Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGKAJIAN FISIK PADA

NEONATUS,BAYI DAN BALITA

DISUSUSUN OLEH :
NAMA : SELSI LISA LESTARI
NIM: PO7124322060

MATA KULIAH
Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita

DOSEN PENGAMPU :
UMI DAIMAH, S.SiT,M.Kes

TINGKAT II B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MUARA ENIM
POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Makalah Makalah Pelaksanaan
Prosedur Pemeriksaan Fisik Neonatuas,Bayi dan Balita Tahun 2023. Penulisan
Makalah ini dilakukan dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi dan Balita Prodi D-III Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Palembang Kampus Muara Enim. Makalah ini terwujud atas bimbingan, pengarahan
dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pada
kesempatan ini Penulisjuga mengucapkan terima kasih kepada Dosen pembimbing
mata kuliah ini.

Akhir kata, kami berharap Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga Makalah ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu. Penulis juga menyadari masih banyak kekurangan pada
penulisan Makalah ini, sehingga masukan membangun Saya harapkan untuk
kesempurnaan Makalah ini.

Muara Enim, Desember 2023

Penulis,

PAGE \* MERGEFORMAT ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................Error:
Reference source not found

BAB I: PENDAHULUAN...............................................................................Error:
Reference source not found

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................ Error:


Reference source not found

1.2 RUMUSAN MASALAH........................................................................2

1.3 TUJUAN................................................................................................. Error:


Reference source not found

BAB II: PEMBAHASAN................................................................................Error:


Reference source not found

2.1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir..................................................................4

2.1.1. Definisi Bayi Baru Lahir........................................................................4

2.1.2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal..........................................................4

2.1.3. Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir...............................................................5

2.1.4. Pemeriksaan Fisik dan Sistem Penilaian Pada Bayi Baru Lahir.............7

2.1.6. Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir.........................................................11

BAB III: PENUTUP........................................................................................13

3.1 KESIMPULAN.......................................................................................13

3.2 SARAN...................................................................................................13

PAGE \* MERGEFORMAT ii
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG

Bayi baru lahir atau Neonatus adalah bayi yang baru lahir mengalami
proses kelahiran, berusia 0-28 hari yang memerlukan penyesuaian fisiologis
berupa maturitas, adaptasi dari kehidupan di dalam rahim dan diluar rahim1.
Neonatus atau bayi baru lahir normal yaitu bayi yang lahir dengan umur
kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dengan berat badan lahir antara
2500-4000 gram, lahir langsung menangis,dan tidak ada kecacatan
konginetal2

Pada masa ini sangat penting dan memerlukan perhatian dan


perawatan khusus, bahkan tidak jarang diperlukan perawatan tambahan
terutama apabila terjadi kelainan atau gangguan pada bayi. Hal ini dapat
dipahami karena pada waktu kelahiran, bayi yang baru lahir mengalami
sejumlah adaptasi. Bayi ini membutuhkan pemantauan ketat untuk
menghadapi masa transisi dari kehidupan didalam rahim ke kehidupan diluar
rahim. Penanganan bayi baru lahir yang sehat yang kurang baik dapat
menyebabkan kelainan atau gangguan yang mengakibatkan cacat seumur
hidup, bahkan kematian.3

Hampir semua Negara di dunia, kesehatan bayi baru lahir cendrung


kurang mendapatkan perhatian dibandingkan dengan usia lain,, padahal
menurut WHO (World Health Organization) mengenai angka kematian bayi
baru lahir ditahun 2018 sebanyak 18.468, sedangkan pada tahun 2019

PAGE \* MERGEFORMAT ii
sebanyak 18.282 kelahiran hidup. Menurut Data Survey Demografi
dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2019 angka kelahiran bayi sebesar 4,7
juta kelahiran hidup, dan ditahun 2020 masih dalam angka 4,7 juta kelahiran
hidup.4 Menurut Badan Pusat Statistic (BPS) provinsi Jawa Timur angka
kelahiran bayi telah mencapai 565,964 kelahiran hidup.5 Berdasarkan data
yang diproleh dari Dinas Kesehatan Kota Banyuwangi tahun 2020 angka
kelahiran bayi baru lahir sebesar 5,9 per kelahiran hidup6. Dari study
pendahuluan didapatkan data di Puskesmas Paspan jumlah bayi lahir pada
tahun 2020 sebanyak 463 dan mengalami peningkatan di bulan Januari -
Desember 2021 di peroleh sebanyak 485 Kelahiran hidup dimana 482 bayi
lahir fisiologis dan 2 bayi dengan kondisi BBLR dan 1 Asfiksia.

Dari angka kejadian bayi baru lahir fisiologis yang mengalami


peningkatan perlu adanya pemantauan untuk mencegah terjadinya komplikasi
pada bayi baru lahir. Oleh karena itu bidan perlu memahami adaptasi
fisiologis pada bayi baru lahir agar dapat memberikan asuhan yang sesuai
dengan kebutuhan bayi dan evidence based kebidanan.7

Bayi hingga usia 1 bulan merupakan golongan umur yang memiliki


resiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa
muncul, sehingga tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Upaya
yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya resiko komplikasi pada bayi
baru lahir diantaranya dengan mengupayakan agar persalinan dapat dilakukan
oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan serta, memberikan asuhan
komprehensif sejak dalam kandungan, persalinan, dan segera setelah
melahirkan serta melibatkan keluarga dan masyarakat dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang berkualitas seperti melakukan penatalaksanaan
bayi baru lahir yaitu mengeringkan tubuh bayi, mengatur pernafasan bayi,
jepit dan potong tali pusat, hangatkan tubuh bayi, lakuan IMD, pemberian
salep mata, pemberian Vit K, Identifikasi bayi, menyuntik- kan HB0, dan
menjamin tersedianya pelayanan kesehatan sesuai standart pada kunjungan
bayi baru lahir.2

PAGE \* MERGEFORMAT ii
1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana proses pengkajian fisik bayi baru lahir?


2. Bagaimana penampilan bayi baru lahir?
3. Bagaimana perilaku bayi baru lahir?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui proses pengkajian fisik bayi baru lahir


2. Untuk mengetahui penampilan bayi baru lahir
3. Untuk mengetahui perilaku bayi baru lahir

PAGE \* MERGEFORMAT ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Konsep Dasar Bayi Baru Lahir

2.1.1. Definisi Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir atau Neonatus adalah bayi yang baru lahir mengalami
proses kelahiran, berusia 0-28 hari yang memerlukan penyesuaian fisiologis
berupa maturitas, adaptasi dari kehidupan di dalam rahim dan diluar rahim.1

Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan
genap 37-42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai APGAR > 7
dan tanpa cacat bawaan.

Kesimpulan dari pengertian bayi baru lahir normal adalah bayi baru
lahir dengan berat badan antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung
menangis, dan tidak ada kelainan konginetal (cacat bawaan) yang berat, dan
harus menyesuaikan diri dari kehidupan intrauteruine ke kehidupan
ekstrauterine.
2.1.2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal

PAGE \* MERGEFORMAT ii
Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah:
1. Berat badan: 2500-4000 gram
2. Panjang badan: 48-52 cm
3. Lingkar kepala: 33-35 cm
4. Lingkar dada: 30-38 cm
5. Masa kehamilan : 37-42 minggu
6. Denyut jantung : dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit, kemudian
menurun sampai 120-160 x/menit.
7. Respirasi : pernapasan pada menit-menit pertama kira- kira 180 x/menit,
kemudian menurun setelah tenang, kira-kira 40-60 x/menit.
8. Warna kulit : wajah, bibir, dada berwarna merah muda, tanpa adanya
kemerahan dan bisul.
9. Kulit diliputi verniks caseosa.
10. Kuku agak panjang dan lemas.
11. Menangis kuat
12. Pergerakan anggota badan baik
13. Genetalia
a. Wanita : labia mayora sudah menutupi labia minora
b. Laki-laki : testis sudah turun ke dalam skortum.
14. Reflek hisap dan menelan, reflek morro, graps reflek sudah baik.
15. Eliminasi baik, urine dan meconium keluar dalam 24 jam pertama.
16. Alat pencernaan mulai berfungsi sejak dalam kandungan ditandai
dengan adanya/ keluarnya meconium dalam 24 jam pertama kehidupan
17. Anus berlubang
18. Suhu : 36,5-37,5 °C.7

PAGE \* MERGEFORMAT ii
2.1.3. Dasar Asuhan Bayi Baru Lahir
1. Kewaspadaaan Umum (Universal Precaution)
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan oleh
paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses persalinan
berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir. Beberapa mikroorganisme
harus diwaspadai karena dapat ditularkan lewat percikan darah dan cairan
tubuh misalnya virus HIV, Hepatitis B dan C. Sebelum menangani BBL
pastikan penolong persalinan telah melakukan upaya pencegahan infeksi
sebagai berikut :

a. Sebelum dan sesudah bersentuhan, cuci tangan dengan sabun kemudian


keringkan
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi
c. Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, alat-alat resusitasi dan benang tali pusat telah di desinfeksi
tingkat tinggi (DTT) atau sterilisasi.
d. Gunakan ruangan yang hangat dan terang, siapkan tempat resusitasi yang
bersih, kering, hangat, datar dan rata,pencahayaan yang memadai.

2. Pemeriksaan awal

Pemeriksaaan awal pada bayi baru lahir dimulai setelah lahir yang
bertujuan untuk mendeteksi adanya kelainan fisik dan primitif. Adapun
pemeriksaan awal yang dapat dikaji adalah sebagai berikut:

PAGE \* MERGEFORMAT ii
a. Memastikan kelapangan jalan napas dengan melakukan penghisapan
lendir.
b. Mengeringkan tubuh bayi, menjaga agar bagian kepala bayi lebih
rendah dari badan untuk meningkatkan drainase secret.
c. Menentukan nilai Apgar
Nilai apgar menentukan kuantitas frekuensi jantung, usaha bernafas,
tonus otot, reflek, dan warna kulit.
1) Setiap kategori dinilai pada 1 menit pertama dan pada waktu 5 menit
kemudian setelah lahir.
2) Skor apgar maksimal adalah 10
3) Evaluasi pada menit pertama menunjukkan adaptasi awal nenonatus
dengan kehidupan ektrauterine
4) Evaluasi pada menit kelima memberikan gambaran yang lebih jelas
mengenai status neonatus secara keseluruhan.
d. Klem, dan memotong tali pusat
e. Melakukan IMD
f. Beri suntikkan vitamin K 1
g. Memberikan salep mata
h. Melakukan pemeriksaan fisik
i. Berikan imunisasi Hb0 1 jam setelah pemberian Vitk k.

2.1.4. Pemeriksaan Fisik dan Sistem Penilaian Pada Bayi Baru Lahir
Bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan
diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin. Beralih dari
ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi. Tiga faktor
yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus yaitu
maturasi, adaptasi dan toleransi. Selain itu pengaruh kehamilan dan proses
persalinan mempunyai peranan penting dalam morbiditas dan mortalitas.

Tidak hanya satu, tetapi ada beberapa jenis pemeriksaan fisik yang
dilakukan pada bayi baru lahir, yaitu:

1. Pemeriksaan Apgar Score

PAGE \* MERGEFORMAT ii
Pemeriksaan ini dapat dilakukan segera setelah bayi dilahirkan.
Jenisnya meliputi pemeriksaan detak jantung, warna kulit, kekuatan otot,
pernapasan, dan refleks bayi. Nilai pemeriksaan Apgar dikatakan baik
apabila menunjukkan angka di atas tujuh.

Pemeriksaan Usia Gestasional, Berat Badan, dan Lingkar Kepala

Dokter akan melakukan pemeriksaan usia gestasional dilakukan


dengan menggunakan penilaian new Ballard score. Tujuannya guna
mengetahui apakah bayi sudah cukup bulan atau terlahir prematur.

2. Pemeriksaan Antropometri

Pemeriksaan antropometri mencakup menghitung berat badan,


mengukur panjang badan, lingkar kepala, bentuk kepala, mata, telinga,
hidung, dan leher. Pemeriksaan ini perlu dilakukan guna mendeteksi apakah
ada kelainan bentuk kepala atau anggota tubuh lainnya pada bayi baru lahir.

3. Pemeriksaan Mulut

Pemeriksaan mulut juga perlu dilakukan, meliputi pemeriksaan gusi


dan bagian langit-langit mulut. Tujuannya guna mendeteksi adanya kelainan
pada bagian mulut, seperti bibir sumbing.

4. Pemeriksaan Organ Jantung dan Paru-Paru

Ketika melakukan pemeriksaan ini, dokter akan menggunakan alat


bantu berupa stetoskop untuk mengetahui apakah bayi baru lahir memiliki
detak dan suara jantung yang normal atau justru sebaliknya. Tak berbeda
dengan pemeriksaan paru, dokter akan melakukan pemeriksaan terhadap pola

PAGE \* MERGEFORMAT ii
dan laju pernapasan serta melakukan evaluasi terhadap fungsi pernapasan
bayi.

5. Pemeriksaan Perut dan Kelamin


Pemeriksaan pada bagian perut bayi meliputi bentuk, lingkar perut,
tali pusat, dan organ di dalam perut, seperti hati, lambung, usus, dan lubang
anus. Sementara pada pemeriksaan kelamin, dokter akan memastikan bahwa
saluran kencing bayi terbuka dan berada di lokasi yang tepat. Dokter juga
akan memeriksa testis yang berada di dalam kantong zakar serta bentuk labia
dan cairan yang keluar dari Miss V.

6. Pemeriksaan Anggota Gerak

Pemeriksaan anggota gerak, termasuk memeriksa denyut nadi di


setiap lengan dan memastikan tangan dan kaki dapat bergerak optimal serta
memiliki ukuran dan jumlah jari yang normal.

Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui apakah


transisi dari kehidupan intra uterine ke ekstra uterine berjalan dengan lancar
dan tidak ada kelainan. Pemeriksaan medis komprehensif dilakukan dalam 24
jam pertama kehidupan. Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru
lahir dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat kelainan yang perlu
mendapat tindakan segera serta kelainan yang berhubungan dengan
kehamilan, persalinan dan kelahiran Pemeriksaan fisik pada bayi dilakukan
dengan dua tahap, yaitu :

1. Tahap pertama adalah pengkajian setelah bayi lahir, yang bertujuan untuk
mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan di dalam uterus ke
kehidupan luar uterus, yaitu dengan melakukan penilaian APGAR.
Penilaian ini meliputi appearance (warna kulit), pulse (denyut jantung),

PAGE \* MERGEFORMAT ii
grimace ( refleks atau respon terhadap rangsang), activity ( tonus otot),
dan respiratory effort ( usaha bernapas).
2. Tahap kedua adalah pengkajian keadaan fisik bayi baru lahir. Pengkajian
ini dilakukan untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau tidak
mengalami penyimpangan.

Kondisi Normal bayi Baru lahir :

a. Lihat postur, tonus dan aktivitas: Posisi tungkai dan lengan fleksi,
Bayi sehat akan bergerak aktif.
b. Lihat kulit; Wajah, bibir dan selaput lendir, dada harus berwarna
merah muda, tanpa adanya kemerahan atau bisul.
c. Hitung pernapasan dan lihat tarikan dinding dada bawah ketika bayi
sedang tidak menangis; Frekuensi napas normal 40-60 kali per
menit,Tidak ada tarikan dinding dada bawah yang dalah.
d. Hitung denyut jantung dengan meletakkan stetoskop di dada kiri
setinggi apeks kordis; denyut jantung normal 100-160 kali per menit.
e. Lakukan pengukuran suhu ketiak dengan termometer; Suhu normal
adalah 36,5 - 37,5º C
f. Lihat dan raba bagian kepala; Bentuk kepala terkadang asimetris
karena penyesuaian pada saat proses persalinan, umumnya hilang
dalam 48 jam.Ubun-ubun besar rata atau tidak membonjol, dapat
sedikit membonjol saat bayi menangis
g. Lihat mata; Tidak ada kotoran/secret.
h. Lihat bagian dalam mulut Bibir, gusi, langit-langit utuh dan tidak ada
bagian yang terbelah. Masukkan satu jari yang menggunakan sarung
tangan ke dalam mulut, raba langit langit. Nilai kekuatan isap bayi.
Bayi akan mengisap kuat jari pemeriksa
i. Lihat dan raba perut ;Perut bayi datar, teraba lemas
j. Lihat tali pusat; Tidak ada perdarahan, pembengkakan, nanah, bau
yang tidak enak pada tali pusat atau kemerahan sekitar tali pusat

PAGE \* MERGEFORMAT ii
k. Lihat punggung dan raba tulang belakang ; Kulit terlihat utuh, tidak
terdapat lubang dan benjolan pada tulang belakang
l. Pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah; Tidak terdapat sindaktili,
polidaktili, siemenline, dan kelainan kaki (pes equino varus dan
vagus).
m. Lihat lubang anus ; Terlihat lubang anus dan periksa apakah
mekonium sudah keluar. Tanyakan pada ibu apakah bayi sudah buang
air besar; Biasanya mekonium keluar dalam 24 jam setelah lahir,
Lihat dan raba alat kelamin luar Bayi perempuan kadang terlihat
cairan vagina berwarna putih atau kemerahan.

Dengan mempelajari cara pengkajian dan pemeriksaan fisik pada bayi


baru lahir, bila ada masalah pada bayi baru lahir segera dapat ditangani
dengan tepat, sehingga akan mengurangi angka mortalitas dan morbiditas.

2.1.6. Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir

Kebutuhan dasar bayi untuk tumbuh kembang, secara umum


digolongkan menjadi 3 bagian yaitu:

1. Kebutuhan Fisik (ASUH)


a. Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang paling utama pada bayi.
Kebutuhan nutrisi bayi baru lahir dapat dipenuhi memalui ASI yang
mengandung komponen paling seimbang. Pemberian ASI eksklusif
berlangsung hingga 6 bulan tanpa adanya makanan pendamping.sebab
kebutuhan sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan bayi. Selain itu sistem
pencernaan bayi usia 0-6 bulan belum mampu mencerna makanan padat.
b. Personal hygiene. Menjaga kebersihan bayi baru lahir, memandikan bayi
setelah 6 jam pasca kelahiran agar terlihat lebih bersih dan segar sebanyak 2
kali dalam sehari dengan menggunakan air hangat untuk menjaga keutuhan
suhu tubuh, sering mengganti popok supaya tidak terjadi iritasi didaerah
genital.
c. Tempat tinggal yang layak
d. Kebersihan, baik kebersihan perorangan ataupun lingkungan.

PAGE \* MERGEFORMAT ii
e. Perawatan kesehatan dasar antara lain : imunisasi, pemantauan tumbuh
kembang, berobat jika sakit, dll.
f. Tempat tinggal yang layak.

2. Kebutuhan Emosi/kasih sayang Ibu (ASIH)

Pada tahun-tahun pertama hubungan yang erat, mesra dan selaras antara
ibu dan bayi merupakan syarat mutlak untuk menjamin tumbuh kembang yang
selaras, baik fisik, mental maupun psikososial. Kekurangan kasih saying pada
tahun pertama kehidupan mempunyai dampak negative pada tumbuh kembang
anak baik fisik, mental, maupun psikososial emosinya disebut “syndrome
deprivasi maternal” kasih sayang dari orang tuanya akan menciptakan ikatan
yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar.

3. Kebutuhan Stimulasi Mental (ASAH)

Stimulasi ini dapat dibentuk dari adanya rangsangan yang diberikan oleh
orang-orang terdekat yang dapat menimbulkan hubungan yang semakin
komplek semakin kuat. Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada
kesempatan berinteraksi dengan bayi, misalnya ketika memandikan, mengganti
popok,menyusui, menggendong, mengajak berjalan-jalan.

PAGE \* MERGEFORMAT ii
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pengkajian fisik adalah suatu cara untuk mendapatkan informasi
tentang anak dan keluarganya dengan menggunakan semua panca indra baik
subjektif maupun objektif. Pengkajian fisik BBL dan perkembangannya
dilakukan bersamaan pada waktu melakukan pemeriksaan secara inspeksi
maupun observasi. Penilaian penampilan bayi baru lahir diantaranya Kulit,
Kepala, Mata,Telinga, Bibir, Payudara, Genitalia, Tanda lahir dan Variasi
yang seringditemukan pada Bayi Baru Lahir seperti Caput succedaneum,
Molase,Hemangioma, Psendomenarrhe, Akriosianosis.Penilaian Perilaku
bayi baru lahir meliputi : tersedak, bersin, napasmenangis serta refleks yang
terdiri dari refleks glabellar, refleks menghisap(sucking), refleks mencari
(rooting), refleks menggenggam (palmar grasping),refleks babinski. refleks
moro, refleks melangkah (stepping), refleksmerangkak (crawling), refleks
tonic neck I fencing, refleks ekstrusi, refleksberenang (swimming), refleks
menjerit (yawning), refleks labirin (toniclabyrinthine), refleks bernapas
(breathing) refleks mengedip (eyeblink),refleks pupil (puppilary) dan refleks
menelan (swallowing).

PAGE \* MERGEFORMAT ii
3.2 SARAN

Pengetahuan akan pengumpulan data bayi baru lahir dan rencana


asuhan bayi usia 2 - 6 hari sangat penting untuk diketahui. Untuk itu
diharapkan mahasiswa lebih banyak mempelajarinya agar semakin mahir.

DAFTAR PUSTAKA

Bennett dan Brown, 1999, Myles Texbook for midwives, thirteenth edition.
Churchill Livingstone, Edinburgh

DEPKES RI.2003.Manajemen terpadu bayi muda . modul -6.DEPKES RI

Hendayani, W. L. (2019). Pengaruh Perawatan Metode Kangguru Terhadap


Kestabilan Suhu Tubuh BBLR di Ruang Perinatologi RSUD Dr. Achmad
Mochtar. Jurnal Human Care, 4, 26–23. Retrieved from ojs.fdk.ac.id

Hidayat, Aziz Alimul.2005. Pengantar ilmu keperawatan anak 1. Buku I.Salemba


medika.Jakarta

JHPIEGO.2003. Panduan pengajar asuhan kebidanan fisiologi bagi dosen diploma


III kebidanan, Buku 5 asuhan bayibaru lahir, Pusdiknakes.Jakarta

Johnson dan Taylor. 2005. Buku ajar praktik kebidanan.cetaka I. EGC. Jakarta

Kusmiyati, Y uni. 2007. Penuntun belajar ketrampilan dasar praktik klinik


kebidanan.fitramaya. Yogyakarta

Matondang, Wahidiyat, Sastroasmoro. 20€03. Diagnosis fisis pada anak. Edisi ke-2.
CV Sagung seto. Jakarta

PAGE \* MERGEFORMAT ii
Nursalam. (2017). Pendekatan Praktis. In Metodelogi Penelitisn ilmu keperawatan
(4th ed.). selemba medika.

Praktik Klinik untuk Kebidanan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.

Profil Anak Indonesia 2018. (2018). Ilmu Pendidikan, Vol. 5, pp. 12–21. Profil
Kesehatan Dinas Kabupaten Badung (p. xi + 150). (2018). Badung, Bali.
Profil Kesehatan Provinsi Bali (p. xv + 122). (2017). Bali.

Solehati, T., Kosasih, C. E., Rais, Y., Fithriyah, N., Darmayanti, & Puspitasari, N. R.
(2018). KANGAROO MOTHER CARE PADA BAYI BERAT LAHIR
RENDAH SISTEMATIK REVIEW. Jurnal Human Care, 8

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st
ed.). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi
dan Kriteria Hasil Keperawatan (edisi I). Jakarta Selatan: Dewan Pengurus
Pusat PPNI.

WHO. (2018). Maternal, Newborn, Child and Adolescent Health. Retrieved from
https://www.who.int/maternal_child_adolescent

ejar Imunisasi (Bagian I).

PAGE \* MERGEFORMAT ii

Anda mungkin juga menyukai