Anda di halaman 1dari 9

ANEMIA Definisi: Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau jumlah hemoglobin dalam sel

darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang mengangkut oksigen dari paru-paru dan mengantar keseluruh tubuh. Klasifikasi menurut; Morfologis; Normositik(ukuran maupun bentuk sel darah merah sama) Makrositik normokrom(ukuran sel darah merah>hb normal) Mikrositik hipokrom(ukuran maupun warna hb berkurang) Etiologi; Meningkatnya kehilangan sel darah merah; perdarahan penghacuran penurunan/gangguan pembentukan sel darah merah penurunan fungsi sumsum tulang penyakit menahun I. MACAM-MACAM ANEMIA MENURUT ETIOLOGI 1. Anemia Pasca Pendarahan 2. Anemia Defisiensi zat besi 3. Anemia defisiensi asam folat 4. Anemia hemolitik 5. Anemia aplastik 6. Anemia hipoplastik Etiologi: I. Anemia Pasca Pendarahan Pengaruh yang timbul dengan segera: Kehilangan 12-15% memberikan gejala pucat, transrespirasi,takikardi,tekanan darah menurun. Kehilangan 15-20% membuat tekanan darah menurun, shock yang masih reversibel. Kehilangan lebih dari 20% membuat shock yang ireversibel Pengaruh secara lambat: Terjadi beberapa waktu setelah pendarahan Terjadi pergeseran ekstravaskuler ke intravaskuler Tekanan osmotik dipertahankan sehingga terjadi hemodelusi Terjadi peningkatan leokosit(leokositosis) Penurunan hb, eritrosit dan hematokrit II. anemia defisiensi

Terjadi karena kekurangan bahan pembuat sel darah, ang paling penting sering karena defisiensi zat besi dan asam folat. a. Anemia Defisiensi Zat Besi kebutuhan zat besi untuk anak rata-rata 5mg/hari, anemia defisiensi dapat terjadi pada anak dengan malnutrisi energi protein(MEP), jaga pada anak dengan indroma malabsorbsi lainnya. b. Anemia Defisiensi Asam Folat Asam folat merupakan bahan esensial untuk sintesis DNA dan RNA,yang penting sekali untuk metabolisme inti sel dan pematangan sel, etiologinya karena turunnya intake dan gangguan absorbsi. Tanda gejala pada defisiensi ini adalah: Kelelahan sakit kepala Sesak nafas saat aktifitas Udem pergelangan kaki dan pucat Takikardi Hasil lab menunjukkan defisiensi besi dan asam folat Penatalaksanaan terapi: Defisiensi zat besi:nutrisi, preparat besi, tranfusi darah jika hb <5gr %,pengobatan terhadap penyebab. Defisiensi asam folat:menghilangkan penyebab, asam folat tablet untuk bayi 3x25mg/hari. III. anemia aplastik Terjadi akibat kegagalan sumsum tulang membentuk sel darah sehingga terjadi pansitopenia di dalam sirkulasi Etiologinya: Faktor konginetal anemia aplastik konstitusional -diturnkan atau bawaan Faktor luar: bahan kimia(insektisida,chlorampenicol) Radiasi Faktor individu Infeksi Idiopatik Penatalaksanaan terapi Kurangi penyebab Nutrisi dan istirahat fisik

Prednison 2-5mg/hari bb Terpi supportif: tranfusi jika hb<8gr% Antiboiotik jika ada indikasi Tranfusi sumsum tulang jika memungkinkan

IV. Anemia hemolitik Pemecahan eritrosit berlebihan sehingga menyebabkan eritrosit muda ikut hancur dan berumur pendek(N:100-120) Penghacuran eritrosit Keaktifan sumsum tulang Fungsi hati menurun Etiologi: a.intra korpuscular/kelainan eritrosit sendiri a. G3 struktur eritrosit b. G# enzim metabolisme eritrosit c. Hemolobinopaty d. G3 gumlah rantai globin b. ekstra corpuscular a. obar-obatan(bahan kimia,toksin,dll) b. reaksi antibodi antigen:auto imun,allegen c. hiperspenoisme manifestasi klinis: anemia ikterus hepatospenomegali kelemahan fisik V. Anemia hipoplastik anemia yang disebabkan oleh aplasia sistem eritopoetik,sedangkan pada sistem granulopoetik dan trombopoetik hanya sedikit yang terganggu, klasifikasi: a. anemia hipoplastik kongenital penyebab tidak diketahui secara jelas diduga karena metabolisme triptofan. Timbul pada masa bayi umur 1bulan sampai 1tahun Disertai kelainan konginetal seperi ginjal polikistik Pada sumsum tulang terdapat aplasia sistem eritropoetik Penatalaksanaan terapi: Tranfusi darah(packed cells) dan kortikosteroid b. anemia hipoplastik didapat(eritroblastopenia)

biasanya karena ineksi berat(meningitis, ensephallus, bronkopnemonia, tuberkulosis berat, thipus abdominalis, penyakit auto imun(anemia hemlitik auto imun), alergi, MEP,dindrom hemolitik(anemia sel sabit, syioiitosiskonginetalis. Tanda gejala: Pucat mendadak, terutama eritroblastopenia akut. Hepar limfe serta kelenjar getah bening biasanya tidak membesar, keculi bila penyakit dasarnya menyebabkan pembesaran organ tersebut. Sumsum tulang selain menunjukkan aplasi sistem eritropoetik pada jenis akut terlihat adanya sel pro eritoblas raksasa dan selretikulum raksasa Penatalaksanaan terapi Pengobatan ditujukan pada penyakit primernya,bila perlu tranfusi darah,korstotiroid diberikan pada eritoblastopenia sub akut dan menahun Konsep dasar keperawatan 1. pengkajian identitas klien dan ortu keluhan utama: pucat lesu nyeri pendarahan(hidung,gusi,kulit) lemah rewel tidak ada nafsu makan riwayat pemberian obat-obatan sosial ekonomi: pola makan pengetahuan terhadap sumber kekurangan gizi dan penyebab anemia pola aktivitas anak sehari-hari pemeriksaan fisik: suhu meningkat: pucat, lesu, anoreksia, berat badan menurun, pembsaran hepar dan lien, sakit pada daerah perut dan palpasi pembesaran kelenjar penurunan kesadaran,gelisah kejang,mudah terjadi pendarahan meliputi hematoma,purpura.

Masalah keperawatan a. intoleransi aktifitas b/d kelemahan rasional: kelemahan dan kelelahan lebih banyak memerlukan istirahat/tidur b. kekurangan nutrisi b/d kegagalan untuk mencerna makanan yang diperlukan untuk pembentukan sdm normal rasional: penurunan berat badan penurunan toleransi untuk aktivitas c. Resiko tinggi infeksi b/d proses penyakit kronis rasional: adanya kelainan kongenital

INTERVENSI KEPERAWATAN Dx : kekurangan nutrisi b/d kegagalan untuk mencerna makanan yang diperlukan untuk pembentukan sdm normal Tujuan : menunjukkan peningkatan berat badan/berat badan stabil Kaji Intervensi riwayat nutrisi dan catat termasuk masukan Rasional Mengidentifikasi defisiensi Mengawasi kualitas makanan Timbang berat badan tiap hari Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi Berikan makan sedikit dan frekuensi sering Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan gaster Observasi dan catat kejadian mual muntah Gejala GI dapat menunjukkan efek enemia (hipoksia) pada organ dan meningkatkan pemasukkan juga mencegah distensi masukan kekurangan kalori atau

makanan yang disukai Observasi makanan pasien konsumsi

Dx : Intoleransi aktivitas b/d kelemahan Tujuan : menunjukkan penurunan tanda fisiologis intoleransi, misal nadi, pernafasan. Intervensi kemampuan melakukan pasien tugas/AKS Kaji untuk normal, Rasional Mempengaruh Menunjukkan i pilihan intervensi/bantuan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/resiko cidera Hipotensi postural atau hipoksia serebral dapat Ubah posisi pasien dengan perlahan dan pantau terhadap pusing Berikan lingkungan tenang Anjurkan pasien untuk menghentikan aktifitas bila palpitasi, nyeri dada, nafas pendek, kelemahan, atau terjadi pusing. menyebabkan pusing, berdenyut, dan peningkatan resiko cidera oksigen tubuh. dapat dekompensasi/kegagalan Regangan/stre menimbulkan ss kardiopulmonal berlebihan/stress Meningkatkan istirahat untuk menurunkan kebutuhan jalan,

catat laporan kelelahan, keletihan. kehilangan/ keseimbangan kelemahan otot gaya Kaji gangguan

3.

Dx : Resiko tinggi infeksi b/d proses penyakit kronis

Tujuan : Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/ menurunkan resiko infeksi, meningkatkan penyembuhan luka. Intervensi Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pasien Pertahankan tehnik aseptik ketat pada prosedur perawatan luka Berikan perawatan kulit, perianal dan oral dengan cermat Pantau suhu. Catat adanya menggigil dan takikardi dengan atau tanpa demam Berikan anti septik topikal, antibiotik sistemik sesuai indikasi menurunkan Untuk kolonisasi/untuk Menurunkan Menurunkan resiko kolonisasi/infeksi bakteri infeksi infeksi Peningkatan suhu merupakan tanda-tanda terjadi resiko kerusakan kulit/jaringan dan pemberi perawatan dan Rasional Mencegah kontaminasi silang/kolonisasi bakterial

pengobatan infeksi lokal

Daftar pustaka Dongoes, Marillyn E.2000,Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:EGC Ngastiyah.1997.Perawatan Anak Sakit.Jakarta:EGC Smeltzer, Suzanne C.2002.Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta:egc Soeparman, dkk.1990.Ilmu Penyakit Dalam.Jakarta:Balai Penerbit FKUI

Anda mungkin juga menyukai