Anda di halaman 1dari 22

Asuhan Keperawatan

pada anak dengan


Sindrom Nefrotik
Oleh : Hayati Nufus
Definisi
Penyakit/ sindrom pada glomerulus yang ditandai dengan :
 Proteinuri masif , yaitu jumlah protein dalam urin > 50 mg/kg
BB/ 24 jam atau ratio protein kreatinin urin > 2,5
 Hipoalbuminemi, yaitu kadar albumin serum < 3 gr%
 Edema
 Hiperlipidemi/ hiperkolesterolemi yaitu p konsentrasi total
kolesterol. LDL, VLDL, serta p kadar HDL
Klasifikasi
Berdasar etiologi, sindrom nefrotik dibagi :
 Sindrom Nefrotik Primer : penyakit hanya terbatas
pada ginjal/ glomerulus dan etiologinya tidak
diketahui (idiopatik), diduga ada hubungan dengan
genetik, imunologi dan alergi
 Sindrom Nefrotik sekunder : penyakit tidak
terbatas hanya di ginjal/ glomerulus, akan tetapi
penyakit berasal dari ekstra renal (bentuk yang
jarang dijumpai pada anak)
Patofisiologi
Etiologi idiopatik

Hilangnya muatan poliamnion


Perubahan pori-pori dinding kapiler glomerulus
Perubahan hemodinamika aliran kapiler

Proteinuri (t.u albumin)

Hipoalbumiemia
Ekstravasasi cairan dan elektrolit dari intravaskuler ke
ruang interstitial

P cairan interstitial p volume plasma

Edema stimulasi reseptor intravaskular

renin

Tekanan hidrostatik  Angiotensin

aldosteron

p tek osmotik + p reabsorpsi garam dan air oleh


Manifestasi Klinis
 Edema periorbital
 Asites/ hidrothoraks/ anasarka
 Diuresis menurun, keruh dan pekat
 Normostensi ( 15% dgn hipertensi)
 Hematuri mikroskopik (15% SN)
Komplikasi
 Infeksi
 Trombosis
 Gagal ginjal akut
Infeksi
infeksi mudah terjadi pada NS karena faktor berikut :
 Berkurangnya Ig G karena hipoalbuminemi
 Berkurangnya faktor B yang merupakan proaktivator limfosit
T
 Munurunnya daya opsonisasi bakteri
 Cairan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan
bakteri karena sifat cairan statis pada interseluler
 Imunosupresif o.k. pemakaian steroid jangka panjang
Trombosis
Trombosis sering terjadi pada pembuluh darah vena besar di
hati, pelvis, ginjal, mesenterika dan pulmonal o.k. :
 Hipovolemi menyebabkan terjadi hemokonsentrasi sehingga
terbentuk hiperviskositas
 Berkurangnya kadar antitrombin III
 Faktor-faktor pembekuan V, VII, X dan XII meningkat 
peningkatan pletelet agregasi
Gagal ginjal akut
 kegagalan fungsi ginjal yang mendadak dalam
mempertahankan homeostatis tubuh yang bermanifestasi
sebagai gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, asam
basa, dan eliminasi zat-zat hasil metabolisme terutama protein
 Terutama ditandai dengan adanya penurunan jumlah dan
frekensi urin yang nyata (oliguri/ anuri) dan adanya tanda
azotemia, uremia, asidosis
Tata Laksana Medis
 Tirah baring
 Diet, dengan pembatasan protein: 9-10% dari
jumlah kalori, natrium dibatasi 1-2 gr/ hr
 Terapi kortikosteroid
 Bila resisten kortikosteroid diberikan
siklofosfamid
ASKEP : Pengkajian
• Pemeriksaan fisik dan pengkajian luasnya edema
• Dapatkan riwayat kesehatan t.u. berhubungan dengan penambahan
berat badan
 Observasi adanya manifestasi NS : edma, peningkatan BB,
wajah sembab (puffy face), pembengkakan abdomen,
kesulitan bernafas (efusi pleura), edema mukosa usus (diare),
anoreksia, kulit pucat, mudah lelah, perubahan urin
(penurunan volume, gelap, berbau buah)
Diagnosis Keperawatan
 Kelebihan volume cairan (tubuh total) b.d. akumulasi
cairan dalm ruang interstitial
 Kaji intake-output
 Timbang BB tiap hari
 Kaji perubahan edema
 Tampung urin untuk pemeriksaan
 Berikan kortikostreroid ssi program untuk menurunkan
ekskresi protein urin
 Berikan diuretik ssi program untuk menurunkan edema
 Risiko tinggi kekurangan volume cairan
(intravaskular) B.d. kehilangan protein dan cairan,
edema
 Pantau TTV untuk deteksi kekurangan cairan
 Kaji kualitas dan frekuensi nadi untuk deteksi syok
hipovolemik
 Berikan albumin bergaram rendah sbgi plasma
ekspander ssi program
 Risiko tinggi infeksi b.d. pertahanan tubuh yang menurun,
kelebihan beban cairan
 Lindungi anak kontak dengan individu terinfeksi
 Observasi aseptik medis
 Gunakan tehnik mencuci tangan yang baik
 Pantau suhu untuk data awal terjadi infeksi
 Ajari orang tua ttg tanda dan gejala infeksi
 Risiko tinggi kerusakan integritas kulit b.d. edema, penurunan
pertahanan tubuh
 Berikan perawatan kulit
 Hindari pakaian ketat yang dapat menyebabkan area tertekan
 Bersihkan dan bedaki permukaan kulit untuk mencegah
kerusakan kulit
 Topang organ edema, spt scrotum untuk menghilangkan tekanan
 Bersihkan kelopak mata yang mengalami edema dengan lap
hangat
 Ubah posisi dengan sering
 Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
b.d. kehilangan nafsu makan
 beri diet bergizi
 Batasi natrium
 Beri lingkungan bersih, menyenangkan dan rileks
 Beri makanan porsi makan yang sedikit untuk
merangsang nafsu makan
 Beri makanan dengan cara yang menarik
 Konsultasi pada ahli gizi
 Gangguan citra tubuh b.d. perubahan penampilan
 Gali perasaan dan masalah mengenai penampilan untuk
memudahkan koping
 Tunjukkan aspek positif dari penampilan dan jika
penurunan edema
 Jelaskan pada anak dan orangtua bahwa gejala yang
berhubungan dengan terapi steroid akan berkurang bila
obat dihentikan
 Dorong aktivitas dalam batas toleransi
 Berikan umpan balik positif
 Intoleran aktivitas b.d. kelelahan
 Pertahanankan tirah baring jika edema hebat
 Seimbangkan istirahat dan ktivitas bila ambulasi
 Rencanakan dan berikan aktivitas tenang
 Instruksikan anak istirahat jika mulai merasa lelah
 Berikan periode tanpa gangguan
 Perubahan proses keluarga b.d. anak yang menderita penyakit
serius
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai