OLEH :
SARJANA KEPERAWATAN C TINGKAT V
NI MADE ANUGRAH INDAH LESTARI 17C10180
NI LUH PIYANTARI 17C10181
A.A. GDE WAHYU SPARSAYOGA 17C10182
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkah dan
karunia-Nya yang berkelimpahan maka penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
ini tentang “Makalah Askep Kasus Anemia.”
Penulis ucapkan terimakasih banyak kepada Ibu Dosen selaku pembimbing
akademik, teman-teman sejawat yang telah memberikan saran dan masukan, kepada
anggota kelompok yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan bagi yang membaca makalah ini. Selain itu penulis juga berharap
makalah ini digunakan sebagai mana mestinya.
Penulis sadar bahwa memiliki banyak kekurangan dalam menyusun makalah
ini, oleh karena itu penulis mengharapakan segala saran, kritik dan masukan yang
membangun untuk proses dimasa yang akan datang.
Penyusun
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................................2
2.1 Definisi.............................................................................................................................................3
2.2 Etiologi..............................................................................................................................................4
3.3 Patofisiologis.....................................................................................................................................5
3.6 Penataklasanaan.................................................................................................................................8
3.7 WOC................................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................................50
3.2 Saran................................................................................................................................................50
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................51
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi anemia
2. Untuk mengetahui etiologi anemia
3. Untuk mengetahui tanda dan gejala anemia
4. Untuk mengetahui patofisiologi anemia
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang anemia
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan anemia
7. Untuk mengetahui Woc anemia
8. Untuk mengetahui Askep anemia
2
BAB II
LAPORAN PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin (Hb) atau hematokrit (Ht) dibawah normal. Anemia menunjukkan suatu
status penyakit atau perubahan fungsi tubuh (Smeltzer, 2001).
Anemia merupakan keadaan dimana masa eritrosit dan atau masa hemoglobin
yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan oksigen bagi jaringan
tubuh. Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai penurunan kadar hemoglobin
serta hitung eritrosit dan hematokrit di bawah normal (Handayani & Andi, 2008).
Batasan umum seseorang dikatakan anemia dapat menggunakan kriteria WHO pada
tahun 1968, dengan kriteria sebagai berikut (Handayani & Andi, 2008):
1. Laki-laki dewasa Hb < 13 gr/dl
2. Perempuan dewasa tidak hamil Hb < 12 gr/dl
3. Perempuan dewasa hamil Hb < 11 gr/dl
4. Anak usia 6-14 tahun Hb < 12 gr/dl
5. Anak usia 6 bulan 6 tahun Hb < 11 gr/dl
Untuk kriteria anemia di klinik, rumah sakit, atau praktik klinik pada umumnya
dinyatakan anemia bila terdapat nilai sebagai berikut (Handayani & Andi, 2008):
1. Hb < 10 gr/dl
2. Hematokrit < 30%
3. Eritrosit < 2,8 juta/mm
Derajat anemia ditentukan oleh kadar Hb. Klasifikasi derajat anemia yang umum
dipakai adalah (Handayani & Andi, 2008):
1. Ringan sekali Hb 10 gr/dl-13 gr/dl
2. Ringan Hb 8 gr/dl - 9,9 gr/dl
3. Sedang Hb 6 gr/dl - 7,9 dr/dl
4. Berat Hb < 6 gr/dl
3
2.2 ETIOLOGI
Menurut Price & Wilson (2005) penyebab anemia dapat dikelompokan sebagai
berikut:
1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena:
1. Perubahan sintesa Hb yang dapat menimbulkan anemi difisiensi Fe,
Thalasemia, dan anemi infeksi kronik.
a) Perubahan sintesa DNA akibat kekurangan nutrien yang dapat
menimbulkan anemi pernisiosa dan anemi asam folat.
b) .Fungsi sel induk (stem sel) terganggu , sehingga dapat
menimbulkan anemia aplastik dan leukemia.
c) Infiltrasi sumsum tulang, misalnya karena karsinoma.
2. Kehilangan darah
a) Akut karena perdarahan atau trauma atau kecelakaan yang terjadi
secara mendadak.
b) Kronis karena perdarahan pada saluran cerna atau menorhagia.
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolisis) Hemolisis dapat terjadi
karena
a) Faktor bawaan, misalnya, kekurangan enzim G6PD (untuk mencegah
kerusakan eritrosit.
b) Faktor yang didapat, yaitu adanya bahan yang dapat merusak eritrosit
misalnya, ureum pada darah karena gangguan ginjal atau penggunaan
obat acetosal.
5. Bahan baku untuk pembentukan eritrosit tidak ada Bahan baku yang
dimaksud adalah protein , asam folat, vitamin B12, dan mineral Fe.
Sebagian besar anemia anak disebabkan oleh kekurangan satu atau lebih zat
gizi esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam pembentukan
sel-sel darah merah. Anemia bisa juga disebabkan oleh kondisi lain seperti
penyakit malaria, infeksi cacing tambang.
4
3.3 PATOFISIOLOGIS
Timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau
kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang
dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi tumor, atau akibat
penyebab yang tidak diketahui. Lisis sel darah merah terjadi dalam sel fagositik atau
dalam sistem retikulo endothelial, terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil
sampingan dari proses tersebut, bilirubin yang terbentuk dalam fagositi akan
memasuki aliran darah. Apabila sel darah merah mengalami penghancuran dalam
sirkulasi, maka hemoglobin akan muncul dalam plasma. Apabila konsentrasi
plasmanya melebihi kapasitas hemoglobin plasma, makan hemoglobin akan
berdifusi dalam glomerulus ginjal dan ke dalam urin. Pada dasarnya gejala anemia
timbul karena dua hal, yaitu anoksia organ target karena berkurangnya jumlah
oksigen yang dapat dibawa boleh darah ke jaringan dan mekanisme
5
maka sel darah merah akan hancur lebih cepat sehingga menimbulkan anemia
hemolitik. Penyebab anemia hemolitik yang diketahui atara lain:
a) Keturunan, seperti sickle cell anemia dan thalassemia.
b) Adanya stressor seperti infeksi, obat obatan, bisa hewan, atau beberapa
jenis makanan.
c) Toksin dari penyakit liver dan ginjal kronis.
d) Autoimun.
e) Pemasangan graft, pemasangan katup buatan, tumor, luka bakar, paparan
kimiawi, hipertensi berat, dan gangguan thrombosis.
Anemia akibat kehilangan darah Anemia ini dapat terjadi pada perdarahan
akut yang hebat ataupun pada perdarahan yang berlangsung perlahan namun
kronis. Perdarahan kronis umumnya muncul akibat gangguan gastrointestinal
(misal ulkus, hemoroid, gastritis, atau kanker saluran pencernaan),
penggunaan obat obatan yang mengakibatkan ulkus atau gastritis (misal
OAINS), menstruasi, dan proses kelahiran.
6
a) Sistem kardiovaskuler: lesu, cepat lelah, palpitasi, takikardi, sesak nafas saat
beraktivitas, angina pektoris, dan gagal jantung.
b) Sistem saraf: sakit kepala, pusing, telinga mendenging, mata berkunang-
kunang, kelemahan otot, iritabilatas, lesu, serta perasaan dingin pada
ekstremitas.
c) Sistem urogenital: gangguan haid dan libido menurun.
d) Epitel: warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit menurun, serta
rambut tipis dan halus. 2.Gejala khas masing-masing anemia Gejala khas yang
menjadi ciri dari masing-masing jenis anemia adalah sebagai berikut:
Anemia defisiensi besi: disfagia, atrofi papil lidah, stomatitis angularis,
keletihan, kebas dan kesemutan pada ekstremitas
a) Anemia defisiensi asam folat: lidah merah (buffy tongue).
b) Anemia hemolitik: ikterus dan hepatosplenomegali.
c) Anemia aplastik: perdarahan kulit atau mukosa dan tanda-tanda infeksi.
Gejala akibat penyakit yang mendasari Gejala ini timbul karena penyakit-
penyakit yang mendasari anemia tersbut. Misalnya anemia defisiensi besi
yang disebabkan oleh infeksi cacing tambang berat akan menimbulkan gejala
seperti pembesaran parotis dan telapak tangan berwatna kuning seperti jerami.
7
d. Pemeriksaan atas indikasi khusus : pemeriksaan ini untuk mengomfirmasi
dugaan diagnosis awal yang memiliki komponen berikui ini :
Anemia defisiensi besi : serum iron, TIBC, saturasi transferin, dan
ferritin serum
Anemia megaloblastic : asam folat darah/ertrosit, vitamin B12
Anemia hemolitik : hitung retikulosit, tes coombs, dan elektroforesis
Hb
Anemia pada leukeumia akut biasanya dilakukan pemeriksaan
sitokimia
B. Pemeriksaan laboratorium nonhematologis : faal ginjal, faal endokrin, asam
urat, faal hati, biakan kuman
C. Radiologi : torak, bone survey, USG, atau linfangiografi
D. Pemeriksaan sitogenetik
3.6 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan yang tepat dilakukan untuk pasien anemia sesuai jenisnya, dapat
dilakukan dengan (Baughman, 2000):
A. Anemia Aplastik
Transplantasi sumsum tulang.
Pemberian terapi imunosupresif dengan globulin antitimosit (ATG).
Hentikan semua obat yang menyebabkan anemia tersebut.
Cegah timbulnya gejala-gejala dengan melakukan transfuse sel-sel darah
merah dan trombosit.
Lindungi pasien yang rentan terhadap leukopenia dari kontak dengan
orang-orang yang menderita infeksi.
B. Anemia defisiensi besi
8
Teliti sumber penyebab yang mungkin dapat berupa malignasi
gastrointestinal, fibroid uteri, atau kanker yang dapat disembuhkan.
Lakukan pemeriksaan feses untuk mengetahui darah samar.
Berikan preparat besi orang yang diresepkan.
9
3.7 WOC
Peningkatan frekuensi
Peningkatan frekuensi Penurunan fungsi Penurunan perfusi
jantung
pernafasan Jantung saluran pencernaan
10
3.8 Asuhan Keperawatan
A. PENGKAJIAN
Pengkajian pada pasien dilakukan pada tanggal 7 Oktober 2019 pukul 11.30
di Ruang Belibis RSUD Wangaya dengan metode observasi, wawancara,
pemeriksaan fisik dan dokumentasi (rekam medis)
1. PENGUMPULAN DATA
a. Identitas Pasien
Pasien Penanggung
(hubungan dg penanggung)
Nama : Tn W Tn. M
Umur : 40 th 30 th
Jenis Kelamin : Laki-Laki Laki-laki
Status Perkawinan: Menikah Menikah
Suku /Bangsa : Bali/Indonesia Bali/Indonesia
Agama : Hindu Hindu
Pendidikan : Sarjana Pendidikan SD
Pekerjaan : Guru Buruh
Alamat : Denpasar Denpasar
Alamat Terdekat : - -
Nomor Telepon :- 0812367xxxx
Nomor Register : 12398xxx -
Tanggal MRS : 7 Oktober 2019 -
11
b. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama dirumah sakit
Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan pusing.
2. Keluhan utama saat pengkajian
Pada saat pengkajian pasien mengeluh pusing, mual muntah, dan
badan lemas.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
12
2. Pola Kebiasaan
1) Bernafas
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada sesak ataupun
kesulitan bernafas
Saat Pengkajian : Pasien mengatakan tidak ada sesak ataupun
kesulitan bernafas
Masalah keperawatan : -
3) Eliminasi
Sebelum Pengkajian : Pasien mengatakan sebelum sakit beliau BAB
normal 1x dengan konsistensi lembek, warna kuning dan bau khas
feses. Sedangkan pasien mengatakan BAK 4-5x sehari dengan warna
kuning tanpa darah.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan BAB normal sebanyak 1x
dengan konsistensi lembek berwarna kuning dan bau khas feses.
Sedangkan untuk BAK pasien mengatakan BAK 4x sehari.
Masalah keperawatan : -
13
4) Gerak dan aktivitas
Sebelum pengkajian : Pasien mengatakan beraktifitas seperti biasa.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan susah beraktivitas karena
mudah lemah,letih dan lesu. Pasien juga mengatakan tidak nyaman
saat beraktivitas.
Masalah keperawatan : Intoleransi Aktivitas.
Masalah keperawatan :-
6) Kebersihan diri
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan biasa mandi 2x dalam
sehari, gosok gigi 2x sehari dan cuci rambut 3x seminggu.
Saat pengkajian : pasien mengatakan mandinya hanya dilap 2x
sehari, gosok gigi 2x sehari dan tidak mencuci rambut.
8) Rasa nyaman
14
Masalah keperawatan : -
9) Rasa aman
Sebelum pengkajian : Pasien mengatakan merasa cemas mengenai
kondisinya
Saat pengkajian : Pasien merasakan tenang karena penyakitnya
sudah ditemukan dan sudah ditangani oleh tim kesehatan yang tepat.
Masalah keperawatan : -
Masalah keperawatan : -
Masalah keperawatan : -
12) Rekreasi
Sebelum pengkajian : pasien mengatakan sebelum MRS meluangkan
waktunya bersama keluarga untuk berekreasi.
Saat pengkajian : pasien mengatakan semenjak MRS tidak
sempat berekreasi dengan keluarga.
13) Belajar
15
Sebelum pengkajian : Tidak terkaji
Setelah pengkajian : Tidak terkaji
14) Ibadah.
Sebelum pengkajian : Pasien mengatakan biasa sembahyang di
merajan
Saat pengkajian : Pasien mengatakan semenjak MRS pasien
hanya sembahyang didalam kamar.
3. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
a) Kesadaran : Composmentis/sadar penuh,
b) Bangun Tubuh : Kurus
c) Postur Tubuh : Tegak
d) Cara Berjalan : Terganggu,
e) Gerak Motorik : Tergangu,
f) Keadaan Kulit
Warna : pucat/anemis
Turgor : kurang elastis CRT klien > 3 detik
Kebersihan: bersih
Luka : tidak ada,
g) Gejala Kardinal:
TD : 80/60mmhg
N : 120x/mnt
S : 36,5oC
RR : 22 x/mnt
h) Ukuran lain :
BB : 54 Kg
TB : 165 Cm
16
1) Kepala
a) Kulit kepala :Bersih
b) Rambut : Rontok dan berwarna hitam
c) Nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan
d) luka : Tidak ada
2) Mata
a) Konjungtiva : Anemis/pucat
b) Sklera : Berwarna putih
c) Pupil : +/+ isikor (reflek pupil baik).
3) Hidung
a) Keadaan : Terdapat secret
b) Penciuman : Terganggu
c) Nyeri : Tidak ada nyeri tekan
d) Luka : Tidak ada.
4) Telinga
a) Keadaan : Bersih
b) Nyeri : Tidak ada nyeri
c) Pendengaran : Normal
5) Mulut
a) Mukosa bibir : Pucat
b) Gusi : Tidak berdarah
c) Gigi : Gigi lengkap dan bersih
d) Lidah : Bersih
e) Tonsil : Normal
6) Leher
a) Inspeksi
Keadaan : Normal
17
b) Palpasi.
Nyeri tekan :Tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe : Tidak ada
7) Thorax
a) Inspeksi
Bentuk : Simetris
Gerakan dada : Terbatas
Payudara : Simetris
Nyeri : Tidak ada nyeri
b) Palpasi
Pengembangan dada : Simetris
Vibrasi tactile premitus : Simetris
c) Perkusi
Suara paru : Dullnes
d) Auskultasi
Suara paru : Ronchi
Suara jantung: Regular
8) Abdomen
a) Inspeksi
Pemeriksaan : Simetris
Luka : Tidak ada luka
b) Auskultasi
Peristaltic usus: 20 x/mnt
c) Palpasi.
Tidak ada nyeri tekan pada perut
18
d) Perkusi :
Bunyi tympani
9) Genetalia
a) Keadaan : Bersih
b) Letak Uretra : Normal
c) Prosedur invasife : Tidak Terpasang dower catheter
10) Anus
a) Keadaan : Bersih
11) Ekstremitas
a) Ektremitas Atas
Pergerakan : Bebas,
CRT : >3 detik
Terpasang infuse : Dibagian metacarpal sinistra
b) Ektremitas Bawah
Pergerakan : Tidak bebas
CRT: >3 detik
444 444
4. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium
19
No Hari/Tanggal/Jam Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
. Lab Pemeriksaan
1 7 Oktober 2019 Hemoglobin 5,2 g/dl 11.5 – 18.0 g/dL
2) Pemeriksaan Radiologi
Tidak dilakukan pemeriksaan radiologi.
A. ANALISA DATA
DATA PROBLEM
20
DS : Perfusi Perifer Tidak Efektif
DO :
Hematokrit 16,8 %
DS : Defisit Nutrisi
DO :
21
setengah porsi
DS : Intoleransi aktivitas
C. ANALISA MASALAH
1. Perfusi Perifer Tidak Efektif
P: Perfusi Perifer Tidak Efektif
22
2. Defisit Nutrisi
P : Defisit Nutrisi
Komplikasi :
1. Kwasiokor
2. Mallnutrisi
3. Intoleransi Aktivitas
P : Intoleransi Aktivitas
E : Kelemahan
S : Pasien mengatakan cepat lelah saat beraktivitas
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
23
1. Perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
Hemoglobin
24
CRT >3 detik sesuai pusing
toleransi / merupakan
Warna kulit pucat
sejajar manifestasi
Turgor kulit sumbu tubuh penurunan
menurun E: suplai darah
kejaringan otak
6. Anjurkan
program diet
5.Meningkatkan
untuk
ekspansi paru
memperbaiki
dan
sirkulasi
memaksimalkan
C:
oksigen untuk
7. Delegatif kebutuhan
dalam seluler
pemberian
cairan infus 6.
Nacl 0,9%
20tpm 7.Menjaga
8. Kolaborasi
keseimbangan
dengan
dan
petugas
memperbaiki
laboratorium
defisiensi cairan
untuk
pemeriksaan
darah
lengkap
sesuai
indikasi
25
2. Deficit nutrisi Setelah dilakukan O :
1. Mengetahui
berhubungan dengan tindakan
1. Observasi TTV
KU pasien
ketidakmampuan keperawatan 2. Idetifikasi alergi
2. Untuk
mencerna makanan selama 3 x 24 jam dan intoleransi
mengetahui
,di harapkan makanan
Ditandai dengan alergi
3. Identifikasi
deficit nutrisi
makanan
DS makanan yang
pasien terpenuhi
pada pasien
disukai
pasien dengan kriteria 3. Untuk
4. Monitor asupan
mengatakan hasil : mengidenfik
makanan
nafsu makannya 5. Monitor berat asi makanan
1 Nafsu makan
menurun dan badan yang di
pasien cukup
berat badannya sukai.oleh
3x1 /hari N:
menurun dari 64 pasienMeng
2 Bising Usus 6. lakukan oral identifikasi.
kg menjadi 54
cukup membaik hygine sebelum 4. Untuk
kg.
pasien merasa 12 x/ menit makan ,bila mengetahui
26
yang disediakan C: perhatikan
hanya habis sebelum
11. Kolaborasi
setengah porsi makan
pemberian 7. Karena
Membran medikasi makanan
mukosa bibir sebelum makan yang
pasien tampak 12. Kolaborasi menarik
pucat dengan ahli gizi dapat
untuk menumbuhk
menentukan an nafsu
jumlah kalori makan
dan jenis nutrient pasien
8. Untuk
yang dibutuhkan,
mencegah
jika perlu
terjadinya
konstipasi
pada pasien
9. Diet sangat
penting
sehingga
mengetahui
nutrisi yang
dapat di
anjurkan
dan di
hentikan
selama
pasien di
rawat
10. Diet
27
merupakan
salah satu
hal yang
penting
untuk di
perhatikan
pada pasien
yang
memiliki
ketidak
seimbangan
nutrisi dan
obat
antiemetic
untuk
mengurangi
rasa mual
11. Kalori
berfungsi
untuk
proses
regenerasi
jaringan
serat
untuk
menambah
persediaan
tenaga
28
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan O : 1. Untuk
berhubungan dengan tindakan mengetahui
1. Indentifikasi
kelemahan keperawatan kemampuan
kemampuan
selama 3 x 24 nya dalam
DS : berpartisipasi dalam
jam, diharapkan melakukan
Pasien aktivitas tertentu
intoleransi ADL
mengata 2.monitor respon
aktivitas pasien 2.
kan emosional, fisik,
teratasi dengan 3. Untuk
merasa social dan spiritual
menfasilitas
cepat Kriteria hasil : terhadap aktivitas
i aktivitas
lelah saat N:
1. Kemudahan fisik rutin
beraktivi
dalam 3. Fasilitasi focus ( mis.
tas
melakukan pada kemampuan, ambulasi,
DO :
aktivitas sehari bukan deficit yang mobilisasi,
Pasien terlihat
hari dialami . dan
tampak lemas
meningkat. 4. Berikan aktivitas perawatan
Pasien terlihat 2. Keluhan lelah distraksi yang diri ), sesuai
terbaring di tempat menurun. menyenangkan kebutuhan.
tidur E: 4. Untuk
ADL dibantu oleh
5. Anjurkan tirah memberikan
keluarga
baring aktivitas
6.Anjurkan distraksi
C: n.
5. Untuk
6. Kolaborasi
meminimali
dengan terapis
sir kelelahan
okupasi dalam
dan pusing
merencanakan dan
yang
29
memonitor program dialami
aktivitas, jika sesuai. pasien
6. Untuk
meminimali
sir pusing
pada pasien
7. Kolaburasi
dengan
terapis
okupasi
dalam
merencanak
an dan
memonitor
program
aktivitas,
jika sesuai.
F. IMPLEMENTASI
30
DO :
- TD : 90/80 mmhg
- S : 36,5 C
- N : 60
- RR : 18 x/menit
DS : -
10.20 wita DO :
2. Delegasi dalam DS : -
pemberian cairan
infus Nacl 0,9%
DO:
11.20 wita 1
- Akral teraba dingin
31
- CRT >3
DS :
12.00 wita
2 3.Mengobservasi
keadaan kulit, akral
12.30 wita DO :
dan konjungtiva
- Pasien tampak lemah dan
4. Mengkaji adanya gelisah
keluhan pusing
DS :
Do :
32
6. Mengidetifikasi
alergi dan intoleransi
DO :
makanan
- Pasien tampak memakan
makanan yang diberikan
tanpa memilih jenis
makanan
DS :
- Pasien mengatakan
2
menyukai makanan
13.00 wita
seperti sayur- sayuran dan
tidak terlalu suka dengan
daging
DO:-
DS :
- Pasien mengatakan
menghabiskan ¼ porsi
7. Mengidentifikasi makanan yang diberikan
makanan yang
disukai DO :
- Pasien tampak
menghabiskan ¼ porsi
3
yang diberikan
DS:
33
melakukan ADL seperti
mandi, maupun pergi ke
kamar mandi untuk BAB/
BAK
3 8.Memonitor asupan
DO :
makanan pasien
13.30 wita
- Pasien tampak dibantu
keluarga untuk memenuhi
ADL nya
DS :
Berkurang
DO :
9.Mengindentifikasi
kemampuan
berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
34
baring
DS : -
DO :
- Kulit pasien tampak tidak
pucat, akral teraba hangat
- Konjungtiva berwarna
merah muda
DS :
2. Mengkaji kulit, - Pasien mengatakan
akral dan pusing hanya dirasakan
1 konjungtiva pasien jika berdiri
10.00 wita DO :
- Pasien tampak lemah
DS :
35
penurunan berat badan
selama sakit
3. Mengkaji Keluhan DO :
pusing pada pasien - Terjadi penurunan berat
1
badan sekitar 10 kg
10.00 wita
DS : -
DO :
DS :
10.30 wita DO :
DS :
36
10.50 wita hygine sebelum DO :
makan.
- Pasein meminum obat
yang diberikan
DS :
DS :
DO :
DS :
- Pasien mengatakan
merasa nyaman
2 DO :
- Pasien tampak nyaman
37
12.00 wita 4. Berkolaborasi DS : -
DO :
pemberian medikasi
sebelum makan - Pasien tampak mengikuti
instruksi yang diberikan
dalam melakukan
aktivitas mandi maupun
aktivitas yang lainnya
12.20 wita
5. Memonitor asupan
makanan pasien
38
3
13.00 wita
39
7. Mengatur posisi
kepala tempat tidur
sesuai toleransi /
sejajar sumbu tubuh
13.50 wita
7. Anjurkan
melakukan aktivitas
secara bertahap
3. Kamis, 10 Oktober 1,2,3 1. Melakukan TTV DS :
2019 dan KU pasien - Pasien mengatakan tidak
15.00 wita pusing lagi dan lebih
merasa bugar
DO :
- Pasien tampak lebih bugar
dengan TTD:
- TD : 120/80 mmhg
- S : 36 C
- N : 80 x/menit
- RR : 18 x/menit
DS :-
DO :
- Kulit pasien tidak pucat,
akral teraba hangat
40
- Konjungtiva berwarna
merah muda
- CRT <3
1 2. Mengobservasi DS :
17.00 wita kulit, akral ,CRT dan - Pasien mengatakan
konjungtiva pasien menghabiskan satu porsi
makanan yang diberikan
DO :
- Pasien tampak menghabiskan
porsi makanan yang
diberikan
DS :
- Pasien mengatakan
2 pipinya lebih berisi
17.00 wita 2. Memonitor asupan DO :
pasien - Pasien tampak lebih
berisi saat ditimbang
berat badan pasien
bertambah 2 kg
DS :
- Pasien mengatakan sudah
dapat memenuhi ADL nya
secara mandiri karena
sudah tidak pusing lagi
DO :
- Pasien tampak memenuhi
ADL nya seperti
Mandi, berjalan ke kamar
41
mandi, makan dan minum
2 secara mandiri
18.00 wita
3. Memonitor berat
badan
3
19.00 wita
4. Indentifikasi
kemampuan
berpartisipasi dalam
aktivitas tertentu
42
H . EVALUASI KEPERAWATAN
O : Pasien tampak
lemah dan
pucat, CRT >3,
akral dingin dan
kulit pasien
tampak pucat.
43
P : Lanjutkan
intervensi
O : Pasien tampak
lebih bugar dengan
TTD:
TD : 110/80 mmhg,
S : 36 C
N : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
- Kulit pasien tampak
tidak pucat, akral
teraba hangat
- Konjungtiva
berwarna merah
muda
A : Perfusi perifer
tidak efektif
teratasi sebagian
P:Lanjutkan
44
S: Pasien mengatakan
tidak pusing lagi
dan lebih merasa
bugar
O:Pasien tampak
lebih bugar dengan
TTD:
TD : 120/80 mmhg,
S : 36 C
N : 80 x/menit
RR : 18 x/menit
- Kulit pasien tidak
pucat, akral teraba
hangat
- Konjungtiva
berwarna merah
muda
CRT <3
A : Perfusi perifer
tidak efektif
teratasi
Defisit Nutrisi
4. Selasa, 8 Oktober 2019 P:Lanjutkan
Intervensi
S: Pasien
mengatakan
45
menghabiskan ¼
porsi makanan
yang diberikan
O: Pasien tampak
menghabiskan
¼ porsi yang
diberikan
S:Pasien
mengatakan
menghabiskan ½
porsi yang
diberikan
O: Pasien tampak
menghabiskan
½ porsi yang
diberikan
S : Pasien mengatakan
nafsu makan
meningkat setelah
46
mualnya mereda
dan menghabiskan
1 porsi makanan
yang diberikan
- O: Pasien tampak
menghabiskan 1
porsi makanan
yang diberikan,
Pasien tampak
lebih berisi saat
ditimbang berat
badan pasien
bertambah 2 kg
Intoleransi
Aktivitas A: Defisit nutri
S:Pasien
mengatakan
pusing, lemas
dan cepat lelah
saat beraktivitas
O: Pasien tampak
lemah dan
pucat
Intoleransi A : Intoleransi
Aktivitas aktivitas
47
belum
teratasi
8. Rabu, 9 Oktober 2019
P : Lanjutkan
intervensi
S : Pasien mengatakan
dapat beraktivitas
dengan bantuan
keluarga
O : Pasien melakukan
aktivitas seperti
mandi, makan dan
ADL lainnya
dibantu oleh anak
pasien dan
melakukannya
secara bertahap
A : Intoleransi
Aktivitas teratasi
Intoleransi sebagian
Aktivitas
P : Lanjutkan
9. Kamis, 10 Oktober intervensi
2019
S : Pasien mengatakan
dapat beraktivitas
secara mandiri
karena pusing
48
pasien sudah
berkurang
O : Pasien tampak
melakukan
ADL secara
mandiri
A : Intoleransi
Aktivitas
teratasi
P : Lanjutkan
Intervensi
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Anemia adalah keadaan rendahnya jumlah sel darah merah dan kadar
hemoglobin (Hb) atau hematokrit (Ht) dibawah normal. Anemia menunjukkan suatu
status penyakit atau perubahan fungsi tubuh (Smeltzer, 2001).
Pada asuhan keperawatan pada Tn. W didapatkan diagnose keperawatan yaitu :
perfusi perifer tidak efektif, deficit nutrisi, intoleransi aktivitas. Pelaksanaan yang
dilakukan pada Tn. W telah sesuai dengan rencana yang ditentukan pada rencana
keperawatan yang telah dibuat. Evaluasi perawtan menunjukan masalah teratasi pada
Tn. W.
3.2 Saran
Semoga tugas ini bermanfaat untuk semua kalangan terutama bagi kami
sendiri sebagai penulis. Yang d.iharapkan dengan adanya tugas ini rekan mahasiswa
49
perawat lebih memahami tentang Anemia serta unutuk lebih menambah wawasan
mahasiswa sehingga bermanfaat di massa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA
Rahmawati,Erni. 2017. Laporan Pendahuluan Anemia Stase Keperawatan Medikal
Bedah. Diunduh 1 Oktober 2019. Tersedia pada
https://www.academia.edu/37529449/LAPORAN_PENDAHULUAN_ANEMIA
50
51