“KONSELING GIZI”
Disusun oleh :
Rini mulya sari
NIM P05130217 040
Tempat Konsultasi : Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Harapan dan Doa Kota
Bengkulu.
Nama : Tn.A
Umur : 49 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : petani
b) Bikomia
Biokimia Hasil Nilai Normal Keterangan
- - - -
c) Clinis dan Fisik
Pemerikssaan Hasil Normal Keterangan
Kesadaran CM - -
Konjungtiva Pucat - -
Wajah Pucat - -
d) Dietery History
Riwayat makanan 3x/hari (nasi 3x, ayam, ikan) nabati dikurangi. Tidak suka makan sayur, ia
hanya suka makan tumis kembang kol dicampur telur puyuh, suka sekali ngemilkeripik pisang,
makanan manis seperti tiramishu, suka makan berlemak, makan malam selalu di atas jam 9
suka makan sayur hanya beebrapa sayur saja.
Recall :
Energi : 2000 kkal : 122%
Protein : 50 gr : 122%
Lemak : 75 gr : 165%
KH : 450 gr : 165%
e) Riwayat Personal
- Nama :Tn.A, Usia 49 tahun.
- Pekerjaan : Petani
f) Riwayat Medis
Masuk RS 7 bulan yang lalu dengan diagnosa medis gagal ginjal kronik. Sejak saat itu bapak
A melakukan cuci darah di RSHD kota bengkulu. Sebelumnya bapak A memiliki riwayat
Hipertensi Dan DM.
NI.5.6.2.Kelebihan asupan berkaitan dengan pola makan ditandai dengan hasil recall
lemak dan Overweight Lemak = 75 gr = 165%
NI.5.8.1.Kekurangan asupan berkaitan dengan pola makan ditandai dengan hasil recall
KH dan Overweight KH= 450 gr = 165%
NC X -- --
NI. 1. Memberikan asupan energi 100% yang sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai
berat badan normal
2. Memberikan edukasi asupan yang sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai
status gizi (IMT) normal.
3. Memberikan asupan rendah Protein, untuk mengurangi kinerja ginjal secara
berlebihan.
4. Memberikan asupan protein yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
5. Memberikan asupan karbohidrat yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
NC. --
BMR TEE
= 1328 kkal
1. Dianjurkan
Karbohidrat kompleks, daging tidak berlemak ayam tanpa kulit,ikan,telur, sayur yang banyak
mengandung serat dan diolah tanpa santan,semua macam buah-buahan,minyak tak jenuh tunggal
atau ganda.
2. Tidak dianjurkan
Penyakit ginjal kronis (PGK) atau gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi saat fungsi ginjal
menurun secara bertahap karena kerusakan ginjal.Secara medis, gagal ginjal kronis didefinisikan
sebagai penurunan laju penyaringan atau filtrasi ginjal selama 3 bulan atau lebih. Ginjal berfungsi
menyaring limbah dan kelebihan cairan dari darah sebelum dibuang melalui cairan urine. Setiap hari,
kedua ginjal menyaring sekitar 120-150 liter darah, dan menghasilkan sekitar 1-2 liter urine.Di dalam
setiap ginjal, terdapat unit penyaring atau nefron yang terdiri dari glomerulus dan tubulus. Glomerulus
menyaring cairan dan limbah untuk dikeluarkan, serta mencegah keluarnya sel darah dan molekul
besar yang berbentuk protein.Selanjutnya, saat darah melewati unit penyaring tubulus, mineral yang
dibutuhkan tubuh disaring kembali sedangkan sisanya dibuang sebagai limbah.
Selain menyaring limbah dan kelebihan cairan, fungsi ginjal lain yang penting dalam tubuh, di
antaranya:
Menghasilkan enzim renin yang menjaga tekanan darah dan kadar garam dalam tubuh tetap
normal.
Membuat hormon eritropoietin yang merangsang sumsum tulang memproduksi sel darah
merah.
Memproduksi vitamin Ddalam bentuk aktif yang menjaga kesehatan tulang.
Dalam kondisi gagal ginjal kronis, cairan dan elektrolit, serta limbah dapat menumpuk dalam
tubuh. Gejala dapat terasa lebih jelas saat fungsi ginjal sudah semakin menurun. Pada tahap akhir
GGK, kondisi penderita dapat berbahaya jika tidak ditangani dengan terapi pengganti ginjal, salah
satunya cuci darah.
Penyakit ginjal kronis merupakan masalah kesehatan global yang jumlahnya terus meningkat.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 oleh Kementrian Kesehatan RI, sebanyak 0,2%
dari total jumlah penduduk Indonesia.
Berdasarkan Indonesian Renal Registry yang digagas oleh perkumpulan dokter ginjal se-
Indonesia, pada tahun 2016, lebih dari 8000 pasien GGK disebabkan oleh diabetes (nefropati diabetik),
dan merupakan penyebab terbanyak di Indonesia. Disusul oleh hipertensi yang jumlahnya hampir 4000
penderita. Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan ginjal mengalami gangguan tersebut, salah
satunya adalah terlalu sering mengonsumsi makanan penyebab gagal ginjal.
Penderita GGK yang aktif cuci darah juga terus meningkat dari 30 ribu pada tahun 2015,
menjadi lebih dari 50 ribu pada tahun 2016. Hal ini baik, karena semakin banyak penderita gagal ginjal
kronis tahap akhir yang sudah mengerti dengan pengobatannya. Namun di sisi lain juga menjadi
peringatan karena kurang baiknya penanganan gagal ginjal kronis, sehingga membutuhkan terapi
pengganti ginjal.Gejala gagal ginjal kronis seringkali muncul ketika sudah masuk tahap lanjut. Gejala
tersebut meliputi:
Gagal ginjal kronis disebabkan oleh kerusakan fungsi ginjal, akibat penyakit yang terjadi dalam
jangka panjang. Beberapa penyakit yang bisa menjadi penyebab gagal ginjal tersebut, antara lain
diabetes, tekanan darah tinggi, atau penyakit asam urat.
Cara Mengobati dan Mencegah Gagal Ginjal Kronis, Penanganan GGK bertujuan untuk
meredakan gejala dan mencegah kondisi penyakit bertambah buruk akibat limbah yang tidak dapat
dikeluarkan dari tubuh. Untuk itu, deteksi dini dan penanganan secepatnya sangat diperlukan. Secara
umum, pengobatan gagal ginjal kronis meliputi:
Pemberian obat-obatan
Cuci darah
Transplantasi ginjal
Untuk mencegah penyakit ini, jalani pola hidup sehat dengan menghindari kondisi yang dapat
memicu gagal ginjal kronis.Gagal ginjal kronis dapat memicu sejumlah komplikasi, antara lain:
Gangguan elektrolit, seperti penumpukan fosfor dan hiperkalemia atau kenaikan kadar kalium
yang tinggi dalam darah.
Penyakit jantung dan pembuluh darah.
Anemia atau kekurangan sel darah merah.
Kerusakan sistem saraf pusat dan menimbulkan kejang.
LANGKAH-LANGKAH KONSELING GIZI
1. Saat pasien memasuki ruangan konsultasi, sambut dan sapa pasien dengan ramah dan
senyum. Persilakan pasien untuk duduk dikursi yang telah disediakan.
2. Mulai dengan memperkenalkan diri sebagai konselor pasien. Tanyakan identitas pasien mulai
dari nama, usia, alamat, dan data penting lainnya yang diperlukan.
3. Dekati pasien dan buat mereka merasa nyaman dan aman untuk menceritakan masalah
kesehatan yang dialaminya.
4. Tanyakan keluhan pasien kenapa mendatangi konselor.
5. Lakukan assesment mulai dari pengukuran antropometri (BB, TB, LiLA, tebal lemak, tinggi lutut
dll) data biokimia, periksa keadaan klinik (tekanan darah, suhu, nadi, laju napas), keadaan fisik
dari ujung rambut hingga ujung kaki, serta riwayat makan (bisa dengan metode recall atau
FFQ).
6. Dari keluhan dan assesment yang telah didapat tentukan diagnosis gizi yang tepat.
7. Lakukan intervensi gizi sesuai dengan informasi yang teah digali, tentukan nama diet, prinsip
diet, tujuan diet, bentuk makanan, rute pemberian, syarat diet, perhitungan kebutuhan zat gizi
(energi, protein, lemak, karbohidrat) dalam sehari.
8. Berikan contoh makanan yang harus dikonsumsi dan yang harus dihindari pasien dengan alat
bantu seperti food model dan buku foto makanan dan juga untuk memudahkan pasien
mengetahui seberapa banyak makanan yang harus dikonsumsi.
9. Sebelum proses konseling gizi diakhiri, lakukan evaluasi yaitu dengan menanyakan kembali
apakah pasien sudah mengerti dan paham dengan penjelasan konselor terhadap diet yang
diberikan, berikan waktu untuk pasien untuk mengulangi kembali apa saja materi yang telah
diberikan.
10. Tanyakan kapan pasien bisa untuk melakukan monitoring untuk melihat sejauh mana
keberhasilan diet yang telah diberikan.