Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH


DAN ASFIKSIA KEPERAWATAN MATERNITAS 2

Dosen Pengampu :
ETRI YANTI, S.Kp, M.Biomed

Oleh Kelompok :

Andhika Gustiara Utami 1902022

Atria Dzhara Widya 1902023

Siti Nurhaslinda 1802074

Thiansy Bernika Doza 1802076

Yova afrilia 1802078

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES SYEDZA SAINTIKA
PADANG
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul ”ASUHAN KEPERAWATAN
BERAT BADAN LAHIR RENDAH DAN ASFIKSIA “ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas KEPERAWATAN MATERNITAS pada Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang BERAT BADAN LAHIR KURANG bagi para pembaca dan
juga bagi penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepadaibuETRI YANTI, S.Kp, M.Biomed

 
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang saya tekuni.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Padang, 18 Mei 2021

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
Latar Blakang........................................................................................................................................4
Rumusan Masalah.................................................................................................................................5
Tujuan Penulisan...................................................................................................................................5
Landasan Teori......................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN................................................................................................................................6
Definisi..............................................................................................................................................6
Etiologi..................................................................................................................................................7
Patofisiologi..........................................................................................................................................7
Tanda dan Gejala...................................................................................................................................8
Komplikasi..........................................................................................................................................10
Penatalaksanaan...................................................................................................................................10
BAB III................................................................................................................................................12
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN.............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................50
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Blakang
Bayi Badan Lahir Rendah adalah bayi lahir dengan berat badan < 2500 gram
tanpa memerhatikan umur kehamilan. Bayi berat lahir rendah (BBLR)
diklasifikasikan berdasarkan usia kehamilan dimana bayi dengan usia kandungan < 37
minggu dengan berat < 2500 gram disebut prematur dan bayi cukup bulan dengan
usia kandungan > 37 minggu

tetapi berat badan kurang untuk usianya disebut pertumbuhan janin terhambat
(PJT) karena gangguan pertumbuhan dan perkembangan dalam kandungan atau intra
uterine growth retardation (IUGR) (Departemen Kesehatan RI, 2008). Faktor genetik
dan lingkungan intrauteri merupakan faktor yang memengaruhi pertumbuhan janin di
dalam kandungan. Faktor lingkungan intrauteri yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan janin mulai dari konsepsi sampai lahir antara lain gizi ibu sebelum
maupun saat hamil, ibu hamil yang menderita penyakit kronis, komplikasi kehamilan,
infeksi intrauterin lebih sering menghasilkan BBLR (Soetjiningsih, 2013).

Pada kondisi ibu dengan kelainan pembuluh darah plasenta, kekurangan


energi kronis, ibu dengan penyakit kronis seperti anemia, malaria, TBC, dan faktor
lain yang menyebabkan menurunnya transport makanan dan gangguan suplai
makanan dari ibu ke janin melalui plasenta. Oksigenasi janin menurun karena
gangguan pada plasenta dan tali pusat dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan
dan perkembangan janinselama masa kehamilan yang menyebabkan bayi lahir dengan
berat badan kurang dari normal

Rumusan Masalah
1. Apakah Yang Dimaksud Dengan Berat badan lahir rendah ?
2. Bagaimana Etiologi Berat badan lahir rendah ?
3. Bagaimana Patofisiologi Berat badan lahir rendah ?
4. Bagaimana Tanda dan GejalaBerat badan lahir rendah ?
5. Bagaimana Pemeriksaaan Laboratorium/diagnosticBerat badan lahir rendah ?
6. Bagaimana Komplikasi Berat badan lahir rendah ?
7. Bagaimana Penatalaksanaan Medis dan Perawatan Berat badan lahir rendah ?

Tujuan Penulisan
Makalah ini kami buat dengan tujuan utama untuk memenuhi tugas salahsatu
matakuliah kami yaitu matakuliah Keperawatan Maternitas 2. Selain itu makalah ini
kami buat juga dengan tujuan agar menambah wawasan bagi para pembaca dan juga
sebagai bahan ajar khususnya untuk mahasiswa keperawatan.

Landasan Teori
Sumber yang kami jadikan rujukan dalam pembuatan makalah ini adalah dari buku di
perpustakaan dan internet.
BAB II

PEMBAHASAN

Definisi

Berat bayi lahir rendah (BBLR) adalah kondisi bayi yang terlahir dengan berat kurang
dari 2.500 gram. Kondisi ini sering terjadi pada bayi prematur (bayi lahir sebelum usia
kehamilan 37 minggu). Berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat
badan lebih rendah dari berat badan bayi rata-rata.Bayi berat lahir rendah (BBLR) merupakan
suatu istilah yang digunakan untuk merujuk pada bayi yang lahir dengan berat badan kurang
dari 2.500 gram.Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir 2500 gram atau kurang tanpa memperhatikan usia kehamilan

Bayi kembar juga kerap mengalaminya.Bayi dengan berat badan lahir rendah akan
tampak lebih kecil dari bayi yang lahir normal. Bayi tampak lebih kurus, memiliki kadar
lemak tubuh yang rendah, serta ukuran kepala yang besar dan tidak proporsional.Bayi BBLR
memang bisa tetap sehat.

Namun ia juga bisa mengalami masalah kesehatan yang serius, sulit menyusu, sukar
menambah berat badan, dan susah melawan infeksi.Bayi dengan berat badan lahir rendah
akan tampak lebih kecil dari bayi yang lahir normal. Bayi tampak lebih kurus, memiliki kadar
lemak tubuh yang rendah, serta ukuran kepala yang besar dan tidak proporsional.Bayi BBLR
memang bisa tetap sehat. Namun ia juga bisa mengalami masalah kesehatan yang serius, sulit
menyusu, sukar menambah berat badan, dan susah melawan infeksi.

Bayi berat lahir rendah ditandai dengan berat badan yang kurang dari 2.500 gram
pada saat lahir, baik pada bayi cukup bulan maupun bayi prematur. Bayi dengan berat lahir
rendah akan tampak lebih kecil dari bayi dengan berat badan lahir cukup. Kepala bayi dengan
berat badan lahir rendah dapat tampak lebih besar dari bagian tubuh lainnya. Selain itu, bayi
berat lahir rendah umumnya tampak kurus dengan kadar lemak tubuh yang lebih sedikit.

Etiologi

Penyebab dari Berat badan lahir rendah terdapat beberapa faktor. Secara garis besar,
penyebab dari Berat badan lahir rendah adalah :
1. Salah satu penyebab berat lahir rendah adalah suatu kondisi yang disebut
sebagai intrauterine growth restriction (IUGR) atau pertumbuhan janin
terhambat (PJT). Hal ini terjadi apabila bayi tidak bertumbuh dengan baik
selama kehamilan.
2. Bayi lahir prematur
penyebab utama bayi lahir dengan berat badan rendah adalah persalinan
prematur, atau lahir di usia kandungan kurang dari 37 minggu.
3. Pertumbuhan janin tidak sempurna
Ini terjadi ketika janin tidak tumbuh dengan baik di dalam perut mama, karena
ada masalah dengan plasenta, kesehatan ibu, atau masalah lain pada janin.
4. Kurang nutrisi dalam kandungan
Maka terapkanlah pola makan seimbang saat hamil, konsumsi segala jenis
makanan kaya nutrisi yang aman, sehat, dan baik untuk mengoptimalkan
pertumbuhan si Kecil di dalam perut.
5. Usia ibu terlalu muda
persalinan pada ibu yang berusia di bawah 20 tahun memiliki banyak risiko,
dan salah satunya adalah berat badan lahir rendah.
6. Kekurangan zat besi
Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat
mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kondisi ini dapat meningkatkan
risiko kematian pada saat melahirkan, melahirkan bayi dengan berat badan
lahir rendah, janin dan ibu mudah terkena infeksi, keguguran, dan
meningkatkan risiko bayi lahir prematur.”

Patofisiologi
Banyak kondisi yang menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah. Penyebab
utama dan yang paling banyak terjadi adalah kelahiran prematur, yaitu persalinan yang terjadi
sebelum usia kehamilan 37 minggu. Bayi prematur tidak sempat mengalami pertumbuhan
pesat yang terjadi pada trimester akhir kehamilan. Maka dari itu, bayi tersebut cenderung
memiliki berat badan rendah dan bertubuh kecil.

Bayi BBLR yang lahir tanpa komplikasi dapat mengejar ketertinggalan


pertumbuhannya seiring waktu. Namun pada saat dewasa, kebanyakan bayi BBLR berisiko
mengalami berat badan berlebih atau obesitas, serta berisiko menderita diabetes, tekanan
darah tinggi, dan penyakit jantung. Beberapa bayi BBLR juga dapat mengalami
keterlambatan perkembangan mental.
Untuk bayi BBLR dengan komplikasi tertentu, seperti paru-paru yang belum matang
atau masalah pada usus, maka bayi tersebut perlu dirawat di ruang perawatan intensif
neonatal (NICU). Di ruang ini, petugas medis akan membaringkan bayi di tempat tidur yang
suhunya telah diatur, serta memberikan susu dengan teknik dan alat khusus.
Bayi baru diperbolehkan pulang setelah komplikasi dapat diatasi dan ibunya dapat
memberikan ASI secara normal. Untuk merawat bayi prematur atau bayi yang berat badan
lahirnya rendah, dokter juga biasanya akan menyarankan metode kangguru.

Tanda dan Gejala

1. Lebih kurus.
2. Memiliki lemak tubuh yang lebih sedikit.
3. Memiliki ukuran kepala yang besar dibanding ukuran tubuh lainnya.
4. Bayi BBLR juga sering dilahirkan secara prematur. Masalah yang umum
ditemui pada bayi seperti ini adalah:
 Memiliki kadar gula dalam darah yang rendah (hipoglikemia).
 Memiliki masalah dalam menyusu.
 Memiliki hambatan dalam menaikkan berat badan.
 Kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh agar tetap hangat
pada temperatur yang normal.
 Memiliki terlalu banyak sel darah merah yang membuat darah
terlalu kental (polisitemia).

A. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisisk
 Berat Badan Lahir Rendah / BBLR : Berat badan kurang dari 2500
gram
 Berat Badan Lahir Sangat Rendah / BBLSR : Berat badan kurang dari
1500 gram
 Berat Badan Lahir Amat Sangat Rendah / BBLASR : Berat badan
kurang dari 1000 gram.
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang mutlak dilakukan apabila bayi dengan berat badan
lahir rendah juga merupakan bayi kurang bulan atau prematur.
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan tes kocok atau
gastric shake test, foto rontgen toraks, USG kepala (bayi di bawah usia 35
minggu).
3. Tes Kocok
Tes kocok atau gastric shake test bertujuan untuk menilai surfaktan yang
ada pada paru-paru bayi atau secara garis besar menilai tingkat
kematangan paru pada bayi. Tes ini memiliki sensitivitas sebesar 100%
dan spesifisitas sebesar 92%.
4. Foto Rontgen Toraks
Pemeriksaan foto rontgen toraks dilakukan untuk menilai parenkim paru
dan bentuk atau ukuran jantung pada bayi yang dicurigai mengalami
gangguan pernapasan. Gambaran radiologi yang biasanya ditemukan
berupa corakan retikulogranular dengan air bronchogram.
5. USG Kepala
Pemeriksaan USG kepala dilakukan terutama pada bayi di bawah usia 35
minggu untuk mendeteksi adanya perdarahan intrakranial pada bayi
prematur.[20-23]

Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul akibat berat badan lahir rendah (BLBR), antara lain adalah:
1. Gangguan perkembangan paru-paru atau organ lainnya.
2. Masalah pernapasan, seperti sindrom gangguan pernapasan bayi.
3. Masalah neurologis, seperti perdarahan di dalam otak.
4. Masalah gastrointestinal, seperti necrotizing enterocolitis.
5. Kematian mendadak.

Penatalaksanaan
1. Rencanakan kehamilan dengan matang
Secara fundamental, kehamilan yang sehat dimulai bahkan sebelum
konsepsi (pembuahan). Rencanakanlah kehamilan dengan baik. Tidak
hanya membuat Anda siap secara fisik, namun juga secara mental untuk
menghadapi kehamilan. Persiapan fisik yang perlu dilakukan adalah
pemeriksaan kesehatan ibu sebelum hamil.
2. Penuhi kebutuhan nutrisi ibu hamil
Wanita yang sedang hamil membutuhkan asupan nutrisi dalam jumlah
yang lebih banyak dibandingkan sebelum hamil. Ketika trimester kedua
dan ketiga, ibu hamil perlu menambah asupan makanan sebanyak 300
kalori lebih banyak.
Tidak hanya mencukupkan kebutuhan makronutrien seperti karbohidrat,
lemak, dan protein, ibu hamil juga perlu memastikan asupan
mikronutriennya terjaga (sumber vitamin dan mineral). Keduanya bisa
dipenuhi dengan mengonsumsi berbagai jenis sayur dan buah.
3. Periksakan kehamilan secara berkala
Pada pemeriksaan kehamilan juga akan diketahui apakah berat badan ibu
dan janin meningkat seperti yang diharapkan. Untuk aspek berat badan
ibu, bila pertambahannya sedikit – atau bahkan berkurang – maka
menandakan asupan nutrisi ibu harus diperbaiki. Berat badan ibu sangat
berkaitan dengan pertambahan berat janin.
4. Hindari merokok dan menjadi seorang perokok pasif saat hamil
Ibu hamil harus menghindari rokok dan asap rokoknya (menghindarkan
diri menjadi perokok pasif). Begitu pula terhadap alkohol dan obat
terlarang. Sebab, ketiganya telah terbukti dapat berkontribusi terhadap
terjadinya penghambatan pertumbuhan janin. Selain itu, ketiganya juga
erat kaitannya dengan kecacatan janin.
5. Hindari stress
Kondisi psikis dan emosional yang tenang sangat mendukung kehamilan
yang sehat. Kondisi stres berlebihan dapat memunculkan hormon stres
yang bisa memberikan dampak pada tubuh ibu dan janin.
Asuhan Keperawatan

Pengkajian focus
1. Data biografi
2. Riwayat persalinan
3. Pemeriksaan fisik
4. Riwayat kesehatan klien / bayi saat ini
5. Riwayat kelahiran bayi
6. Nilai apgar skore
7. Pengkajian ABC
8. Pemerikasaan tingkat perkembangan/efleks premitif

L. Rencana Tindakan Keperawatan


Diagnosa
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat
pernafasan/neuromuscular
 Resiko hipotermi berhubungan dengan imaturitas pengaturan suhu dan
keterbatasan lemak subkutan
 Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)

1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan imaturitas pusat


pernafasan/neuromuskular.
NOC : Pola nafas kembali efektif
Kriteria Hasil : Tanda – tanda vitasl dalam batas normal (Nadi 110-160
x/menit, RR: 30 – 40 x/menit, Suhu axila 36,5 – 37,5°C),
sesak berkurang, suplai oksigen ke jaringan terpenuhi, Rr
dalam batas normal, tidak ada retraksi dada dan tidak ada
pernafasan cuping hidung.
NIC :
Mandiri
a. Observasi tanda – tanda vital
b. Observasi adanya sianosis
c. Kaji keadaan kondisi klien (adanya deviasi, tanda – tanda distress pernafasan)
d. Observasi pola,frekuensi dan bunyi nafas
e. Cegah posisi leher yang hiperektensi
f. Gunakan teknik suction yang tepat
g. Observasi respon bayi terhadap pemberian O2
h. Gunakan asisiten saat melakukan suction
i. Cegah posisi tredenbelg
j. Berikan posisi side lying
k. Observasi distress respirasi, misalnya: retraksi, takipnu, apneu, sianosis, Sa O2
rendah.
l. Jaga suhu lingkungan tetap netral
m. Monitor Po2 serta Sa O2.
Kolaborasi
a. Berikan terapi oksigen sesuai program dokter
b. Pemeriksaaan darah/ hematologi

2. Resiko hipotermi berhubungan dengan imaturitas pengaturan suhu dan


keterbatasan lemak subkutan.
NOC : Suhu tubuh kembali normal (suhu axila >36°C)
Kriteria hasil : Ekstremitas hangat, kulit hangat, tidak terjadi sianosis, kulit
hangat, suhu tubuh dalam batas normal (suhu axila 36,5 –
37,5)
NIC :
Mandiri
a. Letakkan bayi di inkubator atau memakaikan pakaian yang cukup hangat serta
penutup kepala
b. Observasi tanda – tanda vital
c. Awasi temperature dalam incubator sesuai kebutuhan.
d. Hindari bayi dari pengaruh yang dapat menurunkan suhu tubuh
e. Observasi adanya sianosis
f. Observasi suhu aksila secara teratur
g. Monitor adanya tanda – tanda hipertermi, misalnya : warna kemerahan dan
keringat dingin
h. Ganti pakaian setiap basah
Kolaborasi :
i. Monitor glukosa serum

3. Resiko kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


ketidakmampuan mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna)
NOC : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria Hasil : Reflek hisap dan menelan baik, tidak muntah, tidak kembung,
berat badan naik 10 – 30 gram/hari, tugor kulit elastic
NIC (intervensi) :
Mandiri
a. Timbang berat badan bayi setiap hari

b. Observasi ,lingkar lengan,lingkar dada, lingkar perut,panjang badan bayi setiap


hari

c. Observasi pemberian PASI


d. Monitor tanda intoleransi TPN, terutama protein dan glukosa
e. Kaji kesiapan untuk menghisap putting susu ibu, serta kemampuan untuk
bernafas saat itu
f. Observasi refleks hisap dan menelan
g. Pasang NGT bila refleks hisap dan menelan tidaka ada
h. Menambar dengan PASI bila asupan ASI masih kurang
i. Kaji kesiapan untuk pemberian nutrisi enteral
Kolaborasi
a. Observasi pemberian cairan melalui IVFD

M. Pelaksanaan Keperawatan
Pelaksanaan keperawatan merupakan tahap keempat dalam proses keperawatan yang
terdapat inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik
( Nursalam,2000 ). Tahap pelaksanaan di mulai setelah rencana tindakan di susun dan di
tujukan oleh klien.
Dalam pelaksanaan terdiri dari 3 tahap tindakan keperawatan yaitu :
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal tindakan keperawatan yang menuntut
perawat untuk mempersiapkan segala sesuatu dalam tindakan. Antisipasi tindakan
keperawatan, di susun unutk mempertahankan dan memulihkan kesehatan pasien,
menganalisa pengetahuan dan ketrampilan yang di perlukan untuk menangani
masalah pasien, mengetahui komplikasi yang mungkin timbul jika penyakit tidak di
tangani dengan segera, mempersiapkan lingkungan yang kondusif untuk mendukung
kesembuhan pasien, mempersiapkan lingkungan yang kondusif untuk mendukung
kesembuhan pasien, mempersiapkan peralatan yang di perlukan untuk melakukan
tindakan keperawatan.

2. Tahap intervensi
Tahap intervensi adalah kegiatan pelaksanaan tindakan perencanaan untuk
memenuhi kebutuhan fisik klien dan emosional.
3. Tahap dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus di ikuti oleh pencatatan lengkap dan akurat
terhadap suatu kejadian dalam proses keperawatan.

Jenis – jenis pelaksanaan keperawatan :


1. Secara mandiri (independent) : adalah tindakan yang diprakarsai sendiri oleh
perawat untuk membantu klien dalam mengatasi masalahnya atau menggapai reaksi
karena adanya stressor (penyakit), misalnya :
a. Membantu klien dalam kegiatan sehari – hari
b. Memberi perawatan kulit untuk mencegah decubitus
c. Memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya secara
wajar
d. Menciptakan lingkungan terapeutik

2. Saling ketergantungan (interdependent / kolaborasi) : adalah tindakan keperawatan


atas dasar kerja sama sesame tim perawat atau tim kesehatan lainnya seperti dokter,
fisioterapi, analisa kesehatan dan sebagainya, misalnya dalam hal :
a. Pemberian obat – obatan sesuai dengan instruksi dokter
b. Pemberian infus
3. Rujukan / ketergantungan (dependent) : adalah tindakan keperawatan atas dasar
rujukan dari profesi lain, diantaranya dokter, psikolog, psikiater, ahli gizi, fisioterapi,
dan sebagainya, misalnya :
a. Pemberian makan pada klien sesuai dengan diit yang telah di buat oleh ahli gizi
b. Latihan fisik : ahli terapi

N. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang ditetapkan, dilakukan dengan cara
berkesinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi
dapat diperoleh dengan cara wawancara, pengamatan langsung dan studi dokumentasi,
sehingga didapatkan data baru ditafsirkan, kemudian dibandingkan dengan standar yang
berlaku.
Proses evaluasi ada dua yaitu
1. Formatif (proses)
Evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan secara terus – terus menerus selama
melakukan tindakan keperawatan perdiagnosa keperawatan.
2. Sumatif (akhir)
Evaluasi akhir adalah dimana evaluasi dilakukan dengan waktu yang telah
ditetapkan dalam tujuan untuk dapat menilai bahwa tujuan itu tercapai. Sebagian
tercapai atau belum tercapai dan dapat dibuktikan dari perilaku klien.
a. Tujuan tercapai
Bila masalah teratasi yang ditandai dengan jika klien menunjukkan perilaku pada
waktu atau tanggal yang telah di tentukan, sesuai dengan pernyataan tujuan.
b. Tujuan tercapai sebagian
Bila masalah teratasi sebagian yang ditandai dengan klien telah mampu
menunjukkan perilaku tetapi tidak seluruhnya sesuai dengan pernyataan tujuan
yang telah ditentukan.
c. Tujuan belum tercapai
Bila masalah belum teratasi yang ditandai dengan klien tidak mampu atau tidak
sama sekali menunjukkan perilaku yang diharapkan atau tidak sesuai dengan
tujuan yang telah ditemukan.
ASFIKSIA
BAB I

A. Latar Belakang
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator dalam
menentukan derajat kesehatan anak. Setiap tahun kematian bayi baru lahir
atau neonatal mencapai 37% dari semua kematian pada anak balita. Setiap
hari 8.000 bayi baru lahir di dunia meninggal dari penyebab yang tidak dapat
dicegah. Mayoritas dari semua kematian bayi, sekitar 75% terjadi pada
minggu pertama kehidupan dan antara 25% sampai 45% kematian tersebut
terjadi dalam 24 jam pertama kehidupan seorang bayi. Penyebab utama
kematian bayi baru lahir atau neonatal di dunia antara lain bayi lahir prematur
29%, sepsis dan pneumonia 25% dan 23% merupakan bayi lahir dengan
Asfiksia dan trauma. Asfiksia lahir menempati penyebab kematian bayi ke 3
di dunia dalam periode awal kehidupan (WHO, 2012).
Asfiksia Neonatorum merupakan kondisi atau keadaan di mana bayi
tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan
tersebut akan disertai dengan keadaan hipoksia, hiperkapnea, dan berakhir
dengan asidosis (Ilyas, 1994). Asfiksia merupakan masalah yang terjadi pada
bayi baru lahir, suatu kelahiran erat kaitannya dengan proses persalinan,
dalam persalinan terdapat 4 tahapan yaitu kala I (pembukaan 0 sampai
lengkap), kala II (persalinan janin), kala III (persalinan plasenta), kala IV (2
jam setelah plasenta lahir).

B. Rumusan masalah
1. Apakah konsep dasar dari asfiksia ?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada bayi dengan asfiksia ?

C. Tujuan
1. Mampu memahami konsep dasar dari asfiksia.
Mampu menerapkan asuhan keperawatan pada bayi dengan asfiksia

BAB II

LANDASAN TEORI

B. Pengertian
Asfiksia berarti hipoksia progresif penimbunan CO2 dan asidosis jika
prosese ini berlangsung terlalu jauh dapat mengaibatkan kerusakan otak atau
kematian, mempengaruhi fungsi vital lainnya. Asfiksia lahir ditandai dengan
hipoksemia (PaO2 menurun) dan hiperkarbia (peningkatan PaCO2) (FKUI,
2007).
Asfiksia neonatum adalah keadaan bayi baru lahir tidak dapt bernafas
secara spontan dan teratur dalam satu menit setelah lahir (Hidayat, 2005).

C. Etiologi
1. Factor ibu
a) Pre eklams dan eklamsi, DM, anemia, HT
b) Perdarahan abnormal (plasenta previa dan solusio plasenta)
c) Partus lama dan macet
d) Demam selama persalinan, infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
e) Kehamilan lewat waktu
2. Factor tali pusat
a) Lilitan tali pusat
b) Tali pusat pendek
c) Simpul tali pusat
d) Prolapus tali pusat
3. Factor bayi
a) Bayi premature ( < 37 minggu)
b) Presentasi janin abnormal
c) Persalinan dengan tindakan ( ekstraksi vacuum, ekstraksi forcep)
4. Factor yang mendadakan
a. Bayi
1) Gangguan peredaran darah pada tali pusat karena tekanan tali pusat
2) Depresi pernafasan karena obat-obat anastesi atau analgetik yang
diberikan pada ibu, perdarahan itral karnial, dan kelainan bawaan.

b. Ibu
1) Gangguan his, misalnya hipertoni dan tetani
2) Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan
3) Hipertensi eklamsi
4) Gangguan mendadak pada plasenta seperti solusio

D. Tanda
1. Pada kehamilan
a. DJJ > 160 x permenit atau < 100 x permenit,
b. Halus dan ierguler,
c. Adanya pengeluaran mekonium
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi pucat dan sianosis
b. Usaha bernafas minimal atau tidak ada
c. Hipoksia
d. Asidosi metabolic dan respiratorik
e. Perubahan fungsi jantung
f. Kalau sudah mengalami perdarahan di otak maka ada gejala
neurologic, kejang, nistagamus, menangis kurang baik/tidak menangis
g. Bayi tidak bernafas/ nafas megap-megap, tidak ada reflex rangsangan,
denyut jantung < 100 kali permenit, kulit sianosis,pucat, tonus otot
mneurun, apgar Skor menurun.

E. Pemeriksaan diagnostic
a. Laboratorium AGD : mengkaji tingkat dimana paru-paru mampu
memberikan O2 yang adekuat.
b. Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik
c. Babygram (photo rongten dada)
d. Ekstrolit darah
e. Gula darah
f. Pulse oximetry : metode pemantauan non invasive secara kontinau
terhadap saturasi O2 Hb, pemantauan SPO2

F. Penatalaksanaan medis
1. Resusitasi
a. Apneu pprimer : nafas cepat, tonus otot berkurang, sianosis
b. Apneu sekunder : nafas megap-mega dan dalam, denyut jantung
menurun, lemas, tidak berespon terhadap rangsangan
c. Tindakan ABC
1) Assesment/Airway : observasi warna, suara, aktivitas bayi, HR,
RR, Capilary refill
2) Breathing : melakukan rangsangan taksil untuk mulai pernafasan
3) Circulation : bila HR < 60 x ermenit atau 80 x permenit, jika tidak
ada perbaiakan dilakukan kompresi.
G. Pathway

H. Pengkajian focus
1. Data biografi
2. Riwayat persalinan
3. Pemeriksaan fisik
4. Riwayat kesehatan klien / bayi saat ini
5. Riwayat kelahiran bayi
6. Nilai apgar skore
7. Pengkajian ABC
8. Pemerikasaan tingkat perkembangan/efleks premitif

I. Diagnose dan Intervensi


1. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan mucus
a. Bersihkan jalan nafas
b. Auskultasi suara nafas
c. Berikan O2 baik nasal atau dengan headbox
d. Monitor status O2
e. Monitor respirasi
f. Lakukan fisioterapi dada
g. Posisikan bayi untuk memaksimalkan ventilasi
h. Kalaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi


a. Buka jalan nafas
b. Posisikan bayi
c. Auskultasi suara nafas
d. Keluarkan lender dengar suction
e. Monitor adanya cuping hidung
f. Monitor respirasi
g. Berikan O2 sesuai indikasi
h. Pertahankan kepatenan jalan nafas dengan suction
i. Kalaborasi dengan untuk pemeriksaan AGD dan terapi obat

3. Resiko ketidakseimbangan suhu tubuh (hipo/hipertermia) berhubungan


dengan transisi lingkungan
a. Hangatkan bayi
b. Monitor gejala hipotermi atau hipertermi
c. Monitor vital sign
d. Monitor adanya bradikardi
e. Monitor pernafasn
f. Kaji warna kulit dan gejala siaonosis

J. Evaluasi
1. Bersihan jalan nafas efektif
2. Pola nafas efektif
3. Pertukaran gas adekuat
4. Resiko cidera dapat dicegah
5. Suhu kembali normal
6. Koping keluarga adekuat
7. Tidak terjadi infeksi
8. Tidak terjadi hipoglikemi selama masa perawatan
DAFTAR PUSTAKA

1. Hidayat, A.A.2008. pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan.


Jakarta : Medika Selemba.
2. Mohan, H. 2013. Pathology practical book. Ed 3. Jaypee Replika press PVT
3. Manuaba, dkk. 2007. Pengantar kuliah obstetric. Cet . penerbit buku kedokteran
EGC : Jakarta
4. Wilkinson. 2007. Buku saku diagnosis keperawatan dengan intervensi NIC dan
criteria hasil NOC. Edisi 7. Jakarta : EGC
5. http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/18/jhptump-a-mayanginda-896-1-babi.pdf
6. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37594/4/Chapter%20I.pdf

Anda mungkin juga menyukai