Anda di halaman 1dari 2

SUB SISTEM PENYELENGGARAN MAKANAN INSTITUSI

Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh yang terdiri dari sub sistem-sub sistem. Sub sistem
tersebut tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling tergantung satu dengan yang lainnya dalam
mencapai tujuan institusi yang telah ditetapkan. Perubahan yang terjadi pada salah satu sub
sistem akan mempengaruhi sub sistem yang lainnya dan pada akhirnya akan berpengaruh pada
tujuan institusi. Untuk itu diperlukan suatu keahlian dalam mengkoordinasi sub sistem tersebut
agar dapat berjalan sesuai dengan yang diinginkan. Penyelenggaraan makanan (food service)
adalah sebuah sistem, tetapi juga dapat menjadi sub sistem dari sistem yang lebih besar.
Contohnya sebuah restoran atau rumah makan atau jasa boga/katering adalah sebuah sistem yang
berdiri sendiri, sedangkan instalasi gizi adalah bagian (sub sistem) dari rumah sakit secara
keseluruhan. Food service sebagai sebuah sistem terdiri dari sub sistem-sub sistem yang secara
skematis dapat diilustrasikan seperti pada Gambar 1.1. Sebagai suatu sistem, penyelenggaraan
makanan terdiri dari sekelompok sub sistem atau komponen-komponen yang bekerja bersama-
sama untuk mencapai tujuan yaitu menyajikan makanan yang berkualitas bagi konsumennya.
Gambar 1.1 menjelaskan bahwa Sub sistem tersebut terdiri dari 6 (enam) elemen meliputi: input
(resourcess), thruput (process), output (goal), control, feed back dan environtment (Perdigon,
2005). Apabila terjadi perubahan pada salah satu sub sistem akan berpengaruh terhadap sub
sistem lainnya pada food service tersebut. Oleh karena itu, maka penyelenggaraan makanan
antara satu tempat dengan di tempat yang lainnya tidak ada yang sama, karena masing-masing
memiliki karakteristik yang berbeda antar sub sistemnya, sehingga akan berpengaruh terhadap
sub sistem lainnya. Misalnya apabila suatu penyelenggaraan makanan di satu tempat tertentu
memiliki jumlah tenaga kerja (resourcess) yang berbeda dengan di tempat lainnya, akan
mempengaruhi terhadap subsistem process, control (pengawasan) dan bahkan terhadap out put
(mutu makanan yang dihasilkan dan cara pelayanan yang diberikan). Elemen yang termasuk
sebagai input adalah meliputi 6 unsur yaitu: man (tenaga kerja), money (biaya), material (Bahan
makanan dan bahan lainnya), machine (peralatan), method  Sistem Penyelenggara Makanan
Institusi 5 (prosedur kerja, peraturan-peraturan, standar-standar dan kebijakan institusi) dan
markets (konsumen). Elemen process adalah sistem pengadaan (mulai dari perencanaan menu
sampai penyimpanan), produksi atau pengolahan (mulai dari persiapan sampai pemasakan), dan
sistem distribusi makanan, penerapan higiene sanitasi dan keselamatan kerja. Elemen output
(goal) adalah hasil akhir dari penyelenggaraan makanan yaitu makanan yang bermutu dan sistem
pelayanan atau penyajian makanan yang tepat dan efisien dan sesuai dengan kondisi dan harapan
dari konsumennya. Selain itu sistem informasi (feedback) untuk pengawasan dan pengendalian
serta kondisi lingkungan kerja sangat menentukan seluruh pelaksanaan kegiatan
penyelenggaraan makanan.

Penulis lain yaitu Marian C. Spears dan Allene G. Vaden (2006), mendeskripsikan hal yang
sama, bahwa sistem penyelenggaraan makanan terdiri dari 6 (enam) elemen, seperti dijelaskan
pada Gambar 1.2.
Gambar 1.2. A Food Service Model (Marian C. Spears, 2006) 1. Elemen Input: adalah semua
sumber daya yang meliputi: human (ketrampilan tenaga kerja), material (bahan makanan dan
persediaannya), operasional (biaya, waktu, bahan keperluan lainnya), dan facilities (tempat dan
peralatan yang dibutuhkan), yang akan digunakan untuk menghasilkan output. 2. Elemen
Transformasi: adalah proses–proses perubahan yang terjadi dalam proses dari input menjadi
output, seperti halnya penerapan fungsi manajemen dan cara kerja sama antar sumber daya yang
ada. 3. Elemen Output: adalah produk dan pelayanan yang dihasilkan dari proses transformasi
input suatu sistem dan menggambarkan sejauh mana tujuan telah dicapai, antara lain: jumlah dan
kualitas menu/hidangan yang dihasilkan, kepuasan konsumen, perhitungan biaya dan kepuasan
tenaga kerja.
4. Elemen Kontrol: meliputi tujuan dan sasaran, peraturan-peraturan dan kebijakan, prosedur-
prosedur kerja, standar-standar serta program-program yang dilaksanakan. 5. Elemen Feedback:
menyediakan informasi penting untuk kelangsungan efektivitas dari sistem dan juga
menyediakan informasi untuk evaluasi atau kontrol. 6. Elemen Memory: sistem pencatatan dan
pelaporan (keuangan, tenaga kerja) untuk menyimpan dan memperbaharui data-data yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan. Bila dibandingkan antara Gambar 1.1 (menurut
Perdigon, 2005) dengan Gambar 1.2 (menurut Marian C. Spears, 2006), maka pada umumnya
uraian tentang sub sistem tentang penyelenggaraan makanan adalah sama, hanya istilah-istilah
yang digunakan yang sedikit berbeda. Pada Gambar 1.2, menggambarkan bahwa output atau
produk pada penyelenggaraan makanan, menekankan bahwa selain menu/hidangan dan kepuasan
konsumen, namun juga adanya perhitungan biaya (keuntungan) dan kepuasan tenaga kerja.
Gambar 1.2 ini adalah untuk menggambarkan tentang sistem dan sub sistem yang digunakan
pada penyelenggaraan makanan komersial yang sangat memperhitungkan tentang keuntungan
(profit) dalam sistem kerjanya. Masing-masing sub sistem pada penyelenggaraan makanan di
setiap institusi penyelenggaraan makanan massal sangat bervariasi kondisinya, tergantung besar
kecilnya institusinya dan jumlah konsumen yang dilayani serta tujuan dari instruksi tersebut.

https://dokumen.tips/documents/49619628-proposal-ukm-pisang-keju.html

Anda mungkin juga menyukai