Pembimbing
dr. Agus Sukamto, sp.PD
Pendamping
dr.Rahman Syahputra, Sp.An
dr.Elmi Astrabel
Definisi
Anemia adalah suatu keadaan berkurangnya sel darah merah dalam tubuh. Anemia
penyakit kronik adalah anemia yang terjadi pada yang ditemukan pada kondisi penyakit
kronik seperti infeksi kronik, inflamasi kronik, atau beberapa keganasan. Pada penyakit
inflamasi, sitokin dihasilkan oleh leu yang aktif dan sel lain yang ikut berperan menurunkan
kadar hemoglobin (Hb). Ada beberapa mekanisme terjadinya anemia pada anemia penyakit
kronik :
Anemia yang terjadi disebabkan karena sitokin inflamasi yaitu interleukin-6 (IL-6)
hepcidin yang diproduksi oleh sel hepatosit berperan dalam regulator zat besi.
Hormon hepcidin akan menghambat pelepasan zat besi dari makrofag dan hepastosit,
sehingga jumlah zat besi untuk pembentukan sel darah merah terbatas.
Inhibisi pelepasan eritropoietin dari ginjal oleh IL-1 dan TNF a (tumour necrosis
factor)
Inhibisi langsung proliferasi progenitor eritroid oleh TNF a dan INF Y (interferon y),
dan IL 1
Sekresi hormon eritropoietin yang tidak adekuat dan resistensi terhadap hormon
tersebut
Diagosis
Diagnosis cukup sulit terutama jika bersamaan dengan defisiensi zat besi. Penyebab
Anamnesis
Keluhan-keluhan yang didapatkan berupa rasa lemah dan lelah, sakit kepala, nafas
pendek
Pemeriksaan fisik
Feritin serum: normal atau meningkat. Merupakan penanda simpanan zat besi, kadar
Saturasi transferin
Kadar sitokin
ringan
Aspirasi dan biopsi sumsum tulang : jarang dilakukan untuk mendiagnosis anemia
penyakit kronik, tetapi dapat dilakukan sebagai gold standard untuk membedakan
dengan anemia defisiensi besi. Morfologi sumsum tulang dan pewarnaan zat besi
adanya simpanan zat besi dalam sitoplasma makrofag atau berfungsi di dalam
nucleus. Pada individu normal, dengan pewarnaan Prussian blue partikel dapat
badan inklusi halus bewarna biru (sideroblas). Pada anemia penyakit kronik, partikel
besi di sirkulasi.
Perbedaan anemia penyakit kronik dengan anemia defisiensi besi dari hasil pemeriksaan
labroratorium
Diagnosis banding
Supresi sumsum tulang karena obat: besi serum meningkat, hitung retikulosit rendah
dehidrogenase meningkat
Kehilangan darah kronik: serum besi menurun, feritin serum menurun, transferin
meningkat
Gangguan ginjal
mieloid imatur
Thalasemia minor
Tatalaksana
Agen Erythropoietic :
Indikasi: anemia pada kanker yang akan menjalani kemoterapi, gagal ginjal
Dosis awal 50-150 U/kg berat badan diberikan 3 kali seminggu selama
minimal 4 mingu, jika tidak ada respon dosis dinaikkan 300 U/kg diberikan 3
pemeriksaan kadar Hb, dan 2-4 minggu kemudian. Jika Hb meningkat <1
gram/ dl, evaluasi ulang status besi dan pertimbangkan pemberian suplemen
ada respon dengan dosis optimal dalam 8 minggu, berarti pasien tidak
Komlikasi
Gagal jantung,
kematian
Prognosis
Keluhan anemia akan berkurang jika mengobati penyakit penyebabnya. Pada suatu
penelitian dinyatakan bahwa anemia berhubungan dengan gagal ginjal, gagal jantung
kongestif, dan kanker. Derajat anemia berhubungan dengan tingkat keparahan penyakit,
prognosis buruk pada pasien dengan penyakit keganasan, gagal ginjal kronik, dan gagal
jantung kongestif. Kematian yang terjadi tidak dikarenakan anemia secara langsung. Belum
terbukti bahwa perbaikan anemia saja akan meningkatkan prognosis penyakit penyebabnya