Anda di halaman 1dari 23

Langsung ke isi

Satu Jam
Ngga Usah Kelamaan Mampir Di Sini
MENU

Askep Anemia (Asuhan Keperawatan bagi


Pasien Anemia)
6 Oktober 2015 Oleh Hammad Rosyadi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anemia adalah salah satu penyakit yang sering diderita masyarakat, baik anak
– anak, remaja usia subur, ibu hamil ataupun orang tua. Penyebabnya sangat
beragam, bisa karena perdarahan, kekurangan zat besi, asam folat, vitamin
B12. Anemia dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik maupun dengan
pemeriksaan laboratorium. Secara fisik penderita tampak pucat, lemah, dan
secara laboratorik didapatkan penurunan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah
dari kadar normal.
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup laporan terbatas pada pemberian asuhan keperawatanpada
Tn. H dengan diagnosa medis anemia di ruang perawatan umum Rumah
Sakit Islam Hj. Siti Muniroh Tasikmalaya, yang meliputi tahap
pengkajian,keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang, riwayat kesehatan
dahulu, riwayat kesehatan keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan head to
toe, aktivitas sehari – hari, data penunjang, analisa data, diagnosa
keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Memahami dan menerapkan asuhan keperawatan terhadap pasien dengan
diagnosa medis anemia.

2. Tujuan khusus
Melalui proses keperawatan diharapkan mampu:

 Melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan macam-macam


penyakit anemia.
 Mampu mendiagnosa keperawatan sesuai prioritas masalah.
 Mampu melaksanakan rencana tindakan dan rasional dalam praktek
nyata sesuai dengan masalah yang telah diprioritaskan.
 Mampu melaksanakan tindakan dalam praktek nyata sesuai dengan
masalah yang diprioritaskan.
 Mampu menilai dan mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah
dilaksanakan pada pasien dengan penyakit anemia.
 Mampu mendokumentasikan rencana tindakan asuhan keperawatan
yang telah dilaksanakan.
 Mampu membahas kesenjangan antara teori yang diperoleh dengan
studi kasus.
D. Metode Penulisan
Metode yang digunakan adalah pendekatan studi kasus yaitu metode yang
memberikan gambaran terhadap suatu kejadian atau keadaan yang
berlangsung melalui proses keperawatan. Adapun tehnik – tehnik yang
digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan cara:

 Wawancara
Penulisan mengadakan wawancara dengan pasien dan keluargauntuk
mendapatkan data subjektif pasien.

 Studi dokumentasi
Data – data yang didapatkan dari rekam medis pasien di ruangan seperti
catatan keperawatan dan catatan dokter.

 Studi kepustakaan
Penulis mendapatkan literatur dan tinjauan teori mengenai konsep dasar
penyakit anemia dan konsep dasar keperawatan.

 Observasi
Melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada pasien dan
mengamati perubahan – perubahan yang terjadi untuk memperoleh data serta
mencatat hal – hal penting termasuk pemeriksaan fisik.

 Pemeriksaan fisik
 Inspeksi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara melihat
apakah terdapat luka, dan lain – lain.
 Palpasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara meraba
apakah ada benjolan atau tidak.
 Perkusi adalah pemeriksaan fisik dilakukan dengan cara mengetuk
dengan menggunakan refleks hummer.
 Auskultasi adalah pemeriksaan fisik dilakukan denganmenggunakan
stetoskop.
E. Sistematika Penulisan
Penulis membagi penulisan laporan yang terdiri dari :

LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. B. Ruang lingkup
3. Tujuan penulisan
4. Metode penulisan
5. Sistematika penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
1. Definisi
2. Etiologi
3. Tanda dan gejala
4. Patofisiologi
5. Pemeriksaan penunjang
6. Data fokus
7. Riwayat kesehatan
8. Pemeriksaan fisik
9. Diagnosa keperawatan
10. Intervensi dan rasional
11. Evaluasi
BAB III TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
2. Pemeriksaan fisik
3. Aktivitas sehari – hari
4. Data penunjang
5. Analisa data
6. Diagnosa keperawatan
7. Intervensi, implementasi, evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
1. Pengkajian
2. Diagnosa keperawatan
3. Perencanaan
4. Implementasi
5. Pelaksanaan
6. Evaluasi
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Anemia (dalam bahasa Yunani: tanpa darah) adalah keadaan saat jumlah sel
darah merah atau jumlah hemoglobin (protein pembawa oksigen) dalam sel
darah merah berada dibawah normal. Sel darah merah mengandung
hemoglobin yang memungkinkan mereka mengangkut oksigen dari paru –
paru dan mengantarkannya ke seluruh bagian tubuh.

Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau jumlah


hemoglobin dalam sel darah merah, sehingga darah tidak dapat mengangkut
oksigen dalam jumlah yang diperlukan tubuh (kamus bahasaIndonesia).
Berikut pengertian anemia menurut para ahli diantaranya :

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan


komponen darah, eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan
untuk pembentukan sel darah yang mengakibatkan penurunan kapasitas
pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe anemia dengan beragam
penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 1999).
Anemia definisi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral
FE sebagai bahan yang diperlukan untuk pematangan eritrosit (Arif Mansjoer,
kapita selekta, jilid 2 edisi 3, Jakarta 1999). Anemia secara umum adalah
turunnya kadar sel darah merah atau hemoglobin dalam darah.

B. Etiologi
Penyebab anemia yang sering diderita adalah kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk sintesis eritrosit yaitu besi, vitamin B12 dan asam folat.
Anemia juga dapat diakibatkan dari beragam kondisi seperti perdarahan,
kelainan genetik, penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya.
1. Perdarahan hebat
2. Akut (mendadak)
3. Kecelakaan
4. Pembedahan
5. Persalinan
6. Pecah pembuluh darah
7. Penyakit Kronik (menahun)
8. Perdarahan hidung
9. Wasir (hemoroid)
10. Ulkus peptikum
11. Kanker atau polip disaluran pencernaan
12. Tumor ginjal atau kandung kemih
13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak
14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah
15. Kekurangan zat besi
16. Kekurangan vitamin B12
17. Kekurangan asam folat
18. Kekurangan vitamin C
19. Penyakit kronik
20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah
21. Pembesaran limpa
22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah
23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah
24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal
25. Sferositosis herediter dan elliptositosis herediter
26. Kekurangan G6PD
27. Penyakit sel sabit
28. Penyakit hemoglobin C dan penyakit hemoglobin E
C. Tanda dan Gejala Anemia
1. Lemah, letih, lesu dan lelah.
2. Sering mengeluh pusing dan mata berkunang – kunang.
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan telapak tangan
menjadi pucat.
D. Patofisiologi
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sum – sum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sum – sum
tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, tumor, atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah dapat hilang melalui
perdarahan.

Masalah dapat diakibatkan oleh efek sel darah merah yang tidak sesuai
dengan ketahanan sel darah merah normal atau akibat beberapa faktor diluar
sel darah merah. Lisis sel darah merah terjadi dalam sistem fagositik atau
dalam sistem retikuloendotelial terutama dalam hati dan limpa. Proses
bilirubin yang sedang terbentuk dalam fagosit akan masuk dalam aliran darah.

Setiap kenaikan destruksi sel darah merah segera direpleksikan dengan


meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg / dl atau
kurang,kadar 1,5 mg / dl mengakibatkan ikterik pada sklera. Anemia
merupakan penyakit kurang darah yang ditandai rendahnya kadar hemoglobin
(Hb) dan sel darah merah (eritrosit).

Fungsi darah adalah membawa makanan dan oksigen ke seluruh organ


tubuh. Jika suplai ini kurang, maka asupan oksigen pun akan kurang,
akibatnya dapat menghambat kerja organ – organ penting, salah satunya
otak. Otak terdiri dari 2,5 miliar sel bioneuron. Jika kapasitasnya kurang, maka
otak akan seperti komputer yang memorinya lemah, lambat menangkap, jika
sudah rusaktidak bisa diperbaiki (Sjaifoellah, 1998).

E. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan laboratorium ditemui :

1. Jumlah Hb lebih rendah dari normal ( 12 – 14 g/dl )


2. Kadar Ht menurun ( normal 37% – 41%)
3. Peningkatan bilirubin total ( pada anemia hemolitik )
4. Terlihat retikulositosis dan sferositosis pada apusan darah tepi
5. Terdapat pansitopenia, sumsum tulang kosong diganti lemak
(pada anemia aplastik)
F. Data Fokus
Terdiri dari DS (data subjektif) dan DO (data objektif). Data subjektif
merupakan data yang diperoleh berdasarkan pengkajian terhadap pasien atau
keluarga pasien (apa yang dikatakan pasien atau keluarga pasien),
sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh dari pemeriksaan.
Biasanya data fokus yang didapatkan adalah :

Data Subjektif :

1. Pasien mengatakan lemah, letih, lesu.


2. Pasien mengatakan nafsu makan menurun.
3. Pasien mengatakan mual.
4. Pasien mengatakan sering haus.
Data Objektif :

1. Pasien tampak lemah, letih, lesu


2. Berat badan menurun, pasien tidak mau makan
3. Pasien tampak mual dan muntah – muntah.
4. Bibir tampak pecah – pecah, kulit pasien tampak kering.
G. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Biasanya keluhan yang paling utama pada penderita anemia adalah lemah
atau pusing.

2. Riwayat kesehatan sekarang


Keadaan pasien pada saat dikaji dan diperiksa.

3. Riwayat kesehatan dahulu


Apakah pasien pernah mengalami penyakit anemia sebelumnya ?

4. Riwayat kesehatan keluarga


Apakah anggota keluarga pasien memiliki riwayat penyakit keturunan seperti
diabetes militus, penyakit jantung, struk ?

H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum
Pucat, keletihan, kelemahan, nyeri kepala, demam, dispnea, vertigo, sensitif
terhadap dingin, berat badan menurun.

2. Kulit
Kulit kering, kuku rapuh.

3. Mata
Penglihatan kabur, perdarahan retina.

4. Telinga
Vertigo, tinitus.

5. Mulut
Mukosa licin dan mengkilat, stomatitis.

6. Paru – paru
Dispneu.

7. Kardiovaskuler
Takikardi, hipotensi, kardiomegali, gagal jantung.

8. Gastrointestinal
Anoreksia.

9. Muskuloskletal
Nyeri pinggang, nyeri sendi.

10. System persyarafan


Nyeri kepala, bingung, mental depresi, cemas.

I. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau
penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan).
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan
/ absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
3. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen
seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen /nutrisi ke sel.
J. Intervensi dan rasional
1. Risiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya
pertahanan sekunder (penurunan hemoglobin leukopenia atau
penurunan granulosit (respon inflamasi tertekan).
a. Tujuan

Infeksi tidak terjadi.

b. Kriteria Hasil

Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah / menurunkan risiko infeksi dan


meningkatkan penyembuhan luka.
c. Intervensi

1) Anjurkan pasien untuk mencuci tangan.

2) Berikan perawatan kulit, perianal dan oral.

d. Rasional

1) Mencegah kontaminasi mikroorganisme.

2) Menurunkan risiko kerusakan kulit, jaringan atau infeksi.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan


komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen /nutrisi ke
sel.
a. Tujuan

Peningkatan perfusi jaringan.

b. Kriteria Hasil

Penunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil.

c. Intervensi

1) Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit /membran mukosa,
dasar kuku.

2) Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.

d. Rasional

1) Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi jaringan dan


membantu menetukan kebutuhan intervensi.

2) Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi untuk


kebutuhan seluler.

3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


kegagalan untuk mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /
absorpsi nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
a. Tujuan

Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

b. Kriteria Hasil

1) Menunujukkan peningkatan / mempertahankan berat badan dengan nilai


laboratorium normal.

2) Tidak mengalami tanda mal nutrisi.

3) Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan atau


mempertahankan berat badan yang sesuai.

c. Intervensi

1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.

2) Observasi dan catat masukan makanan untuk penderita anemia.


3) Timbang berat badan setiap hari.

4) Berikan makan sedikit dengan frekuensi sering atau makan diantara


waktu makan.

d. Rasional

1) Mengidentifikasi defisiensi, mengawasi masukkan kalori atau kualitas


kekurangan konsumsi makanan.

2) Memudahkan intervensi.

3) Mengawasi penurunan berat badan.

4) Menurunkan kelemahan, meningkatkan pemasukan nutrisi.

K. Evaluasi
Evaluasi adalah perbandingan yang sistemik atau terencana tentang
kesehatan pasien dengan tujuan yang telah ditetapkan dengan melibatkan
pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya (Lynda Juall Capenito,
1999:28).

Evaluasi pada pasien dengan diagnose medis anemia adalah :


1. Infeksi tidak terjadi.
2. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
3. Peningkatan perfusi jaringan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Biodata Pasien
a. Identitas Pasien

Nama : Tn. H
Umur : 80 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Sunda
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
No. Registrasi : 0182
Diagnosa medis : Anemia
Tanggal masuk Rumah Sakit: 12 Februari 2014, Rabu
Tanggal Pengkajian : 13 Februari 2014, Kamis
Alamat : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung Tandala
Kawalu

b. Identitas Penanggungjawab

Nama : Tn. A
Umur : 35 tahun
Jenis kelamin : Laki – laki
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Hubungan dengan pasien : Anak
Alamat : Kp. Cipanengah RT 01 / RW 06, Kecamatan Gunung Tandala
Kawalu.

2. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sakit kepala (pusing).
3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada tanggal 13 Februari 2014, Kamis, pukul 08.30 WIB, pasien mengeluh
mual, muntah – muntah, lemah, lemas, pusing pada pagi hari Pusing
dirasakan setelah beraktivitas mencangkul padi, pusing yang dirasakan pada
bagian depan atas. Skala nyeri: 3 (nyeri sedang).

4. Riwayat Jesehatan Dahulu


Keluarga pasien mengatakan pasien pernah mengalami penyakit yang dialami
sekarang sebelum masuk ke Rumah Sakit.

5. Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga pasien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan seperti
diabetes militus, penyakit jantung, struk, hipertensi.

B. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan Umum
Pasien tampak bersih

2. Tingkat Kesadaran
Apatis

3. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : 120 / 60 mmHg
b. Nadi : 85 x / menit
c. Pernafasan : 28 x / menit
d. Suhu : 36,2 0 C

4. Berat Badan dan Tinggi Badan


Berat badan dan tinggi badan telah dikaji namun keluarga pasien tidak tahu
dan pasien tidak bersedia untuk dilakukan pengukuran berat badan dan tinggi
badan.
5. Pemeriksaan Head to Toe
a. Kepala/rambut
Simetris, warna rambut hitam dan beruban, terlihat rapi, penyebaran rambut
merata, tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan, rambut tampak bersih.

b. Mata
Simetris, penglihatan tidak tajam, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik,
tampak bersih.

c. Telinga
Simetris, tampak bersih, pendengaran kurang tajam, tidak ada perdarahan,
tidak ada serumen.

d. Hidung
Simetris, tampak bersih, tidak ada benjolan, penciuman normal, tidak ada
sekret, tidak ada kotoran, tidak ada luka, ada bulu hidung, tidak ada
perdarahan.

e. Mulut
Simetris, gigi tidak lengkap, tidak bau mulut, tidak kotor, warna bibir sedikit
merah.

f. Leher
Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tampak bersih, tidak ada
jaringan parut, tidak ada lesi.

g. Dada (paru – paru dan jantung)


Bentuk dada simetris, bunyi jantung regular, nafas cepat, tidak ada
penumpukan cairan pada pleura.

h. Ketiak
Simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kemerahan, tidak ada
pigmentasi.

i. Perut
Simetris, tidak ada busung, tidak obesitas, bentuk perut datar, tidak ada
penumpukan cairan.

j. Genetalia
Tidak ada keluhan maupun kelainan.

k. Kulit dan kuku


Kulit keriput, kering, warna kulit kuning langsit, kuku dan kulit tampak bersih.
l. Ekstermitas atas
Simetris, ada nyeri tekan pada tangan kiri karena terpasang infus, tidak ada
kelainan, agak lemah.
Kekuatan otot : 4 3

m. Ekstermitas bawah
Simetris, tidak ada nyeri tekan, tampak bersih.
Kekuatan otot : 4 4

C. Aktiftas Sehari-hari
Sebelum Sesudah
No. Aktivitas
sakit sakit

1. Nutrisi

a. Makan

1) Jenis Nasi D5

2x / 3x Belum
2) Frekuensi
sehari makan

Tidak
3) Porsi 1 porsi habis
ada

4) Keluhan Tidak ada Ada

b. Minum

Air putih /
1) Jenis Air putih
kopi

2) Frekuensi 4x / hari 1 gelas


Tidak
3) Keluhan Tidak ada
ada

2. Eliminasi

a. BAK

1) Frekuensi 4x / hari 2x

Kuning /
2) Warna Kuning
putih

Tidak
3) Keluhan Tidak ada
ada

b. BAB

1) Frekuensi 1x / hari Belum

Tidak
2) Warna Kuning khas
ada

Tidak
3) Konsistensi Lembek
ada

Tidak
4) Keluhan Tidak ada
ada

3. Personal higiene

a. Mandi 2x / hari 1x
b. Gosok gigi 2x / hari Belum

c. Keramas 3x / minggu Belum

Istirahat dan
4.
tidur

a. Malam

1) Frekuensi 8 jam 4 jam

2) Keluhan Tidak ada Ada

b. Siang

1) Frekuensi 2 jam Belum

Tidak
2) Keluhan Tidak ada
ada

5. Mobilisasi dan
aktivitas

a. Jenis Tani /
Istirahat
aktivitas mencangkul

b. Keluhan Tidak ada Ada


D. Data penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium
Gula darah sewaktu: 144,0
Faal ginjal(kreatinin): 1,38 *
Faal hati: SGOT 52,5 *
SGPT: 74,6 *

2. Terapi
Infus D5
Obat injeksi :
– Levofioksan 1×1
– Pantoprazol 1×1
– Kalneks 3×1

E. Analisa Data
No. Data Etiologi Masalah

Kekurangan jumlah
Ds : Pasien sel darah merah
mengatakan
didalam tubuh
pusing pada Pengangkutan sel
bagian depan atas darah merah ke
kepala.
seluruh tubuh tidak
Do : Pasien optimalSedangkan
tampak meringis sel darah merah Gangguan rasa
1. kesakitan, diperlukan untuk nyaman nyeri
mengeluh, mengangkut oksigen
tampak tidak ke dalam otak
nyaman pada Sehingga suplai
sakit pada oksigen ke dalam
kepalanya, skala otak pun berkurang
nyeri : 3 (nyeri Sakit kepala (pusing)
sedang). Gangguan rasa
nyaman nyeri

2. Ds : Pasien Mual Gangguan


mengatakan pemenuhan
belum makan, Mual dapat kebutuhan
lemas, mengeluh merangsang output nutrisi
mual. dari dalam tubuh
Muntah – muntah
Do : Pasien
tampak mual dan
muntah – Tubuh kekurangan
muntah, lemas, nutrisi
muka pucat.
Intek tidak
terpenuhi

Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi

Ds : Pasien Tangan kiri dipasang


mengatakan infus
lemah, lemas.
Tangan kiri tidak
Do : pasien tidak dapat bergerak
bisa beraktivitas bebas dengan
dengan leluasa leluasa Gangguan
3. karena badanya aktivitas
lemah, tangan
Keterbatasan
kiri tidak bisa
dalam melakukan
digerakan
aktivitas
dengan bebas
karena terpasang
infus. Gangguan aktivitas

F. Diagnosa keperawatan yang mungkin


muncul menurut prioritas masalah
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan berkurangnya
pengangkutan sel darah merah ke seluruh tubuh.
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan mual
dan muntah.
3. Gangguan aktivitas berhubungan dengan terpasang infus pada tangan
kiri.
G. INTERVENSI, IMPLEMENTASI, EVALUASI
Intervensi
No. Diagnosa
Implemen
keperawatan
Tujuan Perencanaan Rasional

13 Februari 2
Kamis, pukul
WIB.

– Mengobse
tanda – tanda
– Mengobservasi dengan ha
Gangguan rasa tanda – tanda vital
nyaman dapat membantu tekanan da
nyeriberhubungan dalam menentukan 120 / 80 mm
dengan diagnosa
berkurangnya keperawatan dan nadi : 85x /
pengangkutan sel dapat memberikan
darah merah ke Setelah dilakukan tindakan
pernafasan :
seluruh tubuh. tindakan keperawatan menit
keperawatan – Observasi tanda dengan tepat.
Ds : Pasien selama 30 menit – tanda vital
mengatakan pusing
diharapkan tanda – – Relaksasi dapat suhu : 36,2
1. pada bagian depan – Relaksasi mengurangi rasa – Memposis
tanda vital normal
atas kepala. nyeri pada kepala, pasien den
kembali, nyeri pada
– Distraksi tidak tepat dan ny
kepala dapat memberik
Do : Pasien tampak memperparah
berkurang dan lingkungan
meringis kesakitan, nyeri.
hilang. tenang, mem
mengeluh, tampak
tidak nyaman pada – Distraksi dapat pengunju
sakit pada memberikan menganjur
kepalanya, skala ketenangan pada pasien berist
nyeri : 3 (nyeri pasien, sehingga dengan ten
sedang). pasien tidak fokus
pada nyeri. – Menganju
pasien un
menarik na
secara perla
memotivasi p
untuk sem
kembali
Gangguan – Membantu
pemenuhan rencana diet untuk
kebutuhan nutrisi memenuhi
berhubungan kebutuhan nutrisi – Berkolabo
dengan mual dan pasien. dengan ahl
Pasien mampu dalam memb
muntah.
menghabiskan 1 – Beri nutrisi – Air hangat dapat makanan y
Ds : Pasien porsi makan, merangsang sesuai den
mengatakan belum kebutuhan nutrisi – Beri minum air kenyamanan perut kebutuhan p
2. makan, lemas, terpenuhi, hangat (cairan) agar tidak merasa
lemah, mengeluh mempertahankan mual dan muntah – Memberi
mual. keseimbangan berat – Beri makan – muntah. minum air h
badan yang sesuai, sedikit tapi sering
Do : Pasien tampak tidak mual dan tidak – Meningkatkan – Memberi
mual dan muntah – muntah – muntah. energi dan makan sedik
muntah, lemas, mengurangi sering.
lemah, muka pucat, pengeluaran
konjungtiva energiyang
anemis. berlebihan.

Gangguan aktivitas
berhubungan
dengan terpasang – Menganjurk
– Anjurkan dan
infus pada tangan mengajarkan
ajarkan pasien – Menghindari
sebelah kiri. pasien unt
untuk melakukan terjadinya kekakuan
melakukan ge
Ds : Pasien gerakan ringan otot – otot pada
ringan pada t
mengatakan lemah. pada tangan yang tangan yang
yang terpas
Pasien dapat terpasang infus. terpasang infus.
3. infus.
Do : pasien tidak melakukan gerakan
– Anjurkan – menghindari
bisa beraktivitas ringan dengan baik. – Menganju
pasien untuk terjadinya
dengan leluasa pasien un
melakukan kekakuan pada
karena badanya melakuk
gerakan ringan ekstermitas atas
lemah, tangan kiri gerakan rin
pada ekstermitas dan bawah.
tidak bisa pada eksterm
atas dan bawah.
digerakan dengan atas dan ba
bebas karena
terpasang infus.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam pembahasan asuhan keperawatan pada Tn. H dengan diagnosamedis
anemia di ruang perawatan umum Rumah Sakit Islam Hj. Siti Muniroh
Tasikmalaya, pada tanggal 13 Februari 2014 melalui pendekatan
kesengajaan secara teori dan kenyataan di lapangan, pembahasan dibahas
melalui langkah -langkah keperawatan sebagai berikut:

A. Pengkajian
Penulis dapat melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa medis
anemia yang dapat meliputi identitas pasien,identitas penanggung jawab.

B. Diagnosa Keperawatan
Menurut tinjauan analisa data pada diagnosa keperawatan terdapat beberapa
masalah di antaranya:

1. Gangguan rasa nyaman nyeri


2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
3. Gangguan aktivitas
4. Intervensi
Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap
keluarga dan pasien yang kooperator. Perencanaan berdasarkan teori yang
diperoleh dari beberapa literatur yang mendukung.

C. Intervensi
Penulis dapat menyusun rencana tindakan keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang muncul, situasi dan kondisi didukung oleh sikap
keluarga dan pasien yang kooperator. Perencanaan berdasarkan teori yang
diperoleh dari beberapa literatur yang mendukung.

E. Implementasi
Pada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Banyak faktor yang
mendukung terlaksananya implementasi keperawatan diantaranya peran
keluarga yang mendukung, tersedianya alat – alatserta adanya bimbingan
dari perawat ruangan, pembimbing akademik, serta adanya peran dokter yang
menentukan diagnosa medis.

F. Pelaksanaan
Tindakan keperawatan dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang
ditetapkan dan melibatkan kerjasama pasien, keluarga dan tim kesehatan
yang lain dengan menggunakan sarana dan prasarana yang disediakan oleh
institusi pendidikan SMK Bhakti Kencana Ciawi dan Rumah Sakit Islam Hj. Siti
Muniroh Tasikmalaya.

E. Evaluasi
Penulis dapat mengevaluasi keadaan pasien dan tindakan keperawatan
selanjutnya setelah dilakukan implementasi. Evaluasi terdiri dari subjektif,
berdasarkan apa yang dikatakan oleh pasien, objektif, berdasarkan
pengamatan terhadap keadaan pasien.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah
dan kadar hemoglobin dan hematokrit dibawah normal (Smeltzer, 2002 : 935).
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah nilai normal sel darah merah,
kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100
ml darah (Price, 2006 : 256).

B. Saran
Kesehatan adalah harta yang paling penting dalam kehidupan kita, maka dari
itu selayaknya kita menjaga kesehatan dari kerusakan dan penyakit. Cara
mengatasi anemia yaitu dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah
penyakit anemia, hidup terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan
pencegahan terhadap penyakit anemia dari pada kita sudah terkena
dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Doenges, Marilynn E, dkk, 2000, rencana asuhan keperawatan, edisi 3,
EGC. Jakarta.
2. Wikjnjo Sastro Hanifa, 2002, ilmu kebidanan, yayasan bina pustaka
sarwono prawirohardjo, Jakarta.
3. Mansjoer, dkk, 2001, kapita selekta kedokteran jilid I, media aesculapius
fakultas universitas indonesia, Jakarta.
4. Tucker susan martin, dkk, 1999, standar perawatan pasien, proses
keperawatan, diagnosis dan evaluasi, edisi V, Vol IV, EGC Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai