Anda di halaman 1dari 20

A.

Definisi
Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel
darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung hemoglobin
yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru – paru dan
mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah


hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh (kamus bahasaIndonesia). Berikut
pengertian anemia menurut para ahli diantaranya :

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk
pembentukan sel darah yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut
oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.
(Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).

Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral FE
sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer, kapita
selekta, jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999). Anemia secara umum adalah turunnya
kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah.

B. Etiologi
Penyebab anemia yang sering diderita adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat. Anemia
juga dapat diakibatkan dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan
genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip disaluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter dan elliptositosis herediter
26. Kekurangan G6PD
27. Penyakit sel sabit
28. Penyakit hemoglobin C dan penyakit hemoglobin E
C. Tanda dan Gejala Anemia
1. Lemah, letih, lesu dan lelah.
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang – kunang.
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.
D. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum – sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum – sum
tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, tumor, atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan.

Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai dengan
ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar sel darah
merah. Lisis sel darah merah terjadi dalam sistem fagositik atau dalam sistem
retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Proses bilirubin yang sedang
terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah.

Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direpleksikan dengan


meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau
kurang,kadar 1,5 mg / dl mengakibatkan ikterik pada sklera. Anemia merupakan
penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin (Hb) dan sel
darah merah (eritrosit).
Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ tubuh.
Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang, akibatnya dapat
menghambat kerja organ – organ penting, salah satunya otak. Otak terdiri dari
2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka otak akan seperti
komputer yang memorinya lemah, lambat menangkap, jika sudah rusaktidak bisa
diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).

E. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )


2. Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41%)
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak
(pada anemia aplastik)
F. Data Fokus
Terdiri dari DS (data subjektif) dan DO (data objektif). Data subjektif merupakan
data yang diperoleh berdasarkan pengkajian terhadap pasien atau keluarga
pasien (apa yang dikatakan pasien atau keluarga pasien), sedangkan data
objektif adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan.

Biasanya data fokus yang didapatkan adalah :

Data Subjektif :

1. Pasien mengatakan lemah, letih, lesu.


2. Pasien mengatakan nafsu makan menurun.
3. Pasien mengatakan mual.
4. Pasien mengatakan sering haus.
Data Objektif :

1. Pasien tampak lemah, letih, lesu


2. Berat badan menurun, pasien tidak mau makan
3. Pasien tampak mual dan muntah – muntah.
4. Bibir tampak pecah – pecah, kulit pasien tampak kering.
G. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Biasanya keluhan yang paling utama pada penderita anemia adalah lemah atau
pusing.

2. Riwayat kesehatan sekarang


Keadaan pasien pada saat dikaji dan diperiksa.

3. Riwayat kesehatan dahulu


Apakah pasien pernah mengalami penyakit anemia sebelumnya ?

4. Riwayat kesehatan keluarga


Apakah anggota keluarga pasien memiliki riwayat penyakit keturunan seperti
diabetes militus, penyakit jantung, struk ?

H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Pucat, keletihan, kelemahan, nyeri kepala, demam, dispnea, vertigo, sensitif
terhadap dingin, berat badan menurun.

2. Kulit
Kulit kering, kuku rapuh.

3. Mata
Penglihatan kabur, perdarahan retina.

4. Telinga
Vertigo, tinitus.

5. Mulut
Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis.

6. Paru – paru
Dispneu.

7. Kardiovaskuler
Takikardi, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung.

8. Gastrointestinal
Anoreksia.
9. Muskuloskletal
Nyeri pinggang, nyeri sendi.

10. System persyarafan


Nyeri kepala, bingung, mental depresi, cemas.

I. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan
granulosit (respon inflamasi tertekan).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /
absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen /nutrisi ke sel.
J. Intervensi dan rasional
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau penurunan
granulosit (respon inflamasi tertekan).
a. Tujuan

Infeksi tidak terjadi.

b. Kriteria Hasil

Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah / menurunkan risiko infeksi dan


meningkatkan penyembuhan luka.

c. Intervensi

1) Anjurkan pasien untuk mencuci tangan.

2) Berikan perawatan kulit, perianal dan oral.

d. Rasional

1) Mencegah kontaminasi mikroorganisme.


2) Menurunkan risiko kerusakan kulit, jaringan atau infeksi.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen


seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen /nutrisi ke sel.
a. Tujuan

Peningkatan perfusi jaringan.

b. Kriteria Hasil

Penunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.

c. Intervensi

1) Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit /membran mukosa, dasar
kuku.

2) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.

d. Rasional

1) Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan


membantu menetukan kebutuhan intervensi.

2) Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk


kebutuhan seluler.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /
absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
a. Tujuan

Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

b. Kriteria Hasil

1) Menunujukkan peningkatan / mempertahankan berat badan dengan nilai


laboratorium normal.

2) Tidak mengalami tanda mal nutrisi.


3) Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan atau
mempertahankan berat badan yang sesuai.

c. Intervensi

1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.

2) Observasi dan catat masukan makanan untuk penderita anemia.


3) Timbang berat badan setiap hari.

4) Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering atau makan diantara waktu
makan.

d. Rasional

1) Mengidentifikasi defisiensi, mengawasi masukkan kalori atau kualitas


kekurangan konsumsi makanan.

2) Memudahkan intervensi.

3) Mengawasi penurunan berat badan.

4) Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukan nutrisi.

K. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang kesehatan
pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan melibatkan pasien, keluarga
dan tenaga kesehatan lainnya (Lynda Juall Capenito, 1999:28).

Evaluasi pada pasien dengan diagnose medis anemia adalah :

1. Infeksi tidak terjadi.


2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3. Peningkatan perfusi jaringan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata Pasien
a. Identitas Pasien

Nama : Tn. H
Umur : 80 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
No. Registrasi : 0182
Diagnosa medis : Anemia
Tanggal masuk Rumah Sakit: 12 Februari 2014, Rabu
Tanggal Pengkajian : 13 Februari 2014, Kamis
Alamat : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung Tandala Kawalu

b. Identitas Penanggungjawab

Nama : Tn. A
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan pasien : Anak
Alamat : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung Tandala Kawalu.

2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sakit kepala (pusing).

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada tanggal 13 Februari 2014, Kamis, pukul 08.30 WIB, pasien mengeluh mual,
muntah – muntah, lemah, lemas, pusing pada pagi hari Pusing dirasakan setelah
beraktivitas mencangkul padi, pusing yang dirasakan pada bagian depan atas.
Skala nyeri: 3 (nyeri sedang).
4. Riwayat Jesehatan Dahulu
Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami penyakit yang dialami
sekarang sebelum masuk ke Rumah Sakit.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti diabetes
militus, penyakit jantung, struk, hipertensi.

B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
Pasien tampak bersih

2. Tingkat Kesadaran
Apatis

3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 120 / 60 mmHg
b. Nadi : 85 x / menit
c. Pernafasan : 28 x / menit
d. Suhu : 36,2 0 C

4. Berat Badan dan Tinggi Badan


Berat badan dan tinggi badan telah dikaji namun keluarga pasien tidak tahu dan
pasien tidak bersedia untuk dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi badan.

5. Pemeriksaan Head to Toe


a. Kepala/rambut
Simetris, warna rambut hitam dan beruban, terlihat rapi, penyebaran rambut
merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, rambut tampak bersih.

b. Mata
Simetris, penglihatan tidak tajam, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, tampak
bersih.

c. Telinga
Simetris, tampak bersih, pendengaran kurang tajam, tidak ada perdarahan, tidak
ada serumen.

d. Hidung
Simetris, tampak bersih, tidak ada benjolan, penciuman normal, tidak ada sekret,
tidak ada kotoran, tidak ada luka, ada bulu hidung, tidak ada perdarahan.

e. Mulut
Simetris, gigi tidak lengkap, tidak bau mulut, tidak kotor, warna bibir sedikit
merah.

f. Leher
Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tampak bersih, tidak ada jaringan
parut, tidak ada lesi.

g. Dada (paru – paru dan jantung)


Bentuk dada simetris, bunyi jantung regular, nafas cepat, tidak ada penumpukan
cairan pada pleura.

h. Ketiak
Simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak ada pigmentasi.

i. Perut
Simetris, tidak ada busung, tidak obesitas, bentuk perut datar, tidak ada
penumpukan cairan.

j. Genetalia
Tidak ada keluhan maupun kelainan.

k. Kulit dan kuku


Kulit keriput, kering, warna kulit kuning langsit, kuku dan kulit tampak bersih.
l. Ekstermitas atas
Simetris, ada nyeri tekan pada tangan kiri karena terpasang infus, tidak ada
kelainan, agak lemah.
Kekuatan otot : 4 3

m. Ekstermitas bawah
Simetris, tidak ada nyeri tekan, tampak bersih.
Kekuatan otot : 4 4

C. Aktiftas Sehari-hari
No. Aktivitas Sebelum sakit Sesudah sakit

1.
Nutrisi

a. Makan

1) Jenis Nasi D5

2) Frekuensi 2x / 3x sehari Belum makan

3) Porsi 1 porsi habis Tidak ada

4) Keluhan Tidak ada Ada

b. Minum

1) Jenis Air putih / kopi Air putih

2) Frekuensi 4x / hari 1 gelas


3) Keluhan Tidak ada Tidak ada

2.
Eliminasi

a. BAK

1) Frekuensi 4x / hari 2x

2) Warna Kuning / putih Kuning

3) Keluhan Tidak ada Tidak ada

b. BAB

1) Frekuensi 1x / hari Belum

2) Warna Kuning khas Tidak ada

3) Konsistensi Lembek Tidak ada

4) Keluhan Tidak ada Tidak ada

3.
Personal higiene

2x / hari 1x
a. Mandi

2x / hari Belum
b. Gosok gigi
3x / minggu Belum
c. Keramas

4. Istirahat dan tidur

a. Malam

1) Frekuensi 8 jam 4 jam

2) Keluhan Tidak ada Ada

b. Siang

1) Frekuensi 2 jam Belum

2) Keluhan Tidak ada Tidak ada

5.
Mobilisasi dan aktivitas

Tani /
a. Jenis aktivitas Istirahat
mencangkul

b. Keluhan Tidak ada Ada

D. Data penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Gula darah sewaktu: 144,0
Faal ginjal(kreatinin): 1,38 *
Faal hati: SGOT 52,5 *
SGPT: 74,6 *

2. Terapi
Infus D5
Obat injeksi :
– Levofioksan 1×1
– Pantoprazol 1×1
– Kalneks 3×1

E. Analisa Data
No. Masalah
Data Etiologi

Kekurangan jumlah
sel darah merah
Ds : Pasien didalam tubuh
mengatakan pusing Pengangkutan sel
pada bagian depan darah merah ke
atas kepala. seluruh tubuh tidak
Do : Pasien tampak optimalSedangkan
meringis kesakitan, sel darah merah Gangguan rasa
1. diperlukan untuk
mengeluh, tampak nyaman nyeri
tidak nyaman pada mengangkut oksigen
sakit pada ke dalam otak
kepalanya, skala Sehingga suplai
nyeri : 3 (nyeri oksigen ke dalam
sedang). otak pun berkurang
Sakit kepala
(pusing)
Gangguan rasa
nyaman nyeri

Ds : Pasien
Mual
2. mengatakan belum Gangguan
Mual dapat
makan, lemas, pemenuhan
merangsang output
mengeluh mual. kebutuhan
dari dalam tubuh
Do : Pasien tampak
mual dan muntah – Muntah – muntah nutrisi
muntah, lemas,
muka pucat. Tubuh kekurangan
nutrisi

Intek tidak terpenuhi

Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi

Ds : Pasien Tangan kiri dipasang


mengatakan lemah, infus
lemas. Tangan kiri tidak
Do : pasien tidak dapat bergerak
bisa beraktivitas bebas dengan
dengan leluasa leluasa Gangguan
3.
karena badanya aktivitas
lemah, tangan kiri
Keterbatasan dalam
tidak bisa digerakan
melakukan aktivitas
dengan bebas
karena terpasang
infus. Gangguan aktivitas

F. Diagnosa keperawatan yang mungkin


muncul menurut prioritas masalah
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan berkurangnya
pengangkutan sel darah merah ke seluruh tubuh.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual dan
muntah.
3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan terpasang infus pada tangan
kiri.
G. INTERVENSI, IMPLEMENTASI,
EVALUASI
Intervensi
No. Diagnosa
Rasional Implementa
keperawatan
Tujuan Perencanaan

13 Februa
2014, Kami
– pukul 08.3
Mengobservasi WIB.
tanda – tanda –
vital dapat Mengobserv
Gangguan rasa
membantu tanda – tand
nyaman
dalam vital denga
nyeriberhubungan
menentukan hasil :
dengan
diagnosa
berkurangnya
keperawatan
pengangkutan sel tekanan dar
dan dapat
darah merah ke : 120 / 80
Setelah memberikan
seluruh tubuh. mmHg
dilakukan tindakan
Ds : Pasien
tindakan keperawatan
mengatakan – Observasi nadi : 85x
keperawatan dengan tepat.
pusing pada tanda – menit
selama 30 menit – Relaksasi
bagian depan tanda vital
1. diharapkan tanda dapat
atas kepala. – Relaksasi pernafasan
– tanda vital mengurangi
normal kembali, rasa nyeri pada 28x / meni
Do : Pasien – Distraksi kepala, tidak
nyeri pada
tampak meringis memperparah suhu : 36,2 0
kepala dapat
kesakitan, nyeri. –
berkurang dan
mengeluh, Memposisik
hilang.
tampak tidak
– Distraksi pasien deng
nyaman pada tepat dan
dapat
sakit pada nyaman,
memberikan
kepalanya, skala memberika
ketenangan
nyeri : 3 (nyeri lingkungan
pada pasien,
sedang). yang tenan
sehingga
pasien tidak membatas
fokus pada pengunjung
nyeri. menganjurk
pasien
beristiraha
dengan
tenang.


Menganjurk
pasien untu
menarik naf
secara
perlahan,
memotivas
pasien untu
sembuh
kembali.

– Membantu
rencana diet
Gangguan untuk
pemenuhan memenuhi

kebutuhan nutrisi kebutuhan
Berkolabora
berhubungan nutrisi pasien.
dengan ah
dengan mual dan Pasien mampu – Air hangat
gizi dalam
muntah. menghabiskan 1 dapat
– Beri nutrisi memberika
Ds : Pasien porsi makan, merangsang
– Beri minum makanan ya
mengatakan kebutuhan nutrisi kenyamanan
air hangat sesuai deng
belum makan, terpenuhi, perut agar
(cairan) kebutuhan
2. lemas, lemah, mempertahankan tidak merasa
pasien.
mengeluh mual. keseimbangan mual dan
– Beri makan – Memberik
berat badan yang muntah –
sedikit tapi minum air
Do : Pasien sesuai, tidak muntah.
sering hangat
tampak mual dan mual dan tidak
muntah – muntah, muntah – –
– Memberik
lemas, lemah, muntah. Meningkatkan
makan sedi
muka pucat, energi dan
tapi sering
konjungtiva mengurangi
anemis. pengeluaran
energiyang
berlebihan.

3. Gangguan Pasien dapat – Anjurkan – Menghindari –


aktivitas melakukan dan ajarkan terjadinya Menganjurk
berhubungan gerakan ringan pasien untuk kekakuan otot dan
dengan terpasang dengan baik. melakukan – otot pada mengajarka
infus pada tangan gerakan tangan yang pada pasie
sebelah kiri. ringan pada terpasang untuk
Ds : Pasien tangan yang infus. melakukan
mengatakan terpasang – menghindari gerakan ring
lemah. infus. terjadinya pada tanga
– Anjurkan kekakuan pada yang terpasa
Do : pasien tidak pasien untuk ekstermitas infus.
bisa beraktivitas melakukan atas dan –
dengan leluasa gerakan bawah. Menganjurk
karena badanya ringan pada pasien untu
lemah, tangan kiri ekstermitas melakukan
tidak bisa atas dan gerakan ring
digerakan dengan bawah. pada
bebas karena ekstermita
terpasang infus. atas dan
bawah.

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan asuhan keperawatan pada Tn. H dengan diagnosamedis
anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh
Tasikmalaya, pada tanggal 13 Februari 2014 melalui pendekatan kesengajaan
secara teori dan kenyataan di lapangan, pembahasan dibahas melalui langkah -
langkah keperawatan sebagai berikut:

A. Pengkajian
Penulis dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa medis
anemia yang dapat meliputi identitas pasien,identitas penanggung jawab.

B. Diagnosa Keperawatan
Menurut tinjauan analisa data pada diagnosa keperawatan terdapat beberapa
masalah di antaranya:

1. Gangguan rasa nyaman nyeri


2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Gangguan aktivitas
4. Intervensi
Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap
keluarga dan pasien yang kooperator. Perencanaan berdasarkan teori yang
diperoleh dari beberapa literatur yang mendukung.

C. Intervensi
Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap
keluarga dan pasien yang kooperator. Perencanaan berdasarkan teori yang
diperoleh dari beberapa literatur yang mendukung.

E. Implementasi
Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Banyak faktor yang
mendukung terlaksananya implementasi keperawatan diantaranya peran
keluarga yang mendukung, tersedianya alat – alatserta adanya bimbingan dari
perawat ruangan, pembimbing akademik, serta adanya peran dokter yang
menentukan diagnosa medis.
F. Pelaksanaan
Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang
ditetapkan dan melibatkan kerjasama pasien, keluarga dan tim kesehatan yang
lain dengan menggunakan sarana dan prasarana yang disediakan oleh institusi
pendidikan SMK Bhakti Kencana Ciawi dan Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh
Tasikmalaya.

E. Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan
selanjutnya setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif,
berdasarkan apa yang dikatakan oleh pasien, objektif, berdasarkan pengamatan
terhadap keadaan pasien.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml
darah (Price, 2006 : 256).

B. Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari itu
selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Cara
mengatasi anemia yaitu dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah
penyakit anemia, hidup terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan
pencegahan terhadap penyakit anemia dari pada kita sudah terkena dampaknya.

Anda mungkin juga menyukai