Anda di halaman 1dari 43

PENCEGAHAN ANEMIA

MELALUI IMPLEMENTASI TRIAS UKS

Direktorat Gizi dan KIA - KEMENKES RI


Disampaikan Pada Orientasi Pelayanan Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja
melalui Pelaksanaan Sekolah/Madrasah sehat dalam Peningkatan Konsumsi TTD Remaja
Jakarta, 9 Agustus 2022
Situasi Gizi dan Perilaku Berisiko Masalah Gizi
Usia 5-12 Tahun ▪ 65% tidak sarapan
▪ 35% yang sarapan (90,2%
• Kurus: 9,2%
sarapan dengan mutu rendah)
• Pendek: 9,9%
• 50% konsumsi makanan manis
• Gemuk: 8,1% • 32% konsumsi
makanan asin
Usia 13-15 tahun • 11% konsumsi makanan instan
• Obesitas 4,8% • 78% konsumsi makanan
• Gemuk 11.2% berpenyedap
• Kurus6.8%;
• Pendek18.5% ANEMIA REMAJA
Usia 15 – 24 tahun : 32 %
Usia 16-18 tahun Usia 5 – 14 tahun : 26,8%
• Kurus 6,7%;
▪ 20% anak sekolah memiliki
• Pendek 22.4%
kebiasaan makan <3 kali/hari
• Gemuk 9.5% ▪ 57% kurang aktifitas
fisik

Riskesdas, 2018; GSHS, 2015; SDKI, 2017


Apa itu anemia?
• Kondisi ketika kadar hemoglobin dalam darah lebih
rendah dari normal.
• Hemoglobin adalah protein kaya zat besi yang
memberikan warna merah darah. Protein ini
membantu sel-sel darah merah membawa oksigen
dari paru-paru ke seluruh tubuh
• Anemia diketahui melalui pemeriksaan kadar
Hemoblobin (Hb) dibawah 12 g/ dl pada wanita tidak
hamil yang berusia ≥ 15 tahun

Penyebab anemia
• Kekurangan vitamin dan mineral (zat besi,
vitamin B12, dan asam folat)
• Infeksi parasite sep Cacingan
• Penyakit (Malaria, Thalasemia)
Dampak anemia bagi remaja

Penurunan kekebalan tubuh, konsentrasi, prestasi belajar,


kebugaran remaja dan produktivitas. Remaja putri yang anemia berisiko lebih tinggi
akan menjadi calon ibu yang anemia
• 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lalai)
• Mudah mengantuk
• Sulit konsentrasi
Kematian Ibu, bayi prematur,
• Sering pusing, mata berkunang-kunang
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
• Pucat pada wajah, kelopak mata, bibir, kulit, kuku,
telapak tangan
Remaja putri rentan anemia

Sumber: Pedoman Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) Bagi Remaja Putri Pada Masa Pandemi Covid-19, Kementerian Kesehatan RI, 2020
PENCEGAHAN ANEMIA DALAM KEGIATAN UKS Perber 4 Menteri ttg
Pembinaan &
Pengembangan UKS/M
Kemendagri, Kemenkes,
Fasilitasi implementasi kegiatan Trias UKS/M : kemendikbudristek dan
Kemenag

Pelayanan Kesehatan
▪ Penjaringan Kesehatan, termasuk skrining
anemia
▪ Pemeriksaan Berkala
▪ Imunisasi (BIAS)
▪ Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
▪ Pemberian obat cacing
Pelayanan
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
Kesehatan • Pemeliharaan sanitasi sekolah
Pendidikan Kesehatan • Pengelolaan sampah
• Literasi kesehatan → Buku Rapor • Perawatan Kebun sekolah
Kesehatanku • Pembinaan kantin sehat
• Pembiasaan PHBS • Pemberantasan sarang nyamuk
• Pendidikan Gizi, Sarapan bersama • Penerapan Kawasan sekolah bebas
• Peningkatan Aktifitas Fisik rokok (KTR), NAPZA (KTN), kekerasan
• Pendidikan Kesehatan Reproduksi (KTK)
• Pendidikan Keterampilan Hidup Sehat Pendidikan Pembinaan
• Pembinaan Kader Kesehatan Sekolah Kesehatan Lingkungan Sehat
.
Komponen Pencegahan Anemia dalam Sekolah/Madrasah Sehat
Pendidikan Kesehatan:
• Literasi Kesehatan dan Gizi
• Edukasi Gizi Seimbang
• Sarapan bersama
• Optimalisasi Aktivitas Fisik
• Kader Kesehatan Sekolah

Pelayanan Kesehatan:
• Penjaringan Kesehatan dan pemeriksanaan
berkala termasuk pengukuran status gizi,
termasuk anemia dan skrining anemia
• Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) rematri

Pembinaan Lingkungan Sehat


• Pembinaan kantin sehat
• Pemanfaatan pekarangan sekolah (kebun
sekolah utk sayuran hijau)
Pendidikan Kesehatan

UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS


Mengapa Gizi Remaja Penting?

→ Remaja merupakan setengah dari


sumber daya manusia untuk masa
depan: asset yang sangat besar untuk
pertumbuhan ekonomi dan sosial

→ Gizi yang tidak optimal, terutama


pada remaja putri, memiliki dampak
terhadap kesehatan mereka dan juga
kesehatan generasi selanjutnya.

→ Kekurangan gizi juga mengakibatkan


penurunan imunitas tubuh dan daya
tahan terhadap penyakit, sehingga
sangat penting pada masa Covid-19,
gizi remaja tetap menjadi perhatian ©UNICEF Indonesia/2018/irwin
Pendidikan gizi
Pemenuhan gizi seimbang sangat penting dilakukan untuk meningkatkan
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang optimal
sehingga mereka dapat mengikuti proses pembelajaran secara lebih baik

Apa Itu Pendidikan Gizi?


Upaya untuk mengubah sikap dan perilaku untuk mendukung pemenuhan
gizi seimbang pada peserta didik.

Memahami perlunya Mempraktikkan perilaku


memilih makanan bergizi sadar gizi dalam kehidupan
dan jajanan sehat untuk sehari –hari
menjaga kesehatan tubuh
Mengapa
GIZI SEIMBANG?
Prinsip Gizi Seimbang merupakan upaya
menyeimbangkan antara zat gizi yang keluar dan zat
gizi yang masuk dengan memantau berat badan secara
teratur.

Agar tubuh tetap sehat dan terhindar dari berbagai


penyakit kronis atau penyakit tidak menular terkait
gizi, pola makan masyarakat perlu ditingkatkan ke
arah hidup sehat dengan GIZI SEIMBANG.

FAKTOR RISIKO PTM


PENERAPAN GIZI SEIMBANG
Permenkes Nomor 41 Tahun 2014

Makanan sumber protein dan zat besi

Proporsi makanan dalam Isi Piringku setiap kali makan:


2/3 bagian dari setengah piring masing-masing untuk
makanan pokok dan untuk sayuran,
1/3 bagian dari setengah piring masing-masing untuk
lauk-pauk dan untuk buah.
Penerapan 10 PESAN UMUM GIZI SEIMBANG
Syukuri dan nikmati aneka ragam jenis Sarapan pagi setiap hari
makanan • Sarapan sebelum jam 9 pagi untuk memenuhi 15-30%
kebutuhan gizi sehari

Banyak makan SAYUR dan BUAH


• 150 gram buah (cth : 3 buah pisang / 3 buah jeruk sehari ) Cukup minum air putih
• 250 gram sayuran (sekitar 2 ½ porsi / gelas sayuran matang)
• Minum air putih untuk memenuhi kebutuhan cairan sekitar
• Pilih sayuran berdaun hijau, terong, tauge, daun singkong,
1,5 liter atau setara 8 gelas sehari
dll & buah seperti: jeruk, pisang, alpukat, nanas, apel,
pepaya, manggis, dll

Makan lauk mengandung tinggi protein Membaca Label Informasi Nilai Gizi
• Sumber hewani 2-4 porsi per hari (cth 2-4 potong ikan) • Biasakan membaca label informasi nilai gizi pada kemasan,
• Sumber nabati 2-4 porsi per hari (cth 2-4 potong tempe) perhatikan tanggal kedaluwarsa.
• Lauk tinggi protein: telur, ayam, ikan, daging, tahu, tempe,
dan kacang-kacangan

Makan aneka ragam makanan pokok


• Sekitar 3-4 porsi/hari atau setara 100 g nasi atau ¾ gelas Mencuci tangan dengan sabun di air
sekali makan; sergantian dengan jenis makanan pokok mengalir
lainnya seperti umbi-umbian, jagung, dsb

Batasi makanan 4 sdm GULA


manis, asin, & 1 sdt GARAM
Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan
berlemak 5 sdm MINYAK menjaga berat badan normal
Pemanfaatan Jam Literasi Untuk Materi Kesehatan
Dilaksanakan
Kegiatan : Membaca Buku Rapor Kesehatanku (Buku Informasi ) atau Materi Kesehatan lainnya pada minimal 1 (satu) /
sesi Literasi Sekolah minggu

Peserta didik membawa


Peserta didik Mengulangi
Wali kelas mengalokasikan Mendiskusikan pulang buku rapor untuk
membaca topik dengan topik yang
waktu dan membuat jadwal topik sesuai berdiskusi dengan orang
sesuai jadwal dan berbeda sesuai
topik kesehatan yang akan dengan jadwal tua dan membubuhkan
membawa buku jadwal yang telah
dibaca dan didiskusikan paraf pada kolom yang
rapor kesehatanku ditentukan
tersedia
SARAPAN PAGI
Agar siswa tidak melewatkan makan pagi dan membuat Sarapan bukan sekedar pengganjal perut, tapi
mereka mampu memilih jenis makanan yang bergizi juga memberikan energi agar siswa bisa
seimbang untuk dikonsumsi serta dapat memberikan beraktivitas dengan baik, otak bekerja lebih
energi yang cukup. optimal, dan tidak cepat mengantuk.

Penelitian menunjukkan bahwa sarapan memiliki dampak


yang positif bagi perilaku siswa di kelas, maupun bagi Sarapan sehat untuk anak sebaiknya mengikuti
prestasi akademik siswa secara umum. Sebaliknya siswa pola gizi seimbang yakni terdiri dari sumber
yang memilih untuk tidak sarapan berisiko mudah lelah karbohidrat (60-68%), protein (12-15%), lemak
dan sulit memfokuskan perhatian, yang tentunya akan (15- 25%), dan vitamin/mineral.
berakibat negatif pada performanya di sekolah.

Sarapan sehat juga berperan penting bagi kita


Termasuk sumber protein hewani
untuk mempertahankan dan meningkatkan
prestasi kita di sekolah
Sarapan dan Kudapan Bersama (Bawa Bekal Bersama)
Kegiatan : Dilaksanakan
Pendidikan Gizi Seimbang yang dilaksanakan dalam bentuk minimal 1x
pembiasaan /praktik dengan membawa bekal sarapan makanan seminggu
bergizi seimbang dan kudapan bergizi

Sekolah
Sekolah/Madrasah
menginforma
Sarapan Bersama Kudapanbersama mengawasi sesuai → Wali
Menentukan
sikan kegiatan
dilaksanakan sebelum dilaksanakan pelaksanaan kelas/guru
jadwalpelaksanaan
pada orang
memulai kegiatan pada waktu jam kegiatan dan mengingatkan orang
sarapan dan kudapan
tua/wali pada
belajar mengajar istirahat pertama menu tua untuk membekali
bersama (pukul 07.00 pagi) minimal 1x seminggu sarapaan/kudapan
saat MPLS
minimal 1x seminggu
anak dengan menu

Contoh Menu Sarapan Bergizi Seimbang

Nasi 150 gr 1 gls Contoh kudapan bergizi


Nasi Goreng Teri +
Telur Ikan teri 15 gr 1 sdm
Tomat 20 gr 3 iris
Timun 20 gr 2 iris

Telur ayam 1 btr


Minyak goreng 20 gr 2 sdm
Anak Sekolah memahami fungsi protein bagi tubuh
Makanan serta makanan sumber protein hewani dan nabati
karena protein adalah bagian terbesar dari jaringan
sumber protein tubuh.

Anak Sekolah perlu mengenali makanan sumber


protein hewani dan nabati agar dapat
mengombinasikan asupan protein hewani dan
nabati secara seimbang.

Penting untuk anak sekolah menghubungkan


kebiasaan makanan sehari-hari dan mengenali
bahan pangan sumber protein hewani dan nabati,
untuk menggugah siswa yang belum mengonsumsi
pangan hewani dan nabati sesuai anjuran.
sayur dan buah penting Konsumsi sayur dan buah masyarakat Indonesia masih di
bawah jumlah yang dianjurkan. Padahal sayur dan buah
merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat yang
dibutuhkan remaja dalam proses pertumbuhan dan
pencegahan penyakit.

Anak Sekolah perlu memiliki pengetahuan mengenai


pentingnya sayur dan buah sebagai salah satu sumber zat
gizi.
• Sayur dan buah mengandung vitamin, mineral, dan serat yang
dibutuhkan oleh tubuh
• Apabila konsumsi sayur dan buah seorang remaja cukup, maka
pertumbuhannya akan optimal dan ia akan terhindar dari
berbagai penyakit.
• Sayur dianjurkan untuk dikonsumsi sebanyak 3–4 porsi/hari,
sedangkan buah 2–3 porsi/hari.

Anak sekolah dapat meningkatkan konsumsi buah dan


sayur sesuai dengan porsi yang dianjurkan setiap hari
Peningkatan Aktifitas Fisik
Kegiatan :
Dilaksanakan :
Peningkatan Aktifitas Fisik di Sekolah/Madrasah melalui penerapan kegiatan :
-Peregangan : Setiap Pergantian Mapel
- Peregangan di sela jam pelajaran
- Optimalisasi olahraga dan
- Optimalisasi jam pelajaran olahraga
- Ekstrakurikuler wajib olahraga/beladiri/kesenian ektrakurikuler : minimal 1x seminggu

Sekolah/Madra Sekolah Peregangan di Sekolah menerapkan Sekolah menerapkan


sah menginformasi sela jam optimalisasi jam Guru PJOK, walikelas dan
ekstrakurikuler wajib bagi peserta
menentukan kan kegiatan pelajaran olahraga (olah raga Kep.Sek
didik dengan pilihan
jadwal pada orang dilaksanakan kebugaran Memantau pelaksanaan
:Ektrakurikuler olahraga /
pelaksanaan tua/wali pada minimal 1x per bergantian dengan Peningkatan aktifitas fisik di
beladiri / kesenian
kegiatan saat MPLS hari olahraga prestasi) sekolah

Dibutuhkan :
• Sarana Prasarana Olah raga
• Kreasi gerakan peregangan
Pembiasaan PHBS

Kegiatan :
Pembudayaan PHBS di sekolah/madrasah melalui kegiatan cuci tangan pakai sabun Dilaksanakan
(CTPS) dan sikat gigi bersama (dirangkaikan dengan kegiatan sarapan dan kudapan minimal 1x
bersama) seminggu

Kegiatan CTPS Kegiatan sikat gigi Wali Kelas/Guru


Sekolah
Sekolah/Madrasah dilaksanakan sebelum bersama dilaksanakan membimbing dan
menginformasikan pada jam istirahat
menentukan jadwal kegiatan sarapan mengawasi
kegiatan pada pertama setelah
pelaksanaan bersama dan kudapan pelaksanaan
orang tua/wali kegiatan sarapan
pembiasaan PHBS bersama CTPS dan sikat gigi
pada saat MPLS bersama bersama

Kegiatan Cuci Tangan Pakai Sabun Bersama Kegiatan Sikat Gigi Bersama
Sarana dan Prasarana dibutuhkan Sarana dan Prasarana dibutuhkan
- Wastafel dan air mengalir - Sikat gigi dengan tutup,
- Sabun Cuci tangan - Gelas kumur dan
- Lap tangan Kering /Tissu - pasta gigi (dibawa
mandiri oleh peserta didik)
- Air bersih
Pembinaan Kader Kesehatan Sekolah

Kegiatan :
Sarana yang dibutuhkan : Dilaksanakan
Pembinaan Kader Kesehatan Sekolah sebagai agen untuk
-Kelas minimal 1x
menyebarluaskan informasi kesehatan pada teman
- Media Penyuluhan seminggu
sebaya dan perpanjangan tangan Puskesmas untuk
membantu pelaksanaan Trias UKS di sekolah

Sekolah membentuk Kader Kesehatan Sekolah melatih Kader kesehatan Pembinaan dan
Sekolah dan Gugus Tugas/Bidang (Bidang Kader Kesehatan Sekolah Pelatihan kader
Pelayanan kesehatan, Kebersihan, PHBS, sesuai melaksanakan kesehatan sekolah oleh
Gizi, Kantin dll) bidangnya tugas sekolah minimal 1
kali/minggu
Pelayanan Kesehatan

UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS


Penjaringan Kesehatan dan Pemeriksaan Berkala
Kegiatan : Dilaksanakan minimal
✓ Penjaringan Kesehatan : Pemeriksaan Kesehatan bagi peserta didik 1, 7 dan 10 1 kali/tahun
✓ Pemeriksaan Kesehatan Berkala : Pemeriksaan Kesehatan bagi peserta didik 2, 3, 4, 5,
6, 8, 9, 11 dan 12

Sekolah Pemeriksaan Pemeriksaan Tindak Lanjut Puskesmas :


Puskesmas dan menginforma Kesehatan oleh Kesehatan (Fisik) Laporan ke
Sekolah/Madrasah berkoordinasi sikan kegiatan Guru oleh Petugas Dinkes dan TP UKS
menentukan jadwal pelaksanaan, pada orang dan Kader Puskesmas, Sekolah : informasikan ke
penyediaan sarana prasarana dan tua/wali pada Kesehatan Kesimpulan dan orang tua /wali
pembagian tugas saat MPLS Sekolah Rujukan

Kesehatan Kesehatan Kesehatan gigi SARANA & PRASARANA


Status gizi penglihatan pendengaran dan mulut Puskesmas :
✓ UKS Kit
Puskesmas ✓ Form Rekapitulasi
Kesehatan
Gaya Hidup
Kebersihan Kesimpulan ✓ Form rujukan
PEMBA GIAN reproduksi Diri (kulit) dan Rujukan
TUGAS
Riwayat Status gizi Kesehatan gigi SARANA & PRASARANA
Riwayat imunisasi
kesehatan (TB, BB, IMT) dan mulut Sekolah :
Sekolah (Guru dan ✓ sarana prasarana UKS (timbangan,
Kader Kesehatan pengukur tinggi badan),
Sekolah) Kesehatan Kesehatan mental
Kebersihan Diri
Kebugaran ✓ Form kuesioner,
(kuku dan
intelegensia emosional Jasmani ✓ Buku Rapor Kesehatanku
rambut)
Skrining Anemia Pada Remaja Putri Kelas 7 dan 10
( pemeriksaan Hemoglobin)

Tujuan Sasaran
• Deteksi dini anemia pada remaja puteri remaja putri kelas 7 dan 10
• Tatalaksana dan rujukan bila ditemukan
anemia pada remaja puteri
Tindak Lanjut
Pelaksanaan
Bila ditemukan anemia – dilakukan penanganan ,
• Terintegrasi melalui penjaringan
kesehatan pada anak sekolah kelas 7 pengobatan dan rujukan ( bila diperlukan )
dan 10.
• Dilaksanakan oleh petugas Puskesmas
dan tim pelaksana UKS

Alat Skrining
Hb meter Jarum/lancet
Pen lancing Alkohol swab
Strip Hb gloves
2022
Pemberian Tablet Tambah Darah bagi Remaja Putri

Kegiatan : Dilaksanakan
Pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri kelas 7 -12 1Xseminggu
(SMP/MTs dan SMA/SMK/MA) untuk pencegahan anemia

Sekolah/Madrasah Sekolah Wali kelas/guru Wali Kelas/Guru mencatat


Wali kelas/Guru
menentukan jadwal menginformasika melaksanakan peserta didik putri yang
berpesan agar peserta
pelaksanaan n kegiatan pada pemberian tablet tidak hadir/masuk, dan
didik mengkonsumsi
pemberian TTD orang tua/wali tambah darah bagi memberikan TTD tersebut
makanan bergizi
(setelah sarapan pada saat MPLS remaja putri setelah ketika peserta didik
seimbang
bersama) sarapan bersama tersebut masuk

DICATAT
Pemberian Obat Cacing ( Khusus untuk PAUD dan SD/MI)
• Cacingan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing
dalam tubuh manusia, baik secara langsung atau melalui Pemberian Obat Cacing
vektor.
Sasaran Pemberian Tempat
• Pemberian Obat Pencegahan Secara Masal Cacingan (POPM
Cacingan) merupakan pemberian obat cacing secara serentak • 2x / tahun (daerah
kepada semua penduduk sasaran di wilayah berisiko cacingan PAUD prevalensi tinggi) Sekolah/
sebagai bagian dari upaya pencegahan penularan cacingan. SD/MI • 1x / tahun (daerah Madrasah
prevalensi
PowerPoint sedang)
Presentation
Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat

UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS


Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan
pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara
mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan masyarakat yang setinggi-tingginya
cara pemicuan
5 PILAR STBM DI SEKOLAH

Pilar 1 : Stop BABS


Pilar 2 : Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir
Pilar 3 : Pengelolaan air dan makanan di kantin
Pilar 4 : pengelolaan sampah
Pilar 5 : Pengelolaan limbah cair

29
Pembinaan Kantin dan PKL Sekitar Sekolah
Kegiatan :
Pembinaan kantin dan PKL di sekitar sekolah dilaksanakan melalui kegiatan : Sarana yang dibutuhkan :
Kegiatan
- Inspeksi higiene sanitasi dan keamanan makanan jajanan kantin sekolah ▪ Daftar Tilik Inspeksi Pembinaan
- Inspeksi makanan dan minuman jajanan PKL sekitar sekolah Kantin dan PKL
dilaksanakan
- Pembinaan menu jajanan kantin sekolah dan PKL sekitar sekolah ▪ Kreasi berbagai menu minimal 1x
➢Menu yang bergizi bergizi
seminggu
➢Aman (tidak ada bahan bahaya), bermutu (tidak kadaluarsa) ▪ dll

Sekolah Puskesmas, Sekolah Sekolah


Sekolah/Madr melaksanakan
menginformasikan BPOM, Sektor melaksanakan Pembinaan oleh
asah inspeksi sanitasi
menentukan kegiatan pada terkait lainnya inspeksi sanitasi dan Sekolah/Madrasah
penjamah pangan di mengadakan dan higiene menu higiene jajanan PKL berdasarkan hasil
jadwal bergizi kantin
kantin dan PKL sekitar sosialisasi sekitar sekolah inspeksi kantin dan
pelaksanaan sekolah minimal 1
sekolah pada saat higiene dan minimal 1 PKL
kegiatan kali/minggu
awal tahun ajaran makanan aman kali/minggu
Pemanfaatan Pekarangan Sekolah
Kegiatan :
Sarana yang dibutuhkan : Dilaksanakan
Penanaman dan perawatan
Media tanam, Bibit minimal 1x
tanaman pangan dan obat di
tanaman seminggu
sekolah
Pupuk , Air
Sekolah/Madrasah Sekolah membentuk dan
Pembinaan Pemanfaatan
mengeluarkan kebijakan melatih Kader Kesehatan Penanaman tanaman
Pekarangan oleh Sekolah,
pemanfaatan pekarangan Sekolah Bidang Pemanfaatan pangan dan obat
Kader Pertanian, dll
sekolah Pekarangan

Pengelolaan Sampah
Kegiatan : Sarana yang dibutuhkan :
Pengelolaan sampah di sekolah melalui : Tempat sampah tertutup di Dilaksanakan
-Pembuangan sampah sesuai tempat pemilahan sampah setiap kelas minimal 1x
-Reduce, Reuse, Recycle Tempat sampah tertutup dan seminggu
- Pemanfaatan sampah terpilah di sekolah, dll

Sekolah/Madrasah Sekolah membentuk dan Proses pemanfaatan


mengeluarkan kebijakan melatih Kader Kesehatan Penyediaan tempat sampah menjadi
pemanfaatan pengelolaan Pelaksanaan 3R barang lain yang
Sekolah Bidang sampah terpilah
sampah di sekolah Kebersihan berguna
UPAYA PENGELOLAAN/PENGAMANAN SAMPAH

Melakukan pengurangan sampah dengan 3R


(Reduce, Recycle, dan Reuse)
a. Reduce yaitu mengurangi timbulan sampah
dengan mengurangi pemakaian barang atau
benda yang tidak terlalu dibutuhkan.
Contoh : mengurangi pemakaian kantong plastik,
mengutamakan membeli produk berwadah sehingga
bisa diisi ulang, mengambil makanan tidak berlebihan
sehingga tidak ada sisa yang akan menjadi sampah
b. Reuse (Pemanfaatan kembali) yaitu memanfaatkan
kembali barang yang sudah tidak terpakai tanpa
mengubah bentuknya.
Contoh : memanfaatkan kembali lembaran kosong pada
kertas yang sudah digunakan,gunakan baterai yang
dapat di charge kembali
Recycle (daur ulang) yaitu mendaur ulang kembali
c. barang lama menjadi barang baru.
Contoh : sampah organik dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk dengan cara pembuatan kompos atau dengan
pembuatan biopori, sampah an organik seperti
bungkus plastik detergen/susu dll dapat dibentuk
menjadi barang- barang kerajinan tangan (tas, dompet
dll)

Pembuatan
biopori
Penerapan Kawasan Sekolah Bebas Rokok, NAPZA dan Kekerasan

Kegiatan : Sarana dan Prasarana dibutuhkan :


Penerapan Sekolah sebagai : - Salinan Permendikbud tentang Penerapan sekolah sebagai Penerapan
- Kawasan Bebas Rokok (KTR) kawasan bebas Rokok, NAPZA dan kawasan bebas dilaksanakan
- Kawasan Bebas NAPZA - kekerasan setiap hari
- Kawasan Bebas Kekerasan Reaturan Sekolah sebagai kawasan bebas Rokok, NAPZA dan
kawasan bebas kekerasan

Konseling Upaya
Sekolah/ Madrasah mengeluarkan Pengawasan oleh Kepala Penerapan sanksi edukatif Berhenti
peraturan sekolah/madrasah Sekolah, Guru dan kepada masyarakat sekolah Merokok
sebagai Peserta yang melanggar bagi Masyarakat
kawasan bebas rorok dan NAPZA Didik Sekolah yang
merokok
Aksi Bergizi di Sekolah / Madrasah

UNGGUL VISIONER BERINTEGRITAS


GERAKAN # AKSI BERGIZI
Minum TTD Bersama di Sekolah/ Madrasah

Senam Bersama Sarapan Bersama Edukasi Minum TTD Bersama Mengisi Aplikasi Ceria
Komitmen Pemerintah dan Kebijakan
SE pelaksanaan Aksi Bergizi Bupati Lombok Barat dan Klaten
Program Gerakan #AksiBergizi

Pedoman Aksi Komponen Strategi Implementasi


Bergizi Program Program di Sekolah

• Advokasi Sarapan Minum TTD


Edukasi
Bersama Bersama
pembuat
kebijakan Aplikasi
Tablet Ceria
Tambah
Pendidikan • Mobilisasi Sekolah
Gizi
Darah
• Koordinasi multi- Pelayanan
Kesehatan
Komunikasi sektor
untuk
Perubahan
Perilaku
• Pemantauan &
Evaluasi
• Penguatan
Kapasitas Pendidikan
Kesehatan
Pembinaan
Lingkungan Sehat

37
IMPLEMENTASI DAN DAMPAK #AKSIBERGIZI Hasil Evaluasi Aksi Bergizi
(Lombok Barat dan Klaten)
Wilayah yang sudah melaksanakan Aksi Bergizi tahun 2021

7 39 369
41%
Pengetahuan
66%

Provinsi Kabupaten/Kota Sekolah


Minum TTD setiap 57%
minggu 89%

Aceh Sulawesi Selatan


6 Kab/Kota | 35 sekolah
4 Kab/Kota | 33 sekolah
Konsumsi buah &sayur 30%
kaya vitamin A 38%
Papua
2 Kab/Kota | 64 sekolah

Aktifitas Fisik 660 menit


menit 24%
setiap hari 41%
Jawa Tengah
8 Kab/Kota | 110 sekolah

Konsumsi Minuman 63%


berpemanis 40%

Jawa Timur
6 Kab/Kota | 15 sekolah
NTT
7 Kab/Kota | 45 sekolah Baseline Endline
NTB Catatan:
6 Kab/Kota | 67 sekolah • TTD = Tablet tambah darah
38
• Evaluasi dilakukan sebelum sekolah tutup karena
pandemi
Gerakan #AKSIBERGIZI Konsep Kegiatan
Tujuan: Adanya gerakan konsumsi TTD bagi remaja putri
dan penyebarluasan informasi TTD dikalangan siswa
Senam Pagi

Waktu : Juli – Agustus Sarapan Bersama ( pesan gizi seimbang cukup protein hewani)
SMP/SMA/MTS/MA
Minum TTD Bersama

Edukasi kesehatan dan gizi


Rencana Pra kegiatan :
Pencatatan dan pelaporan konsumsi TTD dengan aplikasi ceria
1. Sosialisasi # Gerakan Aksi Bergizi kepada stakeholder di daerah
2. Koordinasi Dinas Kesehatan, Puskesmas dengan dinas Pendidikan Dilakukan Lapangan terbuka/aula/kelas
dan Agama serta Sekolah / Madrasah jenjang SMP dan SMA
3. Advokasi kepada Pemerintah daerah # Gerakan Aksi Bergizi masiv Menjadi kegiatan rutin di kelas tiap minggu
dilaksanakan di semua sekolah SMP / SMA/ sderajat
4. Pertemuan koordinasi dengan semua stakeholder dan mitra terkait
untuk penyiapan sarana, logistik dan media KIE Dapat menggandeng mitra untuk mendukung kegiatan
5. Terlaksananya Gerakan # Aksi Bergizi , termasuk pencatatan –
pelaporan kepatuhan konsumsi TTD
6. Memastikan aksi bergizi rutin dilaksanakan tiap minggu untuk Sasaran
memastikan remaja putri mengonsumsi TTD bersama di sekolah /
madrasah Semua siswa ( senam , sarapan dan edukasi)

39
Remaja Putri → Minum Tablet Tambah Darah dan CERIA
PERAN STAKEHOLDER TERKAIT
Kegiatan Dinas Dinas Agama Pemda Dinas Kesehatan
Pendidikan
Koordinasi v v v v
SE ke DisDik, DinKes dan Dinas Agama v
Surat Edaran ke Sekolah / Madrasah v v v
Sarana dan Logistik v v v
Dukungan SDM v v v
Dukungan Penyebarluasan Informasi v v v v
Keberlangsungan Aksi Bergizi Rutin v v v
Monitoring evaluasi v v v v

40
# GERAKAN AKSI BERGIZI di Kab Bogor

Skrining Anemia Senam Bersama Edukasi Gizi

Sarapan Bersama Menu Gizi Seimbang Minum TTD Bersama Mencatat konsumsi TTD dalam aplikasi CERIA
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai