Anda di halaman 1dari 34

RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BENGKULU Tahun 2016-2021

BAB II
GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1. Tugas, fungsi, dan Struktur Organisasi SKPD


Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Bengkulu Nomor : 8
Tahun 2008, tentang kedudukan, tugas pokok, fungsi dan struktur
organisasi Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu dan Peraturan
Gubernur Nomor 26 Tahun 2014 tentang Pembentukan Organisasi,
uraian Tugas pokok, Fungsi dan tata kerja unit pelaksana teknis daerah
pengawasan dan sertifikasi pangan segar Provinsi Bengkulu adalah :

1. Kedudukan BKP Provinsi Bengkulu


Dinas Ketahanan Pangan (BKP) adalah unsur pendukung tugas
Gubernur, dipimpin oleh seorang Kepala yang berkedudukan
dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur melalui
Sekretaris Daerah.
2. Tugas Pokok BKP Provinsi Bengkulu
Dinas Ketahanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang
ketahanan pangan.
3. Fungsi BKP Provinsi Bengkulu
Dinas Ketahanan Pangan menyelenggarakan fungsi, sebagai
berikut:
a. Perumusan program dibidang ketahanan pangan sesuai
Rencana Strategis Daerah/Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD);
b. Perumusan kebijakan teknis dibidang ketahanan pangan;
c. Pelaksanaan kebijakan pemerintah daerah dibidang
ketahanan pangan;
d. Pembinaan teknis dibidang ketahanan pangan;
e. Pembinaan kelompok jabatan fungsional;
f. Pelaksanaan ketatausahaan;
g. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Gubernur sesuai
tugas dan fungsinya;
Bab. 22
Bab.

11
RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BENGKULU Tahun 2016-2021

Selain itu Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu juga


mempunyai tugas melaksanakan kewenangan desentralisasi dan tugas
dekonsentrasi di bidang ketahanan pangan, dengan fungsi sebagai
berikut :
a. Peningkatan pelaksanaan dan pelayanan umum lintas
kabupaten/kota dibidang ketahanan pangan.
b. Pembinaan teknis dibidang ketahanan pangan lintas
kabupaten/kota.
c. Pelaksanaan tugas-tugas dekonsentrasi/perbantuan yang akan
dilimpahkan/diberikan oleh pemerintah.

4. Struktur Organisasi
a. Kepala Dinas
b. Sekretaris Dinas
1) Sub-Bagian Umum
2) Sub-Bagian Perencanaan dan Pelaporan
3) Sub-Bagian Keuangan
c. Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
1) Sub-Bidang Pemantauan Produksi dan Cadangan Pangan
2) Sub-Bidang Kerawanan Pangan
d. Bidang Distribusi Pangan
1) Sub-Bidang Analisis Distribusi dan Harga Pangan
2) Sub-Bidang Analisis Akses Pangan
e. Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan
1)Sub-Bidang Konsumsi dan Penganekaragaman Pangan
2)Sub-Bidang Keamanan dan Penerimaan Pangan
Masyarakat
f. Bidang Informasi dan Kelembagaan
1) Sub-Bidang Kelembagaan Ketahanan Pangan
2) Sub-Bidang Informasi Manajemen Pangan
g. UPTB Pengawasan dan Sertifikasi Pangan Segar
1) Sub-Bagian Umum
2) Sub-Bidang Mutu UPTB
3) Sub-Bidang Teknik UPTB
Bab. 22

h. Kelompok Jabatan Fungsional


Bab.

11
RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BENGKULU Tahun 2016-2021

2.2. Sumber Daya SKPD


Keberhasilan penyelenggaraan dan pelaksanaan tugas serta
berbagai kegiatan program pembangunan ketahanan pangan yang
dikelola Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu, sangat ditentukan
oleh kemampuan sumber daya manusia yang tersedia. Pada tahun
2015 Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Bengkulu didukung oleh 80
pegawai, dengan komposisi sebagai berikut :

a. Tingkat pendidikan : SLTA ke bawah 29,31 persen, Diploma-3 dan


Sarjana Muda 6,90 persen, Diploma 4 dan Sarjana Strata Satu
51,72% dan Strata Dua Magister 12,07 persen.
b. Kepangkatan : golongan II 31,03 persen, golongan III 60,34 persen
dan golongan IV 8,62 persen.
c. Usia pegawai : kurang dari 26 tahun 0,00 persen, 26-35 tahun 34,48
persen, 36 – 45 tahun 37,93 persen, 46 – 50 tahun 10,34 persen dan
lebih dari 51 tahun 17,24 persen.

Tabel 2.1. Perkembangan Pegwai Negeri Sipil Dinas Ketahanan Pangan


Provinsi Bengkulu Tahun 2010 – 2014

Jml Pegawai (org)


Uraian Pertumbuhan
2010 2011 2012 2013 2014
1. Tingkat
Pendidikan
a. SLTA 18 17 17 18 17 (0,06)
b. Sarjana Muda 5 4 4 5 4 (0,25)
dan D3
c. Sarjana 36 30 30 36 30 (0,20)
Strata-1 dan
D4
d. Strata-2 2 7 7 2 7 0,71
Magister
2. Kepangkatan
a. Golongan II 19 18 18 19 18 (0,06)
b. Golongan III 38 35 35 38 35 (0,09)
Bab. 22

c. Golongan IV 4 5 5 4 5 0,20
Bab.

3. Usia Pegawai

11
RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BENGKULU Tahun 2016-2021

a. Kurang dari 26 0 1 0 0 1 0,00


Tahun
b. 26 – 35 Tahun 21 19 20 21 19 (0,05)
c. 36 – 45 Tahun 20 22 22 20 22 0,09
d. 46 – 50 Tahun 9 6 6 9 6 (0,50)
e. Lebih dari 50 11 10 10 11 10 (0,10)
Tahun
Sumber : Sub-Bagian Umum BKP Prov. Bengkulu 2011

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD


KUKP (Kebijakan Umum Ketahanan Pangan) tahun
2006-2009 mengamanatkan bahwa pembangunan ketahanan pangan
diarahkan guna ”mewujudkan kemandirian pangan untuk menjamin
ketersediaan pangan di tingkat nasional, daerah hingga rumah tangga,
serta menjamin konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan
bergizi seimbang di tingkat rumah tangga sepanjang waktu, melalui
pemanfaatan sumberdaya dan budaya lokal, teknologi inovatif dan
peluang pasar, peningkatan ekonomi kerakyatan dan pengentasan
kemiskinan”. Pernyataan tersebut mengandung makna bahwa inti
pembangunan ketahanan pangan adalah pemenuhan kebutuhan
pangan penduduk, baik dari sisi ketersediaan maupun konsumsi
pangan.
Untuk melihat gambaran secara makro situasi ketahanan
pangan di Provinsi Bengkulu sesuai dengan sasaran yang telah
ditetapkan yaitu : ”Terwujudnya peningkatan kualitas pengkajian
dan perumusan serta pengembangan dan pemantauan pangan
daerah” dapat dilihat dari Perkembangan Konsumsi Energi dan protein
serta Skor PPH 2010 – 2014, Perkembangan Konsumsi Beras Tahun
2010 – 2014, Perkembangan Cadangan Beras Pemerintah (Ton) Tahun
2010 – 2014), Perkembangan Harga Pangan Pokok Tahun 2010 – 2014,
Perkembangan Harga Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat Petani
Tahun 2010 – 2014, Harga Rata-rata Pembelian Gapoktan Penguatan –
LDPM Tahun 2010 – 2014, Perkembangan Harga Beras Paritas
Internasional Tahun 2010 – 2014
Bab. 22
Bab.

A. POLA PANGAN HARAPAN (PPH)

11
RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BENGKULU Tahun 2016-2021

Sejak diperkenalkan pada awal dekade 90-an, PPH telah


digunakan sebagai basis perencanaan dan penilaian kecukupan gizi
seimbang pada tingkat makro. Skor PPH juga dijadikan sebagai salah
satu indikator kinerja pembangunan pangan.
Dalam analisis Pola Pangan Harapan (PPH), indikator yang
digunakan adalah Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang diperoleh dari
pangan dalam bentuk energi rata-rata. Berdasarkan hasil WKNPG
(Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi) VIII Tahun 2004, standar rata-
rata AKG untuk konsumsi 2.000 Kkal/kap/hari. Total kalori tersebut
diperoleh dari sumber bahan pangan/kelompok pangan dengan
kandungan/ kontribusinya masing-masing.
Selanjutnya, skor PPH ideal yang diharapkan adalah 100.
Skor ini diperoleh dari penjumlahan hasil kali angka prosentase
sumbangan energi setiap kelompok pangan dengan bobotnya masing-
masing.
Adapun standarisasi/komposisi standar AKG dan skor PPH
adalah sebagai berikut :

Tabel 1. Komposisi Standar Pola Pangan Harapan (PPH)


Komposisi AKG % Bobot Skor
Pangan Konsumsi
(Kkal)
Padi-padian 1.000 50,0 0,5 25,0
Umbi-umbian 120 6,0 0,5 2,5
Pangan Hewani 240 12,0 2,0 24,0
Minyak & Lemak 200 10,0 0,5 5,0
Buah/Biji Berminyak 60 3,0 0,5 1,0
Kacang-kacangan 100 5,0 2,0 10,0
Gula 100 5,0 0,5 2,5
Sayuran dan buah- Buahan 120 6,0 5,0 30,0
Lain-lain 60 3,0 0,0 0,0
Jumlah 2.000 100,0 100
Sumber : WKNPG Tahun 2004

Meski demikian, kehadiran PPH dan skor PPH tidak lepas


juga dari kelemahan metodologis terutama proporsi kalori dalam PPH
perlu adaptasi sesuai kondisi/pola pangan masing-masing
negara/daerah dan sistem skor yang digunakan masih belum divalidasi.
Bab. 22
Bab.

Selain itu kritik terhadap PPH juga muncul sehubungan


dengan adanya perbedaan rekomendasi pola energi (terutama dari
pangan hewani dan lemak) antara PPH dan Pedoman Umum Gizi

11
RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BENGKULU Tahun 2016-2021

Seimbang (PUGS). Untuk itu pada tahun 2000 Dinas Urusan Ketahanan
Pangan Departemen Pertanian melakukan diskusi pakar dan lintas
sektor/subsektor terkait pangan dan gizi tentang harmonisasi PPH dan
PUGS. Pertemuan menjadi dasar untuk penyempurnaan PPH yang
disebut PPH 2020.
Penyempurnaan PPH dan skor PPH meliputi antara lain :
1. AKG berdasarkan hasil WKNPG.
2. Prosentase energi (pola konsumsi energi) untuk PPH dihitung
terhadap AKG.
3. Rating/bobot disempurnakan sesuai teori rating.
4. Skor maksimum PPH dari 93 menjadi 100.
5. Peran pangan hewani, gula, sayur dan buah disesuaikan dengan
PUGS.
6. Peran umbi-umbian ditingkatkan sejalan dengan kebijakan
diversifikasi pangan pokok dan pengembangan pangan lokal.
7. Peran makanan lainnya terutama bumbu dan minuman lainnya
tidak dinihilkan.
Penilaian keragaman dan mutu pangan dengan PPH atau
skor PPH dapat dilakukan pada tingkat konsumsi pangan digunakan
data konsumsi pangan dari SUSENAS atau hasil survey konsumsi dan
menggunakan AKG pada tingkat konsumsi yaitu 2.000 kkal/kap/hari.
Pada umumnya ada 5 kelompok zat gizi esensial yang
diperlukan tubuh manusia yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin
dan mineral. Selanjutnya menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang
(PUGS), makanan dibagi berdasarkan fungsinya yang dikenal dengan
Triguna Makananan yaitu sebagai sumber/zat tenaga (karbohidrat dan
lemak), sumber zat pembangun (protein) dan sumber/zat pengatur
(vitamin dan mineral). Aneka zat-zat esensial tersebut yang dibutuhkan
untuk dapat hidup sehat dan produktif dapat diperoleh/terdapat dalam
beragam pangan yang dikonsumsi.
Dalam Pola Pangan Harapan (PPH), pangan
dikelompokkan menjadi 9 kelompok yaitu :
1. Padi-padian, meliputi : beras dan olahannya, jagung dan
olahannya, gandum dan olahannya.
2. Umbi-umbian, meliputi : ubi kayu dan olahannya, ubi jalar,
kentang, talas dan sagu.
Bab. 22
Bab.

3. Pangan Hewani, meliputi daging dan olahannya, ikan dan


olahannya, telur, susu dan olahannya.
4. Minyak dan Lemak, meliputi : minyak kelapa, minyak sawit,
margarin, dan lemak hewani.

11
RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BENGKULU Tahun 2016-2021

5. Buah/Biji Berminyak, meliputi : kelapa, kemiri, kenari dan coklat.


6. Kacang-kacangan, meliputi : kacang tanah, kacang kedelai,
kacang hijau, kacang merah, kacang polong, kacang mete, kacang
tunggak, kacang lain, tahu, tempe, tauco, oncom, sari kedelai, kecap
dan emping.
7. Gula, meliputi : gula pasir, gula merah, sirup, minuman jadi dalam
botol/kaleng.
8. Sayur dan Buah, meliputi : sayur segar dan olahannya, buah segar
dan olahannya.
9. Lain-lain, meliputi : teh, kopi, terasi, cengkeh, ketumbar, merica,
pala, asam dan bumbu masak.
Dari 9 (sembilan) kelompok pangan/bahan makanan
tersebut apabila dikaitkan dengan PUGS/Triguna Makanan maka dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Sumber/zat tenaga adalah karbohidrat dan lemak, meliputi :
padi-padian, umbi-umbian, minyak dan lemak, gula dan buah/biji
berminyak.
2. Sumber/zat pembangun adalah protein, meliputi pangan
hewani dan kacang-kacangan.
3. Sumber/zat pengatur adalah vitamin, meliputi sayur dan buah.

4.1 Konsumsi Energi dan Protein


Secara kuantitas konsumsi pangan penduduk Provinsi
Bengkulu pada tahun 2013 di tingkat rumah tangga (menurut SUSENAS
tahun 2013 triwulan I) menunjukkan penurunan dibanding tahun 2012.
Begitu juga dari segi kualitas/keragaman (berdasarkan nilai skor PPH);
selama periode 2011-2013 kualitas konsumsi pangan penduduk
mengalami penurunan dari 82,8 pada tahun 2011, meningkat pada
tahun 2012 menjadi 85,0 namun mengalami sedikit penurunan pada
tahun 2013 menjadi 82,7. Penurunan skor mutu pangan tersebut
disebabkan terjadi penurunan kelompok Umbi-umbian, pangan hewani,
kacang-kacangan serta sayur dan buah, (Tabel 2).
Gambaran situasi konsumsi energi penduduk Provinsi
Bengkulu tahun 2011-2013, sebagai berikut :
Bab. 22

- Konsumsi energi penduduk Provinsi Bengkulu wilayah perdesaan


Bab.

& perkotaan pada tahun 2013 sebesar 1993,3 kkal/kap/hari


dengan skor PPH sebesar 82,7; mengalami penurunan sebesar 8
kkal/kap/hari dibandingkan konsumsi pada tahun 2012 sebesar
2001,9 kkal/kap/hari, namun dari sisi kualitas konsumsi pangan

11
RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BENGKULU Tahun 2016-2021

(skor PPH) Provinsi Bengkulu tahun 2013 mengalami penurunan


(Tabel 2).
- Wilayah perkotaan, kuantitas konsumsi energi pada tahun 2013
mengalami peningkatan dibanding tahun 2012 dan tahun 2011.
Konsumsi energi pada tahun 2013 sebesar 1940,0 kkal/kap/hari;
mengalami peningkatan kuantitas konsumsi dibanding tahun 2012
sebesar 1860,6 kkal/kap/hari, dan tahun 2011 sebesar 1914,5
kkal/kap/hari; hal ini dapat dilihat dari kualitas konsumsi (skor
PPH) pada tahun 2013 meningkat dibandingkan tahun 2012 yaitu
dari 87,4 menjadi 89,0; (Tabel 3).
Peningkatan konsumsi energi penduduk Provinsi Bengkulu
terutama dikarenakan terjadinya kenaikan konsumsi pada hampir
semua kelompok pangan; terutama kelompok padi-padian, umbi-
umbian, minyak dan lemak, buah biji berminyak, gula serta sayur
dan buah.
- Konsumsi energi penduduk Provinsi Bengkulu di wilayah
perdesaan sebesar 2017,3 kkal/kap/hari pada tahun 2013,
mengalami penurunan dibanding tahun 2012 (menurun 47,8
kkal/kap/hari). Begitu juga dibandingkan dengan tahun 2011
mengalami penurunan sebesar 2,8 kkal/kap/hari. Penurunan
konsumsi energi penduduk Provinsi Bengkulu terjadi pada hampir
semua kelompok pangan.
Keragaman dan keseimbangan konsumsi penduduk perdesaan juga
mengalami penurunan pada tahun 2013 yaitu sebesar 79,7,
dengan skor PPH pada tahun 2012 untuk wilayah perdesaan
sebesar 82,9 (Tabel 4).
Bila dibandingkan dengan kecukupan energi yang dianjurkan
sebesar 2000 kkal/kap/hari dan dengan mengacu pada standar
Departemen Kesehatan tahun 1996, maka gambaran konsumsi energi
penduduk tahun 2013 :
- Wilayah perdesaan + perkotaan, tingkat konsumsi energinya
masih dibawah anjuran kecukupan energi, namun masih tergolong
normal (99,7 %AKE); dari sisi kualitas masih belum memenuhi
kaidah konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang karena
masih didominasi kelompok padi-padian, dengan kontribusi
mencapai 58,3 %AKE, proporsi konsumsi padi-padian mengalami
Bab. 22
Bab.

sedikit peningkatan dibanding tahun 2012.


- Wilayah perkotaan, tergolong normal yaitu 97,0 %AKE, dengan
kontribusi konsumsi kelompok padi-padian sebesar 53,2 %AKE,
mengalami peningkatan dibanding tahun 2012.

11
RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BENGKULU Tahun 2016-2021

- Wilayah perdesaan tergolong normal (100,9 %AKE). TKE


penduduk perdesaan lebih tinggi dibanding penduduk perkotaan,
namun ditinjau dari segi mutu dan keanekaragamannya masih
dibawah penduduk perkotaan (skor PPH 79,7), dengan capaian
skor mutu pangan penduduk sebesar 89,8.
Sama halnya dengan konsumsi energi penduduk yang mengalami
fluktuasi selama tahun 2011- 2013, gambaran konsumsi protein
penduduk tahun 2013 juga berfluktuasi dengan rincian sebagai
berikut :
- wilayah perkotaan+perdesaan, konsumsi protein menurun 1,4
gram/kap/hari.
- wilayah perdesaan, konsumsi protein menurun 2,1 gram/kap/hari
- wilayah perkotaan, konsumsi protein meningkat 0,4 gram/kap/hari.

Tingkat konsumsi protein penduduk Provinsi Bengkulu selama


tahun 2013 sudah melebihi Angka Kecukupan Protein (AKP) sebesar 52
gram/kap/hari, baik untuk wilayah perkotaan, perdesaan maupun Total
Wilayah (Tabel 5), dengan rincian capaian sebagai berikut :
- 109,1 % AKP atau lebih 4,7 gram/kap/hari (perkotaan)
- 102,6 % AKP atau lebih 1,4 gram/kap/hari (perdesaan)
- 104,6 %AKP atau lebih 2,4 gram/kap/hari (perkotaan +
perdesaan)

Ditinjau dari konsumsi protein penduduk, wilayah perkotaan


memiliki konsumsi protein lebih tinggi dibanding wilayah perdesaan.
Walaupun konsumsi protein di setiap wilayah sudah melebihi Angka
Kecukupan Protein yang dianjurkan, kontribusi protein terbesar
bersumber dari konsumsi pangan nabati terutama padi-padian, bukan
dari konsumsi pangan hewani.
Bab. 22
Bab.

11
Bab. 22
Bab.
RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BENGKULU Tahun 2016-2021

Tabel 2. Situasi Konsumsi Pangan Penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2011, 2012 dan 2013
(Perkotaan+Perdesaan) serta Konsumsi Pangan Sesuai Anjuran/ PPH

Perkotaan + Perdesaan
Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 Laju (%) PPH NASIONAL
Kelompo Sk Sk Sk Sk Sk
% % % %
No k Gra or Gra % or Gra or Gra Ener or Gra Ener or
Energi AK Energi Energi AK AK AK
Pangan m PP m AKG PP m PP m gi PP m gi PP
G G G G
H H H H H
Padi- 299, 1,156, 58, 25, 300, 1,154, 25, 300, 1,166, 58, 25, 50. 25.
1. 58,2 0,3 -0,2 0,0 0,0 275 1000
padian 2 0 3 0 3 1 0 8 6 3 0 0 0
Umbi- - - 1
2. 26,8 27,9 1,4 0,7 28,4 28,6 1,4 0,7 25,5 25,5 1,3 0,6 -2,2 2,4 100 6.0 2.5
umbian 4,2 4,2 20
Pangan 104, 17, 105, 18, 105, 17, 2 12. 24.
3. 177,7 8,9 189,2 9,5 179,2 9,0 0,6 6,5 0,6 0,6 150
hewani 2 8 5 9 4 9 40 0 0
Minyak
11, 12, 2 10.
4. dan 25,4 228,1 5,0 27,6 247,6 12,4 5,0 27,9 250,9 5,0 4,8 8,5 4,9 0,0 20 5.0
4 5 00 0
lemak
Buah/biji
-
5. berminya 19,4 104,0 5,2 1,0 16,8 89,9 4,5 1,0 17,8 95,3 4,8 1,0 -3,8 -13,6 0,0 10 3.0 1.0
3,8 60
k
Kacang- - - 1 10.
6. 14,8 38,2 1,9 3,8 15,3 41,0 2,0 4,1 14,0 37,6 1,9 3,8 -2,3 7,3 35 5.0
kacangan 0,5 0,5 00 0
- - 1
7. Gula 28,6 104,3 5,2 2,5 27,2 99,0 4,9 2,5 27,1 98,7 4,9 2,5 -2,7 -5,1 30 5.0 2.5
2,7 0,6 00
Sayur 254, 27, 286, 27, 281, 26, - - 1 30.
8. 107,9 5,4 111,0 5,6 107,5 5,4 5,3 2,9 250 6.0
dan buah 6 0 7 8 2 9 0,1 0,1 20 0
-
9. Lain-lain 35,3 33,4 1,7 0,0 36,1 31,6 1,6 0,0 36,0 32,0 1,6 0,0 0,9 -5,5 - 3.0 0.0
2,0 60
Total 1.987, 99, 2.001, 100, 1.993, 99, 2000 10

11
RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BENGKULU Tahun 2016-2021

5 4 9 1 3 7 0
Skor 82, 85, 82, 10
PPH 8 0 7 0
Sumber : Susenas Panel Modul Konsumsi 2011, 2012, dan 2013 Triwulan 1 ; BPS; Justifikasi data diolah BKP Prov. BKL
Tabel 3. Situasi Konsumsi Pangan Penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2011, 2012 dan 2013
(Perkotaan) serta konsumsi Pangan Sesuai Anjuran/PPH
Perkotaan
Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 PPH NASIONAL
Kelompok
No % Skor % Skor % Skor % Skor
Pangan Gram Energi Gram Energi Gram Energi Gram Energi
AKG PPH AKG PPH AKG PPH AKG PPH
Padi-
1. 253,0 1.050,4 52,5 25,0 259,8 1.016,7 50,8 25,0 267,0 1.064,7 53,2 25,0 275 1000 50.0 25.0
padian
Umbi- 1
2. 29,4 29,7 1,5 0,7 28,9 29,6 1,5 0,7 23,4 22,1 1,1 0,6 100 6.0 2.5
umbian 20
Pangan 2
3. 128,1 233,6 11,7 23,4 122,7 253,6 12,7 24,0 137,1 239,7 12,0 24,0 150 12.0 24.0
hewani 40
Minyak 2
4. 27,4 246,3 12,3 5,0 29,5 265,1 13,3 5,0 32,6 293,9 14,7 5,0 20 10.0 5.0
dan lemak 00
Buah/biji
5. 14,1 75,5 3,8 1,0 10,6 56,6 2,8 1,0 11,8 63,1 3,2 1,0 10 3.0 1.0
berminyak 60
Kacang- 1
6. 18,6 50,2 2,5 5,0 18,0 47,1 2,4 4,7 14,8 38,0 1,9 3,8 35 5.0 10.0
kacangan 00
1
7. Gula 26,8 97,7 4,9 2,4 19,0 59,2 3,5 1,7 22,1 80,4 4,0 2,0 30 5.0 2.5
00
Sayur dan 1
8. 253,4 104,2 5,2 26,1 272,0 100,8 5,0 25,2 293,6 110,5 5,5 27,6 250 6.0 30.0
buah 20
9. Lain-lain 32,8 26,8 1,3 0,0 35,7 21,8 1,1 0,0 40,3 27,6 1,4 0,0 - 3.0 0.0
60
Total 1.914,5 95,7 1.860,6 93,0 1.940,0 97,0 2000 100

11
RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BENGKULU Tahun 2016-2021

Skor PPH 88,6 87,4 89,0 100

Sumber : Susenas Panel Modul Konsumsi 2011, 2012, dan 2013 Triwulan 1 ; BPS; Justifikasi data diolah BKP Prov. BKL

Tabel 4. Situasi Konsumsi Pangan Penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2011, 2012 dan 2013
(Perdesaan) serta konsumsi pangan Pangan Sesuai Anjuran / PPH Ideal

Perdesaan
Th. 2011 Th. 2012 Th. 2013 PPH NASIONAL
Kelompok
No. Gra % Skor % Skor % Skor % Skor
Pangan Energi Gram Energi Gram Energi Gram Energi
m AKG PPH AKG PPH AKG PPH AKG PPH
315, 1.217,
1. Padi-padian 60,9 25,0 318,5 1.230,3 61,5 25,0 315,9 1.212,4 60,6 25,0 275 1000 50.0 25.0
4 9
2. Umbi-umbian 25,7 27,1 1,4 0,7 28,2 28,1 1,4 0,7 26,4 27,0 1,4 0,7 100 120 6.0 2.5
3. Pangan hewani 93,3 152,3 7,6 15,2 97,6 150,0 8,0 16,0 91,3 152,1 7,6 15,2 150 240 12.0 24.0
Minyak dan
4. 24,5 220,0 11,0 5,0 26,7 239,7 12,0 5,0 25,8 231,6 11,6 5,0 20 200 10.0 5.0
lemak
Buah/biji
5. 21,8 116,8 5,8 1,0 19,6 104,8 5,2 1,0 20,5 109,7 5,5 1,0 10 60 3.0 1.0
berminyak
Kacang-
6. 13,0 32,8 1,6 3,3 14,1 38,2 1,9 3,8 13,7 37,4 1,9 3,7 35 100 5.0 10.0
kacangan
7. Gula 29,4 107,3 5,4 2,5 30,8 112,4 5,6 2,5 29,3 106,9 5,3 2,5 30 100 5.0 2.5
255,
8. Sayur dan buah 109,5 5,5 27,4 293,3 115,6 5,8 28,9 275,6 106,2 5,3 26,5 250 120 6.0 30.0
2
9. Lain-lain 36,4 36,4 1,8 0,0 36,0 35,9 1,8 0,0 34,0 34,0 1,7 0,0 - 60 3.0 0.0
Total 2.020, 101,0 2.065,1 103,3 2.017,3 100,9 2000 100

11
RENSTRA DINAS KETAHANAN PANGAN PROVINSI BENGKULU Tahun 2016-2021

1
Skor PPH 80,1 82,9 79,7 100
Sumber : Susenas Panel Modul Konsumsi 2011, 2012, dan 2013 Triwulan 1 ; BPS; Justifikasi data diolah BKP Prov. BKL

11
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

Tabel 5.Rata-rata Konsumsi Protein per Kapita per hari Provinsi


Bengkulu Tahun 2011, 2012 dan 2013

Konsumsi Protein (gram/kap/hari)


No Uraian
2011 2012 2013

1. Perkotaan 56.5 56.3 56,7


(108.9 %) (108.2%) (109,1)

2. Perdesaan 53.8 55.5 53,4


(103.4%) (106.7%) (102,6%)

3. Total Wilayah 54.7 55.8 54,4


(105.2 %) (107.3%) (104,6%)
Keterangan : Susenas Panel Modul Konsumsi 2011, 2012, dan 2013,
BPS; Justifikasi data diolah BKP Prov. Bkl

Perkembangan konsumsi energi, protein, serta gambaran


mutu dan keanekaragaman pangan penduduk Provinsi
Bengkulu tahun 2013 adalah sebagai berikut :
- Konsumsi energi penduduk perdesaan tahun 2013
lebih tinggi dibanding penduduk perkotaan, masing-
masing sebesar 2017,3 kkal/kap/hari (perdesaan) dan
1940,0 kkal/kap/hari (perkotaan).
- Konsumsi protein penduduk perkotaan lebih tinggi
dibanding penduduk perdesaan (konsumsi protein
penduduk perkotaan sebesar 56,7 gram/kap/hari
sedangkan di perdesaan 53,4 gram/kap/hari).
- Mutu dan keanekaragaman pangan penduduk
perkotaan, lebih baik dibandingkan penduduk
perdesaan (Skor PPH perkotaan 89,0 sedangkan
perdesaan 79,7).
Bab. 22
Bab.

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

Tabel 6. Konsumsi dan Selisih Konsumsi Aktual


Penduduk Provinsi Bengkulu Tahun 2012 dan 2013

satuan : kg/kap/tahun
Perkotaan+Perdesaan Perkotaan Perdesaan
Kelompok Pangan
2012 2013 Selisih 2012 2013 Selisih 2012 2013 Selisih
I. Padi-padian 109,62 109,78 0,17 94,84 97,44 2,60 116,25 115,31 -0,93
a. Beras 101,64 101,73 0,10 86,21 87,87 1,66 108,56 107,95 -0,61
b. Jagung 0,35 0,24 -0,11 0,16 0,16 0,00 0,44 0,28 -0,16
c. Terigu 7,63 7,81 0,18 8,47 9,42 0,95 7,25 7,09 -0,16
II. Umbi-umbian 10,37 9,30 -1,07 10,55 8,53 -2,02 10,29 9,64 -0,65
a. Singkong 5,66 4,79 -0,87 5,82 3,93 -1,89 5,58 5,18 -0,41
b. Ubi jalar 1,08 1,14 0,06 0,74 0,90 0,16 1,23 1,24 0,01
c. Kentang 3,20 3,16 -0,04 3,32 3,48 0,16 3,15 3,01 -0,14
d. Sagu 0,07 0,06 0,00 0,22 0,08 -0,13 0,00 0,06 0,06
e. Umbi lainnya 0,36 0,15 -0,21 0,45 0,13 -0,32 0,32 0,16 -0,17
III. Pangan Hewani 38,51 38,49 -0,03 44,80 50,03 5,23 35,61 33,31 -2,30
a. Daging ruminansia 2,08 1,48 -0,60 4,15 2,53 -1,62 1,15 1,01 -0,14
b. Daging unggas 5,42 5,57 0,15 7,24 8,20 0,96 4,61 4,40 -0,21
c. Telur 8,44 8,40 -0,04 10,79 12,50 1,71 7,38 6,56 -0,82
d. Susu 1,83 2,16 0,33 2,05 2,78 0,73 1,73 1,87 0,14
e. Ikan 20,74 20,88 0,14 20,57 24,02 3,45 20,73 19,47 -1,26
IV. Minyak dan Lemak 10,07 10,18 0,11 10,76 11,91 1,16 9,75 9,40 -0,36
a. Minyak kelapa 1,24 0,61 -0,63 0,75 0,55 -0,20 1,46 0,64 -0,83
b. Minyak sawit 8,73 9,25 0,53 9,95 10,67 0,72 8,18 8,62 0,44
c. Minyak lainnya 0,10 0,31 0,22 0,05 0,69 0,64 0,12 0,14 0,03
V. Buah/biji berminyak 6,13 6,49 0,36 3,86 4,30 0,43 7,14 7,47 0,33
a. Kelapa 6,05 6,40 0,35 3,82 4,22 0,40 7,05 7,37 0,32
b. Kemiri 0,07 0,09 0.02 0,04 0,07 0,04 0,09 0,10 0,01
VI. Kacang-kacangan 5,58 5,13 -0,45 6,57 5,40 -1,17 5,13 5,01 -0,13
a. Kedelai 5,10 4,87 -0,23 5,69 5,12 -0,57 4,84 4,76 -0,08
b. Kacang tanah 0,14 0,11 -0,03 0,06 0,06 0,00 0,18 0,13 -0,05
c. Kacang hijau 0,10 0,14 0,03 0,13 0,19 0,05 0,09 0,11 0,03
d. Kacang lain 0,23 0,01 -0,22 0,68 0,03 -0,65 0,03 0,00 -0,03
VII. Gula 9,91 9,89 -0,02 6,93 8,06 1,13 11,25 10,71 -0,54
a. Gula pasir 9,52 9,58 0,05 6,80 7,83 1,04 10,75 10,36 -0,39
b. Gula merah 0,39 0,31 -0,07 0,13 0,22 0,09 0,50 0,35 -0,15
VIII. Sayuran dan buah 104,64 102,62 -2,02 99,30 107,17 7,88 107,04 100,58 -6,46
a. Sayur 64,14 55,51 -8,63 57,12 53,06 -4,06 67,29 56,61 -10,68
b. Buah 40,51 47,11 6,61 42,18 54,11 11,94 39,76 43,97 4,22
Sumber : Susenas Panel Modul Konsumsi 2011, 2012, dan 2013, BPS;
Justifikasi data diolah BKP Prov. Bkl
Bab. 22

B. ANALISIS NERACA BAHAN MAKANAN (NBM)


Bab.

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

I.1 Ketersediaan Kalori, Protein dan Lemak


Total ketersediaan energi per kapita perhari mengalami
peningkatan dari tahun 2011 – 2014, yaitu 2.811,86 kkal/kap/hr di
tahun 2011 menjadi 3.599 kkal/kap/hr pada tahun 2014. Demikian
juga dengan Ketersediaan protein 91,72 gram/kap/hr tahun 2011
menjadi 99,03 gram/kap/hr pada tahun 2014.
Pada tabel 1 menunjukkan bahwa tingkat ketersediaan energi dan
protein dari tahun 2011 sampai tahun 2014 sudah melebihi anjuran
Angka Kecukupan Energi (AKE) 2.200 kkal/kap/hari dan Angka
Kecukupan Protein 57 gram/kap/hr berdasarkan Widyakarya Nasional
Pangan dan Gizi (WNPG) VIII tahun 2004. Tingkat ketersediaan energi
tahun 2011 adalah 127,81% dan protein 160,91% dari yang
dianjurkan, sedangkan tahun 2014 tingkat ketersediaan energi 163,6%
dan protein 173,74%.

Tabel 1. Ketersediaan Energi dan Protein Tahun 2011-2014


Energi Protein
Tingkat
No Tahun Ketersediaan Tingkat Ketersediaan
Ketersediaan
(kkal/kap/hr) Ketersediaan (%) (gram/kap/hr)
(%)
1 2011 2.811,86 127,81 91,72 160,91
2 2012 2.716,22 123,46 81,46 142,91
2 2013 3.337 151,7 83,79 147
3 2014 3.599 163,6 99,03 173,74

Komposisi ketersediaan energi, protein dan lemak selama 4 tahun


yaitu tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.
Komposisi tersebut menjelaskan tentang komposisi energi, protein dan
lemak menurut sumber pangan nabati dan hewani. Pangan nabati
selama 4 tahun tersebut mendominasi ketersediaan energi.
Ketersediaan energi meningkat dari 3.337 kkal/kap/hari pada tahun
2013 menjadi 3.599 kkal/kap/hari dengan proporsi energi nabati
sebesar 96,7% dan proporsi energi hewani sebesar 3,3%. Kelompok
pangan yang bersumber dari nabati juga memberikan kontribusi yang
besar terhadap ketersediaan protein yaitu sebesar 82,98% . Demikian
juga dengan ketersediaan lemak didominasi oleh kelompok pangan
nabati sebesar 88,46%.
Bab. 22

Tabel 2. Komposisi Ketersediaan Zat Gizi Tahun 2011- 2014


Bab.

No Uraian Tahun

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

2011 2012 2013 2014


1 Ketersediaan energi (kkal/kap/hr) 2.811,86 2.716,22 3.337 3.599
- Proporsi energi nabati (%) (95.4%) (96.1%) (97.3%) (96.7%)
- Proporsi energi hewani (%) (4.6%) (3.9) (2,7%) (3.3%)
2 Ketersediaan Protein (gr/kap/hr) 91,72 81,46 83,79 99,03
- Proporsi Protein nabati (%) (79.1%) (82.3%) (85.7%) (82.98%)
- Proporsi Protein hewani (%) (20,9%) (17.7) (14.3%) (17.02%)
3 Ketersediaan Lemak (gr/kap/hr) 29,28 26,29 57,99 42,10
- Proporsi Lemak nabati (%) (83.8%) (83.5%) (94.2%) (88.46%)
- Proporsi Lemak hewani (%) (16.2%) (16.5%) (5.8%) (11.56%)

Berdasarkan kelompok bahan makanan, kelompok padi-padian


memberikan kontribusi terbesar terhadap total ketersediaan yaitu
sebesar 80,31%, diikuti oleh kelompok minyak dan lemak, sayur-
sayuran dan makanan berpati masing-masing sebesar 4,13% , 4.10%
dan 3,71. Kelompok padi-padian juga memberikan kontribusi terbesar
terhadap ketersediaan protein yaitu sebesar 69,28%, diikuti oleh
kelompok pangan ikan dan sayur-sayuran masing-masing sebesar
13,12% dan 7,43%. Demikian juga dengan ketersediaan lemak,
kelompok padi-padian memberikan kontribusi terbesar yaitu 34,54%
diikuti oleh kelompok pangan minyak/lemak dan buah/biji berminyak
masing-masing 28,38% dan 17,04%.

Tabel 3. Jumlah Pangan yang Tersedia menurut Kelompok Pangan berdasarkan NBM
Tahun 2014.
Protein Lemak
Kelompok Pangan Energi (kkal) % % %
(gram) (gram)

Padi-padian 2.891 80,31 68,61 69,28 14,54 34,54

Makanan Berpati 134 3,71 1,0 1,01 1.38 3,28

Gula 27 0,75 0,08 0,08 0,27 0,64

Buah/Biji Berminyak 93 2,57 4,59 4,63 7,16 17,04

Buah-Buahan 41 1,14 0,47 0,47 0,46 1,09

Sayur-sayuran 148 4,10 7,36 7,43 1,71 4,06

Daging 21 0,58 1,90 1,92 1,41 3,35

Telur 20 0,56 1,57 1,59 1,43 3,40

Susu 7 0,20 0,38 0,38 0,42 1,00

Ikan 70 1,93 12,99 13,12 1,39 3,30

Minyak/Lemak 149 4,13 0,08 0,08 11,95 28,38


Jumlah 3.599 100 99,03 100 41,10 100
Bab. 22

I.2 Ketersediaan Pangan Menurut Kelompok Pangan


Bab.

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

Ketersediaan bahan pangan di Provinsi Bengkulu berdasarkan


data ATAP 2013 menurut kelompok pangan dapat diuraikan sebagai
berikut :

I.2.1 Kelompok Padi-padian


Kelompok padi-padian merupakan kelompok pangan yang paling
besar dalam menyumbangkan energi dan protein. Kelompok padi-
padian terdiri dari tiga komoditas yaitu beras, jagung, dan terigu.
Komoditas beras memberikan kontribusi yang besar dalam
menyediakan energi yaitu 2.517 kkal/kap/hari atau sekitar 87,06% dari
kelompok pangan padi-padian tersebut. Komoditas beras tersebut
tersedia 460.236 ton yang berasal dari produksi sebesar 622.831 ton
dan impor sebesar 110.956 ton. Komoditas jagung menyumbangkan
energi sebesar 364 kkal/kap/hari sekitar 12,59% dari total energi dari
kelompok padi-padian atau setara dengan 83.649 ton. Komoditas
jagung tersebut berasal dari produksi sebesar 93.988 ton. Komoditas
tepung gandum yang tersedia adalah 10 kkal/kap/hari atau sekitar
0,35% dari energi kelompok pangan padi-padian. Tepung gandum
berasal dari luar provinsi Bengkulu sebesar 2.060 ton.

Tabel 4. Kontribusi Ketersediaan Masing-masing Komoditas Kelompok Padi-padian


Komoditas Energi Gram/kap/hari Ton/tahun %
(kkal/kap/hari)
Beras 2.517 694,97 460.236 87,06
Jagung 364 126,31 83.649 12,59
Terigu 10 2,95 1.951 0,35
Total 2.891

I.2.2 Kelompok Makanan Berpati


Kelompok pangan makanan berpati yang tersedia adalah
komoditas ubi jalar dan ubi kayu. Kelompok makanan berpati
menyumbangkan energi terbesar pada komoditas ubi kayu yaitu
sebesar 88,39 kkal/kap/hari setara dengan 59.624 ton, diikuti
komoditas ubi jalar sebesar 45,32 kkal/kap/hari setara dengan 27.872
ton. Ketersediaan energi tersebut berasal dari hasil produksi di provinsi
Bengkulu.

Tabel 5. Kontribusi Ketersediaan Masing-masing Komoditas Kelompok Umbi-umbian


Komoditas Energi Gram/kap/hari Ton/tahun %
Bab. 22

(kkal/kap/hari)
Bab.

Ubi jalar 45,32 42,09 27.872 33,82

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

Ubi kayu 88,39 90,03 59.624 65,96


Total 134

I.2.3 Kelompok Gula


Kelompok pangan gula terdiri dari komoditas gula pasir dan gula
merah, ketersediaan energi terbesar dari kelompok gula berasal dari
gula pasir yaitu sebesar 17 kkal/kap/hari atau sekitar 62,96% dari
kelompok pangan gula. Komoditas gula pasir berasal dari luar daerah
Bengkulu dengan import sebesar 3.266 ton. Komoditas gula mangkok
memberikan kontribusi energi sebesar 10 kkal/kap/hari setara dengan
1.760 ton berasal dari produksi di provinsi Bengkulu.

Tabel 6. Kontribusi Ketersediaan Masing-masing Komoditas Kelompok gula


Komoditas Energi Gram/kap/hari Ton/tahun %
(kkal/kap/hari)
Gula pasir 17 4,64 3.073 62,96
Gula merah 10 2,66 1.760 37,04
Total 27

I.2.4 Kelompok Buah/Biji Berminyak


Kelompok buah/biji berminyak terdiri dari kacang tanah lepas
kulit, kedelai, kacang hijau, kelapa daging. Total ketersediaan energi
dari kelompok buah/biji berminyak adalah 93 kkal/kap/hari, dengan
ketersediaan energi terbesar disumbangkan komoditas kelapa daging
yaitu sebesar 37 kkal/kap/hari setara 12.812 ton. Komoditas kacang
tanah lepas kulit, kedelai, dan kacang hijau menyumbangkan energi
masing-masing sebesar 28 kkal/kap/hr, 22 kkal/kap/hari, dan 6
kkal/kap/hari.

Tabel 7. Kontribusi Ketersediaan Masing-masing Komoditas Kelompok Buah/biji


Berminyak
Komoditas Energi Gram/ka Ton/tahun %
(kkal/kap/hari) p/hari
Kacang tanah berkulit
Kacang tanah lepas kulit 28 6,11 4.047 30,1
Kedelai 22 5,70 3.774 23,7
Kacang hijau 6 1,93 1.275 6,5
Kelapa berkulit/daging 37 19,35 12.812 39,8
Kelapa daging/kopra
Bab. 22

Total 93
Bab.

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

I.2.5 Kelompok Buah-Buahan


Kelompok buah-buahan menyumbangkan energi sebesar 41
kkal/kap/hari. Kontribusi terbesar berasal dari komoditas pisang yaitu
18 kkal/kap/hari atau sekitar 43,9% dari kelompok buah-buahan.
Ketersediaan energi ini berasal dari hasil produksi di provinsi Bengkulu,
data-data import buah-buahan tidak tercatat secara resmi sehingga
tidak dimasukkan pada kolom import. Sedangkan diketahui banyak
sekali buah-buah impor yang tersedia di provinsi Bengkulu.

Tabel 8. Kontribusi Ketersediaan Masing-masing Komoditas Kelompok Buah-buahan


Komoditas Energi Gram/kap Ton/tahun %
(kkal/kap/hari) /hari
Alpokat 3 6,32 4.188 7,3
Jeruk 3 14,70 9.737 7,3
Duku 1 3,28 2.171 2,4
Durian 1 19,39 12.844 2,4
Jambu 1 2,59 1.715 2,4
Mangga 2 7,82 5.175 4,9
Nenas 0 0,46 303 0
Pepaya 3 12,25 8.116 7,3
Pisang 18 37,39 24.760 43,9
Rambutan 1 7,28 4.820 2,4
Salak 2 2,54 1.685 4,9
Sawo 1 2,84 1.883 2,4
Semangka 0 7,31 4.840 0
Belimbing 0 0,96 633 0
Manggis 1 5,38 3.562 2,4
Nangka 1 7,49 4.963 2,4
Markisa 0 0,02 13 0
Sirsak 0 0,54 355 0
Sukun 1 1,03 684 2,4
Apel 0 0,01 5 0
Anggur 0 0,01 9 0
Lainnya 0 0,33 217 0
Total 41

I.2.6 Kelompok Sayur-Sayuran


Kelompok sayur-sayuran memberikan kontribusi sebesar 148
kkal/kap/hari dari total ketersediaan energi. Komoditas dengan
kontribusi energi tertinggi adalah terong, kol/kubis, dan cabe masing-
Bab. 22

masing sebesar 25 kkal/kap/hari , 20 kkal/kap/hari , dan 17


Bab.

kkal/kap/hari.

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

Tabel 9. Kontribusi Ketersediaan Masing-masing Komoditas Kelompok Sayur-sayuran


Komoditas Energi Gram/kap/hr Ton/tahun %
(kkal/kap/hari)
Bawang merah 0 0,62 412 0
Ketimun 1 25,27 16.734 0,68
Kacang merah 9 3,43 2.270 6,08
Kacang panjang 3 15,38 10.187 2,03
Kentang 8 18,17 12.033 5,41
Kol/Kubis 20 145,43 96.310 13,51
Tomat 7 36,31 24.047 4,73
Wortel 13 49,64 32.872 8,78
Cabe 17 75,14 49.763 11,49
Terong 25 76,26 50.504 16,89
Petsai/sawi 3 52,90 35.035 2,03
Bawang daun 7 35,10 23.247 4,73
Kangkung 1 11,14 7.375 0,68
Lobak
Labu siam 9 37,38 24.754 6,08
Buncis 11 39,97 26.468 7,43
Bayam 0 4,06 2.690 0
Bawang putih
Kembang kol 3 22,11 14.641 2,03
Jamur 2 2,79 1.845 1,35
Melinjo 1 1,50 993 0,68
Petai 0 1,59 1.054 0
jengkol 8 6,59 4.366 5,41
Sayuran lainnya
Total 148

I.2.7 Kelompok Daging


Kelompok daging memberikan kontribusi energi sebesar 21
kkal/kap/hari, kontribusi energi terbesar disumbangkan oleh komoditas
daging sapi dan daging ayam ras yaitu masing-masing sebesar 10
kkal/kap/hari dan 5 kkal/kap/hari atau setara dengan 3.040 ton untuk
daging sapi dan 1.160 ton untuk daging ayam ras.
Bab. 22
Bab.

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

Tabel 10. Kontribusi Ketersediaan Masing-masing Komoditas Kelompok Daging


Komoditas Energi Gram/ka Ton/tahun %
(kkal/kap/hari) p/hari
Daging sapi 10 4,59 3.040 47,62
Daging 1 0,97 642 4,76
kerbau 1 0,33 216 4,76
Daging 0 0,02 10 0
kambing
Daging 0 0,03 19 0
domba 1 0,40 264 4,76
Daging kuda 5 1,75 1.160 23,81
Daging babi 0 0,05 36 0
Daging ayam 3 2,51 1.664 14,29
buras
Daging ayam
ras
Daging itik
Jeroan
semua jenis
Total 21

I.2.8 Kelompok Telur


Kelompok pangan telur memberikan kontribusi energi sebesar 20
kkal/kap/hari, dan komoditas yang memberikan kontribusi energi
terbesar adalah komoditas telur ayam ras yaitu 18 kkal/kap/hari atau
sekitar 90% dari total energi dari kelompok telur. Telur ayam ras
tersebut berasal dari produksi di provinsi Bengkulu sebesar 529 ton dan
import dari luar provinsi Bengkulu sebesar 9.068 ton.

Tabel 11. Kontribusi Ketersediaan Masing-masing Komoditas Kelompok telur


Komoditas Energi Gram/kap/hari Ton/tahun %
(kkal/kap/hari)
Telur ayam buras 2 1,22 808 10
Telur ayam ras 18 14,19 9.400 90
Telur itik 1 0,63 419 5
Total 20

I.2.9 Kelompok Susu


Bab. 22
Bab.

Kelompok susu memberikan kontribusi energi sebesar 7


kkal/kap/hari, dan berasal dari susu import sebesar 7.645 ton.
42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

Sedangkan susu sapi sangat kecil sekali sumbangan energinya sebesar


0,34 gram/kap/hari setara 223 ton.
Tabel 12. Kontribusi Ketersediaan Masing-masing Komoditas Kelompok susu
Komoditas Energi Gram/kap/hari Ton/tahun %
(kkal/kap/hari)
Susu sapi 0 0,34 223 0
Susu impor 7 11,54 7.645 100
Total 7

I.2.10 Kelompok Ikan


Kelompok ikan memberikan kontribusi energi sebesar 70
kkal/kap/hari, protein 12,99 gram/hari, dan lemak 1,39 gram/hari.
Kontribusi energi terbesar pada komoditas ikan lainnya dan komoditas
tuna yaitu masing-masing 37 kkal/kap/hari dan 11 kkal/kap/hari.
Tabel 13. Kontribusi Ketersediaan Masing-masing Komoditas Kelompok ikan
Komoditas Energi Gram/kap/ Ton/tahun %
(kkal/kap/hr) hari
Tuna/cakalang/tongkol 11 15,70 10.395 15,71
Kakap 1 1,05 693 1,43
Cucut 0 0,51 337 0
Bawal 3 4,30 2.850 4,29
Teri 1 1,64 1.086 1,43
Lemuru
Kembung 1 1,33 882 1,43
Tenggiri 3 3,64 2.408 4,29
Bandeng 0 0,18 117 0
Belanak 0 0,83 551 0
Mujair 0 0,06 39 0
Ikan mas 9 16,14 10.688 12,86
Udang 3 6,27 4.154 4,29
Kepiting/Rajungan 0 0,62 409 0
Kerang darah
Cumi-cumi/sotong 0 0,32 210 0
Lainnya 37 89,35 59.174 52,86
Total 70

I.2.11 Kelompok Minyak dan Lemak


Kelompok minyak dan lemak menyumbang ketersediaan energi
yang cukup besar yaitu 149 kkal/kap/hari. Kelompok pangan ini terdiri
dari minyak nabati dan hewani. Minyak nabati berasal dari kacang
tanah, kopra, dan sawit serta lemak hewani merupakan bagian dari
Bab. 22

produk daging. Kontribusi energi yang berasal dari minyak nabati


Bab.

adalah 147 kkal/kap/hari (98,7%) dan yang berasal dari minyak hewani

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

hanya sebesar 2 kkal/kap/hari (1,3%). Minyak sawit/minyak goreng


memberikan kontribusi terbesar dari kelompok minyak yaitu 78
kkal/kap/hari, disusul kopra/minyak goreng 65 kkal/kap/hari.
Tabel 14. Kontribusi Ketersediaan Masing-masing Komoditas Kelompok Minyak dan
Lemak
Komoditas Energi Gram/kap/hari Ton/tahun %
(kkal/kap/hari)
Kacang tanah/minyak goreng 3 0,31 207 2,01
Kopra/minyak goreng 65 7,52 4.981 43,62
Minyak sawit
Minyak sawit/minyak goreng 78 8,69 5.752 52,35
Lemak sapi 2 0,19 128 1,34
Lemak kerbau 0 0,04 29 0
Lemak kambing 0 0,02 10 0
Lemak domba 0 0 0 0
Lemak babi 0 0 3 0
Total 149

I.3 Ketersediaan Pangan Strategis


Pangan strategis adalah pangan yang terkait dengan kepentingan
sebagian besar masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, dan budaya.
Komoditas pangan strategis terdiri dari beras, jagung, kedelai, gula
pasir, minyak goreng, cabai merah, bawang merah, daging sapi, daging
ayam ras dan telur ayam ras.
Tabel 15. Ketersediaan Pangan Strategis di Provinsi Bengkulu berdasarkan data 2013 (NBM
Tahun 2014)
Persentase
Ketersediaan Produksi- Surplus/
Produksi thd Konsumsi
Produksi Bahan Total Kebutuhn defisit
No Komoditas total (kg/kap/
(ton) Makanan Ketersediaan (ton/thn) (keters
ketersediaan tahun)
(ton) (ton) -kebutuhan)
(%)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Beras 367.944 460.236 (92.292) 79,95 106,4 193.048 267.188
2 Jagung 93.988 83.649 10.339 112,4 0,2 363 83.286
3 Kedelai 3.987 3.774 213 105,64 4,8 8.709 -4.935
4 Gula pasir 3.073 (3.073) 0 9,0 16.329 -13.256
5 Minyak goring 5.752 (5.752) 0 10,4 18.869 -13.117
6 Cabai merah 52.928 49.763 3.165 106,4 18,6 33.774 15.989
7 Bawang merah 451 412 39 109,5 2,9 5.203 -4.791
8 Daging sapi 3.200 3.040 160 105,3 1,2 2.105 935
9 Daging ayam ras 1.221 1.160 61 105,3 5,0 9.046 -7.886
10 Telur ayam ras 529 9.400 (8.871) 5,63 8,0 14.533 -5.133

Tabel 15 menggambarkan kemampuan produksi nasional dalam


memenuhi pangan strategis di provinsi Bengkulu, total ketersediaan
bahan makanan sudah termasuk import ataupun eksport. Presentase
produksi terhadap total ketersediaan bila persentase lebih dari 100%
Bab. 22

maka ketersediaan komoditas pangan tersebut dipenuhi oleh produksi


Bab.

dalam negeri. Di provinsi Bengkulu, pada tahun 2013 ketersediaan

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

komoditas yang dipenuhi dari produksi dalam negeri adalah komoditas


jagung, kedelai, cabe merah, bawang merah, daging sapi dan daging
ayam ras. Sedangkan beras, ketersediaannya selain dari produksi
dalam negeri juga berasal dari luar daerah (import). Komoditas gula,
minyak goreng dan telur ayam ras ketersediaanya dipenuhi oleh luar
daerah provinsi Bengkulu.
Kebutuhan penduduk terhadap pangan strategis sangat
ditentukan pada besarnya konsumsi perorang terhadap komoditas
pangan tersebut. Sehingga dapat diketahui apakah ketersediaan
pangan strategis tersebut mencukupi atau kurang. Dari hasil
perhitungan berdasarkan tabel konsumsi dan data NBM diketahui bahwa
komoditas beras, jagung, cabe merah, dan daging sapi pada posisi
surplus ditahun 2013. Sedangkan pada komoditas kedelai, gula pasir,
minyak goreng, bawang merah, daging ayam ras, dan telur ayam ras
defisit.

I.4 Pola Keragaman Pangan Berdasarkan Neraca Bahan


Makanan
Pola Pangan Harapan (PPH) pada tingkat ketersediaan merupakan
kualitas pangan yang dapat dilihat melalui pola keragaman pangan.
Berdasarkan Neraca Bahan Makanan tahun 2014 dengan data tahun
2013 adalah sebagai berikut :
Tabel 16. Pola Pangan Harapan Tingkat Ketersediaan berdasarkan Neraca Bahan
Makanan 2014
Energi Skor Skor Skor
Kelompok Pangan %AKE bobot Ket
(kalori) rill PPH Maks
Padi-padian 2.891 131,4 0,5 65,7 25,0 25,0 +
Umbi-umbian 142 6,4 0,5 3,2 2,5 2,5 +
Pangan hewani 115 5,2 2,0 10,4 10,4 24,0 -
Minyak dan lemak 152 6,9 0,5 3,5 3,5 5,0 -
Buah/biji berminyak 37 1,7 0,5 0,8 0,8 1,0 -
Kacang-kacangan 65 3,0 2,0 5,9 5,9 10,0 -
Gula 27 1,2 0,5 0,6 0,6 2,5 -
Sayuran dan buah 172 7,8 5,0 39,0 30,0 30,0 +
Lain-lain
3.599 163,6 129,2 78,72 100

Berdasarkan tabel 16 diatas diketahui bahwa pola keragaman


ketersediaan pangan di provinsi Bengkulu belum beragam, hal ini dapat
dilihat dari skor PPH 78,72. Skor PPH yang diharapkan adalah 100 yang
artinya ketersediaan pangan sudah beragam sesuai dengan proporsinya
dalam memenuhi kebutuhan. Ketersediaan kelompok pangan padi-
Bab. 22
Bab.

padian, umbi-umbian, sayuran dan buah sudah cukup baik, namun


ketersediaan untuk kelompok pangan hewani, minyak dan lemak,
42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

buah/biji berminyak, kacang-kacangan, dan gula masih kurang karena


ktersediaanya masih dibawa skor PPH yang dianjurkan, diperlukan
upaya-upaya untuk meningkatkan ketersediaan kelompok pangan
tersebut dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Dengan
seimbangnya ketersediaan pangan tersebut diharapkan dapat
memenuhi konsumsi pangan yang beragam dalam memenuhi
kebutuhan gizi yang seimbang.

Gambar 1. Komposisi Ketersediaan Energi Menurut Kelompok Bahan Makanan

Gambar 2. Komposisi Ketersediaan Protein Menurut Kelompok Bahan Makanan


Bab. 22
Bab.

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

Gambar 3. Komposisi Ketersediaan Lemak Menurut Kelompok Bahan Makanan

2.200 kkal/kap/hari

Gambar 4. Perkembangan Ketersediaan Energi Tahun 2010-2014


Bab. 22
Bab.

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

57 gram/kap/hari

Gambar 5. Perkembangan Ketersediaan Protein Tahun 2010-2014

Gambar 6. Perkembangan Ketersediaan Lemak Tahun 2010-2014


Bab. 22
Bab.

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

Gambar 7. Perkembangan Ketersediaan Energi Nabati dan Hewani Tahun


2010-2014

Tabel 17 Jumlah Pangan yang tersedia menurut kelompok pangan berdasarkan NBM
Tahun 2009 - 2014 (ketersediaan energi)

Kelompok pangan Ketersediaan energi (kkal/kap/hari)

2009 2010 2011 2012 2013 2014


Padi-padian 2.385 2.485,65 2.157,98 2.018,45 2.388 2.891
Makanan Berpati 150 112,77 126,86 142,68 147 134
Gula 142 142,82 14,53 80,04 109 27
Buah/Biji 89 92,18 78,23 60,10 78 93
Berminyak
Buah-buahan 124 72,73 48,68 78,12 74 41
Sayur-sayuran 271 187,21 233,29 209,37 184 148
Daging 61 57,69 15,26 18,08 20 21
Telur 22 9,68 21,69 22,05 4 20
Susu 1 0,89 7,71 6,94 5 7
Ikan 76 87,66 82,85 55,80 59 70
Minyak/Lemak 255 249,84 24,78 24,59 268 149
Jumlah 3.575 3.499,13 2.811,86 2.716,22 3.337 3.599
Bab. 22
Bab.

Standar Nasional (WNPG IV th 2004) 2.200

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

Tabel 18 Jumlah Pangan yang tersedia menurut kelompok pangan berdasarkan NBM
Tahun 2009 - 2014 (ketersediaan protein)

Kelompok pangan Ketersediaan protein (gram/kap/hari)

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Padi-padian 59,23 61,68 53,38 50.07 56,14 68,61


Makanan Berpati 1,13 0,78 0,96 1.04 1,04 1,0
Gula 0,13 0,14 0,04 0.02 0,03 0,08
Buah/Biji 6,44 7,59 4,72 3.86 4,06 4,59
Berminyak
Buah-buahan 1,54 0,93 0,57 0.95 0,91 0,47
Sayur-sayuran 14,86 10,52 12,88 11.06 9,31 7,36
Daging 5,16 4,28 1,35 1.71 1,81 1,90
Telur 1,78 0,76 1,72 1.72 0,28 1,57
Susu 0,04 0,05 0,40 0.36 0.29 0,38
Ikan 14,32 15,68 15,67 10.64 9,62 12,99
Minyak/Lemak 0,03 0,02 0,02 0.02 0,30 0,08
Jumlah 104,66 102,42 91,72 81.46 83,79 99,03
Standar Nasional (WNPG IV th 2004) 57

Bab. 22
Bab.

Tabel 19 Jumlah Pangan yang tersedia menurut kelompok pangan berdasarkan NBM
Tahun 2009 - 2014 (Ketersediaan Lemak)
42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

Kelompok pangan Ketersediaan lemak (gram/kap/hari)

2009 2010 2011 2012 2013 2014

Padi-padian 12,98 12,39 10,73 10.56 15,75 14,54


Makanan Berpati 0,35 0,24 0,29 0.32 0,32 1,38
Gula 0,43 0,44 0,14 0.07 0,10 0,27
Buah/Biji Berminyak 4,93 5,38 6,01 4.10 5,87 7,16
Buah-buahan 0,93 0,61 0,39 0.76 0,62 0,46
Sayur-sayuran 5,07 3,32 4,37 3.58 1,98 1,71
Daging 4,31 4,38 1,05 1.19 1,50 1,41
Telur 1,58 0,69 1,54 1.57 0,31 1,43
Susu 0,04 0,05 0,44 0.40 0,31 0,42
Ikan 1,38 2,02 1,55 1.00 1,05 1,39
Minyak/Lemak 28,35 27,72 2,77 2.75 30,18 11,95
Jumlah 60,35 57,22 29,28 26.29 57,99 42,10

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD


Potensi dan tantangan untuk mewujudkan ketahanan, secara
umum masih cukup tersedia potensi sumberdaya alam dan belum
dimanfaatkan secara optimal untuk peningkatan produksi pangan yang
berkelanjutan. Sedangkan dari kapasitas sumberdaya manusia dan
sumberdaya teknologi, memiliki potensi untuk ditingkatkan, untuk
pengembangan ketersediaan dan distribusi pangan serta perbaikan
konsumsi pangan.
Di sisi lain, penguatan kelembagaan ketahanan pangan
pemerintah dan masyarakat, berpeluang semakin besar untuk
mendorong pencapaian sasaran program ketahanan pangan.
1. Ketersediaan Pangan
Dalam upaya peningkatan produksi dan ketersediaan pangan,
belum seluruh potensi sumberdaya alam yang terdapat diwilayah
Provinsi Bengkulu dikelola secara optimal. Terkait dengan
penyediaan pangan dan perwujudan ketahanan pangan, maka
pengelolaan lahan dan air merupakan sumberdaya alam yang
utama yang perlu dioptimalkan untuk menghasilkan pangan.
Bab. 22
Bab.

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

Dinas Ketahanan Pangan yang mempunyai tugas melaksanakan


pengkajian, pengembangan dan koordinasi di bidang pemantapan
ketahanan pangan, memiliki potensi dan peluang untuk
mendorong pemantapan ketersediaan pangan, yaitu berperan
pada : (a) ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan;
(b) penyempurnaan sistem pemantauan produksi pangan dan
ketersediaan pangan untuk mengantisipasi rawan pangan; (c)
mengembangkan program kemandirian pangan pada desa rawan
pangan serta; (d) pengembangan cadangan pangan pemerintah
dan masyarakat.
2. Distribusi Pangan
Luas wilayah yang besar dan memanjang, menyediakan luas
wilayah yang besar dan memanjang, menyedian peluang usaha
distribusi pangan yang cukup besar, dengan memanfaatkan moda
transportasi, darat dan laut.
Peran pemerintah menyempurnakan sistem standarisasi dan
mutu komoditas pangan, serta melaksanakan perangkat
kebijakan yang mampu memberikan insentif dan lingkungan yang
kondusif bagi pelaku pasar, dapat meningkatkan potensi dan
peluang pengembangan usaha distribusi pangan, yang dapat
menjamin stabilitas pasokan pangan di seluruh wilayah dari
waktu ke waktu.
Sehubungan dengan hal tersebut, Dinas Ketahanan Pangan
memiliki potensi dan peluang memantapkan distribusi pangan
yaitu berperan pada : (a) peningkatan koordinasi dalam
perumusan kebijakan distribusi pangan; (b) penyempurnaan
program dan kegiatan dalam pengembangan sistem distribusi
pangan melalui peningkatan pemantauan dan analisis harga
pangan; serta (c) pengembangan kelembagaan distribusi pangan
masyarakat serta peningkatan akses pangan.
3. Konsumsi dan Keamanan Pangan
Potensi sumberdaya alam sebagai sumber bahan pangan yang
besar menjamin ketersediaan pangan yang beragam di wilayah
dan sepanjang waktu, sehingga terbuka peluang untuk
pengembangan diversifikasi konsumsi pangan melalui
pemanfaatan pangan lokal dan makanan tradisional untuk
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Semakin
meningkatnya pengetahuan yang didukung adanya
Bab. 22

perkembangan teknologi informatika serta strategi komunikasi


Bab.

publik, memberikan peluang bagi percepatan proses peningkatan

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

kesadaran terhadap psngsn yang beragam gizi, seimbang dan


aman yang diharapkan dapat mengubah perilaku konsumsi
masyarakat, sehingga mencapai status gizi yang baik. Hal ini
merupakan peluang yang tinggi untuk mempercepat proses serta
memperluas jangkauan upaya pendidikan masyarakat, untuk
meningkatnya pembinaan dan pengawasan pada pelaku usaha
dibidang pangan terutama UKM pangan dalam penanganan
keamanan pangan, diharapkan dapat meningkatkan penyediaan
pangan beragam, bergizi seimbang dan aman.
Dinas Ketahanan Pangan memiliki tugas dan fungsi mendorong
percepatan penganekaragaman konsumsi dan keamanan pangan
yaitu berperan pada : (a) peningkatan koordinasi dalam
perumusan kebijakan konsumsi dan keamanan pangan; (b)
penyempurnaan program dan kegiatan dalam rangka
pengembangan konsumsi dan keamanan pangan melalui
peningkatan pemantauan dan analisis pola konsumsi pangan;
serta (c) membina pengembangan kelembagaan pedesaan dalam
verifikasi konsumsi pangan, keamanan pangan dan preferensi
pangan masyarakat.
4. Manajemen Ketahanan Pangan
Kemampauan manajemen ketahanan pangan daerah merupakan
pendorong dan penggerak dalam pelaksanaan pemantapan
ketahanan pangan tingkat regional hingga rumah tangga yang
mencakup antara laian :
a. Jaringan kerjasama dengan instansi terkait, beberapa
Kabupaten sudah membentuk Dewan Ketahanan Pangan dan
Dinas Ketahanan Pangan atau unit kerja yang menangani
ketahanan pangan. Seiring adanya kelembagaan tersebut,
otonomi daerah memberikan kewenangan penuh kepada
daerah untuk secara lebih spesifik serta pleksibel
melaksanakan kebijakan ketahanan pangan didaerahnya.
b. Kerjasama dengan swasta dan masyarakat. Paradigma baru
manajemen pembangunan dan pemerintahan kearah
desentralisasi dan partisipasi masyarakat, dapat dijadikan
momentum bagi pemantapan ketahanan pangan yang dimulai
pada tingkat rumah tangga.
c. Tersedianya berbagai metode analisis ketahanan pangan sperti
Neraca Bahan Makanan (NBM), Pola Pangan Harapan (PPH),
Bab. 22

Food Security and Vurnalibility Atlas (FSVA), sistem


Bab.

kewaspadaan pangan dan gizi (SKPG) dan lainnya, untuk

42
RENSTRA BKP Provinsi Bengkulu Tahun 2015-2020

membantu melakukan evaluasi dan melakukan kajian yang


komfrehensif, menghadapi tantangan pembangunan
ketahanan pangan yang beragam dan global.
d. Tuntutan sebagai agen pembangunan dapat melaksanakan
pengelolaan manajemen pembangunan ketahanan pangan
secara transparan, produktif, efektif, efisien dan akuntabel
pada setiap fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pelaporan).

Bab. 22
Bab.

42

Anda mungkin juga menyukai