Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

“BAYI BERAT LAHIR RENDAH”

DISUSUN OLEH :

WIDYA AYU PRATIWI (180101039)

DOSEN PEMBIMBING :

Ns. RAMAITA.M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

STIKES PIALA SAKTI PARAIAMAN

2020
Kata Pengantar

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas
berkat dan penyertaannya sehingga saya dapat menyelesaikan Makalah tentang
“BBLR”. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing karena sudah
memberikan kesempatan ini, sehingga saya bisa menyusun dan membuat makalah ini.

Penyusunan makalah ini telah saya selesaikan dengan lancar,tetapi saya


menyadari bahwa penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kata sempurna,jadi
saya mohon untuk memberikan masukan,kritik,dan saran yang membangun demi
perbaikan dalam penyusunan tugas makalah ini.

Akhir kata saya berharap tugas ini sangat berguna dan membantu
menyumbangkan pengetahuan tentang mata kuliah keperawatan anak. Khususnya bagi
mahasiswa keperawatan.

Kayu Tanam, 19 Mei 2020

Widya Ayu Pratiwi

i
Daftar Isi

Kata Pengantar.............................................................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................................2
C. Tujuan Masalah...............................................................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................3
A. Pengertian BBLR..............................................................................................................................3
B. Etiologi BBLR....................................................................................................................................5
C. Insiden BBLR....................................................................................................................................7
D. Patofisiologi BBLR............................................................................................................................8
E. Komplikasi BBLR.............................................................................................................................10
F. Penanganan BBLR..........................................................................................................................14
G. Peran Bidan dan Perawat..............................................................................................................16
BAB III........................................................................................................................................................17
PENUTUP...................................................................................................................................................17
A. Kesimpulan....................................................................................................................................17
B. Saran..............................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................................23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR) merupakan masalah kesehatan
yang sering dialami pada sebagian masyarakat yang ditandai dengan berat lahir
kurang dari 2500 gram. Kejadian BBLR pada dasarnya berhubungan dengan
kurangnya pemenuhan nutrisi pada masa kehamilan ibu dan hal ini berhubungan
dengan banyak faktor dan lebih utama pada masalah perekonomian keluarga
sehingga pemenuhan kebutuhan konsumsi makananpun kurang. Namun kejadian
BBLR juga dapat terjadi tidak hanya karena aspek perekonomian, dimana kejadian
BBLR dapat saja terjadi pada mereka dengan status perekonomian yang cukup.
Hal ini dapat berkaitan dengan jarak kelahiran, kadar hemoglobin dan pemanfaatan
pelayanan ante natal. BBLR termasuk faktor utama dalam peningkatan mortalitas,
morbiditas dan diabilitas neonatus, bayi dan anak serta memberikan dampak
jangka panjang terhadap kehidupannya di masa depan. BBLR adalah bayi baru
lahir dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.
BBLR yang tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan timbulnya
masalah pada semua sistem organ tubuh meliputi gangguan pada pernafasan
(aspirasimekonium,asfiksianeonatorum), gangguan pada sistem pencernaan
(lambungkecil), gangguan sistem perkemihan (ginjalbelumsempurna), gangguan
sistem persyarafan(respon rangsangan lambat). Selain itu bayi berat lahir rendah
dapat mengalami gangguan mental dan fisik serta tumbuh kembang. BBLR berkaitan
dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius pada
kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan. Bayi yang lahir
dengan berat lahir rendah (BBLR) memerlukan perawatan yang tepat agar tidak terjadi
hal-hal yang membahayakan bayi seperti yang telah disebutkan diatas.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian BBLR?
2. Apa saja etiologi BBLR?
3. Bagaimana insiden BBLR?
4. Apakah patofisiologi BBLR?
5. Apa saja tanda dan gejala BBLR?
6. Apa saja komplikasi BBLR?
7. Bagaimana penanganan BBLR?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian BBLR
2. Untuk mengetahui etiologi BBLR
3. Untuk mengetahui insiden BBLR
4. Untuk mengetahui patofisiologi BBLR
5. Untuk mengetahui tanda dan gejala BBLR
6. Untuk mengetahui komplikas BBLR
7. Untuk mengetahui penanganan BBLR

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam 1 jam setelah lahir. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi
tidak memuaskan. Lama kelamaan ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas
neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas
bayi. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan batasan berat badan dapat dibagi
3, yaitu :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1500
gram sampai dengan 2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir antara
1000 gram sampai kurang dari 1500 gram.
3. Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan maturitas yaitu:
1. Prematuritas Murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasinya itu atau biasa disebut neonatus kurang
bulan-sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK)
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
gestasi. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)
Untuk merawat bayi baru lahir digunakanlah Kurva lubchenco. Kurva
Lubchenco adalah kurva pertumbuhan yang disajikan dalam bentuk tabel.
Definisi tentang bayi premature adalah setiap bayi baru lahir dengan berat lahir
< 2500 g. Definisi ini direkomendasikan oleh American Academy of Pediatrics
3
dan World Health Assembly. Dokter ahli pediatrics dihadapkan pada masalah
hubungan antara usia kehamilan dan pertumbuhan janin. Dengan Kurva
Lubchenco diharapkan dapat menunjukkan hubungan pertumbuhan janin dan
usia kehamilan. Dari kurva Lubchenco dimungkinkan definisi yang lebih tepat
lahir prematur dan adopsi luas dari istilah kecil untuk usia kehamilan, besar
untuk usia kehamilan, kelambatan pertumbuhan intrauterin dan janin
dysmaturity. Hal ini juga membentuk dasar untuk memeriksa bayi dengan berat
badan lahir lebih besar dari nilai persentil lebih 90% atau berat badan lahir
kurang dari persentil 10%, sehingga dapat diprediksi masalah medis.
Setiap bayi baru lahir (prematur, matur, postmatur) mungkin saja mempunyai
berat yang tidak sesuai dengan masa gestasinya. Istilah lain yang
dipergunakan untuk menunjukkan KMK adalah IUGR (intrauterine growth
retardation = retardasi pertumbuhan intrauterin).
Untuk menentukan apakah bayi itu lahir prematur SMK (Sesuai Masa
Kehamilan), matur normal, KMK atau BMK (Besar untuk Masa Kehamilan)
dapat dengan membandingkan berat badan bayi dalam gram dengan usia
kehamilan dalam minggu yang kemudian diplot di kurva pertumbuhan dan
perkembangan intrauterin dari Battaglia dan Lubchenco (1967). Dari kurva ini
didapat :
1. Pertumbuhan janin normal / berat bayi matur normal dan bayi prematur
(SMK) terletak di antara persentil ke-10 dan persentil ke-90
2. Bayi KMK beratnya di bawah persentil ke-10
3. Bayi BMK beratnya di atas persentil ke-90

4
B. Etiologi BBLR
1. Faktor Ibu
a. Toksemia gravidarum (pre-eklampsia dan eklampsia)
Pre-eklampsia/Eklampsia dapat mengakibatkan keterlambatan pertumbuhan
janin dalam kandungan atau IUGR dan kelahiran mati. Hal ini disebabkan
karena Pre-eklampsia / Eklampsia pada ibu akan menyebabkan perkapuran
di daerah placenta, sedangkan bayi memperoleh makanan dan oksigen dari
placenta, dengan adanya perkapuran di daerah placenta, suplai makanan
dan oksigen yang masuk ke janin berkurang.
b. Riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan antepartum dan
malnutrisi, anemia sel sabit.
c. Kelainan bentuk uterus (misal : uterus bikurnis, inkompeten serviks).
d. Tumor (misal : mioma uteri, eistoma).
e. Ibu yang menderita penyakit antara lain :
1) Akut dengan gejala panas tinggi (misal : tifus abdominalis dan malaria).
2) Kronis (misal: TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal
(glomerulonefritis akut).
f. Trauma pada masa kehamilan antara lain jatuh
g. Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotik, rokok dan alkohol)
h. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

5
i. Paritas ibu
Jumlah anak lebih dari 4 dapat menimbulkan gangguan pertumbuhan janin
sehingga melahirkan bayi dengan berat lahir rendah dan perdarahan saat
persalinan karena keadaan rahim biasanya sudah lemah.
2. Faktor Janin
a. Kehamilan ganda.
Berat badan kedua janin pada kehamilan kembar tidak sama, dapat berbeda
antara 50 sampai 1.000 gram, karena pembagian darah pada placenta untuk
kedua janin tidak sama. Regangan pada uterus yang berlebihan kehamilan
ganda salah satu faktor yang menyebabkan kelahiran BBLR. Pada
kehamilan ganda distensi uterus berlebihan, sehingga melewati batas
toleransi dan sering terjadi partus prematus. Kebutuhan ibu akan zat-zat
makanan pada kehamilan ganda bertambah yang dapat menyebabkan
anemia dan penyakit defisiensi lain, sehingga sering lahir bayi yang kecil.
Kematian perinatal anak kembar lebih tinggi daripada anak dengan
kehamilan tunggal dan prematuritas merupakan penyebab utama.
b. Hidramnion.
Hidramnion yang kadang-kadang disebut polihidramnion merupakan
keadaan cairan amnion yang berlebihan. Hidromnion dapat menimbulkan
persalinan sebelum kehamilan 28 minggu, sehingga dapat menyebabkan
kelahiran prematur dan dapat meningkatkan kejadian BBLR
c. Ketuban pecah dini.
Ketuban dinyatakan pecah sebelum waktunya bila terjadi sebelum proses
persalinan berlangsung. Ketuban Pecah Dini (KPD) disebabkan oleh karena
berkurangnya kekuatan membran yang diakibatkan oleh adanya infeksi yang
dapat berasal dari vagina dan serviks. Pada persalinan normal selaput
ketuban biasanya pecah atau di pecahkan setelah pembukaan lengkap,
apabila ketuban pecah dini, merupakan masalah yang penting dalam obstetri
yang berkaitan dengan penyulit kelahiran prematur dan terjadinya infeksi
ibu .
d. Cacat bawaan, kelainan kromosom.

6
Kelainan kongenital merupakan kelainan dalam pertumbuhan struktur bayi
yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel telur. Bayi yang dilahirkan
dengan kelainan kongenital, umumnya akan dilahirkan sebagai Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR) atau bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi Berat
Lahir Rendah dengan kelainan kongenital yang mempunyai berat kira-kira
20% meninggal dalam minggu pertama kehidupannya .
e. Infeksi (misal : rubella, sifilis, toksoplasmosis).
f. Insufensi plasenta.
Plasenta secara anatomi dan fisiologi tidak mampu memberi nutrisi dan
oksigen kepada janin
g. Inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah A, B,
dan O)
3. Faktor Plasenta
a. Plasenta privea.
b. Solusi plasenta.
4. Faktor lingkungan
Radiasi atau zat-zat beracun.
5. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
Keadaan ini sangat berperan terhadap timbulnya prematuritas. Kejadian
tertinggi terdapat pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini
disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal
yang kurang.
Demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang
tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari
perkawinan yang sah.
6. Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan dan merokok
7. Tingkat Pendidikan

C. Insiden BBLR
Kejadian BBLR di Indonesia selama 5 tahun terakhir adalah sebesar
5,7%. Beberapa provinsi yang kejadian BBLR nya relatif jauh dengan rata-rata

7
nasional, di antaranya Kepulauan Riau (8,3%), Bali (8,9%), NTT (10%),
Kalimantan Tengah (10,8%), Kalimantan Selatan (9,1%) Sulawesi Utara (9,3%),
Sulawesi Selatan (9,6%) dan Maluku Utara (11,3%) dan Papua Barat (8,9%).
Kiranya perlu dicermati dan dianalisis lebih lanjut mengapa di provinsi tersebut
kejadian BBLR cukup tinggi. Tren kejadian BBLR di Indonesia selama 5 tahun
terakhir masih belum menunjukkan perubahan yang berarti. Kondisi ini
menunjukkan bahwa program yang ada belum cukup efektif untuk menurunkan
kejadian BBLR. Kasus anak yang meninggal dengan usia di bawah satu bulan
ternyata yang mempunyai riwayat BBLR sebesar 43,3%. sedangkan yang
meninggal usia 1 sampai 23 bulan yang mempunyai riwayat BBLR sebesar
21,7%. Hasil ini menguatkan penelitian bahwa kejadian BBLR berpengaruh
pada kematian bayi terutama di masa 1 bulan ke bawah. Kasus anak meninggal
dari data yang ada semua berjenis kelamin perempuan, apakah ini sebagai
faktor kebetulan atau tidak perlu penelitian lebih lanjut, Dari semua kasus anak
meninggal dalam 5 tahun terakhir ternyata yang memiliki riwayat BBLR sebesar
33,3%.Faktor yang berhubungan bermakna dengan kejadian BBLR dalam
penelitian ini adalah meminum zat besi, kejadian komplikasi selama kehamilan
dan wilayah. Besar risiko faktor yang bermakna pada kejadian BBLR ibu yang
meminum zat besi kurang dari 90 tablet mempunyai risiko terjadi BBLR 1,7 kali
dibandingkan ibu yang meminum zat besi 90 tablet ke atas. Lokasi tempat
tinggal di perdesaan mempunyai risiko 0,68 kali untuk terjadi BBLR
dibandingkan ibu yang tinggal diperkotaan, sedangkan ibu yang
mengalami komplikasi ketika hamil mempunyai risiko 2,3 kali untuk terjadi BBLR
dibandingkan ibu yang tidak mengalami komplikasi ketika hamil.

D. Patofisiologi BBLR
1. Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang
belum cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas.
Artinya bayi lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan
(BB) lahirnya lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai
2.500 gram. Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan

8
bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti
adanya kelainan plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang
menyebabkan suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
2. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat
normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal,
tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil
maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat
daripada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi
kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas
yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita
anemia.
3. Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di
bawah normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang
paling sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami
deplesi besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang
dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan
menjadi anemia pada saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11
gr/dl selama trimester III. Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan
atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak.
Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin didalam kandungan,
abortus, cacat bawaan, BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara
bermakna lebih tinggi. Pada ibu hamil yang menderita anemia berat dapat
meningkatkan resiko morbiditas maupun mortalitas ibu dan bayi,
kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan prematur juga lebih besar.

9
4.Tanda dan Gejala BBLR
Tanda dan gejala bayi Prematur
1. Kulit tipis dan mengkilap
2. Tulang rawan elinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan
sempurna
3. Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama pada
punggung
4. Jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik
5. Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora sedangkan
pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun
6. Rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian belum terbentuk
7. Kadang disertai dengan pernapasan tidak teratur
8. Aktifitas dan tangisnya lemah
9. Refleks menghisap dan menelan tidak efektif/lemah

Tanda dan gejala bayi dismaturitas


1. Gerakan cukup aktif, tangis cukup kuat
2. Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
3. Bila kurang bulan jaringan payudara kecil, puting kecil. Bila cukup bulan
payudara dan puting sesuai masa kehamilan
4. Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
sedangkan bayi laki-laki testis mungkin telah turun
5. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian
6. Menghisap cukup kuat

E. Komplikasi BBLR
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah yaitu:
1. Hipotermi
Hipotermia adalah penurunan suhu tubuh di bawah 360C.Suhu normal bayi,
baru lahir berkisar 36,50C – 37,50C (suhu Axilla).
Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir :

10
a. Radiasi: dari objek ke panas bayi
Contoh : timbangan bayi dingin tanpa alas
b. Evaporasi : karena penguapan cairan yang melekat pada kulit. Contoh : air
ketuban pada tubuh bayi, baru lahir, tidak cepat dikeringkan.
c. Konduksi : panas tubuh diambil oleh suatu permukaan yang melekat
ditubuh.
Contoh : pakaian bayi yang basah tidak cepat diganti.
d. Konveksi : penguapan dari tubuh ke udara.
Contoh : angin dari tubuh bayi baru lahir
2. Hipoglikemia
Kadar gula darah bayi secara bermakna dibawah rata-rata bayi seusia dan berat
badan yang sama. Sebagai batasannya pada bayi aterm (cukup bulan) dengan
berat badan 2500 gram atau lebih, kadar glukosa plasma darah lebih rendah
dari 30 mg/dl dalam 72 jam pertama dan 40 mg/dl pada hari berikutnya,
sedangkan pada berat badan lahir rendah dibawah 25 mg/dl.
Glukosa merupakan sumber energi utama selama kehidupan janin, walaupun
asam amino dan laktat ikut berperan pada kehamilan lanjut. Kecepatan glukosa
yang diambil janin tergantung dari kadar gula darah ibu, kadar gula darah janin
sekitar dua pertiga dari kadar gula darah ibu. Karena terputusnya hubungan
plasenta dan janin, maka terhenti pula pemberian glukosa. Bayi aterm dapat
mempertahankan kadar gula darah sekitar 50-60 mg/dl selama 72 jam pertama,
sedangkan bayi berat lahir rendah (BBLR) dalam kadar 40 mg/dl.
Dikatakan juga hipoglikemi apabila kadar gula darah kurang dari 30 mg/dl pada
semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala
hipoglikemi. Biasanya terdapat pada bayi makrosomia. Umumnya hipoglikemi
terjadi pada neonatus berumur 1-2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi
tidak lagi mendapatkan glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi
dengan kadar glukosa darah yang menurun. Hipoglikemi jarang terjadi pada ibu
yang dipantau glukosa darahnya dengan baik.
3. Gangguan cairan dan elektrolit
Gangguan cairan dan elektrolit pada BBLR mengakibatkan dehidrasi.

11
4. Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah
mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus
jika tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan
keadaan yang patologis
5. Sindroma gawat napas
Sindroma gawat napas juga disebut penyakit membran hialin yaitu terjadi akibat
pematangan paru yang kurang sempurna akibat kekurangan surfaktan terjadi
pada bayi kurang bulan.
6. Paten duktus arteriosus
Patent Duktus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus
(arteri yang menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama
kehidupan, yang menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan
tinggi ke arteri pulmonal yang bertekanan rendah.
7. Infeksi
Karena antibodi pada BBLR belum berkembang memungkinkan bakteri, virus
atau jamur mudah menginfeksi bayi tersebut
8. Perdarahan Intraventrikuler
Yaitu terdapatnya darah hanya dalam sistem ventrikuler, tanpa adanya ruptur
ataulaserasi dinding ventrikel. Disebutkan pula bahwa PIVH merupakan
perdarahan intraserebral nontraumatik yang terbatas pada sistem ventrikel
9. Apnea of prematurity
Penghentian bernapas dengan seorang prematur bayi yang berlangsung selama
lebih dari 15 detik dan / atau ini disertai dengan hipoksia atau bradycardia.
10. Anemia
Anemia sering terjadi pada bayi prematur, ditandai oleh penurunan nilai
hematokrit, retikulosit dan kadar eritropoetin endogen rendah.
Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) antara lain :

12
1. Gangguan perkembangan
Kadang bayi prematur rentan mengalami kelainan pada otak ayng
mengakibatkan kesulitan belajar, gangguan pendengaran, dan penglihatan
2. Gangguan pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan dapat ditangani dengan anak dapat distimulasi,
antara lain dengan mengajak bicara serta melatih berdiri, juga memberikan
perhatian yang lebih besar. Lakukan latihan ini secara intensif. Selain itu,
dapat diberikan makanan yang banyak mengandung zat besi, seperti bayam,
kangkung, juga multivitamin dan mineral, terutama yang mengandung zat
besi, mengingat cadangan zat besi untuk anak yang lahir dengan berat 1 kg
hanya sedikit. Zat besi penting bagi perkembangan anak.
3. Gangguan penglihatan(Retinopati)
Penyebab kebutaan bayi lahir prematur adalah retinopathy of prematurity
( RoP ), yaitu kelainan pada mata yang disebabkan oleh adanya gangguan
perkembangan selaput saraf yang melapisi dinding dalam bola mata atau
retina.
Perkembangan aktif bola mata itu sendiri dimulai sejak janin memasuki usia
4 minggu hingga minggu ke 40. Pada saat akhir masa kehamilan ( fullterm)
perkembangan mata bayi ukurannya mencapai setengah mata orang
dewasa dan terus berkembang sampai 2 tahun.
Tidak semua bayi prematur lahir lahir dengan RoP. Kalaupun ada gejalanya
kebanyakan RoP tersebut membaik tanpa pengobatan pada stadium yang
awal. Akan tetapi, pada bayi prematur dengan RoP yang berkembang ke
stadium yang lanjut diperlukan penanganan secepatnya.
Kelainan itu umumnya terjadi pada kedua mata, tetapi perkembangan
stadiumnya tidak sama. Bisa jadi salah satu matanya jadi lebih buruk. Faktor
resiko RoP terjadi bila berat lahir bayi kurang dari 1.500 gram dengan umur
kelahiran kurang dari 32 minggu ( 8 bulan ) atau dikenal dengan nama bayi
lahir prematur.
Bayi prematur dengan pertumbuhan bola mata yang tidak sempurna dapat
mengakibatkan RoP sampai stadium 5 dapat dipastikan bayi menjadi buta,

13
karena itu pada bayi kelahiran prematur, penanganan medis harus dilakukan
secara tepat.

4. Gangguan pendengaran
Karena saat pembentukan organ dalam kandungan belum sempurna.
5. Penyakit paru kronis
Karena saat pembentukan organ dalam kandungan belum sempurna.
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
Karena pembentukan organ yang belum sempurna bayi prematur rentan
terkena penyakit.
7. Kenaikan frekuensi kelamin bawaan
Kelainan kelamin misalnya pada bayi laki-laki testis belum turun pada
skrotum sedang pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia
minora atau bahkan pada bayi belum terbentuk organ genital.

F. Penanganan BBLR
1. BBLR yang menangis termasuk ke dalam kriteria Bayi Lahir tanpa asfiksia. Bayi
tersebut dalam keadaan bernapas baik dan warna air ketuban jernih. Untuk BBLR
yang lahir menangis atau bernapas spontan ini dilakukan Asuhan BBLR tanpa
asfiksia sebagai berikut:
a. Bersihkan lendir secukupnya kalau perlu
b. Keringkan dengan kain yang kering dan hangat
c. Segera berikan pada ibu untuk kontak kulit ibu dengan kulit bayi
d. Segera memberi ASI dini dengan membelai
e. Memandikan bayi dilakukan setelah 24 jam, atau lebih dari 24 jam jika bayi
hipotermi < 36,5 C, suhu lingkungan dingin, ada penyulit yang lain.
f. Profilaksis suntikan Vitamin K1 1 mg dosis tunggal, IM pada paha kiri
anterolateral
g. Salep mata antibiotik
h. Perawatan tali pusat: kering, bersih, tidak dibubuhi apapun dan terbuka

14
i. Bila berat lahir ≥ 2000 gram dan tanpa masalah atau penyulit, dapat
diberikan Vaksinasi Hepatitis B pertama pada paha kanan

2. BBLR yang tidak bernapas spontan dimasukkan ke dalam kategori Lahir dengan
asfiksia dan harus segera dilakukan Langkah Awal Resusitasi dantahapan
resusitasi berikutnya bila diperlukan.

Resusitasi:

a. Diputuskan berdasarkan penilaian keadaan Bayi Baru Lahir, yaitubila:


1) Air Ketuban bercampur mekonium ( letak kepala/gawat janin)
2) Bayi tidak menangis, atau tidak bernapas spontan, ataubernapas megap-
megap
Catatan: Untuk memulai tindakan resusitasi BBLR asfiksia tidak perlu menunggu
hasil penilaian skor APGAR

b. Menggunakan acuan berikut:


1) Buku Modul atau Kaset Video Manajemen Asfiksia Bayi BaruLahir untuk
bidan
2) Asuhan Bayi Baru Lahir Dengan Asfiksia pada Buku APN
c. Langkah awal resusitasi
1) Jaga bayi dalam keadaan hangat
2) Atur posisi kepala bayi sedikit tengadah (posisi menghidu)
3) Isap lendir di mulut, kemudian hidung
4) Keringkan sambil dilakukan rangsang taktil
5) Reposisi kepala
6) Nilai keadaan bayi dengan melihat parameter : usaha napas Bila setelah
dilakuan penilaian, bayi tidak menangis atau tidak bernapas spontan dan
teratur
a) Lakukan Ventilasi sesuai dengan tatalaksana manajemen Asfiksia Bayi
Baru Lahir
b) Bila setelah ventilasi selama 2 menit, tidak berhasil, siapkan rujukan

15
c) Bila bayi tidak bisa dirujuk dan tidak bisa bernapas hentikan ventilasi
setelah 10 menit denyut jantung tidak ada/tidak terdengar, kemudian
siapkan konseling dukungan emosional dan pencatatan bayi meninggal

G. Peran Bidan dan Perawat


1. Asuhan pada BBLR sehat
a. Perawatan metode kanguru bagi bblr
b. Pemberian ASI pada bayi berat lahir rendah (bblr)
c. Pencegahan infeksi
d. Perawatan bblr pada minggu-minggu pertama
e. Pemberian imunisasi pada bblr
f. Mendeteksi tanda bahaya pada bayi baru lahir untuk persiapan prarujukan
2. Asuhan pada BBLR sakit
a. Asuhan hipotermi
b. Asuhan infeksi
c. Asuhan ikterus neonatorum
d. Asuhan bblr dengan gangguan minum dan masalah pemberian ASI
e. Asuhan kejang
f. Asuhan spasme
g. Asuhan gangguan saluran cerna
h. Asuhan diare
i. Asuhan kelainan bawaan
3. Asuhan pra rujukan BBLR
4. Asuhan pasca perawatan BBLR
5. Pemantauan Tumbuh Kembang BBLR

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengertian BBLR
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500
gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang
dalam 1 jam setelah lahir. Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan batasan
berat badan dapat dibagi 3, yaitu :
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir antara 1500
gram sampai dengan 2500 gram.
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat lahir antara
1000 gram sampai kurang dari 1500 gram.
3. Bayi Berat Lahir Amat Sangat Rendah (BBLASR) adalah bayi dengan berat lahir
kurang dari 1000 gram.
Bayi berat lahir rendah (BBLR) berdasarkan maturitas yaitu:
1. Prematuritas Murni
Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan
berat badan untuk masa gestasinya itu atau biasa disebut neonatus kurang
bulan-sesuai untuk masa kehamilan (NKB-SMK)
2. Dismaturitas
Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk
masa gestasi. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya (KMK)
Kurva Lubchenco adalah kurva pertumbuhan yang disajikan dalam bentuk
tabel. Dari kurva Lubchenco dimungkinkan definisi yang lebih tepat lahir
prematur dan adopsi luas dari istilah kecil untuk usia kehamilan, besar untuk
usia kehamilan, kelambatan pertumbuhan intrauterin dan janin dysmaturity.

17
Etiologi BBLR
1. Faktor Ibu
a. Toksemia gravidarum (pre-eklampsia dan eklampsia)
b. Riwayat kelahiran premature sebelumnya, perdarahan antepartum dan
malnutrisi, anemia sel sabit.
c. Kelainan bentuk uterus (misal : uterus bikurnis, inkompeten serviks).
d. Tumor (misal : mioma uteri, eistoma).
e. Ibu yang menderita penyakit antara lain :
1) Akut dengan gejala panas tinggi (misal : tifus abdominalis dan malaria).
2) Kronis (misal: TBC, penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal
(glomerulonefritis akut).
f. Trauma pada masa kehamilan antara lain jatuh
g. Kebiasaan ibu (ketergantungan obat narkotik, rokok dan alkohol)
h. Usia ibu pada waktu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.
i. Paritas ibu
2. Faktor Janin
a. Kehamilan ganda.
b. Hidramnion.
Hidramnion yang kadang-kadang disebut polihidramnion merupakan
keadaan cairan amnion yang berlebihan. Hidromnion dapat menimbulkan
persalinan sebelum kehamilan 28 minggu, sehingga dapat menyebabkan
kelahiran prematur dan dapat meningkatkan kejadian BBLR
c. Ketuban pecah dini.
d. Cacat bawaan, kelainan kromosom.
e. Infeksi (misal : rubella, sifilis, toksoplasmosis).
f. Insufensi plasenta.
g. Inkompatibilitas darah ibu dari janin (faktor rhesus, golongan darah A, B, dan
O)

18
h. Faktor Plasenta
a. Plasenta privea.
b. Solusi plasenta.
i. Faktor lingkungan
Radiasi atau zat-zat beracun.
j. Keadaan sosial ekonomi yang rendah
k. Kebiasaan : pekerjaan yang melelahkan dan merokok
l. Tingkat Pendidikan

Insiden BBLR
Kejadian BBLR di Indonesia selama 5 tahun terakhir adalah sebesar
5,7%. Beberapa provinsi yang kejadian BBLR nya relatif jauh dengan rata-rata
nasional, di antaranya Kepulauan Riau (8,3%), Bali (8,9%), NTT (10%),
Kalimantan Tengah (10,8%), Kalimantan Selatan (9,1%) Sulawesi Utara (9,3%),
Sulawesi Selatan (9,6%) dan Maluku Utara (11,3%) dan Papua Barat
(8,9%).Faktor yang berhubungan bermakna dengan kejadian BBLR dalam
penelitian ini adalah meminum zat besi, kejadian komplikasi selama kehamilan
dan wilayah. Besar risiko faktor yang bermakna pada kejadian BBLR ibu yang
meminum zat besi kurang dari 90 tablet mempunyai risiko terjadi BBLR 1,7 kali
dibandingkan ibu yang meminum zat besi 90 tablet ke atas. Lokasi tempat
tinggal di perdesaan mempunyai risiko 0,68 kali untuk terjadi BBLR
dibandingkan ibu yang tinggal diperkotaan, sedangkan ibu yang
mengalami komplikasi ketika hamil mempunyai risiko 2,3 kali untuk terjadi BBLR
dibandingkan ibu yang tidak mengalami komplikasi ketika hamil.

Patofisiologi BBLR
1. Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia kehamilan yang belum
cukup bulan (prematur) disamping itu juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi
lahir cukup bulan (usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya
lebih kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500 gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan bayi sewaktu
dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan

19
plasenta, infeksi, hipertensi dan keadaan-keadaan lain yang menyebabkan
suplai makanan ke bayi jadi berkurang.
2. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan janin tidak
mengalami hambatan, dan selanjutnya akan melahirkan bayi dengan berat
normal. Dengan kondisi kesehatan yang baik, system reproduksi normal, tidak
menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada masa pra hamil maupun saat
hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar dan lebih sehat daripada ibu dengan
kondisi kehamilan yang sebaliknya. Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada
masa hamil sering melahirkan bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian
yang tinggi, terlebih lagi bila ibu menderita anemia.
3. Anemia dapat didefinisikan sebagai kondisi dengan kadar Hb berada di bawah
normal. Anemia defisiensi besi merupakan salah satu gangguan yang paling
sering terjadi selama kehamilan. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi besi
sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang dibutuhkan untuk
metabolisme besi yang normal. Selanjutnya mereka akan menjadi anemia pada
saat kadar hemoglobin ibu turun sampai di bawah 11 gr/dl selama trimester III.
Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada
pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat
mengakibatkan kematian janin didalam kandungan, abortus, cacat bawaan,
BBLR, anemia pada bayi yang dilahirkan, hal ini menyebabkan morbiditas dan
mortalitas ibu dan kematian perinatal secara bermakna lebih tinggi. Pada ibu
hamil yang menderita anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas
maupun mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi BBLR dan
prematur juga lebih besar.

Tanda dan Gejala BBLR


Tanda dan gejala bayi Prematur
a. Kulit tipis dan mengkilap
b. Tulang rawan elinga sangat lunak, karena belum terbentuk dengan sempurna

20
c. Lanugo (rambut halus/lembut) masih banyak ditemukan terutama pada
punggung
d. Jaringan payudara belum terlihat, puting masih berupa titik
e. Pada bayi perempuan labia mayora belum menutupi labia minora sedangkan
pada bayi laki-laki skrotum belum banyak lipatan, testis kadang belum turun
f. Rajah telapak kaki kurang dari 1/3 bagian belum terbentuk
g. Kadang disertai dengan pernapasan tidak teratur
h. Aktifitas dan tangisnya lemah
i. Refleks menghisap dan menelan tidak efektif/lemah

Tanda dan gejala bayi dismaturitas


7. Gerakan cukup aktif, tangis cukup kuat
8. Kulit keriput, lemak bawah kulit tipis
9. Bila kurang bulan jaringan payudara kecil, puting kecil. Bila cukup bulan
payudara dan puting sesuai masa kehamilan
10. Bayi perempuan bila cukup bulan labia mayora menutupi labia minora
sedangkan bayi laki-laki testis mungkin telah turun
11. Rajah telapak kaki lebih dari 1/3 bagian
12. Menghisap cukup kuat

Komplikasi BBLR
Komplikasi langsung yang dapat terjadi pada bayi berat lahir rendah yaitu:
1. Hipotermi
2. Hipoglikemia
3. Gangguan cairan dan elektrolit
4. Hiperbilirubinemia
5. Sindroma gawat napas
6. Paten duktus arteriosus
7. Infeksi
8. Perdarahan Intraventrikuler

21
9. Apnea of prematurity
10. Anemia

Masalah jangka panjang yang mungkin timbul pada bayi dengan berat lahir
rendah (BBLR) antara lain :
1. Gangguan perkembangan
2. Gangguan pertumbuhan
3. Gangguan penglihatan(Retinopati)
4. Gangguan pendengaran
5. Penyakit paru kronis
6. Kenaikan angka kesakitan dan sering masuk rumah sakit
7. Kenaikan frekuensi kelamin bawaan
Penanganan BBLR
1. Asuhan BBLR tanpa asfiksia
2. BBLR yang tidak bernapas spontan dimasukkan ke dalam kategori Lahir dengan
asfiksia

Peran Bidan dan Perawat


1. Asuhan pada BBLR sehat
2. Asuhan pada BBLR sakit
3. Asuhan pra rujukan BBLR
4. Asuhan pasca perawatan BBLR
5. Pemantauan Tumbuh Kembang BBLR

B. Saran
Peningkatan kesehatan ibu hamil harus mendapat dukungan dari semua pihak.
Agar kejadian BBLR bisa menurun.

22
DAFTAR PUSTAKA

http/:kuliahbidan.wordpress.com

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas


Indonesia.2000.Ilmu Kesehatan Anak. Infomedika. Jakarta

Behrman, Kliegman & Arvin, Nelson.2000. Ilmu Kesehatan Anak.EGC.Jakarta

www.depkes.go.id

www.docstoc.com

http://www.biomedcentral.com

http://lontar.ui.ac.id

Departemen Kesehatan RI.Direktorat Bina Kesehatan . 2008. Modul Masyarakat


Manajemen Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) untuk Bidan di Desa. Departemen
Kesehatan RI. Jakarta

23

Anda mungkin juga menyukai