KELOMPOK 5
2B KEBIDANAN
2022
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai penugasan dari mata kuliah Asuhan Neonatus Bayi dan Balita
dengan judul “Konsep Dasar Neonatus, Bayi dengan Resiko Tinggi dan
Penatalaksanaannya”.
Kami sangat berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat. Namun dalam
pembuatan makalah ini tentu saja masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk membuat perbaikan makalah kami ini
dimasa yang akan datang.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan. Semoga hasil dari makalah ini dapat bermanfaat
untuk kita semua.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................1
1.4 Manfaat........................................................................................................................1
BAB II........................................................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................................2
2.1 BBLR...........................................................................................................................2
2.4 Ikterus........................................................................................................................16
2.6 Kejang........................................................................................................................16
2.7 Hipotermia.................................................................................................................16
2.8 Hipertermia................................................................................................................16
2.9 Hipoglikemia.............................................................................................................16
BAB III.....................................................................................................................................21
PENUTUP................................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan................................................................................................................21
3.2 Saran..........................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan umum dan khusus dari pembuatan makalah, yaitu
1. Tujuan umum
Makalah ini dibuat untuk bisa memenuhi penugasan yang telah diberikan untuk
mata kuliah Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.
2. Tujuan khusus
a. Memberikan pengetahuan mengenai definisi dari setiap resiko tinggi yang
terjadi pada neonatus dan bayi.
b. Memberikan pengetahuan mengenai penatalaksanaan dari resiko tinggi
tersebut.
1.4 Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan
referensi mahasiswa mengenai konsep dasar neonatus dan bayi dengan resiko tinggi
dan penatalaksanaannya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 BBLR
a. Definisi
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi baru lahir yang berat badan saat
lahir kurang dari 2500 gram. Istilah BBLR sama dengan prematuritas. Namun, BBLR
tidak hanya terjadi pada bayi prematur, juga bayi yang cukup bulan dengan BB <
2.500 gram (Profil Kesehatan Indonesia, 2014; Manuaba, 2010).
Berdasarkan umur kehamilan dibagi dalam tiga kelompok:
1. Pre term/bayi prematur= kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari)
2. Term/bayi cukup bulan= Mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu
lengkap (259-293 hari)
3. Post term/bayi lebih bulan = 42 lengkap atau lebih (294 hari atau lebih)
b. Klasifikasi
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) berat lahir 1500-2500 gram
2. Bayi Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) berat lahir <1500 gram
3. Bayi Berat Lahir Ekstrem Rendah (BBLER) berat lahir <1000 gram
c. Etiologi BBLR
Faktor ibu
1. < Gizi saat hamil
2. Usia < 20 th/> 35 th
3. Penyakit menahun ibu (hipertensi, jantung, gangguan pembuluh darah)
Faktor Kehamilan
1. Hamil dengan hidramnion
2. Hamil ganda
3. Perdarahan antepartum
4. Komplikasi hamil: PE/E, KPD
Faktor Janin
1. Cacat bawaan
2. Infeksi dalam rahim
d. Penatalaksanaannya
Penatalaksanaan bayi prematur antara lain:
1. Pengaturan suhu badan bayi prematur
Bayi prematur dengan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik,
metabolismenya rendah dan permukaan badan relatif luas. Oleh karena itu bayi
prematur harus dirawat didlm inkubator sehingga panas badannya mendekati
dalam rahim. Bila tidak ada inkubator, bayi dapat dibungkus dengan kain dan
disampingnya sitaruh botol yg berisi air panas sehingga panas badannya dpt
dipertahankan.
2. Makanan bayi prematur
Alat pencernaan bayi prematur masih belum sempurna. Refleks menghisap
masih lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit tetapi
dengan frekuensi yang lebih sering.
3. Menghindari infeksi
Bayi prematur mudah sekali terkena infeksi karena daya tahan tubuh yang
masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang dan pembentukan antibodi
belum sempurna oleh karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak
pengawasan antenatal sehingga tidak terjadi persalinan prematur.
Penatalaksanaan bayi dismatur
1. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin serta menemukan
gangguan pertumbuhan.
2. Memeriksa kadar gula darah
3. Pemeriksaan hematokrit dan mengobati hiperviskositasnya
4. Bayi membutuhkan lebih banyak kalori
Pencegahan BBLR
1. Upayakan agar melakukan antenatal care yg baik, segera melakukan konsultasi,
merujuk penderita bila terdapat kelainan
2. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya persalinan
bblr.
3. Tingkatkan gerakan KB
4. Anjurkan lebih banyak istirahat bila kehamilan mendekati aterm
5. Tingkatkan kerjasama dengan dukun beranak yg masih mendapat kepercayaan
masyarakat.
Perawatan BBLR
1. Diadakan pemisahan antara bayi yg terkena infeksi dengan yg tidak kena.
2. Mencuci tangan setelah memegang bayi ataupun sesudahnya.
3. Membersihkan tempat tidur bayi segera bila sesudahnya dipakai.
4. Membersihkan ruangan dan menggunakan antiseptik.
5. Setiap bayi mempunyai perlengkapan sendiri.
6. Kulit dan talipusat harus dibersihkan dengan sebaikbaiknya.
2.6 KEJANG
a. Definisi
Kejang adalah suatu manifestasi dari lepasnya muatan listrik yang berlebihan
dari sel-sel neuron disusunan saraf pusat. Kejang merupakan kontraksi otot berlebihan
dan diluar kehendak.Sedangkan kejang pada neonatus didefinisikan sebagai suatu
gangguan terhadap neurologis seperti tingkah laku,motorik,atau fungsi otonom.
b. Penyebab
Serebral hipoksia, trauma lahir, malformasi kongenital, Metabolik, Sepsis,
Obat-obatan, dan Perubahan suhu yang cepat dan tiba-tiba demam.
c. Faktor Penyebab Kejang
Komplikasi pada saat kehamilan dan kelahiran
1. Ibu tidak imunisasi TT
2. Perdarahan saat usia kehamilan 28 tahun, menyebabkan hiposia janin
3. Gawat janin pada masa kehamilan dan persalinan yg mengharuskan induksi
persalinan
4. Alat yang digunakan tidak steril
5. Persalinan dengan tindakan dapat menyebabkan trauma susunan saraf pusat
6. Perdarahan intrakranial
7. Ibu hamil dengan DM
8. Kelainan metabolism seperti hipoglikemia, hipokalasemia, hipomagnesemia, dll.
d. Penatalaksanaannya
1. Jalan nafas (air)
2. Pernafasan (breathing)
3. Sirkulasi (circulation)
4. Periksa adanya hipoglikemia
2.7 HIPOTERMIA
a) Definisi
Hipotermia pada neonatus adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan
suhu tubuh yang disebabkan oleh berbagai keadaan, terutama karena tingginya
konsumsi oksigen dan penurunan suhu ruangan. Hipotermi adalah suatu keadaan
dimana suhu tubuh bayi turun dari suhu optimal dengan rentang terendah 36,5 ˚C.
b) Klasifikasi
1. Stres dingin suhu antara 35,5-36,4°CàBila tubuh teraba hangat tapi ekstremitas
teraba dingin maka berarti bayi mengalami.
2. Hipotermia sedang suhu antara 32-35,4°CàSedangkan bila tubuh dan ekstremitas
teraba dingin berarti bayi mengalami.
3. Hipotermia berat apabila suhu kurang dari 32°C
c) Penyebab
Menurut Departemen Kesehatan RI 2007, mekanisme kehilangan panas pada
bayi baru lahir dapat melalui 4 cara, yaitu:
1. Radiasi yaitu dari bayi ke lingkungan dingin terdekat.
2. Konduksi yaitu langsung dari bayi ke sesuatu yang kontak dengan bayi
3. Konveksi yaitu kehilangan panas dari bayi ke udara sekitar.
4. Evaporasi yaitu penguapan air dari kulit bayi.
d) Penanganan
1. Bayi stres dingin: cari penyebabnya apakah popok yang basah, suhu pendingin
ruangan yang terlalu rendah, tubuh bayi basah, setelah mandi yang tidak segera
dikeringkan atau ada hal lain.
2. Bila diketahui hal-hal ini maka segera atasi penyebabnya tersebut. Untuk
menghangatkan bayi dilakukan kontak kulit ke kulit antara bayi dan ibu sambil
disusui, dan ukur ulang suhu bayi setiap jam sampai suhunya normal. Bila
suhunya tetap tidak naik atau malah turun maka segera bawa ke dokter.
3. Bayi dengan suhu kurang dari 35,5°C mengalami kondisi berat yang harus segera
mendapat penanganan dokter.
4. Apabila bayi masih mampu menyusu, bayi disusui langsung ke payudara ibu.
Namun, bila bayi tidak mampu menyusu tapi masih mampu menelan, berikan ASI
yang diperah dengan sendok atau cangkir
5. Menjaga bayi dalam keadaan hangat dilakukan dengan kontak kulit ke kulit, yaitu
melekatkan bayi di dada ibu sehingga kulit bayi menempel langsung pada kulit
ibu, dan ibu dan bayi berada dalam satu pakaian. Kepala bayi ditutup dengan topi.
2.8 HIPERTERMIA
a. Definisi
Hipertermia adalah demam sementara atau demam dehidrasi. Atau
peningkatan suhu sampai 38°-40°C kadng-kadang dijumpai pada bayi berumur 2-3
hari.
b. Penyebab
Dapat terjadi pada:
1. Bayi yg menyusui dgn suplementasi cairan yg kurang.
2. Bayi yg ditempatkan di lingkungan panas, seperti:
a) Inkubator
b) Ayunan bayi dekat pemanas terpapar sinar matahari
3. Infeksi:
a) infeksi lokal
b) infeksi sistemik
4. Perpindahan lingkungan
5. Rendahnya kemampuan untuk berkeringat
6. Bayi dgn pakaian tebal di tempat panas
7. Dalam perjalanan dgn kendaraan yg panas
8. Di ruang tertutup terkena langsung sinar matahari
c. Penatalaksanaan
1. Bila suhu diduga karena paparan yang berlebihan:
a. Bila bayi belum pernah diletakkan di dalam alat penghangat: letakkan bayi di
ruangan dengan suhu lingkungan normal (25-28°C), lepaskan sebagian atau
seluruh pakaiannya bila perlu, periksa suhu aksiler setiap jam sampi tercapai
suhu, dalam batas normal, bila suhu sangat tinggi (>39°C), bayi dikompres
atau dimandikan selama 10-15 menit dalam air yang suhunya 4°C lebih rendah
dari suhu tubuh bayi
b. Bila bayi pernah diletakkan di bawah pemancar panas atau inkubator:
turunkan suhu alat penghangat, bila bayi di dalam inkubator, air suhu dalam
batas normal, lepas sebagian atau seluruh pakaian bayi selama 10, menit
kemudian beri pakaian lagi sesuai dengan alat, penghangat ang digunakan,
periksa suhu bayi setiap jam sampai tercapai suhu, dalam batas normal,
periksa suhu inkubator atau pemancar panas setiap jam, dan sesuaikn pengatur
suhu.
2. Bila bukan karena paparan panas yang berlebihan : terapi untuk kemungkinan
besar sepsis, letakkn bayi di ruang dengan suhu lingkungan normal (25-28°C),
lepas pakaian bayi sebagian atau seluruhnya, bila suhu sangat tinggi (lebih 39°C),
bayi dikompres atau dimandikan 10-15 menit dalam air ang suhunya 4°C lebih
rendah dari suhu tubuh.
2.9 HIPOGLIKEMIA
a. Definisi
Hipoglikemi adlh kadar glukosa yg rendah (pada bayi prematur kurang dari
20mg\dl,bayi matur berumur 1-3 hari krg dr 30mg\dl,bayi krg dr 40mg\dl,dan anak-
anak krg dr 50mg\dl).
b. Patofisiologi Hipoglikemia
Hipoglikemi sering terjadi pada berat lahir rendah (BBLR), karena cadangan
glukosa rendah. Pada ibu diabetes mellitus (DM) terjadi transfer glukosa yang
berlebihan pada janin sehingga respons insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir
dimana jalur plasenta terputus maka transfer glukosa berhenti sedangkan respon
insulin masih tinggi (transient hiperinsulinism) sehingga terjadi hipoglikemi.
c. Penatalaksanaan
1. Test lab di tentukan sesuai dgn riwayat & hasil pemeriksaan fisik
2. Terapi hipoglikemia jangka pendek meliputi penggunaan glukosa per oral/Iv
3. Dukungan psikologis
4. Pasien hipoglikemia harus diatasi dgn bantuan ahli endokrin
5. Rujuk
Jamil, Siti Nurhasiyah, dkk. 2017. “Buku Ajar Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita,
dan Anak Pra Sekolah. Jakarta : Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta
Sinta, Luslana El, dkk. 2019. “Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, dan
Balita. Jawa Timur : P Indomedia Pustaka