Anda di halaman 1dari 36

dr. Pertiwi Febriana Chandrawati , MSc,SpA.

 Malnutrisi : suatu kelainan yang ada hubungannya dengan


gizi.
 Pengukuran status nutrisi : antropometri.

 Antopometri memp 3 tujuan, mengukur:

◦ Status nutrisi
◦ Pertumbuhan
◦ Komposisi tubuh
 pertumbuhan : LK, PB, TB, BB

PB ( recumbent length) : posisi tiduran : < 2 th


TB ( stature ) : posisi berdiri : > 2 th.
 komposisi tubuh :

 menilai lemak tubuh : TLK dan lemak tungkai


Menilai massa tanpa lemak ( fat free mass ):
LLA, LOLA, Luas Otot Lengan Atas
 Malnutrisi Energi Protein (MEP) :
1. MEP derajat ringan ( gizi kurang ) : ≠ biokimia
2. MEP derajat berat ( gizi buruk ) : biokimia
A. Kwashiorkor
B. Marasmus
C. Marasmus-kwashiorkor
 Langkah Diagnostik :
◦ Anamnesis :
Pertumbuhan yang kurang, berat badan yang kurang, anak
tidak mau makan dan sering menderita sakit yang
berulang.
A. MEP Ringan
◦ Pertumbuhan linier berkurang atau berhenti
◦ Kenaikan BB berkurang/ berhenti
◦ LLA menurun
◦ BB/TB normal atau menurun
◦ TLK normal atau menurun
◦ Anemia ringan
◦ Aktivitas dan perhatian kurang jika dibanding dengan anak
sehat.
◦ Adakalanya dijumpai kelainan kulit atau rambut.
MEP BERAT
B. Kwashiorkor C. Marasmus
 Perubahan mental sampai  Penampilan wajah seperti
apatis. orang tua, sangat kurus
 Edema  Perubahan mental
 Atrofi otot
 Kulit kering, dingin dan
 Gangguan GIT mengendor
 Rambut kering, tipis ,
 Perubahan rambut
mudah rontok
 Perubahan kulit  Lemak subkutan
 Pembesaran hati menghilang → turgor↓
 Anemia  Sering diare atau konstipasi
 Kadang bradikardi
 RR ↓, TD↓
Indikator Klasifikasi Status Nutrisi
BB//U ≥ 2 SD Berat badan lebih
- 2 SD s/d + 2 SD Normal
- 2 SD s/d – 3 SD Berat badan rendah
< - 3 SD Berat badan sangat rendah

TB//U ≥ 2 SD Tinggi
- 2 SD s/d + 2 SD Normal
- 2 SD s/d – 3 SD Pendek ( stunting )
< - 3 SD Sangat pendek ( severely
stunting )
BB//TB atau PB ≥ 2 SD Gemuk
- 2 SD s/d + 2 SD Normal
- 2 SD s/d – 3 SD Kurus (wasting)
< - 3 SD Sangat kurus ( severely
wasting )
Status gizi Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarkan
Indeks
BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB

Gizi baik > 80 % > 85 % >90 % >85 % >85 %

Gizi 61-80 % 71-85 % 81-90 % 71-85 % 76-85 %


kurang
Gizi  60 % 75 % 80 % 70 % 75 %
buruk
BB//U berdasarkan Edema (+) Edema (-)
% median standar

80-60 Kwashiorkor Undernutrition


< 60 Marasmic- Marasmus
kwashiorkor
 Edema ( pitting edema ) : tanda utama kwashiorkor
 berhubungan dengan hipoalbunemia → pe↓ tekanan koloid
osmotik plasma
 expansi volume cairan ekstraseluler.
Derajat edema : I . Dorsum pedis
II. Lengan dan tungkai
III. Tangan, kaki, perut dan wajah.
 Darah lengkap
 Urin lengkap
 Feses lengkap
 Gula darah
 Protein serum
 Profil lemak
 Elektrolit
 Foto dada
 EKG
Terapi
10 Langkah Tata Laksana MEP (gizi buruk)
 Letargis : mengantuk dan apatis
 Anak gelisah dan rewel
 Tidak ada air mata
 Mata cekung
 Mulut dan lidah kering
 Haus
 Kembalinya turgor kulit lambat.
 Syok : ukur capilary refill
 Kelebihan Na, kekurangan K dan Mg (?)
 Beri makanan mengandung K,Mg cukup sedikit garam.
 Contoh K : soda kue, jus tomat, paprika, mrica, kacang-

kacangan, apel, apukat, bayam, daging tanpa lemak.


 Contoh Mg : daun seledri, bubuk coklat, kopi instan,

kacang-kacangan, apricot.
 Gejala : demam → mengantuk dan apatis
 Berikan antibiotik spektrum luas
 Sering ISPA-B
 Tanda infeksi sering tidak jelas.
 Pemberian Fe mulai minggu ke-3
 Pemberian Fe terlalu dini memperberat infeksinya (?)
 Beri vitamin A dosis tinggi saat masuk RS kecuali ada

bukti telah mendapat vit A dosis tinggi pada bulan


sebelumnya.
 Tidak dapat mentoleransi makanan yang mengandung
protein, lemak, dan Na dalam jumlah normal.
 Diet F 75 →75 kcal/315kJ per 100 ml ( fase stabilisasi)
 Diet F 100 → 100 kcal/ 420 kJ per 100 ml ( fase

transisi )
 Cara pemberian porsi kecil frekuensi sering.
 Terdapat intoleransi laktose : susu bebas laktose/

yoghurt.
 Prinsip :
◦ Membantu anak makan sebanyak-banyaknya atau sesuai
kemampuan
◦ Menyusu sesuai kemampuan anak
◦ Merangsang perkembangan fisik dan emosi
◦ Mempersiapkan ibu / pengasuh untuk merawat sepulang dari
rumah sakit.
 Diare persisten
 Disentri
 Otitis Media
 Pneumonia
 UTI
 Infeksi kulit
 TB
 Cacingan
 Malaria
 HIV dan AIDS
 Jantung
◦ COP menurun 30%
 Plasma dan Volume Eritrosit
◦ Hipovolemia → retensi air dan garam
◦ Hipervolemia → gagal jantung
◦ Fase penyembuhan : vol plasma > N
◦ Anemia : Hb 8-10 gr/dl, normokromik
◦ Sum-tul : eritropoisis N, mengandung lemak dan hipoplastik
(lazy marrow)
◦ 4 penyebab anemia pada malnurisi :
 hambatan hemopoiesis
Adaptasi penurunan kebutuhan oksigen
Peningkatan kerusakan eritrosit
Infeksi kronik.
 Hati
gambaran penting malnutisi pada hati : perlemakan
( fatty liver disease)
 malnutrisi : perlemakan di daerah periportal dengan droplet
lemak yang besar.
Infeksi : perlemakan di tengah lobus hati ( centrolobular )
Keracunan : di sentrolobular, dengan droplet lemak yang kecil-
kecil.
Patofisiologi : hambatan transport trigliserida dari hati
ke darah karena kurangnya apoliprotein β untuk
transpor trigliserida dari hati ke darah
Lab : kadar kolesterol total dan kolesterol lipoprotein
β↓
Protein : 3 gr/kg/hr
 Pankreas
◦ Atrofi sel asinar dan hilangnya granulazimogen→ penurunan
produksi enzim : lipase, tripsin, amilase.

 Saluran Pencernaan
◦ Atrofi mukosa: villus mendatar dan melebar
◦ Kwashiorkor : villi mendatar, kripte : lebih panjang
◦ Marasmus : mukosa lebih langsing dibanding kwashiorkor
◦ Bakterial overgrowth O/K:
Penurunan asam lambung, penurunan motilitas usus, transit time,
penurunan absorbsi karbohidrat.

 Ginjal
◦ Hialinisasi glomeruli, pembengkakan dan nekrosis sel tubuli ginjal
◦ Ginjal tidak mampu membuang sodium load: edema.
 Kulit dan Rambut
◦ Crazy pavement dan flaky paint
◦ Bercak kemerahan → kehitaman, keras, bersisik dan menonjol →
deskuamasi, eksfoliasi → retakan-retakan
◦ Anogenital : ulserasi
◦ Xerosis/mosaic skin : kering, tipis, mengkilap dan berkerut.
Histologi : atrofi lapisan basalis epidermis disertai hiperkeratosis.
◦ Rambut : tipis, jarang dan mudah dicabut, merah
◦ Bentuk , ukuran dan komposisi batang rambut berkorelasi dengan
kandungan protein dan DNA rambut.
 Saraf
◦ Terjadi pelebaran ventrikel pada kwashiorkor
◦ Berat otak menurun 19%
◦ Keterlambatan mielinisasi : Keterlambatan konduksi saraf perifer,
baik konduksi motorik dan sensorik.
◦ Bersifat reversibel
Terimakasih, bantu
aku tumbuh sehat
dengan gizi baik

Anda mungkin juga menyukai