Nim : p01031217098
Prodi: DIV 6B
Seorang pasien wanita berumur 58 tahun dengan nefropati diabetik. TB 148 cm, BB 49
kg dengan edema pada kaki. BBI 48 kg.
Hasil lab :
Hb =7,4 mg/dl, ureum = 186 mg/dl, kreatinin = 3,1 mg/dl, kolesterol = 286 mg/dl,
trigliserida = 182 mg/dl, asam urat = 9,9 mg/dl, gula darah puasa 286 mg/dl, 2jPP = 381 mg/dl,
Natrium = 137 mg/dl, kalium = 5,9 mg/dl, TD = 170/100 mmHg
1. Assesment Gizi
. DATA PERSONAL
KATEGORI DATA KODE DATA
Nama Pasien wanita
Umur CH.1.1.1 58 tahun
Jenis kelamin CH.1.1.2 Perempuan
ANTROPOMETRI
Tinggi badan AD.1.1.1 148 Cm
Berat badan AD.1.1.2 49 Kg
IMT AD.1.1.5 22,37 Kg (Normal)
BBI 43,2 Kg
DATA BIOKIMIA
HB 7,4 mg/dl Rendah (N: 11-16 mg/dl)
Kolesterol 286 mg/dl Tinggi (N:200-239 mg/dl)
Ureum 186 mg/dl Tinggi (N:6-20 mg/dl)
Kreatinin 3,1 mg/dl Tinggi (N: 0,5 – 1,1 mg/dl)
Trigliserida 182 mg/dl Tinggi (N:150 -199 mg/dl)
Asam urat 9,9 mg/dl Tinggi (N:5,7 – 7,2 mg/dl)
Gula darah puasa 286 mg/dl
Gula 2JPP 381 mg/dl
Natrium 137 mg/dl
Kalium 5,9 mg/dl
FISIK/KLINIK
Diagnosa medis Nefropati diabetik
Tekanan darah 170/100 mmHg Tinggi
2. Diagnosis Gizi
NI,2,3 kekurangan intake nutrisi enteral berkaitan dengan gangguan absorbsi
atau metabolisme zat gizi ditandai dengan asupan zink kurang nilai (Hb) 7,4 mg/dl.
NC.2.2 perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan gangguan
metabolisme ditandai dengan Hb rendah, kolesterol tinggi, ureum tinggi, kreatinin tinggi,
trigliserida tinggi, asam urat tinggi serta tekanan darah tinggi.
3. Intervensi Gizi
Tujuan :
1. Mencegah progresivitas kerusakan ginjal
2. Mempertahankan st. Gizi optimal
3. Mengendalikan kadar glukosa darah
4. Mengendalikan kadar lipida darah
5. Mengendalikan tekanan darah
6. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
Protein
1. Pembatasan protein merupakan hal yg penting
2. Protein sesuai dg tkt penurunan fungsi ginjal
3. Anjuran : 0,8 gr/kgBB/hari (10% dari total energi)
4. Fungsi ginjal sdh sangat buruk (GFR/CCT 10-15 ml/mnt), asupan protein 0,6
gr/kgBB/hari
5. Asupan 50% berasal dari protein bernilai biologi tinggi
6. Jika ada terapi HD : 1,2 gr/kgBB/hari
7. Jika CAPD (continuous ambulatory peritoneal dialysis) : 1,3-1,5 gr/kgBB/hari (20%
dari total energi)
Energi : 35 kcal/kgBB/hari
Karbohidrat 60% dari total energi utamakan KH kompleks anjuran konsumsi sukrosa
lebih liberal konsumsi gula 5% dari total energi (DM tanpa komplikasi)pasien ND dg
CAPD : 35-40% KH berasal dari asupan makanan, 15% berasal dari cairan peritoneal
(dekstrosa)
Lemak 30% dari total kalori sumber dari lemak tdk jenuh ganda maupun tunggal, yaitu
minyak wijen, jagung, zaitun. Lemak jenuh <10% Kolesterol <300 mg/hari
Garam : 1000-3000 mg Na/hari, tergantung tekanan darah, ada tidaknya oedema/asites
serta pengeluaran urin/hr Px ND HD : 1000 mg + 2000 mg apabila jumlah urine sehari
1000 ml
Kalium : kalium darah pd batas normal hiperkalemia : 1600-2800 mg/hari
(40mg/kgBB/hari hindari makanan tinggi kalium px ND HD : 2000 mg + jumlah urine
sehari
Fosfor :jika hiperfosfatemia (kadar fosfat >6mg/dl), asupan fosfor dibatasi anjuran
asupan : 8-12 mg/kgBB/hr serum fosfat darah pd batas 4-6 mg/l obat pengikat fosfat
diminum bersamaan dg waktu makan
Kalsium : jika hipokalsemia (kadar kalsium darah <8,5 mg/dl) berikan suplemen kalsium
dlm bentuk tablet (kalsium karbonat) asupan : 1200 mg/hari kadar kalsium darah : 8,5-
11 mg/dl
Cairan : disesuaikan dg jumlah pengeluaran urine sehari + pengeluaran cairan mel
keringat dan nafas (±500 ml)
Sumber fosfor : susu dan hasil olahannya, hati, ikan sarden, udang, kc kedelai, tahu,
tempe dan kacang2an
Sumber natrium : garam dapur, penyedap makanan (MSG), soda kue, zat pengawet,
makanan yg menggunakan bahan2 tsb dlm pengolahannya
Sumber kalium : pisang, tomat, alpukat, jambu biji, jeruk, rebung, bayam, daun pepaya,
daun singkong, kentang, singkong, labu kuning, susu, santan kelapa
Perhitungan :
Energi = 35 kcal/kgBB/hari
Energi = 35 X 49 Kg
Energi = 1.715 Kkal
Dietary Asupan makanan Setiap hari Asupan engi dan protein cukup
dan zat gizi (Minimal 80% dari kebutuhan)
MENU MAKANAN
Makanan Lunak Diet Diabetes Melitus Rendah Protein
1. Seorang anak UT Berusia 2 tahun 4 bulan di rawat di RSUD dengan keluhan utama
BAB Cair (+) sejak 3 bulan sebelumnya masuk RS, nafsu makan turun, 2 bulan sebelum
masuk RS keluhan kembali muncul dan terdapat bercak putih di lidah dan mulut, 1
minggu sebelum masuk RS pasien di rawat di RS swasta, karena tidak mempunyai
biaya makan pulang paksa, keadaan pasien semakin lemas. Sewaktu masuk RS
terdapat dehidrasi ringan-sedang, sudah dilakukan rehidrasi di IGD RSUD kemudian
dipindahkan ke ruang rawat inap anak. BB masuk 6,25 kg, TB masuk 86 cm, BB target
12 kg, LLA 9 cm. Hasil pemeriksaan laboratorium diketahui Hb 7,3 gr/dl, suhu tubuh
38,7 ˚C. Muntah 2x sehari, diare (+) 5x sehari, penurunan nafsu makan (+). Di rumah
pasien hanya makan nasi tim yang dihaluskan 2x sehari @2 sendok makan. Nasi tim
dengan lauk ceker ayam tanpa sayur. Ibu pasien juga memberikan pisang. Minum susu
LLM 3x @30 ml @1 sendok teh takar satu minggu sebelum masuk RS. Pasien masih
minum ASI, susu formula sudah diberikan pada usia 1 bulan.
Nama : UT No RM :
ASUHAN GIZI
Umur : 2 Tahun 4 Bulan Bangsal/kamar :
Diagnosis Medis : Kurang Energi Protein
PENGKAJIAN / ASSESSMENT GIZI
A. Antropometri
BB : 6,25 kg TB : 86 cm IMT : 8,5 kg/m² LLA : 9 cm LK:
BBI : 12,8 kg BB/U : TB/U : BB/TB LLA/U:
Kesimpulan : Dari hasil IMT pasien, status gizi pasien sangat kurus, BB pasien kurang
dari 50% dari BB sesuai umur pasien.
B. Biokimia
Hb= 7,3 gr/dL (Anemia)
Kesimpulan : Dari data hasil lab dapat diketahui bahwa pasien mengalami anemia
dikarenakan kadar Hb rendah.
C. Klinis/Fisik
BAB cair (+)
Nafsu Makan Menurun (+)
Muntah (+)
Bercak Putih dilidah dan dimulut
Suhu Tubuh : 38,7°C (diatas Normal)
Kesimpulan : Dari data hasil pemeriksaan klinis/fisik nafsu makan menurun, muntah
diakibatkan karna adanya bercak putih dimulut, diare dan suhu tubuh tinggi (diatas
normal).
D. Dietary History
1. Alergi Makanan : Tidak ada
2. Pantangan Makanan : Tidak ada
3. Diet yang dijalani : Tidak ada
4. Asupan Makanan : Nasi tim dengan lauk ceker ayam tanpa sayur 2 kali/
hari @2sdm, Pisang, Susu LLM 3 x 30 ml @1sdt, Masih minum ASI, susu formula
sudah diberikan pada usia 1 bulan.
Energi : kkal Protein : gr Lemak : gr KH : gr
Kesimpulan : Alergi makanan dan pantangan serta diet yang sedang dijalani tidak
disebutkan. Namun terdapat asupan inadekuat zat gizi makro dan mikro, diakibatkan
kebiasaan makan yang buruk seperti hanya makan nasi dengan ceker ayam tanpa
adanya sayur .tidak diberikan ASI Ekslusif.
E. Riwayat Penyakit Pasien
Keluhan utama BAB cair (+) sejak 3 bulan sebelum masuk RS
Nafsu makan turun 2 bulan sebelum masuk RS
Terdapat bercak putih dilidah dan mulut 2 bulan sebelum masuk RS
Keadaan semakin lemas 1 minggu sebelum masuk RS
Terdapat dehidrasi ringan-sedang 1 minggu sebelum masuk RS.
DIAGNOSIS GIZI
NI-5.2 : Intake protein dan energi yang tidak adekuat dalam jangka waktu yang lama
berkaitan dengan kekurangan dalam mendapatkan makanan ditandai dengan IMT = 8,5
kg/m² (kurang dari 18,5 kg/m²) menandakan underweight
NC-3.1 : Berat badan kurang dari normal berkaitan dengan intake energi kurang dan
keterbatasan mendapatkan makanan ditandai dengan LLA = 9 cm (kurang dari 12,5 cm)
menandakan Klasifikasi KEP.
NB-2.3 : Tinglat pengetahuan yang kurang berkaitan dengan keterbatasan tingkat social dan
ekonomi ditandai dengan pemberian ASI Eksklusif hanya sampai usia 1 bulan, pilihan
makanan yang tidak tepat, tidak bervariasi dan tidak mengikuti pola makan seimbang.
INTERVENSI GIZI
1. Tujuan Diet
Memberikan energi dan zat gizi guna mencegah hipoglikemia
Memberikan energi dan zat gizi guna mengatasi dehidrasi
Memberikan energi dan zat gizi guna mencegah dan mengatasi kekurangan zat
gizi mikro
Memulihkan kondisi kesehatan
Meningkatkan status gizi anak
2. Bentuk Makanan : Makanan Cair Penuh
3. Cara Pemberian (Route) : Oral
4. Syarat Diet :
Energi 80 - 100 kkal / kg BBA/ hari
Protein 1 – 1,5 gr / kg BBA / hari (diutamakan protein hewani)
Cairan 130 ml / kg BBA / hr (tanpa edema)
Mineral mix 20 ml (8 gr) / 1000 ml formula
Rendah Laktosa
Diberikan setiap 2 jam (12 kali) atau 3 jam (8 kali)
ASI diberikan setelah pemberian formula
5. Terapi Diet : (F-75) + ASI
6. Kebutuhan Gizi :
Energi = (80 - 100 kkal) x BBA
= (80 - 100 kkal) x 6,25 kkal
= (500 - 625 kkal)
RENCANA KONSULTASI
1. Tujuan Diet :
Memberikan pendidikan / pelatihan tentang pengetahuan dan keterampilan bagi
keluarga pasien yang bertujuan untuk menunjang perubahan perilaku yang diperlukan
agar mencapai keadaan sehat optimal dan kualitas hidup yang lebih baik.
2. Prinsip/Syarat Diet :
Energi 80 - 100 kkal / kg BBA/ hari
Protein 1 – 1,5 gr / kg BBA / hari (diutamakan protein hewani)
Cairan 130 ml / kg BBA / hr (tanpa edema)
Mineral mic 20 ml (8 gr) / 1000 ml formula
Rendah Laktosa
Diberikan setiap 2 jam (12 kali) atau 3 jam (8 kali)
ASI diberikan setelah pemberian formula
3. Bahan Makanan :
Dianjuran : Susu skim bubuk, gula pasir, minyak sayur, larutan elektrolit,
tepung beras
Tidak Dianjurkan : (Sumber protein hewani yang dimasak dengan banyak minyak /
santan kental); (Sumber protein nabati yang dimasak dengan
banyak minyak / santan kental); (Sayuran yang dimasak dengan
banyak minyak / santan kental); (santan kental); (minuman rendah
energi); (bumbu yang tajam: cabe dan merica).
2. OK anak usia 2 tahun 11 bulan dengan BB 6,5 kg. Mengalami diare, rewel, apatis,
adanya oedema pada kaki. Rambut seperti jagung , kusam dan mudah lepas. Jika pada
sore hari maka pasien setiap berjalan suka menabrak benda yang ada di depannya.
Menurut ibunya pasien selama ini sulit untuk makan, karena giginya keropos dan suka
memuntahkan nasi yang ada dimulutnya. Menu yang disajikan setiap siang terdiri dari
nasi sebanyak 4 sendok makan, ikan sepotong kecil dan sayur 1 sendok makan, namun
jika pagi dan malam hari pasien hanya mengkonsumsi nasi dengan mie instan tanpa
telur setengah mangkuk kecil. Suhu tubuh 38˚C, Hb 8,7 mg/dl dan albumin darah 3
mg/dl.
FORMULIR ASUHAN GIZI
Nama : OK No RM :
ASUHAN GIZI
Umur : 2 Tahun 11 Bulan Bangsal/kamar :
Diagnosis Medis : Kurang Energi Protein (Marasmic-Kwashiorkor)
PENGKAJIAN / ASSESSMENT GIZI
Antropometri
BB : 6,5 kg TB : cm IMT : kg/m² LLA : cm LK :
BBI : 12,2 kg BB/U : TB/U : BB/TB : LLA/U:
Kesimpulan : Dari data antropometri, menurut BB pasien, status gizi pasien sangat
kurus karena BB pasien kurang dari 50% dari BB sesuai umur pasien.
Biokimia
Hb = 8,7 gr/dL (Anemia)
Albumin = 3 gr/dL (Defisiensi Protein)
Kesimpulan : Dari data hasil lab dapat diketahui bahwa pasien mengalami anemia
dikarenakan kadar Hb rendah dan kekurangan protein dikarenakan albumin darah
rendah dari batas normal yang seharusnya.
Klinis/Fisik
Diare (+)
Rewel dan Apatis
Oedema pada Kaki
Rambut Jagung
Rabun Senja
Gigi Keropos
Suhu Tubuh : 38°C (diatas Normal)
Kesimpulan : Dari data hasil pemeriksaan klinis/fisik terdapat oedema, rewel, rambut
jagung, rabun senja, karies gigi, diare, dan suhu tubuh tinggi (diatas normal) yang
merupakan ciri-ciri dari anak yang kekurangan energy protein dengan kategori
kwashiorkor.
Dietary History
5. Alergi Makanan : Tidak ada
6. Pantangan Makanan : Tidak ada
7. Diet yang dijalani : Tidak ada
Asupan Makanan : Pagi dan malam (nasi dengan mi instant tanpa telur
setengah mangkuk kecil); siang (nasi 4 sdm, ikan sepotong kecil dan sayur 1 sdm)
Energi : kkal Protein : gr Lemak : gr KH : gr
Kesimpulan : Alergi makanan dan pantangan serta diet yang sedang dijalani tidak
disebutkan. Namun terdapat asupan yang inadekuat pada zat gizi makro dan zat gizi
mikro diakibatkan kebiasaan makan yang buruk seperti pagi dan malam hanya makan
nasi dengan mie instan.
Riwayat Penyakit Pasien
DIAGNOSIS GIZI
NI-5.2 : Intake protein dan energi yang tidak adekuat dalam jangka waktu yang lama
berkaitan dengan kurangnya pengetahuan ibu mengenai makanan dan gizi ditandai
dengan Albumin Darah = 3 gr/dL (kurang dari 3,5 gr/dL) menandakan adanya
malnutrisi
NC-3.1 : Berat badan kurang dari normal berkaitan dengan pemberian makan yang
tidak tepat serta pola makan tidak seimbang ditandai dengan BB = 6,5 kg (BB/U ≤ -3
SD) menandakan status gizi buruk.
Tujuan Diet
Memberikan energi dan zat gizi guna mencegah hipoglikemia dan dehidrasi
Memberikan energi dan zat gizi guna mencegah dan mengatasi
kekurangan zat gizi mikro
Memulihkan kondisi kesehatan
Meningkatkan status gizi anak
RENCANA KONSULTASI
1. Tujuan Diet :
Memberikan pendidikan / pelatihan tentang pengetahuan dan keterampilan bagi keluarga
pasien yang bertujuan untuk menunjang perubahan perilaku yang diperlukan agar
mencapai keadaan sehat optimal dan kualitas hidup yang lebih baik.
2. Prinsip/Syarat Diet :
Energi 80 - 100 kkal / kg BBA/ hari
Protein 1 – 1,5 gr / kg BBA / hari (diutamakan protein hewani)
Cairan 100 ml / kg BBA / hr (dengan oedema)
Mineral mic 20 ml (8 gr) / 1000 ml formula
Rendah Laktosa
Diberikan setiap 2 jam (12 kali) atau 3 jam (8 kali)
3. Bahan Makanan :
Dianjuran : Susu skim bubuk, gula pasir, minyak sayur, larutan elektrolit,
tepung beras
Tidak Dianjurkan : (Sumber protein hewani yang dimasak dengan banyak minyak /
santan kental); (Sumber protein nabati yang dimasak dengan banyak
minyak / santan kental); (Sayuran yang dimasak dengan banyak
minyak / santan kental); (santan kental); (minuman rendah energi);
(bumbu yang tajam: cabe dan merica).
3. Pasien anak laki-laki usia 50 bulan, anak kedua dari seorang ayah yang bekerja sebagai
pekerja bangunan dan ibunya bekerja sebagai buruh cuci dan anak tersebut selalu
dibawa saat bekerja. Untuk kebutuhan keluarga sehari, rata-rata menghabiskan Rp.
20.000,-. Keluarga tersebut tinggal di sebuah rumah kontrakan dengan luas 3 x 5 meter.
Pasien mendapat ASI saja hanya 4 bulan dan setelah itu ASI tidak keluar. Sejak 1 tahun
yang lalu pasien sering demam dan hanya diberi obat penurun panas. Tinggi badan (TB)
100 cm, berat badan (BB) saat masuk rumah sakit 11 kg, BB 6 bulan yang lalu 13 kg.
Pasien di rawat di rumah sakit dikarenakan panas tinggi, muntah-muntah, batuk pilek
dan perut kejang.
Diagnosis dokter KEP dan Pneumonia
Hasil pemeriksaan Biokimia awal masuk rumah sakit :
JENIS SATUAN BATAS HASIL
PEMERIKSAAN NORMAL PEMERIKSAAN
Hb g/dl 12-16 10
Albumin Mg/dl 3,5-5 3
Total Protein Mg/dl 6-7,6 7,5
Leukosit Ribu/mL 4800-1000 19550
Trombosit Ribu/mL 150.000-450.000 581.000
Antropometri
BB : 11 kg TB : 100 cm IMT :11 kg/m² LLA : cm LK :
BBI : 18,2 kg BB/U : TB/U : BB/TB : ≤ -3 SD LLA/U:
BB 6 bulan yang lalu : 13 kg
Kesimpulan : Berdasarkan BB/TB maka kategori status gizi pasien ialah gizi buruk dan
terjadi penurunan BB sebesar 15% dalam waktu 6 bulan.
Biokimia
Hb = 10 gr/dL (Anemia)
Albumin = 3 mg/dL (Defisiensi Protein)
Total Protein = 7,5 mg/dL (Normal)
Leukosit = 19.500 Ribu/mL (diatas Normal)
Trombosit = 581.100 Ribu/mL (diatas Normal)
Kesimpulan : Dari data hasil lab dapat diketahui bahwa pasien mengalami anemia
dikarenakan kadar Hb rendah dan kekurangan protein dikarenakan albumin darah
rendah. Selain itu kadar leukosit dan trombosit darah tinggi.
Klinis/Fisik
Panas Tinggi
Muntah-Muntah
Batuk Pilek
Perut Kejang
Iga Gambang (+)
Kesimpulan : Dari data hasil pemeriksaan klinis/fisik terdapat keluhan muntah, batuk
pilek, perut kejang, panas tinggi dan adanya iga gambang pada pasien sebagai tanda
klinis kondisi dengan status gizi buruk jenis marasmus.
Dietary History
Alergi Makanan : Tidak ada
Pantangan Makanan : Tidak ada
Diet yang dijalani : Tidak ada
Asupan Makanan : Pagi: bubur ayam ½ porsi dan susu kental manis 1
penukar; Siang: nasi ½ penukar dan ikan lele goreng 1 penukar; Sore: biskuit 2
keping dan teh manis 1 gelas; Malam: Nasi ½ penukar, mi instan ½ penukar dan
telur rebus 1 penukar
Energi : 762,5 kkal (50% dari total kebutuhan)
Protein : 29,25 gr (89% dari total kebutuhan)
Lemak : 20,25 gr (48% dari total kebutuhan)
KH : 112 gr (10% dari total kebutuhan)
Kesimpulan : Alergi makanan dan pantangan serta diet yang sedang dijalani tidak
disebutkan. Namun terdapat asupan energi, lemak, dan karbohidrat yang inadekuat,
pola makan pasien tidak seimbang, tidak mengkonsumsi sayur dan buah sehingga
kekurangan asupan zat gizi mikro. Selain itu pemberian ASI hanya sampai usia 4 bulan
Riwayat Penyakit Pasien
Terjadi penurunan BB sebesar 15% dalam waktu 6 bulan
Pasien tinggal bersama orang tua yang bekerja dengan penghasilan kurang dan
pola asuh kurang memperhatikan kesehatan dan gizi.
DIAGNOSIS GIZI
NI-2.1. Asupan makan peroral tidak adekuat berkaitan dengan asupan makan yang kurang
memenuhi kebutuhan baik jumlah dan jenisnya ditandai dengan asupan makan selama
dirumah sakit hanya mencapai 70 %.
NC-2.2. Perubahan nilai laboratorium terkait gizi berkaitan dengan asupan makan yang
kurang dan adanya kebutuhan zat gizi yang meningkat (katabolisme) akibat penyakit infeksi
(Pneumonia) ditandai dengan Hb = 10 gr/dL (≤ 12 gr/dL) dan Albumin darah = 3 mg/dL (≤
3,5 mg/dL) menunjukkan kadar Hb dan Albumin darah dibawah batas normal.
NB-2.3. Tingkat pengetahuan yang kurang berkaitan dengan keterbatasan tingkat sosial dan
ekonomi ditandai dengan pemberian ASI hanya sampai 4 bulan, pilihan makanan yang tidak
tepat, tidak bervariasi dan tidak mengikuti pola makan seimbang.
INTERVENSI GIZI
Tujuan Diet
Meningkatkan Asupan makan mencapai ≥ 80% dari kebutuhan dalam waktu 2
hari
Meningkatkan nilai laboratorium terkait gizi (Hb, Albumin) mencapai angka
normal
Meningkatkan berat badan 500 gr/minggu sampai mencapai BBI sesuai umur
(≥18,2 kg).
Memberikan energi dan zat gizi guna mencegah dan mengatasi kekurangan zat
gizi mikro
Memulihkan kondisi kesehatan
Meningkatkan status gizi anak
RENCANA KONSULTASI
1. Tujuan Diet :
Memberikan pendidikan / pelatihan tentang pengetahuan dan keterampilan bagi
keluarga pasien yang bertujuan untuk menunjang perubahan perilaku yang
diperlukan agar mencapai keadaan sehat optimal dan kualitas hidup yang lebih
baik.
Meningkatkan pengetahuan orang tua tentang pola gizi seimbang dan pemilihan
makanan yang tepat untuk tumbuh kembang anak Balita selama perawatn di
Rumah Sakit.
2. Prinsip/Syarat Diet :
1. Energi 150 - 220 kkal / kg BBA/ hari
2. Protein 4 – 6 gr / kg BBA / hari (diutamakan protein hewani)
3. Cairan 150 - 200 ml / kg BBA / hr
4. Mineral mix 20 ml (8 gr) / 1000 ml formula
3. Bahan Makanan :
Dianjuran : Susu skim bubuk, gula pasir, minyak sayur, larutan elektrolit,
tepung beras
Tidak Dianjurkan : (Sumber protein hewani yang dimasak dengan banyak
minyak / santan kental); (Sumber protein nabati yang dimasak
dengan banyak minyak / santan kental); (Sayuran yang
dimasak dengan banyak minyak / santan kental); (santan
kental); (minuman rendah energi); (bumbu yang tajam: cabe
dan merica).
Ibu JK, berusia 40 tahun dengan TB 160 cm, BB awal 70 kg. Penderita sejak 1 tahun yg
lalu mengalami perdarahan yg lebih banyak setiap menstruasi, terakhir mengalami perdarahan
yg lebih banyak dan lebih lama. Seminggu yl os mengalami sakit pd seluruh perut, MRS dg
diagnosa awal Tuba Ovarial Abses. Sehari MRS os menjalani operasi laparatomy dg diagnosa
prabedah Ca. Corpus uteri grade III. Hasil PA tidak terdapat keganasan
Dari hasil laporan operasi dilakukan insisi mid line sepanjang 20 cm dan didapat
perlekatan ileum buli-buli, uterus dan dinding posterior, di dapat PUS ±200 ml, massa tumor
dan perforasi ileum dgn diameter 2 cm.
Os setelah operasi dipuasakan selama 5 hari dan diberi infus dextrose 5%. 6 hari
setelah operasi, luka operasi mengalami infeksi, dilakukan test norit dan positif mengalami
fistula enterokutan.
Hasil laboratorium :
Hb : 10,2 gr/dl
Hitung lekosit : 19700
LED : 42
Hitung trombosit : 332000
Creatinin : 1,7
Albumin : 3,1
Globulin : 4,0
GDP : 80
JAWABAN
Assesment Gizi
DATA PERSONAL
KATEGORI DATA KODE DATA
Nama Ibu JK
Umur CH.1.1.1 40 Tahun
Jenis kelamin CH.1.1.2 Perempuan
RIWAYAT MEDIS
Keluhan pasien CH.2.1.1 Mengalami perdarahan yg lebih banyak
dan lebih lama
Seminggu mengalami sakit pada seluruh
perut
ANTROPOMETRI
Tinggi badan AD.1.1.1 160 cm
Berat badan AD.1.1.2 70 kg
IMT AD.1.1.5 27,34 (Overwight)
BBI 54 kg
DATA BIOKIMIA
HB 10,2 gr/dl Rendah
Albumin 3,1
Hitung lekosit 19700
LED 42
Trombosit 332000
Creatinin 1,7
Globulin 4,0
GDP 80
FISIK/KLINIK
Diagnosa medis Diagnosa awal Tuba Ovarial Abses
Menjalani operasi laparatomy dg diagnosa prabedah Ca.
Corpus uteri grade III (tidak ganas)
Dilakukan test norit dan positif mengalami fistula
enterokutan.
ASUPAN MAKANAN
Asupan Diberi infus dextrose 5%.
Diagnosis Gizi
1. NI.1.5 kelebihan intake energi berkaitan dengan pengobatan dan meningkatkan
nafsu makan ditandai dengan nilai IMT >25 yaitu 27,34 Kg status overwight.
2. NC.2.2 perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi khusus berkaitan dengan
terjadinya sakit perut seluruh tubuh dan perdarahan yang lebih banyak setiap
menstruasi ditandai dengan nilai kadar Hb rendah yaitu 10,2 gr/dl.
Intervensi Gizi
Tujuan :
Meningkatkan/mempertahankan status Gizi pasien
Mempercepat penyembuhan luka
Mengganti cairan 7 elektrolit yg hilang
Memberikan makanan sesuai kebutuhan
Syarat :
1. TETP
2. Tinggi albumin, zn, vit. C dan vit. A
3. Bentuk makanan sesuai kondisi px
4. Menghindari makanan yg bergas & merangsang
5. Pemberian makanan bertahap
6. Kebutuhan cairan sesuai keluaran
A. Kebutuhan Protein :
Untuk Rumatan : berikan 1,0-1,5 gr/kgBB/hr
Untuk Replesi : berikan 1,5-2 gr/kgBB/hr
Untuk dengan kehilangan berlebihan berikan 2-2,5 gr/kgBB/hr
Kebutuhan Lemak 1-2 gr/kgBB/hr : ALE 4%/hr
Perhitungan
RME = 656 + (9,6 x BBA kg) + (1,7 x TB cm) – (4,7 x U Tahun)
RME = 656 + (9,6 x 70 kg) + (1,7 x 160 cm) – (4,7 x 40 Tahun)
RME = 656 + 672 + 272 – 188
RME = 1.412 Kkal
Fisik/Klinis - - -
Dietary Asupan makanan Setiap hari Normal/ cukup
dan zat gizi
MENU MAKANAN
Mn, laki-laki umur 15 tahun,pelajar SMP. 7 hari sebelum masuk RS, os memperbaiki
antena TV, tangan memegang pipa antena lalu tersengat listrik, pakaian terbakar, sempat
dirawat di RSUD dan sekarang di rujuk ke RS pusat.
Diagnosis dokter combustio grade III 38%. Pasien merasa susah BAB dan sulit
menelan, dan merasakan nyeri pada luka bakar. TB 160 cm, BB 55 kg, Hb 11,2 gr/dl, albumin
2,06 gr/dl, K = 3,7 mmol/L (N=3,6-5), Cl : 86,7 mmol/L (N=98-100), GDS 156 mg/dl (N=75-115),
SGOT= 64, SGPT=140, TD = 106/48, RR = 25x/mnt, Nadi = 80x/mnt, Suhu tubuh = 38oC. Hasil
recall : E = 30,4%, P=67,5%, L=24,83%, KH=64,7%. Tidak makanan pantangan dan alergi.
Assesment Gizi
DATA PERSONAL
KATEGORI DATA KODE DATA
Nama Mn
Umur CH.1.1.1 15 Tahun
Jenis kelamin CH.1.1.2 Laki-Laki
Pendidikan CH.1.1.6 SMP
RIWAYAT
Keluhan pasien CH.2.1.1 Merasa susah BAB dan sulit menelan, dan
merasakan nyeri pada luka bakar.
ANTROPOMETRI
Tinggi badan AD.1.1.1 160 Cm
Berat badan AD.1.1.2 55 Kg
IMT AD.1.1.5 21,48 Kg ( Normal )
BBI 54 Kg
DATA BIOKIMIA
HB 11,2 gr/dl Normal
Albumin 2,06 gr/dl Rendah
Kalium 3,7 mmol/L Normal
CL 86,7 mmol/L Normal
GDS 156 mg/dl Tinggi
SGOT 64
SGPT 140
FISIK/KLINIK
Diagnosa medis Combustio grade III 38%.
Gangguan GIT Merasa susah BAB dan sulit menelan
Tekanan darah 106/48 Rendah
RR 25x/mnt
Nadi 80x/mnt
Suhu 38oC. Tinggi
ASUPAN MAKANAN
Asupan energi total FH.1.1.1 30,4%,
Asupan lemak total FH.1.5.1.1 24,83%,
Asupan protein total FH.1.5.2.1 67,5%,
Asupan karbohidrat total FH.1.5.3.1 64,7%.
Kesimpulan Asupan makanan dibawah batas normal (asupan kurang)
Diagnosis Gizi
Intervensi Gizi
1. Syarat Diet
1. Memberikan makanan dalam bentuk cair nutrisi enteral dini (NED)
2. Protein tinggi yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total
3. Lemak sedang yaitu 15-20% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat sedang yaitu 50-60% dari kebutuhan energi total
5. Vitamin diberikan di atas Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan
6. Cairan tinggi 2,5 L/hari Kehilangan cairan 1,2 L (2 ml/kgBBx24 jamx % LB)
7. Mineral tinggi, terutama zat besi, seng, natrium, kalium, kalsium, fosfor, dan
magnesium. Mineral dalam bentuk suplemen
2. Bentuk makanan : makanan cair penuh
Syarat diet Cair Penuh
1. Tidak merangsang saluran cerna
2. Bila diberikan lebih dari 3 kali harus dapat memenuhi kebutuhan energi dan protein
3. Kandungan energi minimal 1 kkal/ml
4. Sebaiknya osmolaritas <400 Mosml.
3. Terapi diet : Diet Luka Bakar II
Perhitungan :
Diagnosis medis GGK. Hasil anamnesa gizi, pasien mempunyai pola makan tiga kali sehari,
tidak ada elergi terhadap bahan makanan tertentu, senang makanan yang manis, tempe dan
tiap malam mempunyai kebiasaan minum kopi .
FORMULIR ASUHAN GIZI
Kesimpulan : Dari data antropometri pasien, dilihat dari IMT status gizi pasien kurus
atau BB kurang.
5. Biokimia
• Ureum darah : 337,55 mg/dL (N : 10-50 mg/dL) (tinggi)
• Kreatinin darah : 21,00 mg/dl (N : 0,5 – 1,1 mg/dl) (tinggi)
• Asam urat : 10,3 mg/dl (tinggi)
• Natrium : 130 mmol/L (N : 135-150 mmol/L) (rendah)
• Kalium : 6,9 mmol/L (N : 3,5-5,5 mmol/L) (tinggi)
• Haemoglobin : 6,9 gr/dl (rendah)
• Volume (produksi) urin sehari : 700 cc/hari (rendah)
Kesimpulan : Dari data hasil lab dapat diketahui bahwa pasien mengalami anemia.
Kemudian kadar ureum, kreatinin,, asam urat, dan kalium dalam darah termasuk
tinggi sementara kadar natrium pasien termasuk rendah serta volume produksi urin
pasien dalam sehari cukup rendah.
6. Klinis/Fisik
Pasien nafsu makan menurun, mual,muntah (apa yang dimakan dan diminum
dimuntahkan), cegukan,buang air kecil hanya sedikit tetapi tidak sakit, BAK lancer.
B. Keadaan umum : tampak sakit berat, dan sesak nafas
C. Mata : konjungtiva anemis
D. Abdomen : datar,supel
E. Ekstrimitas : tidak oedema
F. Suhu : 37,50C , tensi 170/130 mmHg, nadi 88x/menit
Kesimpulan : dari hasil data klinis/fisik yang diperoleh, dapat diketahui bahwa pasien
mengalami gangguan fisik dan klinis mulai dari gangguan GIT yang menyebabkan
terjadinya mual dan muntah.
7. Dietary History
4. Alergi Makanan : Tidak ada
5. Pantangan Makanan : Tidak ada
6. Diet yang dijalani : Tidak ada
7. Asupan Makanan Energi : - kkal Protein :- gr Lemak : - gr KH :- gr
Kesimpulan : dari data dietary fiber yang diperoleh, pasien tidak mengalami alergi
pada makanan, dan tidak ada diet yang sedang dijalani
DIAGNOSIS GIZI
NC-3.1 : BB kurang berkaitan dengan asupan tidak adekuat ditandai dengan IMT = 18,0
dibawah garis normal
NC-1.4 : gangguan fungsi gastrointestinal berkaitan dengan perubahan struktur anatomi
gastro intestinal tract ditandai dengan nafsu makan menurun, adanya mual dan muntah.
NC-2.2 : perubahan nilai laboratorium terkait zat gizi berkaitan dengan adanya gangguan
fungsi ginjal dan endoktrin ditandai dengan ketidaknormalan kadar ureum, kreatinin, asam
urat, natrium dalam darah, kalium, hemoglobin hingga volume produksi urin dalam sehari.
INTERVENSI GIZI
7. Tujuan Diet
4. Mencapai dan mempertahankan status gizi sesuai dengan umur, gender dan
kebutuhan fisik.
5. Meningkatkan berat badan agar mencapai berat badan standar.
6. Meningkatkan asupan energy dan zat gizi agar mencapai 100%
7. Nilai laboratorium terkait gizi mencapai normal.
8. Bentuk Makanan : makanan lunak
9. Cara Pemberian (Route) : Oral
10. Syarat Diet :
Asupan KH 35 kkal/kgBB/hari untuk pasien dewasa, sementara untuk pasien
kelompok usia lanjut 30-35 kkal/kgBB/hari
Protein sesuai dengan tingkat penurunan fungsi ginjal, anjuran protein : 0,8
gr/kgBB/hr (10% dari total energy) apabila fungsi ginjal sudah sangat buruk
maka asupan protein 0,6 gr/kgBB/hari, jika ada terapi HD asupan proteinnya
1,2 gr/kgBB/hr, jika CAPD (Continuous ambulatory peritoneal dialysis) : 1,3-1,5
gr/kgBB/hr (20% dari energio total)
Asupan lemak 30% dari total energy
Mineral perlu diperhatikan asupannya. Natrium,kalium dan fosfor adalah
contoh mineral yang perlu dibatasi.
Cairan harus diperhatikan, untuk pasien predialisis cairan dapat diberikan
sampai dengan 3000 ml per hari, namun pasien dialysis cairan <1500 ml
perhari
IMPLEMENTASI/PEMESANAN DIET
Syarat Diet :
Asupan KH 35 kkal/kgBB/hari untuk pasien dewasa, sementara untuk pasien
kelompok usia lanjut 30-35 kkal/kgBB/hari
Protein sesuai dengan tingkat penurunan fungsi ginjal, anjuran protein : 0,8
gr/kgBB/hr (10% dari total energy) apabila fungsi ginjal sudah sangat buruk maka
asupan protein 0,6 gr/kgBB/hari, jika ada terapi HD asupan proteinnya 1,2
gr/kgBB/hr, jika CAPD (Continuous ambulatory peritoneal dialysis) : 1,3-1,5
gr/kgBB/hr (20% dari energio total)
Asupan lemak 30% dari total energy
Mineral perlu diperhatikan asupannya. Natrium,kalium dan fosfor adalah contoh
mineral yang perlu dibatasi.
Cairan harus diperhatikan, untuk pasien predialisis cairan dapat diberikan sampai
dengan 3000 ml per hari, namun pasien dialysis cairan <1500 ml perhari
Bahan Makanan :
Dianjurkan : apel, bawang, ikan kaya asam lemak omega 3, putih telur, bunga
kol
Dilarang : daging kalengan, ikan kalengan dan kerang, keripik asin dan kacang
asin, mie instan, acar, makanan cepat saji, minuman bersoda, bir
Dibatasi : makanan yang mengandung fosfor (seperti susu dan produk susu,
ikan, ayam ,daging, kacang-kacangan, gandum, cokelat), makanan yang
mengandung kalium tinggi (seperti jeruk, pisang, alpukat, melon, kiwi, kentang,
tomat, bayam, asparagus, nasi merah dan roti)
DAFTAR MAKANAN SEHARI
10. Puding Labu 35 37,8 1,2 0 3,2 0,7 0,2 4,6 2,1
00 Labu Kuning
Kuning Agar- 10 0,0 0,0 0 3,2 0,0 0,0 0,0 0,0
Agar
Gula 10 77,4 0,0 0 4,9 0,2 0,0 0,0 0,0
13. Sup Bihun B. Putih 50 180, 3,3 0 39,8 4,0 0,3 0,0 0,0
00 4
Steam Ayam 50 142, 13, 9 0,0 6,5 0,7 19, 0,0
Ayam 4 4 5
Setup Brokoli 40 10,0 0,6 0 2,2 18, 0,2 5,2 12,
Wotel 8 8
Buah Nanas 50 24,5 0,2 0 6,2 3,5 0,2 1,0 7,5
19. Bubur B. Putih 50 180, 3,3 0 39,8 4,0 0,3 0,0 0,0
00 4
Telur T. 55 85,3 6,9 5 0,6 27, 0,7 10 0,0
Ceplok Air Ayam 5 4,5