Nim: P07131219012
1. Kasus hemoroid
Tn. D, usia 58 th, masuk ke IGD dengan keluhan sulit BAB selama 4 hari, bila BAB, keluar
darah + Nyeri. Terdapat benjolan yang keluar pada anus. Diagnose dokter menunjukan bahwa
pasien menderita Hemoroid Internal Grade 4 (prolaps (+), inkarserata). Satu minggu sebelum
masuk RS pasien sangat takut untuk makan apabila makan akan BAB. Riwayat penyakit pasien :
pernah terkena stroke3 bulan yang lalu, namun selama 1 bulan terakhir keadaan semakin
membaik, hanya bicara masih belum jelas. Kebiasaan makan Tn. D terutama untuk sayuran
hanya dikonsumsi 1 x/ mggu 50 gr karena pasien tidak suka konsumsi sayuran (sayuran yang
sering dikonsumsi bayam, kol dan wortel). Buah-buahan yang sering dikonsumsi pisang dan
papaya (2x/ mggu, sebanyak 1 ptg sdg). Konsumsi kopi tanpa gula 4 gelas / hri. Konsumsi air
putih ± 500 ml/hri. Hasil perhitungan selama 3 bulan terakhir termasuk kedalam kategori deficit
berat, yaitu : E = 978,6 Kal, P = 39,7 gr, L = 11,2 gr, dan KH = 180,1 gr serta serat =4,7 gr. Saat
dilakukan pengukuran antropometri di peroleh hasil : TB = 155 cm dab BB = 40 kg. data fisik
klinis menunjukan :
KU : cukup
Kesadaran : CM
Tekanan darah(mmHg) : 140/90 mmHg
Suhu tubuh : 36°C
RR : 20x/mnt
Nadi (x/mnt) : 88
Untuk hasil pemeriksaan laboratorium diperoleh: WBC = 6,3 x 10 9/L, Hb = 11 g/dl, HCT =
38,9%, RBC = 3,98X102/L. obat yang diberikan di RS adl Inj Ketorolac 3 x 1 , Inj Ranitidin 2 x
1, Inj Ceftri 2 x 1, Inj Kalnex 3 x 1 dan Inf.RL 20 tpm.
NUTRITION CARE PROCESS ( NCP )
Identitas Pasien/Klien
Nama : Tn. D BB : 40 Kg
Usia : 58 Tahun TB : 155 Cm
Jenis Kelamin : Laki-Laki : -
Pekerjaan : - Diagnosa : Hemoroid Internal Grade 4
(prolaps (+), Inkarsereta)
A. SKRINNING GIZI
A. Has food intake declined over the past 3 months clue to loss of appetite, digestive problems,
chewing or swallowing drifficultures?
0= severe loss of appetite
2
1= moderate loss appetite
2= no loss of appatite
B. Mobilty
0
0= bed or chair boud
1= able to get out of bed/chair but does not go out
2= goes out
C.
2
Has suffered psychological strees or acute disease in the past 3 months
0= yes 2=no
Screening score
(max. 14 points)
12-14 points : Normal nutrional status
8-11 Points : At risk of malnutrion
0-7 points : malnourished
Kesimpulan : dari skrinning gizi yang telah dilakukan terhadap pasien ditemukan bahwa pasien
B. NUTRITION ASSESSMENT
Antropometri Berat Badan = 40 kg
Tinggi Badan = 155 cm
BBI = (155-100) – 10% (155-100)
= 55-5,5
= 49,5 kg
2 kg 2
IMT = 40 kg/1.55 m = 16,64 /m (Kurus Tingkat Berat)
Audit Gizi
E = (Baik)
P = (Baik)
L = (Buruk)
KH = (Baik)
Serat = (Buruk)
Aktivitas Fisik -
Kesimpulan : Dari data antropometri yang telah didapat , diketahui bahwa pasien mengalami
kurus tingkat berat dengan IMT 16,64 kg/m2 , nilai HB 11 g/dl (rendah) dan HCT 38,9% (Rendah)
serta mengalami hipertensi dengan TD 140/90 mmHg.
Pemberian Obat : Inj Ketorolac 3 x 1 , Inj Ranitidin 2 x 1, Inj Ceftri 2 x 1, Inj Kalnex 3 x 1 dan
Inf.RL 20 tpm.
Interaksi obat :
C. NUTRITION DIAGNOSIS
1. Domain Intake
- NI-51.1. Kekurangan Intake Lemak disebabkan oleh kurangnya pengetahuan yang
berhubungan dengan makanan dan nutrisi yang dibuktikan dengan hasil perhitungan audit
gizi pada lemak sebesar (Buruk).
- NI-53.5. Kekurangan Intake Serat disebabkan oleh kurangnya akses terhadap makanan yang
mengandung serat dibuktikan dengan hasil perhitungan audit gizi pada serat
sebesar (Buruk).
2. Domain Klinis
- NC-2.2. Perubahan Nilai Laboratorium Terkait Zat Khusus yang disebabkan oleh gangguan
fungsi organ lain akibat perubahan biokimia dibuktikan dengan hasil laboratorium HB : 11
g/dl (Rendah) dan HCT : 38,9% (Rendah) serta TD : 140/90 mmHg (Hipertensi).
- NC-3.1. Berat Badan Kurang disebabkan oleh pola makan salah dibuktikan dengan IMT
= 16,64 kg/m2 (Kurus Tingkat Berat)
3. Domain Perilaku
- NB-1.1. Kurangnya Pengetahuan Berhubungan dengan makanan/zat gizi disebabkan oleh
kurangnya informasi yang dibuktikan dengan kebiasaan makan Tn. D terutama untuk
sayuran hanya dikonsumsi 1 x/ mggu @50 gr karena pasien tidak suka konsumsi sayuran
(sayuran yang sering dikonsumsi bayam, kol dan wortel).
Prioritas : Domain Perilaku
D. NUTRITON INTERVENTION
1. Tujuan Diet
a. Jangka Panjang
- Memperbaiki pola makan dengan asupan gizi seimbang
- Meningkatkan kadar Hb hingga menjadi normal
- Meningkatkan BB mencapai BBI secara bertahap.
- Mengubah makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung serta
mencegah dan menetralkan sekresi lambung
b. Jangka Pendek
- Mengubah asupan makanan agar mengkonsumsi makanan sesuai dengan yang di anjurkan
dalam gizi seimbang.
- Mengatasi terjadinya penyakit Haemorroid
2. Jenis diet : Rendah sisa I
3. Perhitungan Zat Gizi Dan Cairan
a. BBI = (155-100) – 10% (155-100)
= 55-5,5
= 49,5 kg
b. IMT = 40 kg/1.55 m2 = 16,64 kg/m2 (Kurus Tingkat Berat)
c. BBR = ( – 100 ) x 100%
= ( ) x 100%
= 0,73 x 100%
= 72% Kurus
d. Energi :
BMR : 1 kkal x 40 kg x 24 jam = 960 kkal
Koreksi Tidur : 10% x 40 kg x 8 jam = 32 kkal -
928 kkal
Koreksi Umur : 7,5% x 928 kkal = 69,60 kkal -
858,40 kkal
Aktivitas : 20% x 858,40 kkal = 171,68 kkal +
1030,08 kkal
SDA : 10 % x 1030,08 kkal = 103,008 kkal +
KEBUTUHAN ENERGI 1133,088 kkal
(±5% 1133,088 = 1076,38 kkal – 1189,78 kkal)
e. Kebutuhan Protein
Protein = = 42,49 gram (±5% = 2,12 40,37– 44,61 gr)
f. Kebutuhan Lemak
Lemak = = 25,18 gram ( + 5 % = 1,26 23,92 gr – 26,44 gr )
g. Kebutuhan Karbohidrat
Karbohidrat = = 184,12 gram ( + 5 % = 9,21 174,9 gr – 193,33 gr )
j. Kebutuhan Vitamin C
Vit. C = x 90 = 62,1 mg ( +5 % = 3,1 59 mg – 65,2 mg)
m. Kebutuhan Serat
Serat = x 33 = 22,76 gr ( +5 % = 1,14 21,62 gr – 23,9 gr)
n.
4. Prinsip diet :
- Energy sesuai kebutuhan
- Protein sesuai kebutuhan
- Lemak sesuai kebutuhan
- Karbohidrat sesuai kebutuhan
- Serat tinggi
- Cairan tinggi
- Vitamin dan mineral cukup
5. Syarat Diet
- Energy diberikan sesuai kebutuhan sebesar 1133,088 kkal untuk sesuai kemampuan pasien
untuk menerimanya sebagai sumber energi dan menunjang aktifitas sehari-hari
- Protein diberikan sesuai kebutuhan sebesar 42,49 gram untuk memenuhi kebutuhan dan
memelihara jaringan tubuh.
- Lemak diberikan sesuai kebutuhan sebesar 25,18 gram untuk menyediakan alat transpor
vitamin larut lemak dan sebagai insulator untuk menjaga
- Karbohidrat diberikan sesuai kebutuhan sebesar 184,12 gram sebagai sumber energi untuk
menunjang aktivitas sehari-hari.
- Serat diberikan tinggi sebesar
- Cairan diberikan tinggi sebesar 1200 ml / 1,2 L
- Setelah operasi diberikan makanan rendah serat dan bentuk makanan lunak. Jika kondisi
pasien sudah membaik dapat diberikan serat 25 – 35 gr/hari.
- Hindari laktosa dan baham makanan yang merangsang GIT
Bahan
Yang Dianjurkan Yang Tidak Dianjurkan
Makanan
Sumber KH Bubur disaring, roti bakar,kentang Beras tumbuk, beras ketan, roti whole
pure, macaroni, mie, bihun, wheat, jagung, ibi, singkong, talas,
biscuit,krackers, tepung-tepungan cake, tardis, dodol, tepung-tepungan
dipuding/bubur. yang dibuat kue manis.
Sumber Daging empuk, hati, ayam, ikan Daging berserat kasar, ayam, dan ikan
Protein giling, telur rebus+tim+ceplok air yang diawetkan, digoreng kering, telur
Hewani atau dicampur/minuman. ceplok, udang kerang, susu sapi dan
produknya
Sumber Tahu tim dan direbus, susu kedelai. Seperti kacang tanah, kacang merah,
Protein Nabati kacang tolo, kacang hijau, kacang
kedelai, tempe, oncom.
Sayuran Sari sayuran Sayuran dalam bentuk utuh.
Buah Sari buah Buah dalam bentuk utuh.
Minuman The, sirup, kopi encer The dan kopi kental, minuman
beralkohol dan bersoda.
Bumbu- Gula, garam Bawang, cabe, jahe, merica, ketumbar,
Bumbu cuka, bumbu tajam.
Pak Bagas berusia 45 tahun adalah seorang pengusaha pengiriman barang yang sukses, sehari-hari ia
sibuk dengan usahanya. Ia mempunyai seorang istri dan 3 orang anak yang beranjak dewasa. TB 165 cm
dengan debit 70 kg. Selama beberapa bulan terakhir Ia mempunyai keluhan sakit di bagian perut
sebelah kanan terutama setelah makan. Selain itu juga merasakan sulit untuk BAB. Awalnya Ia hanya
meminum jamu untuk mengobati rasa sakitnya. Ketika rasa sakitnya makin parah, Ia juga merasa
demam mual dan sering flatus. Konsultasi ke dokter dan disarankan untuk dirawat di RS sambil
dilakukan beberapa pemeriksaan.
Dari hasil anamnesa dengan ahli gizi diketahui pola makan bapak Bagas tidak suka sayuran tempe dan
tahu titik kesukaan makanan berlemak atau bersampan titik kebiasaan makan paginya adalah nasi
goreng telur atau roti isi keju dan minuman kopi. Untuk makan siang seringnya Ia di restoran Padang
titik sedangkan frekuensi makan buah hanya sekali kesukaannya makan makanan kecil atau selingan
seperti keripik jagung, emping dan minuman ringan bersoda titik gue juga perokok 1 hari sebanyak 1
bungkus. Dari hasil pemeriksaan dokter ia dinyatakan menderita divertikulitis.
Identitas klien
Usia: 45tahun
TB: 165 cm
BB: 70 kg
Keluahan: selama beberapa bulan terakhir Ia mempunyai keluhan sakit di bagian perut sebelah kanan
terutama setelah makan. Selain itu juga merasa sulit untuk BAB.
diagnosa: diverticulitis
Biokimia: -
Dietary history
kebiasaan makan paginya dan nasi goreng telur atau roti isi keju dan minuman kopi untuk makan
siang seringnya ia makan di restoran Padang
frekuensi makan buahnya hanya sesekali
kesukaan makan makanannya makanan kecil atau selingan seperti keripik jagung emping dan
minuman ringan bersoda serta makanan berlemak atau bersantan
pola makan bapak Bagas tidak suka sayur tempe dan tahu
Klien terapi
istirahat tirah baring, obat antibiotika, analgesik dan anti holinergik
Antropometri
BB 70
IMT= 2 = = 25,73
TB 1652
BBI= (TB-100)-10%
= (165-100)-10%
= 65-10%
= 58,5
BMR= 24 X BBI
= 24 X 58,5
=1404 kkal
= 140,4
=1404 + 140,4
=1544,4 kkal
Aktv= 30% x 1544,4
= 463,32
=1544,4 + 463,32
= 2007,72 kkal
Intervensi gizi
Tujuan diet
Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan sisa sehingga
dapat membatasi volume feses
tidak merangsang saluran cerna
mengistirahatkan usus untuk mencegah perforasi
mencegah kenaikan BB
Prinsip diet
energi cukup
protein tinggi
lemak cukup
karbohidrat cukup
rendah serat
Syarat diet
Waktu: 30 menit
materi
Monitoring dan evaluasi asupan serat pasien sesuai dengan cara diet yaitu maksimal 4 gram per
hari
Monitoring dan evaluasi imd pasien sesuai dengan imt normal yaitu 18,5-25
Monitoring dan evaluasi fungsi gastrointestinal berkaitan dengan adanya perubahan fungsi kolon
menjadi normal sehingga berkurangnya frekuensi mual muntah, flatus serta memperlancar bab
monitoring dan evaluasi perubahan dampak nyata berkaitan dengan kemampuan menjaga diri
dengan memilih makanan yang sehat dan bergizi dapat mengurangi kebiasaan merokok