Anda di halaman 1dari 13

TUGAS BOX E – HEMATOLOGI, NEFROLOGI, KARDIOLOGI, DAN ENDOKRIN

KOAS ANAK PERIODE 18 JULI – 9 OKTOBER 2022


1. Havivi Rizky Adinda (04084822124018)
2. Sindy Bintang Permata (04084822124113)

Skenario: Pasien datang dengan keluhan pucat


Onset Akut (<3 bulan) Kronik (> 3 bulan)
- Perdarahan - Anemia defisiensi mikronutrien
- Leukimia akut (zat besi, B12, asam folat)
- Anemia aplastic - Anemia penyakit kronis
- Anemia hemolitik (G6PD atau - Thalasemia
autoimun)
- Thalasemia
- Bayi <1 tahun  curigai
kekurangan vitamin K

ANEMIA DEFISIENSI BESI


Anemia defisiensi Besi (Fe) adalah anemia yang disebabkan defisiensi zat besi untuk mensintesis
hemoglobin normal yang disebabkan oleh konsumsi atau intake besi yang kurang, kehilangan darah yang
kronis atau kombinasi keduanya
Anamnesis:
 Anak tampak pucat, lemah, mudah lelah, sering berdebar-debar dan sakit tulang.
 Faktor predisposisi: Konsumsi besi yang kurang, Absorbsi yang tidak adekuat, Kehilangan darah
yang kronis
Pemeriksaan Fisik:
 Anemis, tidak ikterus, mungkin ditemukan atrofi papil lidah, pada anemia kronis dapat terjadi
pembesaran jantung dan bising sistolik fungsional yang dinamakan “Pan Systolik Murmur”.
 Hepar dan lien tidak membesar.
 Biasanya tidak tampak sakit berat karena perjalanan penyakit menahun kecuali bila Hb rendah
sekali
Pemeriksaan penunjang & Interpretasi:
 Nilai Hb yang rendah
 Kadar MCV < 79 CU, MCH < 27μg, MCHC < 32%,
 Pada apusan darah tepi: hipokrom-mikrositik, anisositosis, poikilositosis,sel pensil dan sel target
 Serum iron rendah  Kadar Fe serum <50Ug/dl (N:80-180U/dl)
 TIBC meningkat
 kadar ferritin serum menurun  Ferritin <20mg/ml
 FEP (free erythrocyte protoporphyrin) yang meningkat
 Saturasi transferin <15% (N:20-50%)
 Index Mentzer=MCV/RBC >15  ADB
 Aspirasi sumsum tulang  pewarnaan besi  Gold standart
Tatalaksana:
 Mencari faktor penyebab dan mengobati sesuai standar profesi
 Memberikan makanan yang banyak mengandung Heme Fe seperti daging dan hati
 Besi elemental 3-5mg/kgBB diberikan 3x sehari  ESO: sembelit, mual, nafsu makan berkurang,
dan diare  Suplementasi zat besi diperlukan setidaknya selama tiga bulan untuk mengisi
kembali simpanan zat besi jaringan dan harus dilanjutkan setidaknya selama satu bulan bahkan
setelah hemoglobin kembali ke tingkat normal.
 Pemberian suplemen besi pada bayi dengan berat lahir rendah.
 Tranfusi: Diberikan packed red cell, apabila terdapat tanda-tanda gangguan oksigenasi atau kadar
Hb <6g%.
 Preparat besi intravena dapat diberikan jika pasien tidak toleran terhadap besi oral, memiliki
malabsorpsi seperti penyakit celiac, pasca-gastrektomi, atau aklorhidria, atau kehilangan terlalu
tinggi untuk terapi oral.
Edukasi:
 Menganjurkan pemberian ASI untuk bayi dan pemberian preparat besi pada bayi premature
sampai usia 1 tahun atau pemberian makanan tambahan yang mengandung suplemen besi pada
usia 4-6 bulan

THALASSEMIA
Thalassemia merupakan pengelompokan heterogen dari kelainan genetik yang dihasilkan dari penurunan
sintesis rantai alfa atau beta hemoglobin (Hb). Hb terdiri dari dua protein, alfa, dan beta. Jika tubuh tidak
cukup memproduksi satu atau yang lain dari kedua protein ini, sel darah merah tidak terbentuk dengan
benar dan tidak dapat membawa oksigen yang cukup.
Anamnesis:
 Anak pucat yang lama (kronis), lemah, mudah lelah, sering berdebar, perut membesar (akibat
hepato splenomegali), gangguan pertumbuhan,
 Riwayat transfusi berulang,
 Adanya riwayat penyakit yang sama dalam keluarga (thalassemia)
Pemeriksaan Fisik:
 Anemis/pucat, pertumbuhan terganggu atau short stature,
 Facies cooley
 pembesaran hati dan limpa, gizi kurang/buruk,
 hiperpigmentasi kulit,
 pubertas terlambat.
Pemeriksaan penunjang:
 Kadar Hb Rendah
 Retikulosit tinggi
 Gambaran darah tepi: anisositosis, poikilositosis, hipokrom, seltarget(+), fragmentosit, seleritrosit
muda (normoblast).
 Elektroforesis HB  Kadar HbF lebih dari 1% dan atau ditemukan Hb Patologis pada HbA2
 Pada pemeriksaan radiologi tulang-tulang panjang akan tampak gambar osteoporosis serta kortek
tulang menipis akibat medulla yang melebar.
 Pada pemeriksaan radiologi tulang tengkorak tampak atap tulang tengkorak yang menebal,
kadang-kadang tampak “Hair Brush Appearrance”.
Tatalaksana:
 Transfusi PRC jika Hb <8 atau >8 disertai keadaan umum kurang baik, anoreksia, gangguan
aktivitas, gangguan pertumbuhan, perubahan pada tulang, spleenomegali  diberikan hingga
target Hb 12, bila Hb awal >5, diberikan 10-15ml/kgBB/kali dalam 2 jam atau 20ml/kgBB/kali
dalam 3-4 jam  Pantau kadar ferritin dan besi serum tiap 6 bulan, pantau fungsi organ tiap 6
bulan
 Kelasi besi jika: Ferritin >1000 dan saturasi transferrin serum >50%, transfusi >5L, transfusi
>10x, dan transfusi >1tahun  deferasirox 1x 20-40mg/kgBB  monitor fungsi hepar dan ginjal
tiap minggu. Atau deferiprox 3x 75mg/kgBB PO.
Edukasi
 Penyakit tidak bisa disembuhkan, selalu transfusi dan minum kelasi besi
 Anjurkan: minum teh, susu dengan kandungan besi rendah
 Jangan: makan daging merah, hati ayam, hati sapi, makanan mengandung besi tinggi

ANEMIA HEMOLITIK AUTOIMUN


Anemia hemolitik autoimun (AIHA) adalah bentuk anemia hemolitik yang didapat di mana autoantibodi
yang menargetkan antigen membran sel darah merah (RBC), menginduksi pecahnya sel (lisis). Hemolisis
memicu produksi sel darah merah kompensasi dengan meningkatkan kadar eritropoietin; Namun, respons
ini biasanya tidak cukup untuk memperbaiki kadar hemoglobin normal dalam darah yang menyebabkan
anemia.
AIHA diklasifikasikan sebagai "hangat" atau "dingin" berdasarkan suhu optimal di mana antibodi
menunjukkan reaktivitas maksimal dan sebagai primer atau sekunder tergantung pada adanya penyebab
mendasar yang diketahui, seperti defisiensi imun, infeksi, obat-obatan, atau keganasan.
Anamnesis:
 Anak tampak pucat dan kuning (jaundice), urin gelap, kelelahan.
 Perut membesar (splenomegaly dan hepatomegaly)
 Pada tipe dingin sering dijumpai Hemoglobinuria, perubahan warna biru tua pada bagian distal
tubuh, seperti jari tangan, jari kaki, dan daun telinga, terdeteksi karena aglutinasi sel darah merah.
Pemeriksaan Fisik:
 Anemis, ikterus.
 Akrosianosis (Pada tipe dingin)
 Splenomegali dan mungkin hepatomegali
Pemeriksaan penunjang:
 Hitung darah lengkap dengan jumlah retikulosit diferensial (hitungan retikulosit absolut)
 Gambaran apusan darah tepi
 Test antiglobulin langsung (DAT)  DAT(+) pada C3  AIHA tipe dingin; DAT (+) pada IgG
 AIHA tipe hangat.
 Penanda serum hemolisis (yaitu, bilirubin total dan tak terkonjugasi, laktat dehidrogenase,
haptoglobin)
 Tes fungsi hati dan ginjal
 Evaluasi hemoglobin dan hemosiderin urin dapat digunakan untuk membedakan hemolisis
intravaskular (hasil positif) versus ekstravaskular
 Skrining penyakit penyebab: Antibodi antinuklear (ANA), Antibodi DNA untai ganda (ds DNA)
Tatalaksana:
 Terapi lini pertama pada tipe hangat  glukokortikoid, biasanya diberikan sebagai prednison
atau prednisolon secara oral. Dosis prednisone yang digunakan adalah 2 sampai 6 mg/kg/hari atau
setara, dibagi setiap 8-12 jam; beberapa penelitian telah melaporkan penggunaan
metilprednisolon iv sebagai dosis awal hingga 30 mg/kg/hari.
 Setelah normalisasi hemoglobin, steroid harus diturunkan perlahan-lahan selama kurang lebih 6
bulan, karena pengurangan cepat atau penghentian mendadak telah dikaitkan dengan kekambuhan
penyakit.
 Transfusi sering diindikasikan untuk anemia simtomatik atau anemia yang berkembang cepat,
yang dapat mengancam jiwa.
 3-4 minggu tidak respon terhadap steroid  lini kedua: rituximab (antibodi anti-CD20),
splenektomi, dan agen imunosupresif. Rituximab telah digunakan secara luas sebagai pilihan lini
kedua untuk AIHA tipe hangat refrakter, karena efektivitasnya untuk mencapai remisi dalam 3
minggu.

 Penatalaksanaannya tipe dingin terutama suportif, termasuk hidrasi dan diuresis yang adekuat
untuk membantu ekskresi hemoglobin ginjal.
 Pasien dengan tipe dingin disarankan untuk menghindari paparan dingin sampai penyakit
sembuh.
 Jika ada kebutuhan transfusi PRC untuk mengendalikan anemia yang mengancam jiwa, alat
penghangat darah harus digunakan

ANEMIA PERDARAHAN
Anemia yang disebabkan oleh adanya kehilangan darah yang akut.
Anamnesis:
 Anak tampak pucat, lemah, adanya riwayat perdarahan akut.
Pemeriksaan Fisik:
Presentasi syok hemoragik:
 Derajat I (kehilangan darah <15%):
Takikardia ringan biasanya merupakan tanda pertama
Tekanan darah normal
Kulit mungkin mulai terasa dingin saat disentuh
 Derajat II (15-30% kehilangan darah):
Takikardia berlanjut
Takipnea dimulai
Tekanan nadi menurun
 Derajat III (30-40% kehilangan darah):
Takikardia memburuk
Penurunan tekanan darah juga
Kulit menjadi dingin dan tampak pucat dan belang
Output urin menurun secara signifikan
 Derajat IV (= 40% kehilangan darah):
Takikardia dan penurunan tekanan darah terus memburuk dan dapat menyebabkan hilangnya
kesadaran
Jika ada lebih dari 50% kehilangan darah, denyut nadi bisa hilang
 Ekimosis panggul (tanda Grey-Turner): menunjukkan perdarahan retroperitoneal
 Ekimosis umbilikalis (tanda Cullen): sugestif perdarahan intraperitoneal atau retroperitoneal
 Purpura dan petechiae menunjukkan kelainan trombosit
 Hemarthrosis menunjukkan hemofilia
Pemeriksaan penunjang:
 Sampel darah  cross match
 Pemeriksaan darah lengkap
 MCV  normositer normokrom
 Retikulosit  Normal
 Ultrasound: untuk mendiagnosis perdarahan intraperitoneal.
 Rontgen dada: berguna pada pasien trauma. Dapat mencari hemotoraks, kontusio paru, ruptur
aorta, atau udara bebas di bawah diafragma dengan dugaan perdarahan GI
 CT: berguna untuk pasien dengan trauma GI yang menyebabkan perdarahan
Tatalaksana:
 Tranfusi PRC adalah pengobatan utama yang digunakan pada anemia akut untuk mengembalikan
darah yang hilang. Setiap unit PRC diharapkan dapat meningkatkan hematokrit sebesar 3 poin.
 Kriopresipitat mengandung fibrinogen, faktor VIII, faktor von Willebrand (vWF), dan faktor
XIII, dan digunakan untuk mengobati hemofilia.
 Vasopresor: menyebabkan vasokonstriksi dengan menurunkan aliran darah. Digunakan untuk
syok hipovolemik.
 Vitamin K: digunakan pada pasien dengan penyakit hati untuk mengoreksi PT berkepanjangan
dan faktor VII, IX, dan X

ANEMIA DEFISIENSI FOLAT DAN VITAMIN B12


Anemia defisiensi vitamin B12 atau B9 (biasa disebut folat) terjadi ketika kekurangan vitamin B12 atau
folat menyebabkan tubuh memproduksi sel darah merah besar yang tidak normal yang tidak dapat
berfungsi dengan baik.
Anamnesis:
 Anak tampak pucat, kelelahan, dan menjadi mudah sesak napas.
 Parestesia
 Gangguan konsentrasi
 Rendahnya konsumsi sayur-sayuran (Folat) dan daging, telur, unggas (Vit B12)
Pemeriksaan Fisik:
 Tidak ada pembesaran organ
 Nyeri pada lidah, lidah merah besar.
 Tanda-tanda anoreksia mungkin ada
Pemeriksaan penunjang:
 Pemeriksaan darah lengkap  MCV: makrositer
 Apusan darah tepi  sel darah merah makrositik dan/atau megaloblas dan neutrofil
hipersegmentasi.
 Pemeriksaan serum folat dan cobalamin  Batas bawah normal untuk serum cobalamin biasanya
ditetapkan sekitar 148 pmol/L (200 pg/mL). Batas bawah kisaran referensi untuk folat serum
bervariasi tergantung pada faktor teknis tetapi biasanya ditetapkan sekitar 6,8 nmol/L (3 ng/mL)
 Pemeriksaan MMA dan homosistein  Peningkatan kedua metabolit ditemukan pada pasien
dengan defisiensi Vitamin B12, sedangkan hanya homosistein yang meningkat pada pasien
dengan defisiensi folat.
Tatalaksana:
 Semua pasien dengan defisiensi folat harus ditawarkan asam folat tambahan untuk koreksi
defisiensi. Biasanya, asam folat oral (1 sampai 5 mg setiap hari) cukup untuk mengobati
defisiensi folat.
 Suntikan biasanya diberikan sebagai hydroxocobalamin atau cyanocobalamin. Ini sangat efektif
untuk meningkatkan kadar B12 dalam darah dan mencegah/membalikkan kekurangan. Dosis:
30mcg IM.
Edukasi
 Dianjurkan untuk diet kaya buah-buahan, sayuran hijau, daging, telur, dan unggas.

ANEMIA APLASTIK
Anemia aplastik adalah kondisi yang terjadi ketika sumsum tulang tidak dapat membuat sel darah baru
yang cukup untuk tubuh bekerja secara normal.
Anamnesis:
 Anak tampak pucat, kelelahan, dan menjadi mudah sesak napas.
 Infeksi yang berlangsung lama, sering demam tanpa penyebab yang jelas
 Mudah memar atau berdarah, mudah sariawan
Pemeriksaan Fisik:
 Pucat, lemas
 Tidak ada pembesaran organ
Pemeriksaan penunjang:
 Pemeriksaan darah lengkap  makrositer normokrom, pansitopenia, reticulopodia.
 Biopsi sumsum tulang  hiposelularitas sumsum tulang, sedikitnya stem sel darah

Tatalaksana:
 Kortikosteroid  Prednisone (Prednison menginduksi kematian sel limfosit yang belum matang.)
 Immunosupresan  Anti thymocyte globulin (ATG) ATG mengeliminasi antigen-reaktif T-
limfosit dan menginduksi respons hematologi pada anemia aplastik. Siklosporin A menghambat
produksi dan pelepasan interleukin-II (IL-2) dan menghambat aktivasi limfosit T yang diinduksi
IL-2.
 Agonis reseptor trombopoietin oral (TPO)  Eltrombopag (Eltrombopag adalah agonis non-
peptida trombopoietin yang meningkatkan jumlah trombosit dan mengaktifkan jalur transduksi
sinyal intraseluler untuk meningkatkan proliferasi dan diferensiasi sel progenitor sumsum)
 Perawatan suportif termasuk profilaksis/pengobatan infeksi dan transfusi (leukodepleted RBC
untuk Hb kurang dari 7 mg/dL atau trombosit kurang dari 10.000/mikroliter atau kurang dari
50.000/mikroliter untuk kehilangan darah aktif)
 Transplantasi sel hematopoietik alogenik sebelum memulai imunosupresan
ANEMIA OLEH KEGANASAN
Pemeriksaan fisik pada pasien anemia
Organ Tanda dan Gejala Kemungkinan Anemia
Kulit a. Pucat a. Anemia berat
b. Hiperpigmentasi b. Anemia aplastik Fanconi
c. Jaundice c. Anemia hemolitik akut atau
d. Petekie, purpura kronis, hepatitis, anemia
e. Hemangioma kavernosus aplastik
d. Anemia hemolitik
autoimun dengan
trombositopenia, haemolytic
uremic syndrome, aplasia
atau infiltrasi sumsum tulang
e. Anemia hemolitik
mikroangiopati

Kepala dan a. Tulang frontal yang menonjol, tulang a. Hematopoiesis


Leher maksila dan malar yang menonjol ekstramedular (thalasemia
b. Sklera ikterik mayor, anemia sickle cell,
c. Stomatitis angularis anemia hemolitik kongenital
d. Glositis lainnya)
b. Anemia hemolitik
kongenital dan krisis
hiperhemolitik yang berkaitan
dengan infeks (defisiensi
enzim eritrosit, defek
membran eritrosit,
thalasemia, hemoglobinopati
c. Defisiensi besi
d. Defisiensi besi atau
vitamin B12

Thorax a. Ronkhi, gallop, takikardia, murmur a. Gagal jantung kongesti,


anemia akut atau berat

Ekstremitas a. Displasia alat gerak radius a. Anemia aplastik Fanconi


b. Spoon nails b. Defisiensi besi
c. Triphalangeal thumbs c. Aplasia eritrosit

Limfa a. Splenomegali a. Anemia hemolitik


kongenital, infeksi,
keganasan hematologis,
hipertensi portal
Anemia Defisiensi Thalasemia AIHA Anemia Anemia Anemia Aplastik Anemia pada kasus
Besi Perdarahan Defisiensi keganasan (cth:
Vitamin B12 leukemia akut)
dan Folat
Anamnesis  Riwayat  Riwayat demam  Riwayat  Ada  Anoreksia  Letih, lemah,  Letih, lemah, lesu,
cacingan berulang demam pencetus  Kesemutan lesu, pucat pucat
 Riwayat  Mudah lelah, sebelum (trauma,  Jarang  Keluhan nyeri  Rasa tidak nyaman
kelahiran (anak pucat kuning (tipe idiopatik) makan tulang pada daerah perut
lahir dengan  Pertumbuhan hangat) sayuran,  Benjolan pada (begah), perut
BBLR, lebih lambat dari  Urin gelap daging, leher terasa membesar
prematur, teman telur,  Sering infeksi  Penurunan berat
riwayat ibu sepermainan/sau ungags berulang badan secara tiba-
dengan anemia, dara  Gejala  Mudah tiba
perdarahan  Ada riwayat neurologis berdarah,  Benjolan pada
antepartum, keluarga (kesulitan sariawan leher, belakang
multipara)  Ada riwayat mengingat,  Perut terasa telinga, ketiak,
 Riwayat nutrisi keluarga yang kesemutan) tidak nyaman lipatan paha (akibat
(jarang makan rutin transfuse  Riwayat pembesaran
daging, jeroan,  Riwayat penggunaan kelenjar getah
sayuran hijau, perkawinan obat-obatan bening)
vegetarian, dalam keluarga dalam jangka  Riwayat demam
sering panjang (cth:  Riwayat mimisan
mengonsumsi kloramfenikol) berulang, bitnik-
teh, kopi, susu)  Riwayat bintik perdarahan
 Riwayat infeksi virus atau lebam
menstruasi (hepatitis,  Riwayat keganasan
(jumlah Epstein-barr, pada keluarga
perdarahan, HIV, rubella)  Riwayat
gangguan  Riwayat penggunaan obat
menstruasi, penggunaan nyamuk bakar atau
menopause) obat nyamuk tinggal di daerah
 Riwayat bakar atau sekitar pabrik
pekerjaan tinggal di
(berkebun, daerah sekitar
petani, sering pabrik
interaksi dengan
pasir dan tanah
tanpa alas kaki)
Onset Lambat Cepat Cepat Cepat Lambat Lambat Cepat
Pemeriksaan  Atrofi Papil  Ikterik  Ikterik  Sangat  Ukuran  Ikterik  Organomegali
Fisik Khas lidah  Organomegali  Organomegali pucat lidah besar  Hiperpigmenta  Limfadenopati
 Koilonikia  Facies Colley  Acrosianosis  Ada bukti dan merah si  Hipertrofi gingiva
 Stomatitis  Hiperpigmentasi (pada tipe perdarahan  Nyeri pada  Organomegali (sering pada
angularis Kulit dingin) akut lidah  Ptechiae leukimia akut)
 Kulit tipis dan  Pertumbuhan  TTV bisa  Kulit tipis  Mikrokornea
keriput terhambat stabil dan keriput (sindroma
 Warna rambut maupun  Warna Fanconi 
cepat berubah tidak rambut anemia
(beruban) cepat aplastic
 Kronik  berubah kongenital)
Pansystolic (beruban)
murmur
Indeks Eritrosit Mikrositik Mikrositik hipokrom Normositik Normositik Makrositik Makrositik
(MCV, MCH, hipokrom MCH normal normokrom normokrom normokrom
MCHC)
Status Besi  Kadar Fe serum N N N N N
<50Ug/dl
(N:80-180U/dl)
 TIBC
meningkat
 Ferritin
<20mg/ml
 FEP meningkat
 Saturasi
transferin <15%
(N:20-50%)
Apusan Darah hipokrom- anisositosis, Retikulosit Dapat dijumpai Sel Makrositik
Tepi mikrositik, poikilositosis, meningkat retikulosit Megaloblastik normokrom,
anisositosis, hipokrom, sel target, Hipersegmenta pansitopenia
poikilositosis,sel fragmentosit, si neutrofil
pensil dan sel target retikulosit
(normoblast).
Pemeriksaan Aspirasi sumsum  Elektroforesis  Test Rontgen  Serum  Aspirasi/  Aspirasi/Biopsi
Penunjang Lain tulang  HB  Kadar antiglobulin Thorax, USG Folat dan Biopsi sumsum tulang
pewarnaan besi HbF lebih dari langsung untuk mencari Cobalamin sumsum tulang
(gold standart) 1% dan atau (DAT)  DAT sumber  MMA dan 
ditemukan Hb (+) pada C3  perdarahan homosistei hiposelularitas
Patologis pada AIHA tipe yang tak n sumsum tulang
HbA2 dingin; DAT tampak.  Peningkata
 Pada (+) pada IgG n kedua
pemeriksaan  AIHA tipe metabolit
radiologi tulang- hangat. 
tulang panjang  Penanda serum defisiensi
. gambar hemolisis Vitamin
osteoporosis (yaitu, bilirubin B12,
serta kortek total dan tak  Hanya
tulang menipis terkonjugasi, homosistei
akibat medulla laktat n yang
yang melebar. dehidrogenase, meningkat
 Pada haptoglobin) 
pemeriksaan  Tes fungsi hati defisiensi
radiologi tulang dan ginjal folat
tengkorak   Evaluasi
“Hair Brush hemoglobin
Appearrance”. dan
hemosiderin
urin dapat
digunakan
untuk
membedakan
hemolisis
intravaskular
(hasil positif)
versus
ekstravaskular
 Skrining
penyakit
penyebab:
Antibodi
antinuklear
(ANA),
Antibodi DNA
untai ganda (ds
DNA)
Tatalaksana  Besi elemental  Transfusi PRC  Tipe hangat:  Transfusi  Asam folat  Kortikosteroid menyesuaikan
3-5mg/kgBB  Kelasi Besi steroid PRC oral (1  Prednison dengan etiologi
diberikan 3x  Transfusi PRC  Kriopresipit sampai 5  Immunosupres penyebab dan
sehari  3 at  mg setiap sant (ATG, klinis pasien
bulan hemofilia. hari) CsA)
 Vasopresor  Cobalamin  Agonis
 syok 30mcg IM reseptor
hipovolemi trombopoietin
k. oral 
 Vitamin K Eltrombopag
  Transfusi
mengoreksi dengan
PT Leukodepleted
berkepanja RBC  target
ngan dan Hb >7
faktor VII,  Transplantasi
IX, dan X sel
hematopoietik
alogenik
(HCT)
DAFTAR PUSTAKA

1. Chaparro CM, Suchdev PS. Anemia Epidemiology, Pathophysiology, and Etiology in


Low- and Middle-Income Countries. Ann N Y Acad Sci. 2019;1450(1):15–31.
doi:10.1111/nyas.14092.Anemia
2. Inoue S, Lee MT, Arceci RJ. Pediatric Acute Anemia. Emedicine Medscape. Published
2021. Accessed August 20, 2022. https://emedicine.medscape.com/article/954506-
overview
3. Kawsari, Zlotkin Stanley, Parkin P. Iron Deficiency Anemia in Childen. Canadian
Paediatric Surveilance. 2011.
4. Lanzkowsky, Philip. Manual of Pediatric Hematology and Oncology. Chapter7. Fifth
Edition. Elsevier. 2011: 168-99.
5. Ludwig S, Ku BC. Chapter 10. Pallor. Dalam: Shah SS, Ludwig S. eds. Symptom-Based
Diagnosis in Pediatrics. McGraw Hill; 2014.
https://accesspediatrics.mhmedical.com/content.aspx?bookid=842&sectio nid=48931830.
6. Tawfique M, Jamal CY. Approach to Diagnosis of Anemia in Children. North Int Med
Coll J. 2017;9(1):248-251. doi:10.3329/nimcj.v9i1.35920

Anda mungkin juga menyukai