Anda di halaman 1dari 11

SINDROM NEFROTIK

A. Pengertian

Sindrom nefrotik adalah gangguan klinis yang ditandai dengan peningkatan protein

dalam urine secara bermakna. Penurunan albumin dalam darah,edema,serum kolesterol

yang tinggi dan lipoprotein densitas rendah.

B. Etiologi.

Bersifat idiopatik (belum diketahui penyebab yang pasti, umumnya dibagi menjadi dua,

yaitu:

1. Sindrom nefrotik bawaan,diturunkan sebagai resensif autorom atau karena reaksi

femomarternal.

2. Sindrom nefrotik sekunder, disebabkan oleh parasit malaria, penyakit kologen,

glomerulonefrotik : 80 – 90 %, penyakit imun sistemik ( lupus ), metabolik (DM),

infeksi ( bakteri,virus, protozoa dan cacing), obat – obatan, amiloidosis, keganasan dan

sindrom neftotik idiopatik.

C. Manifestasi klinis

 Episode pertama penyakit sering mengikuti sindrom seperti influenza dan bengkak

periobital.

 Edema : muka, tungkai, abdomen,mata, vulva dan skrotum.

 Output urine berkurang atau oliguria.

 Anoreksia.

 Cepat lelah atau malase

 Diare : odema pada mukosa intestinal sehingga menurunnya abstruksi.

 Mudah infsi.
 Sesak nafas.

 Anemia ringan.

 Nyeri perut

 Syok dengan perpindahan volume plasma kerongga ketiga.

 Bila demam berat dapat dapat terjadi dispnea akibat efusi pleura

 Sakit kepala dan iritabilitas

D. Pemeriksaan Diagnostik

 Urinalisis : Hematuria mikroskopik, sedimen urin dan abnormalitas lain.

 Konsentrasi total serum protein menurun menjadi 3 – 5 mg/10 ml ( N : 6,5 – 8 )

penurunan albumin serum : 1,2 – 2 mg / 10 ml

 LED : meningkat pada fase aktif

 Platelet meningkat ( 500.000 1 juta ) hemokonsentrasi

 Protein urine ++

 IgM dapat meningkat dan IgM menurun

 Biopsi ginjal untuk mengetahui keadaan gromerulus, respon terhadap pemberian

obat

E. Penatalaksanaan

Tujuan : mempertahankan fungsi ginjal

 Mempertahankan tirah baring dan meningkatkan diuresis sehingga dapat

mengurangi edema.

 Diit membatasi asupan natrium kurang lebih 1 gr / hari, bila hipoprotein : TP 3 – 4

gr / kg BB.
 Bila edema tidak berkurang : diuretik ( lasix / frurosemesid )

 Pemberian kortikosteroid berdasarkan ISKDC = Prednison dosis penuh 60 mg/m2

luas permukaan badan perhari selama 4 minggu.

 Antibiotik, bila ada infeksi.

 Fungsi asites maupun hidrotoraks dilakukan bila ada indikasi vital.

 Pemeriksaan laboratorium : darah tepi dan urine.

 Dukungan psikologis : penyakit kronis, mudah kambuh, kontrol teratur dan efek

samping kartiko steroid

F. Komplikasi

 Peritonitis

 Hiperkoagulabilitas tromboemboli

 Kelainan histopatologi renal

 Malnutrisi

 Syock

 GGA

 Umur : semakin rendah < 6 bulan kerusakan pada ginjal ditranplantasi


ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN
SINDROM NEFROTIK

A. pengkajian

1. Identitas Klien

2. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Sekarang

Edema ( muka, mata , skrotum, vulva ), anoreksia,BB bertambah, diare, sesak nafas,

Oliguri, suhu meningkat, dan nyeri perut.

b. Riwayat Kesehatan Dahulu

Penyakit yang diderita sebelumnya seperti DM, penyakit sistemik,lupus, penyakit

ginjal dan keganasan.

c. Riwayat Kesehatan Keluarga.

Penyakit nefrotik bukan merupakan penyakit keturunan.

3. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan Umum

- Kesadaran : compos mentis, apatis atau coma.

- TTV : Temperatur, RR dan nadi

b. Kepala dan rambut : normal

c. Mata dan wajah

- Mata : Konjungtiva : anemis, dan palpelora: edema

- Mulut dan bibir normal

d. Leher

Biasanya tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

e. Dada / thorak
- Paru : nafas pendek, suara nafas biasa normal, bunyi nafas normal / ronchi, tektil

fremitus normal atau melemah.

- Jantung : Distritmia atau bradikardi, iktus kardis tidak terlihat, batas jantung

normal.

f. Abdoman

Edema abdomen atau asites, adanya nyeri perut apabila dipalpasi

g. Ekstremitas

Ekstremitas atas dan bawah edema, akral dingin

h. Genitalia

Edema

4. Pemerikaan Penunjang

- Proteinuria lebih rendah dari 3-5 gr/hari

- Albumin kurang dari 3,9 g/dl

- Kolesterol serum diatas 300 mg/dl

- LED meningkat

- Platelet meningkat ( 500.000 – 1 juta )

- Protein urine ++

5. Riwayat Sosial Ekonomi

Sindroma nefrotik dapat menyerang semua umur dan seluruh lapisan masyarakat

6. Data Psikologis

Camas dan takut karena hospitalisasi

7. Pertumbuhan dan perkembangan


B. ANALISA DATA

No Data Fokus Etiologi Masalah

1. DO: Penurunan tekanan ontotik / osmotik Gangguan


- Oliguri plasma kaseimbangan
- BB bertambah SN cairan dan
( 40% ) elektrolit
- Protein Urine ++ Kerusakan Glomerulus

DS: Proteinuria( Protein urin ++)


- Ibu mengatakan
seluruh badan Hiperalbuminemia
anaknya
bengkak. Tekanan oskontik plasma menurun
- Ibu mengatakan
anaknya sesak Hipovolensi
nafas
Peningkatan sekresi ADH dan
aldosteron

(Oliguria) Retensi air dan Na

Edema ( anosarko ) BB
meningkat

2 DO: Edema, tirah baring yang lama Kerusakan


- Kulit lecet SN integritas kulit
- Kulit tampak
mengkilat dan Hipovolemi
meregang
- Anak tampak Peningkatan reaksi ADH
terbaring Aldosteron

DS: Retensi dan Na


- Ibu mengatakan kulit
anaknya meregang Edema
- Ibu mengatakan
anaknya sering Kulit lecet, turgor jelek
terbaring
3 DO : Anoreksia Perubahan nutrisi
- Klien tidak mau SN kurang dari
makan kebutuhan tubuh
- Mual dan muntah Tekanan ontotik / osmotik
- Protenuria(++)> 3-5 Menurun
gr/hari
- Albumin menurun Peningkatan ADH dan aldosteron
dan globulin
meningkat Retensi air dan Na

DS: Edema anasarka


- Ibu klien
mengatakan anaknya Edema mukosa intestinal
susah makan
Diare : Nyeri perut, anoreksia, mual
dan muntah

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit,berlebih b/d penurunan tekanan

osmotik plasma.

2. Resiko atau perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anorexia

3. Resiko atau kerusakan integritas kulit b/d edema, tirah baring yang lama.

4. Tidak efektifnya jalan nafas b/d penumpukan cairan dirongga pleura

5. Resiko tinggi infeksi b.d penurunan daya tahan tubuh

6. Resiko anemia defisiensi besi b.d peningkatan tranperin urin,hematuri

7. Resiko/gangguan mobilitas fisik b.d kelelahan

8. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d peningkatan tekanan hidrostatik

9. Resiko syock hipovolemik b/d penurunan tekanan ankotik plasma.


C.INTERVENSI

Dx.1. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berlebihan b/d penurunan tekanan

ankoti/ Osmotik plasma

Tujuan:Volume cairan dan elektrolit dalam tubuh dapat di pertahan kan

KH : - edema berkurang

- Berat badan seimbang

- Protein urine (-)

Intervensi

1. Awasi denyut jantung TD dan CVP

Rasional : Kelebihan volume cairan dan efek uremia,meningkatkan kerja jantung

Dan dapat menimbulkan gagal jantung

2. Cara pemasuka dan pengeluaran urine

Rasional : Perlu untuk menentukan fungsi ginjal,kebutuhan penggantian cairan dan

Penurunan resiko kelebihan cairan

3. Awasi berat jenis urine

Rasional :mengukur kemampuan ginjal untuk mengkonsentrasi urine berat jenis

biasanya sama atau lebih kurang 1.010 menunjukan kehilangan kemampuan

untuk memekatkan urine

4. Berikan minuman yang di sukai selama 24 jam

Rasional : Membantu menghindari periode tampa cairan,meminimalkan kebosanan

Pilihan yang terbatas dan menurunkan rasa kekurangan dan halus.

5. Awasi pemeriksaan raboratoriumurine,darah dan biopsi ginjal

Rasional : dapat menunjukan infeksi atau nefritis intersisial.


Dx.2. Resiko/kerusakan intekritas kulit b/d edema,tirah baring lama

Tujuan : Kerusakan integritas kulit akibat baring lama tidak terjadi

KH : - Anak tidak lemah

- Kulit lecet tidak ada lagi

- Kulit lembab dan warna normal

Intervensi

1. Infeksi kulit terhadap perubahan warna,turgor,vaskuler

Rasional : menandakan area,sirkulasi buruk/kerusakan yang dapat menimbulkan

pembentukan infeksi

2. Berikan perawatan kulit,batasi penggunaan sabun,berikan salep atau krimdan lotion.

Rasional : Sabun dapat menyebabkan pengeringan, lotion dan salep mungkin diinginkan

untuk menghilangkan kering dan robekan kulit.

3. Pertahankan linen kering dan bebes keriput

Rasional : Menurunkan iritasi dan resiko kerusakan kulit.

4.Anjurkan keluarga klien menggunakan kompres lembab dan dingin untuk memberikan

tekanan ( dan pada garukan ) pada area pruritus.

Rasional : Menghilangkan ketidaknyamanan dan menurunkan resiko cedera dermal.

Dx. 3 Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d Anoreksia

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

KH :- Klien mau makan

- Mual dan muntah tidak ada atau berkurang

- Pemeriksaan laborarorium mendekati nilai normal


Intervensi

1. Kaji atau catat pemasukan diet

Rasional : Membantu mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan diet

2. Berikan makanan sring dan sedikit

Rasional :Menimbulkan anoreksia dan mual sehubungan dengan menurunnya

peristaltik

3 Motivasi klien untuk menghabiskan dietnya

Rasional :Dengan memotivasi klien maka akan memberikan dorongan mental sehingga

akan menambah semangat untuk makan

3. Ciptakan suasana yang menyenangkan waktu makan

Rasinal : Dengan suasana yang menyenagkan akan dapat menambah minat klien untuk

makan.

D. IMPEMENTASI

Merupakan tahapan dari keperawatan dan merupakan penerapan dari rencana tindakan

yang telah ditetapkan pada tahap perencanaan secara nyata yang arahnya untuk mengatasi

masalah dalam rangka mencapai tujuan.

E. EVALUASI

Merupakan kegiatan – kegiatan akhir proses keperawatan untuk mengidentifikasi hasil

yang diharapkan. Menilai sejauh mana masalah anak teratasi.Hal ini dilakukan dengan

membandingkan hasil yang didapat dengan kriteria yang sudah ditetapkan.

Anda mungkin juga menyukai