Anda di halaman 1dari 5

LATIHAN KASUS

TATA LAKSANA GIZI BURUK

KASUS 1

Indira seorang anak perempuan berumur 2 tahun . saat ini sedang dirawat di RS sanjiwani Gianyar.
Kondisi sangat memprihatinkan, sangat kurus dan BB saat ini 6.5 kg dengan tinggi Badan 78 cm. Indira
merupakan anak pertama dari keluarga pemulung. Sejak lahir ditinggal oleh ibunya dan ditipkan pada
orang yg ada disekitarnya. Buat terapi gizi pada tahap stabilisasi

Jawab;

I. PENGKAJIAN GIZI

DATA NILAI RUJUKAN MASALAH


ANTROPOMETRI BB :UMUR 11.5 KG Z SCORE BB/U -3SD
UMUR 2 TAHUN Z-SCORE BB/U STATUS GIZI BURUK
BB 6,5 KG
TB 78 CM
BIOKIMIA -
FISIK/KLINIS Kurus, dehidrasi (fase stabilisasi)
Dietary history : riwayat gizi - Tidak mendapat ASI
Sejak kecil dditinggal ortu dan - Konsumsi kurang
dititipkan pada orang sekitar - Pola asuh
- Pengetahuan ortu

II. DIAGNOSE GIZI


(diagnose merupakan suatu rangkaian kalimat yang mengandung problem, etiologi dan
symton dengan susunan kalimat: masalah…… berkaitan etiologi …… ditandai dengan….
Symton)
a. Domain Klinis
Berat badan kurang berkaitan dengan asupan makan yang kurang ditandai dengan BB/U
dengan nilai z score – 3 sd
b. Domain Intake
Kekurangan asupan makanan yang berkelanjutan berkaitan dengan kurangnya perhatian dari
orang tua (kurangnya kemampuan memenuhi bahan makanan /keterbatasan ekonomi yang
ditandai dengan konsumsi makan yang tidak benar
c. Domain behavior
d. Pola asuh yang salah berkaitan dengan pengetahuan dan ketidakmampuan ortu yang ditandai
Tidak mendapat ASI , pola makan tidak jelas

Data kasus tidak lengkap tapi bisa dijelaskan dari status ekonomi orang tua yang tidak mampu serta
keterbatasan waktu dalam mengasuh anak
III. INTERVENSI GIZI
a. Jenis diet : Diet TETP bertahap fase stabilisasi
b. Tujuan DIET
- Meningkatkan asupan makanan secara bertahap melalui pemberian formula padat gizi
- Memperbaiki pola makan secara bertahap hingga mencapai gizi seimbang sesuai kemampuan anak
-
c. Syarat diet
1) Kebutuhan gizi : sesuai fase stabilisasi
- Kalori : 80 X 6.5 kg = 520 kkalori
- Protein 1 gr/kg BB – 6.5 gram
- Cairan (tidak ada odema) 130 X 6.5 = 845 ml (maximal)
2) Bentuk makanan diberikan makanan cair (karena BB < 7 kg) diberikan dalam bentuk formula WHO 75 (F75)
sejumlah : f75/100 cc = 75 kalori jadi jumlah yang bisa diberikan adalah 520/75 X 100 CC = 693 CC F75 =
700 CC F75

BAHAN SATUAN F75

Susu skim Gram 25 700/1000 x 25

Gula pasir Gram 100

Minyak sayur Gra 30

Larutan elektrolit Cc 20

Tambahan air s/d Cc 1000 700 cc

3) Pemberian diberikan secara bertahap: karena anak BB < 7 kg maka pemberian diberikan MLP bertahap

Saat MRS, pasien tidak diberikan makanan/minuman tapi diberikan infus

Pada hari pertama (setelah diinfus) Pasien diberikan formula F 75 dengan frekwensi 12 x dengan
pemberian = 700/12 = 60 cc/setiap kali makan (60cc/2 jam)

Hari ke dua ditingkatkan diberikan setiap 3 jam dan hari ke 4 setiap 4 jam
Pemberian f75 akan diberikan 1 – 3 hari sampai pasien bisa menerima 80 % dari dosis yang direncanakan
4) Porsi kecil tapi sering

5) Tabel pemberian F 75 pada fase stabilisasi (form menu sehari)

Jadwal pemberian Pemberian jumlah total

06.00 – 08.00 Infus

08 – 10.00 (2 jam I) (4X F 75 60 CC 60 cc


Pemberian setiap 30
menit

10.00 – 12.00 F75 60 cc 120 cc

12.00 – 14.00 F 75 60 cc 180 cc

14.00 – 16.00 F 75 60 cc 240 cc

16.00 -18.00 F 75 60 cc 320 cc

18.00 – 20.00 F 75 60 cc 380 cc

20.00 – 22.00 F 75 60 cc 440 cc

22.00 – 24.00 F 75 60 cc 520 cc

24.00 – 02.00 60 cc 580 cc (80 %)

IV. MONITORING & EVALUASI


- Monitoring asupan
- Monitoring kondisi fisik/kemampuan menerima formula
Form monitoring asupan :

2 jam I = 60 cc 2 jam ke 2 = 60 cc Sisanya


diteruskan
setiap 2
jam
sampai
tercpai 80
% total
asupan
8.00 8.30 9.00 9.30
10.00 10.30 11.30 12.30 13.00
F75 V v V v V v v v 120 cc

PENYULUHAN’

- Sesuai fase stabilisasi agar pasien bisa menerima dan menghabiskan formula awal
KASUS 2

Seorang anak laki-laki sedang di rawat di ruang pudak di kelas II RSUP Sanglah Dps. Umur 3.5 tahun.
DengAN BB 8 KG TB 91 CM . Berdasarkan anmnesa dokterr diketahui si anak sering mengalami sakit
;demam, batuk dan step. Dari riwayat gizi anak hanya mendapat ASI 1 bln kemudain diberikan susu botol.
MP ASI umur 3 bulan berupa pisang dan air tajin. Anak sulit makan, rewel. Mengalami odem pada tungkai
kaki,.
Buat asuhan gizinya serta susun menu untuk fase transisi
Jawab

I. PENGKAJIAN GIZI

STANDAR RUJUKAN PROBLEM


ANTROPOMETRI BB :UMUR 15.3 Z SCORE BB/U >-3SD
Anak laki-laki Z-SCORE BB/U STATUS GIZI BURUK
UMUR 3.5 TAHUN
BB 8 KG
TB 91 CM
BIOKIMIA -
FISIK/KLINIS Demam, batuk (infeksi)
Ada odema Sangat Kurus, BB <
standar
Dietary history : - Kurang asupan
- ASI 1 bln - Pola makan salah
- M PASI >>>>dini - Pengetahuan kurang

II. DIAGNOSE GIZI


Domain Klinis
Berat badan sanga kurang berkaitan dengan asupan makan yang kurang ditandai
dengan BB/U dengan nilai z score > – 3 SD
III. Domain Intake
Kekurangan asupan makanan berkaitan pola makan salah yang ditandai dengan BB
kurang dari standar menurut umur
IV. Domain behavior
pengetahuan kurang berkaitan denagn Pola makan salah yang ditandai dengan
pemberian ASI yg kurang dan MPASI dini
V. INTERVENSI GIZI
a. Jenis diet : diet TETP Bertahap fase transisi
b. Tujuan diet:
- memberikan makanan secara bertahap untuk meningkatkan Berat badan
- Memperbaiki pola makan secara bertahap hingga mencapai gizi seimbang sesuai
kemampuan anak
- Meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang

c. Syarat diet
1). Kebutuhan gizi
FASE TRANSISI :
Energy = 100 – 150 /kg BB = 100 X 8 kg = 800 kkal
Protein = 2 – 3 gram/kg bb 2 X 8 gr = 16 gram
Cairan (ada odem) 100 /kg BB = 800 cc

2). Bentuk makanan


Bentuk makanan yang diberikan pada FASE TRANSISI adalah bentuk makanan cair dan modifikasi
dari F100 serta makanan dalam bentuk lunak dirinci sbb:
F 100 diberikan 6 x = F 100 per 100 cc mengandung 100 kkal 6 X 100 cc = 600 cc = 600 kkal
Modifikasinya bubur breda ½ porsi (1/2 X 277 kkal) = 148.5 kkal
Sari buah 100 cc = 45 kkal
Total 793. 5 kkal
3) frekwensi pemberian
Pemberian diberikan dalam porsi kecil tapi sering selama 1 minggu

4) . apabila nafsu makan, respon pasien sudah membaik pada minggu berikutnya penangan
pasien sudah bisa ditingkatkan untuk tumbuh kejarnya melalui fase rehabilitasi.
Formula F 100 dikurangi pemberiannya bentuk makanan lunak mulai diberikan sesuai pola
makan anak 3.5 tahun

5). Pada fase rehabilitasi diberikan makanan 3 kali makan utama dan 2 kali selingan dengan
harapan ppasien bisa menghabiskan /meningkatkan asupan sehingga segera bisa di rawat
dirumah dan di rujuk ke PUskesmas

VI. MONITORING DAN EVALUASI


- Monitoring kondisi fisik yg berhubungan asupan makanan odema, penyakit infeksi
- Monitoring asupan
- Monitoring BB

VII. PENYULUHAN/KONSULTASI GIZI


o Tentang KURANG GIZI
o Pola makan gizi seimbang

Anda mungkin juga menyukai