpadabayikelompokumur 0 bulansampai5 bulan. Secara


nasionalTahun2016 adasebesar54%sedangkantahun 2017 bayimenyusueksklusifsesuaiumurnyasebesar
46,7%denganmetoderecall 24 jamterakhir. 79
0.0
10.0
20.0
40.0
50.0
70.0
80.0

30.0
60.0
Aceh 46.5
Sumut 25.7
Sumbar 49.8
Riau 32.7
Jambi 55.6
Sumsel 51.6
Bengkulu 27.4
Lampung 43.0
Kep Babel 35.3
Kep Riau 39.1
DKI Jakarta 58.1
Jabar 45.1
Jateng 55.5
DIY 66.1
Jatim 41.2
Banten 45.4
Bali 38.1
NTB 75.4
NTT 70.1
Kalbar 50.8
Kalteng 36.3
Kalsel 49.9
Menurut Provinsi, 2017

Kaltim 52.8
Kaltara 54.7
Sulut 40.4
Sulteng 38.8
Sulsel 49.4
Sultra 37.4
Gorontalo 30.8
Sulbar 44.1
Persentase Bayi Mendapat ASI Umur 0 sampai 5 Bulan

Maluku 42.9
Malut 45.4
Papua Barat 47.4
80

Papua 68.4
Indonesia 46.7
Persentase Bayi Mendapat ASI Eksklusif
Indonesia 2016-2017
35.7
29.5

2016 2017

BayimendapatASIEksklusifadalahbayiumur sampai6 bulanyangdiberi ASIsajatanpa


makananatau cairanlain kecualiobat, vitamin danmineral

81
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
Aceh 23.0
Sumut 10.7
Sumbar 36.0
Riau 28.6
Jambi 42.3
Sumsel 48.1
Bengkulu 25.6
Lampung 32.2
Kep Babel 27.8
Kep Riau 29.3
DKI Jakarta 46.6
Jabar 38.2
Jateng 41.9
DIY 61.4
Jatim 34.9
Banten 40.4
Bali 31.6
NTB 41.2
NTT 43.1
Kalbar 39.6
Indonesia, 2017

Kalteng 29.3
Kalsel 36.8
Kaltim 34.4
Kaltara 37.8
Sulut 23.4
Sulteng 23.9
Persentase Bayi Mendapat ASI Eksklusif

Sulsel 42.1
Sultra 20.8
Gorontalo 12.7
Sulbar 41.5
Maluku 27.2
Malut 25.8
Papua Barat 21.4
82

Papua 30.4
Indonesia 35.7
Persentase Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Menurut Kelompok Umur
Indonesia, 2016-2017
93.2 90.1 92.3 95 94.7

69.1

2016 2017
6 - 11 bulan 12 - 59 bulan 6 - 59 bulan

83
0.0
40.0
60.0
80.0

20.0
100.0
120.0
Aceh 97.2
Sumut 91.6
Sumbar 91.3
Riau 90.4
Jambi 93.5
Sumsel 95.8
Bengkulu 92.9
Lampung 96.1
Kep Babel 93.4
Kep Riau 96.5
DKI Jakarta 94.5
Jabar 97.3
Jateng 97.3
DIY 97.3
Jatim 95.8
Banten 96.0
Bali 88.4
NTB 97.5
NTT 92.1
Kalbar 91.4
Kalteng 92.8
Kalsel 95.5
Menurut Provinsi, 2017

Kaltim 92.7
Kaltara 98.5
Sulut 95.5
Sulteng 89.6
Sulsel 90.8
Sultra 93.1
Gorontalo 95.6
Sulbar 90.8
Maluku 94.4
Malut 93.9
Papua Barat 95.4
Persentase Balita Umur 6 ʹ 59 Bulan Mendapat Kapsul Vitamin A

84

Papua 76.6
Indonesia 94.7
Persentase Balita Memiliki KMS/Buku KIA
Indonesia, 2016 - 2017

91.3
88.3

2016 2017

85
0.0
40.0
60.0
80.0

20.0
100.0
120.0
Aceh 88.8
Sumut 86.3
Sumbar 89.0
Riau 81.2
Jambi 95.2
Sumsel 90.4
Bengkulu 89.0
Lampung 95.7
Kep Babel 97.0
Kep Riau 96.6
DKI Jakarta 96.1
Jabar 89.0
Jateng 96.6
DIY 98.1
Jatim 98.2
Banten 85.8
Bali 87.7
NTB 90.9
NTT 93.5
Kalbar 93.2
Kalteng 87.6
Kalsel 93.7
Menurut Provinsi, 2017

Kaltim 92.3
Kaltara 92.7
Sulut 95.9
Sulteng 92.2
Sulsel 89.1
Persentase Balita Memiliki KMS/Buku KIA

Sultra 83.2
Gorontalo 98.0
Sulbar 93.6
Maluku 86.2
Malut 91.1
Papua Barat 86.7
86

Papua 67.2
Indonesia 91.3
Persentase Balita Ditimbang 4 kali atau Lebih dalam 6 Bulan Terakhir
Indonesia, 2016-2017
78.0

72.4

2016 2017

87
0.0
10.0
20.0
30.0
50.0
60.0
70.0
90.0

40.0
80.0
100.0
Aceh 81.3
Sumut 57.3
Sumbar 69.4
Riau 59.4
Jambi 67.8
Sumsel 70.0
Bengkulu 70.1
Lampung 77.8
Kep Babel 68.1
Kep Riau 76.2
DKI Jakarta 79.9
Jabar 83.2
Jateng 86.6
DIY 87.8
Jatim 87.6
Banten 82.6
Bali 74.0
NTB 88.0
NTT 87.0
Kalbar 72.7
Kalteng 63.5
Menurut Provinsi 2017

Kalsel 68.5
Kaltim 71.3
Kaltara 66.0
Sulut 62.8
Sulteng 71.2
Sulsel 71.4
Sultra 67.0
Gorontalo 67.4
Sulbar 70.0
Maluku 70.6
Malut 76.4
Persentase Balita Ditimbang 4 kali atau Lebih dalam 6 Bulan Terakhir

Papua Barat 73.4


88

Papua 54.9
Indonesia 78.0
• Pemberiankapsulvitamin Amasihrendahpadakelompokumur 6 ʹ11 bulan.
Bayiumur 6-11 bulanyangmendapatvitamin Abiru sebanyak92,3%sedangkan
anakbalita usia12 ʹ59 bulanyangmendapatkapsulvitamin Amerahsebanyak
95,0%

• KartuMenuju Sehat(KMS)berupagrafikpemantauanpertumbuhan. Buku


KesehatanIbu danAnak(KIA)didalamnyajugaterdapatgrafikpemantauan
pertumbuhan. Grafiktersebutdigunakanuntuk memantaupertumbuhanbalita
setiapbulan. BalitayangmempunyaiKMSataubukuKIAsebanyak91,3%

• Penimbanganbalita seharusnyadilakukansetiapbulanuntuk memantau


pertumbuhannya. Penimbanganbalita dikatakanbaikapabiladilakukanminimal
4 kalidalam6 bulanterakhir. Balitayangditimbangminimal 4 kalidalam6 bulan
terakhir sebesar78,0%
89
Persentase Balita Kurus Mendapat Makanan Tambahan
Indonesia, 2016 - 2017
59.1

36.8

2016 2017
SasaranPemberianMakananTambahan(PMT)adalahanakdenganstatusgizikurus
berdasarkanindeksBeratBadanmenurut TinggiBadan(BB/TB)beradapadaZscore-3 SD
sampai<-2SD
90
0.0
10.0
20.0
30.0
50.0
60.0
70.0
90.0

40.0
80.0
100.0
Aceh 45.5
Sumut 48.6
Sumbar 60.4
Riau 41.7
Jambi 34.5
Sumsel 38.5
Bengkulu 14.9
Lampung 43.0
Kep Babel 10.3
Kep Riau 14.7
DKI Jakarta 82.2
Jabar 81.2
Jateng 87.4
DIY 90.6
Jatim 94.3
Banten 76.4
Bali 64.6
NTB 38.0
NTT 20.4
Kalbar 35.2
Kalteng 37.5
Kalsel 49.2
Menurut Provinsi, 2017

Kaltim 29.6
Kaltara 34.4
Sulut 22.2
Sulteng 33.3
Sulsel 38.4
Sultra 33.7
Gorontalo 38.4
Sulbar 30.3
Maluku 38.5
Persentase Balita Kurus Mendapat Makanan Tambahan

Malut 21.8
Papua Barat 34.9
91

Papua 20.7
Indonesia 59.1
Persentase Remaja Puteri Umur 12 ʹ 18 Tahun
Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
Indonesia, 2016 - 2017

12.4
10.3

2016 2017

92
5.0
0.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
45.0
Aceh 17.5
Sumut 3.3
Sumbar 14.6
Riau 6.4
Jambi 17.6
Sumsel .7
Bengkulu 5.0
Lampung 15.1
Kep Babel 24.9
Kep Riau 42.0
DKI Jakarta 10.3
Jabar 14.0
Jateng 14.1
DIY 22.1
Jatim 14.7
Banten 8.1
Bali 38.6
NTB 18.3
NTT 2.0
Kalbar 10.2
Kalteng 12.9
Kalsel 22.1
Menurut Provinsi, 2017

Kaltim 8.1
Kaltara 5.1
Sulut 16.8
Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)

Sulteng 17.5
Sulsel 15.1
Persentase Remaja Puteri Umur 12 ʹ 18 Tahun

Sultra 16.4
Gorontalo 22.2
Sulbar 18.9
Maluku 6.6
Malut 17.3
Papua Barat 11.7
93

Papua 15.5
Indonesia 12.4
Persentase Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
Indonesia, 2016 - 2017
53.1 52.2

40.2
31.3

16.5
6.7

2016 2017
>=90 tablet < 90 tablet Tidak Mendapat

94
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
Aceh 32.4 52.7 14.8
Sumut 7.9 52.1 40.0
Sumbar 36.2 53.2 10.6
Riau 22.0 56.1 22.0
Jambi 13.1 71.3 15.6
Sumsel10.8 61.0 28.2
Bengkulu 20.0 63.6 16.4
Lampung 21.8 60.0 18.2

Nasional
Kep Babel 31.7 53.6 14.8
Kep Riau 34.5 44.0 21.6
DKI Jakarta 63.5 22.4 14.1
Jabar 43.6 47.4 9.0

31,3%
Jateng 41.6 54.8 3.6

TTD >=90
DIY 50.0 41.0 9.0
Jatim 41.6 51.9 6.5
Banten 55.1 33.2 11.7
Bali 36.7 47.1 16.3
TTD <90

56.2 40.2 3.6


52,2%
NTB
NTT 57.6 33.6 8.8
Kalbar 13.1 50.4 36.5
Kalteng 15.3 58.6 26.0
Kalsel 60.9 34.9 4.2
Menurut Provinsi 2017

Kaltim 45.8 41.9 12.3


Kaltara 27.1 57.4 15.5
16,5%

Sulut 33.5 53.6 12.9


TIDAK DAPAT TTD

Sulteng 16.0 66.4 17.6


Sulsel 24.9 69.3 5.9
Sultra 14.8 62.6 22.7
Gorontalo 20.6 76.3 3.1
Sulbar 35.0 60.7 4.3
Maluku 4.9 47.9 47.2
Malut 35.8 49.0 15.1
Persentase Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)

Papua Barat 21.7 56.4 21.9


95

Papua 16.7 34.8 48.5


Indonesia 31.3 52.2 16.5
Persentase Ibu Hamil Risiko Kurang Energi Kronis (KEK)
Mendapat Makanan Tambahan
Indonesia, 2016 - 2017

79.3

37.4

2016 2017

Ibu hamil risikoKEKadalahibu hamil yangmempunyaiLingkarLenganAtas(LiLA) <23,5cm

96
0.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0

10.0
Aceh 30.7
Sumut 45.2
Sumbar 31.8
Riau 38.8
Jambi 40.4
Sumsel 34.3
Bengkulu 23.7
Lampung 22.5
Kep Babel 35.0
Kep Riau 23.3
DKI Jakarta 28.5
Jabar 39.0
Jateng 51.5
DIY 41.3
Jatim 40.5
Banten 39.2
Bali 37.9
NTB 30.4
NTT 21.4
Kalbar 24.9
Kalteng 40.9
Kalsel 44.4
Menurut Provinsi, 2017

Kaltim 19.1
Kaltara 37.8
Mendapat Makanan Tambahan

Sulut 36.5
Sulteng 36.5
Sulsel 40.9
Sultra 22.4
Gorontalo 59.9
Persentase Ibu Hamil Risiko Kurang Energi Kronis (KEK)

Sulbar 47.3
Maluku 26.0
Malut 23.4
Papua Barat 13.8
97

Papua 14.6
Indonesia 37.4
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
Aceh 25.1 38.7 36.2
Sumut 10.9 24.8 64.4
Sumbar 18.5 30.7 50.8
Riau 11.6 28.6 59.8
Jambi 9.8 39.1 51.1
Sumsel 15.4 35.0 49.7
Bengkulu2.8 21.3 75.9
Lampung 8.7 38.8 52.4
Kep Babel10.8 31.3 57.9

Nasional
Kep Riau 30.1 20.5 49.4
DKI Jakarta 26.8 30.4 42.8
Jabar 18.8 24.8 56.4
Jateng 33.1 28.3 38.6

17,3%
DIY 22.1 39.7 38.2

Dapat >=2
Jatim 22.0 21.1 56.9
Banten 17.2 26.1 56.6
Bali 8.3 23.9 67.8
NTB 23.2 29.8 46.9
Dapat 1

NTT 23.7 40.0 36.3


29,2%

Kalbar 11.9 24.5 63.6


Kalteng 9.0 31.3 59.7
Kalsel 29.3 30.5 40.2
Menurut Provinsi, 2017

Kaltim 22.3 25.8 51.8


Tidak dapat

Kaltara 27.7 33.0 39.3


Sulut 19.2 42.8 38.0
53,5%

Sulteng 9.6 33.9 56.5


Sulsel 9.0 24.3 66.7
Sultra 13.2 39.1 47.8
Gorontalo 29.0 36.9 34.1
Persentase Ibu Nifas Mendapat Kapsul Vitamin A

Sulbar 14.2 38.1 47.8


Maluku 6.2 30.4 63.4
Malut 9.5 25.5 64.9
Papua Barat 19.6 28.8 51.6
98

Papua 10.4 16.4 73.2


Indonesia 17.3 29.2 53.5
Persentase Rumah Tangga Mengonsumsi Garam Beriodium
Indonesia, 2016 - 2017

92.9
90.8

2016 2017

Rumahtanggadikatakanmengonsumsigaramberiodiumapabilapadasaatpemeriksaan
garamdi rumahtanggadenganmenggunakaniodine testmenunjukkanterjadinya
perubahanwarnaungupucatatau pekat
99
0.0
20.0
40.0
60.0
80.0
100.0
120.0
Aceh 67.8
Sumut 96.8
Sumbar 98.6
Riau 95.2
Jambi 99.5
Sumsel 99.6
Bengkulu 99.6
Lampung 96.9
Kep Babel 99.3
Kep Riau 98.3
DKI Jakarta 96.5
Jabar 91.7
Jateng 95.2
DIY 98.5
Jatim 96.3
Banten 92.0
Bali 58.0
NTB 56.3
NTT 75.8
Kalbar 99.2
Kalteng 99.7
Kalsel 99.5
Menurut Provinsi, 2017

Kaltim 99.2
Kaltara 98.9
Sulut 99.8
Sulteng 99.7
Sulsel 89.6
Sultra 96.1
Gorontalo 99.8
Sulbar 97.8
Maluku 82.1
Malut 98.1
Persentase Rumah Tangga Mengonsumsi Garam Beriodium

Papua Barat 97.8


100

Papua 99.3
Indonesia 92.9
HASIL PKG

101
Rerata Kecukupan Energi dan Zat Gizi Balita,
Indonesia 2017

107.3

83.2 80.2 83.6


78.7

Energi Protein Lemak Karbohidrat Natrium


0.0
20.0
30.0
40.0
50.0
70.0
80.0
90.0

10.0
60.0
100.0
72.4
91.8
81.2
87.5
76.8
88.4
84.4
74.3
96.7
93.1
97.2
89.4
89.0
90.8
84.3
82.1
89.4
87.1
77.4
75.2
82.6
79.5
89.6
90.6
80.3
80.9
80.0
80.6
85.0
84.6
74.9
79.8
82.3
74.0
83.2

Anda mungkin juga menyukai