Anda di halaman 1dari 28

KEBUTUHAN DASAR

NEONATUS

NAMA KELOMPOK 2:
Eka Sara
Endah Permata sari
Fadilatul Aini
Febta Vabrella
Frima Lukita
Indah putri
Juni Liana M
Lidia Susan
Meini Puji
Meri Cahyani
Dosen Pembimbing:
ELSE SRI RAHAYU SST, M. Tr. Keb
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
PRODI DIII KEBIDANAN
TA 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan karunianya penulis telah dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “NEONATUS” Selawat beriring salam penulis kirimkan
kepada junjungan Alam Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau sekalian.
Dalam penyelesaian penulisa makalah ini, penulis mendapat bimbingan, arahan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
sebesarnya.
Segala usaha telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini. Namun penulis
menyadari bahwa dalam makalah ini mungkin masih ditemukan kekurangan dan kekhilafan. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang dapat dijadikan masukan guna perbaikan di
masa yang akan datang.

Bengkulu, 07 FEBRUARI 2020


Penulis

Kelompok
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... I


DAFTAR ISI .............................................................................................................. II
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................ 1
B. Tujuan ............................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Neonatus ........................................................................................................ 2
B. Pengumpulan Data......................................................................................... 2
C. Pengkajian fisik bayi baru lahir ..................................................................... 3
D. Pemeriksaan umum ........................................................................................ 7
E. Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus ................................................................. 10
F. Rencana Asuhan Bayi 2 – 6 Hari .................................................................. 17
G. Penanganan .................................................................................................... 24
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 27
B. Saran .............................................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bayi baru lahir yaitu kondisi dimana bayi baru lahir (neonatus), lahir melalui jalan
lahir dengan presentasi kepala secara spontan tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara
spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000 gram.Neonatus (BBL) adalah masa
kehidupan pertama diluar rahim sampai dengan usia 28 hari,dimana terjadi perubahan yang
sangat besar dari kehidupan didalam rahim menjadi diluar rahim.Pada masa ini terjadi
pematangan organ hampir pada semua system.
Neonatus (BBL) bukanlah miniature orang dewasa,bahkan bukan pula miniature
anak.Neonatus mengalami masa perubahan dari kehidupan didalam rahim yang serba
tergantung pada ibu menjadi kehidupan diluar rahim yang serba mandiri.Masa perubahan
yang paling besar terjadi selama jam ke 24-72 pertama.Transisi ini hampir meliputi semua
system organ tapi yang terpenting bagi anastesi adalah system pernafasan sirkulasi,ginjal
dan hepar.Maka dari itu sangatlah diperlukan penataan dan persiapan yang matang untuk
melakukan suatu anastesi terhadap neonates (BBL).

B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang Pengertian Neonatus
2. Untuk mengetahui tentang Pengumpulan Data
3. Untuk mengetahui tentang Pengkajian fisik bayi baru lahir
4. Untuk mengetahui tentang Pemeriksaan umum
5. Untuk mengetahui tentang Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus
6. Untuk mengetahui tentang Rencana Asuhan Bayi 2 – 6 Hari
7. Untuk mengetahui tentang Penanganan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Neonatus
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan
tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-
4000 gram.
B. Pengumpulan Data
Penilaian atau evaluasi terhadap bayi baru lahir, antara lain meliputi penilaian tahap
pertumbuhan dan perkembangan janin, kesesuaian usia kehamilan; penilaian adaptasi
neonatal(skor APGAR,refleks); penilaian fisik neonatal secara sistematik (ada/tidak kelaian
morfologi/fisiologi); pemberian identifikasi meliputi jenis kelamin, berat badan,panjang
badan; serta menentukan penanganan yang diperlukan. Klasifikasi bayi baru lahir
(neonatus), dibedakan menurut tiga kategori.
Pertama, klasifikasi neonatus menurut masa gestasi:
1. Neonatus kurang bulan (preterm infant) : kurang 259 hari (37 minggu)
2. Neonatus cukup bulan (term infant): lebih dari 259 sampai 294 hari (37-42 minggu)
3. Neonatus lebih bulan (postterm infant): lebih dari 294 hari(42 minggu) atau lebih
Kedua, klasifikasi neonatus menurut berat lahir:
1. Neonatus berat lahir rendah: kurang dari 2500 gram.
2. Neonatus berat lahir cukup : antara 2500 sampai 4000 gram
3. Neonatus berat lahir lebih : lebih dari 4000 gram.
Ketiga, klasifikasi menurut berat lahir terhadap masa
Gestasi, dideskripsikan dengan masa gestasi dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk
masa kehamilannnya, yaitu neonatus cukup/kurang/lebih bulan(NCB/NKB/NLB) apakah
sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK)
C. Pengkajian fisik bayi baru lahir
Pengkajian Pertama Pada Bayi Baru LahirPengkajian ini dilakukan di kamar bersalin
setelah bayi lahir dan setelah dilakukan pembersihan jalan nafas/resusitasi, pembersihan badan
bayi, dan perawatan tali pusat. Bayi ditempatkan di atas tempat tidur yang hangat. Maksud
pemeriksaan ini adalah untuk mengenal/menemukan kelainan yang perlu mendapatkan
tindakan segera dan kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan, dan kelahiran,
misalnya; bayi yang lahir dari ibu dengan diabetes melitus, eklamsia berat dan lain-lain,
biasanya akan mengakibatkan kelainan bawaan pada bayi. Oleh karena itu, pemeriksaan
pertama pada bayi baru lahir ini harus segera dilakukan. Hal ini ditujukan untuk menetapkan
keadaan bayi dan untuk menetapkan apakah seorang bayi dapat dirawat gabung atau di tempat
khusus. Dengan pemeriksaan pertama ini juga bisa menentukan pemeriksaan dan terapi
selanjutnya.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir, dilakukan dalam dua tahap. Pertama, pengkajian segara
setelah lahir. Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi baru lahir dari kehidupan
dalam uterus kehidupan luar uterus, yaitu dengan penilaian APGAR , meliputi appearance
(warna kulit) pulse (denyut jantung) grimace (refleks atau respon terhadap rangsang) activity
(tonus otot) and respiratory effourt (usaha bernafas). Pengkajian sudah dimulai sejak kepala
tampak dengan diameter besar di vulva (crowning). Kedua, pengkajian keadaan fisik. Setelah
pengkajian setelah lahir, untuk memastikan bayi dalam keadaan normal atau mengalami
penyimpangan. Pengkajian yang kedua ini akan lebih lengkap apabila disertai dengan hasil
pemeriksaan diagnostik /penunjang lain dan catatan medik yang menunjang.
Pengkajian fisik pada bayi baru lahir merupakan bagian dari prosedur perawatan bayi
segera setelah lahir (immediate care off the newborn) :
a. Mempelajari hasil anamnesis, meliputi riwayat hamil, riwayat persalinan, riwayat
keluarga
b. Menilai skor APGAR
c. Melakukan resusitasi neonatus
d. Melakukan perawatan tali pusat, pemotongan jangan terlalu pendek dan harus
diawasi setiap hari
e. Memberikan identifikasi bayi dengan member kartu bertulisan nama ibu,
diikatkan di pergelangan tangan, atau kaki
f. Melakukan pemeriksaan fisik dan obserfasi tanda vital.
g. Meletakkan bayi dalam kamar transisi (jika keadaan umum baik), atau dalam
incubator jika ada indikasi
h. Menentukan tempat perawatan; rawat gabung, rawat khusus, atau rawat intensif
i. Melakuakn prosedur rujukan bila perlu. Jika ada penyakit yang di turunkan dari
ibu, misalnya penyakit hepatitis B aktif, langsung diberikan vaksinasi (globulin)
pada bayi.
Prosedur pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir, antara lain sebagai berikut:
j. Menginformasikan prosedur dan minta persetujuan orang tua.
k. Mencuci tangan dan keringkan, bila perlu pakai sarung tangan.
l. Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi.
m. Memeriksa secara sistematis head to toe (kepala, muka, klavikula, lengan, tangan,
dada, abdomen, tungkai kaki, spinal dan genetalia).
n. Mengidentikikasi warna dan aktifitas bayi.
o. Mencatat miksi dan mekonium bayi
p. Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut (LP), lingkar
lengan atas (LLA), menimbang berat badan (BB) dan mengukur panjang badan
(BB) dan mengukur panjang badan (PB) bayi.
q. Mendiskusikan hasil pemeriksaan kepada orang tua.
r. Mendokumentasi hasil pemeriksaan
Tabel 3.1 nilai APGAR
TANDA 0 1 2
Appearance Blue Body pink, limbs All pink (seluru
(warna kulit) (seluruh tubuh biru blue(tubuh tubuh kemerahan)
atau pucat) kemerahan,ekstremitas
biru)
Pulse(denyut Absent (tidak ada) <100 >100
jantung)
Grimace (refleks) None (tidak bereaksi) Grimace (sedikit Cry (reaksi
gerakan) melawan,menangis)
Grimace Limp (tidak bereaksi) Some fleksion of Active movement,
( tonus otot) limbs( ekstremitas limbs well flexed
sedikit fleksi) (gerakan aktif,
ekstremitas fleksi
dengan baik)
Respiratory None Slow, irregular Good, strong cry
(tonus otot) (tidak ada) (lambat,tidak teratur) (menangis kuat)

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir secara komplit, tenaga
kesehatan perlu melakukan beberapa pemeriksaan berikut ini:
a. Pemeriksaan cairan amnion, untuk menilai kelainan cairan amnio( volume) apakah
selama kehamilan terjadi hidramnion/oligohedramnion
b. Pemeriksaan plasenta, untuk menentukan keadaan plasenta, dan jumlah korion. Hal
ini penting untuk menentukan adanya kembar identik/tidak.
c. Pemeriksaan tali pusat, untuk menilai adanya kelainan pada vena/arteri,ada tali
simpul?
d. Pengukuran antropometri, minimal meliputi BB (2500-3000 gram),PB (45-50 cm),
LK (33-35), LD (30-33 cm).
Riwayat kesehatan bayi baru lahir yang penting dan harus juga di kaji, antara lain:
a. Factor genetic, meliputi kelainan/gangguan metabolic pada keluarga dan sindroma
genetik.
b. Factor maternal (ibu), meliputi adanya penyakit jantung, diabetes mellitus,penyakit
ginjal,penyakit hati, hipertensi, penyakit kelamin, riwayat penganiayaan, riwayat
abortus, RH/isoimunisasi
c. Factor antenatal, meliputi pernah ANC/tidak, ada riwayat pendarahan, preeklamsia,
infeksi, perkembangan janin terlalu besar /terganggu,diabetes
gestasional,poli/oligohidramnion
d. Factor prenatal, meliputi premature/ postmatur, partus lama, penggunaan obat
selama persalinan, gawat janin, suhu ibu meningkat,posisi janin tidak normal, air
ketuban bercampur mekonium, amnionitis, ketuban peca dini (KPD), pendarahan
dalam persalinan, prolapsus tapi pusat, ibu hipotensi, asidosis janin, jenis persalinan
Dalam waktu 24 jam, apabila bayi tidak mengalami masalah apapun, segaralah
melakukan pemeriksaan fisik yang lebih lengkap. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik
yang lebih lengkap. Pada saat melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pemeriksa
hendaknya memperhatikan beberapa hal yang penting berikut ini:
a. Periksa bayi dibawah pemancar panas dengan penerangan yang cukup, kecuali ada
tanda-tanda jelas bahwa bayi sudah kepanasan.
b. Untuk kasus bayi baru lahir rujukan, minta orang tua/keluarga bayi hadir selama
pemeriksaan dan sambil berbicara dengan keluarga bayi serta sebelum melepaskan
pakaian bayi, perhatikan warna kulit, frekuensi nafas, postur tubuh, gerakan, reaksi
terhadap rangsangan dan abnormalitas yang nyata.
c. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan.
d. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung tangan
e. Bersikap lembut pada waktu memeriksa
f. Lihat, dengar dan rasakan tiap-tiap daerah pemeriksaan head to toe secara sistematis.
g. Jika ditemukan factor resiko atau masalah, carilah bantuan lebioh lanjut yang
memang diperlukan.
h. Catat setiap hasil pengamatan

D. Pemeriksaan umum
a. Pernafasan
Pernafasan bayi baru lahir normal 30-60 kali permenit, tanpa retraksi dada dan
tanpa suara merintih pada fase ekspirasi. Pada bayi kecil, mungkin terdapat retraksi dada
ringan dan jika bayi berhenti nafas secara periodic selama beberapa detik masih dalam
batas normal.
b. Warna kulit
Bayi baru lahir aterm kelihatan lebih pucat dibanding bayi preterm karena kulit
lebih tebal.
c. Denyut jantung
Denyut jantung bayi baru lahir normal antara 100-160 kalipermenit, tetapi
dianggap masih normal jika diatas 160 kali permenit dalam jangka waktu pendek,
bebrapa kali dalam satu hari selama beberapa hari pertama kehidupan, terutama bila bayi
mengalami disstres. Jika ragu, ulangi perhitungan denyut jantung.
d. Suhu Aksiler
36,5 C sampai 37,5 C.
e. Postur dan gerakan
Postur normal bayi baru lahir dalam keadaan istirahat adalah kepalan tangan
longgar, dengan lengan, panggul dan lutut semi fleksi. Pada bayi dengan letak sungsang
selama masa kehamilan, akan mengalami fleksi penuh pada sendi panggul dan lutut atau
sendi lutut ekstensi penuh, sehingga kaki bisa dalam berbagai posisi sesuai bayi
intrauterin. Jika kaki dapat diposisikan dalam posisi normal tanpa kesulitan, maka tida
dibutuhkan terapi. Gerakan ekstremitas bayi harus secara spontan dan simetris disertai
gerakan sendi penuh. Bayi normal dapat sedikit gemetar.
f. Tonus otot /tingkat kesadaran
Rintang normal tingkat kesadaranbayi baru lahir adalah mulai dari diam hingga
sadar penuh dan dapat di tenangkan jika rewel. Bayi dapat dibangunkan jika diam atau
sedang tidur.
g. Ekstremitas
Periksa posisi, gerakan, reaksi bayi bila ekstremitas disentuh,dan pembengkakan.
h. Kulit
Warna kulit dan adanya verniks kaseosa, pembengkakan atau bercak hitam, tanda
lahir/tanda mongol. Selama bayi dianggap normal, beberapa kelainan kulit juga dapat
dianggap normal. Kelainan ini disebut milia, biasaanya terlihat pada hari pertama atau
selanjuutny. Kulit tubuh, punggung dan abdomen yang terkelupas pada hari pertama juga
masih dianggap normal.
i. Tali pusat
Normal berwarna putih kebiruan pada hari pertama, mulai kering dan mengkerut
/mengecil dan akhirnya lepas setelah 7-10 hari.
j. Berat badan
Normal 2500-4000 gram.

Pemeriksaan fisik (head to toe)


a. Kepala
Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil,sutura,moulase,caput succedaneum, cephal
haematoma, hidrosefalus, rambut meliputi: jumlah,warna,dan adanya lanugo pada bahu
dan punggung.
b. Muka
Tanda-tanda paralitis
Ukuran, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan
kepala serta adanya gangguan pendengaran.
c. Mata
Ukuran, bentuk, posisi,(strabismus, pelebaran epicanthus) dan
kesimetrisan,kekeruhan kornea,katarak congenital,trauma, keluar nanah, bengkak pada
kelopak mata, pendarahan subkonjuntifa.

d. Telinga
Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak dihubungkan dengan mata dan kepala
serta adanya gangguan pendengaran.
e. Hidung
Bentuk dan lebar hidung, pola pernapasan , kebersihan.
f. Mulut
Bentuk simetris/tidak, mukosa mulit kering/basah, lidah, palatum, bercak putih
pada gusi, refleks mengisap adakah labio/palatoskisis, trush sianosis.
g. Leher
Bentuk simetris/tidak, adakah pembengkakan dan benjolan, kelainan
tidorid,hemangioma, tanda abnormalitas, kromosom dan lain-lain.
h. Klavikula dan lengan tangan
Adakah fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari.
i. Dada
Bentuk dan kelainan, bentuk dada, putting susu gangguan pernafasan, auskultasi
bunyi jantung dan pernafasan
j. Abdomen
Penonjolan sekitar tali pusat pada saat menangis, pendarahan tali pusat, jumlah
pemb ulu darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis,
omfalokel, bentuk simetriks/tidak palpasi hati, ginjal.
k. Genetalia
Kelamin laki-laki: panjang penis,testis sudah turun berada dalam skotum, orifisium
uretrae di ujung penis, kelainan (fimosis,hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan :
labia mayora dan labia miyora, klitoris, orifisium fagina, orifisium uretra, secret dan lain-
lain
l. Tungkai dan kaki
Gerakan, bentuk simetriks/tidak, jumlah jari, pergerakan, pes equinofarus/per
eguinofalgus.
m. Anus
Berlubang atau tidak, posisi, fungsi springter ani, adanya dresia ani, meconium
plug sicdrom, mega colon

n. Punggung
Bayi tengkurap, raba kurvatura,kolumna vertebralis, skoliosis, pembengkakan,
spinabifi dakoma,mielomeningokel, lesung/bercak berambut dan lain-lain
o. Pemeriksaan kulit
Ferniks caseosa lanugo, warna, udem, bercak, tanda lahir, memar.
p. Reflek
Berkedip, babinski, merangkak, menari/ melangkah, ekstrusi gallants, moros, enck
rhikting,palmar grasp, rethink, starcle, menghisap, toniknek
q. Antropometri
BB, PB, LK, LD, LP, LLA
r. Eliminasi
Kaji kepatenan fungsi ginjal dan saluran gastrointestinal bagian bawah . bayi baru
lahir normal biasanya kencing kebih dari 6 kali perhari. Bayi baru lahir normal biasanya
berak cair 6-8 kali perhari. Di curigai diare bila frekuensi menibgkat, tinja hijau, atau
mengandung lendir dan darah. Pendarahan fagin pda bayi baru lahir dapat terjadi beberapa
hari pada minggu pertama kehidupan ini di anggap normal.

E. Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus


Pemeriksaan Fisik Pada Neonatus
 Pemeriksaan bayi baru lahir disesuaikan dengan keadaan bayi
 Pemeriksaan awal dilakukan sesegera mungkin
 Pemeriksaan secara lengkap dilakukan bl keadaan bayi sudah stabil (6-24
jam)
 Tujuan pemeriksaan adl utk menemukan kelainan dan menentukan tindakan
lebih lanjut
 Pemeriksaan dilakukan dihadapan orang tua/keluarga
Prinsip yg harus diperhatikan :
a. Ruangan hangat,terang,dan bersih
b. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan
c. Gunakan APD: celemek &sarung tanagan
d. Yakinkan alat pemeriksaan bersih
e. Lakukan pemeriksaan secara sistimatis head to toe :inspeksi,palpasi,perkusi
auskultasi
f. Jika ada kelinan lakukan tindakan,kolaborasi atau rujuk.
g. Lakukan pendokumentasian

Persiapan alat :
a. Timbangan
b. Metlin
c. Stetoskop bayi
d. Termomete
e. Jam
f. Tongspatel
g. Sarung tangan
h. Tissu
i. Bengkok
j. Tali pusat

1. Anamnesa
2. Faktor genetik (riwayat peny keturunan,kelainan bawaan)
3. Riwayat kehamilan : paritas,kelainan ,obat2an, psikologis,dll
4. Riwayat persalinan: tgl lahir,proses persalinan,trauma, ku, obat2an dll

2. Pemeriksaan fisik
Penilaian mencakup :tanda vital,pengukuran pertumbuhan,penilaian sistem,
penilaian umur kehamilan
1. Keadaan umum
a. Nilai bayi secara keseluruhan:besar/kecil
b. Ukuran tubuh proporsional/tidak
c. Kondisi bayi aktif/lemah
d. Tangisan lemah, keras, melengking ?
e. Kesadaran ? Letargis, waspada atau sedasi ?
f. Pucat/kuning /merah muda ?

2. Tanda-tanda vital
a. Pernafasan
•Hitung dg melihat gerakan abdomen/menit
•Hitung selama satu menit penuh
•Utk BBl stabil, diukur setiap 3-4 jam
•Utk BBl tdk stabil hitung setiap jam
•Frekuensi normal : 40 – 60 kali/menit
•Perhatikan apakah ada tarikan ddg dada, gerakan cuping hidung, kedalaman nafas
•Bagaimana bunyi nafas ?

Penilaian awal pernafasan saat lahi menjadi evaluasi keberhasilan transisi bayi:
1.Pernafasannya nyaman
2.Tak ada tachypnea
3.Tak ngorok
4.Tak ada lekukan dada
5.Tak ada cyanosis/pucat

Penilaian pernafasan termasuk parameter berikut :


•Warna kulit : merah muda, kebiruan, pucat, gelap,berbintik,kuning
•Pernafasan: ringan,ngorok,cuping hidung kembang kempis, retraksi
•Suara nafas : jauh,dangkal,stridor,wheezing,melemah, seimbang/ tidak seimbang
•Dinding dada : gerakannya simetrik atau tidak
•Apnea/bradycardi: hitungan nafas terendah yg bisa diamati, warna,diukur dg oximeter
dan lama episode
•Sekresi: jumlah (sedikit,sedang, banyak)

b. Denyut jantung
•Diukur dg cara auskultasi / 2 jari di atas jantung bayi selama satu menit penuh
•Pd BBl stabil dihitung setiap 3-4 jam
•Pd BBl tak stabil dihitung setiap jam
•Denyut jantung normal: 120-160/menit
•Bl > 160 (takikardia): tanda infeksi, hypovolemia, hyperetermia, anemia, konsumsi
obat ibu
•Bl < 100 (Bradikardi): BBl cukup bulan sedang tidur, kekurangan O2

Penialian kardiovaskuler termasuk parameter berikut :


•Prekordium : tenang atau aktif
•Bunyi jantung: jelas, dg splitting dari S2
•Ritme : Normal atau arrhytmia
•Murmur : jelaskan jika ada
•Pengisian kembali kapiler : Beberapa detik
•Denyut perifer : normal, lemah atau tidak

c. Suhu tubuh
•Diukur melalui aksila, tahan 5 menit
•Normal : 36,5 - 37C
•BBl dalam incubator diukur setiap jam
•Hipotermia :bbl sakit atau BBLR, jika berlanjut pertimbangkan sepsis (tanda vital tak
stabil, perubahan glukosa dlm darah),dehidrasi, bacteremia, epidural ibu
•Huipertermia: demam, infeksi, kurang minum

d. Tekanan darah
•Diukur pd tangan kaki sesuai kondisi bayi
•Menggunakan mesin dinamap jk ada
•Normal 60-89/40-50
•Bisa meningkat saat menangis
•Akan turun saat tidur
e. Pengukuran 3 komponen pertumbuhan

1)Berat badan: ditimbang setiap hari


•BB < 2500 gr : prematur atau SGA
•BB > 3800 gr : LGA
•Perlu mengetahui usia kehamilan secara akurat
•Perhatikan glikemia pd BB < / >
•BBL akan kehilangan 10% pd mg pertama
•Bl kehilangan berlebihan : kurang ASI,dehidrasi
•Jk BB sangat berbeda dg kemarin : timbang 2 X
•BB akan kembali pd usia 2 minggu
•Kenaikan BB diharapkan adl 30 gr/hari

2) Panjang badan
•Diukur dr ubun2 s/d tumit, posisi telentang, sendi lutut dan panggul harus ekstensi
penuh
•Normal : 45 – 53 cm
•Diukur saat masuk dan setiap minggu dan dibandingkan dengan berat badan.

3) Lingkar kepala
•Diukur saat masuk dan setiap minggu
•Diukur: menghubungkan 4 titik : 2 frontal bosses dan 2 occipital protuberances
•Normal 33 – 38 cm
•Letakan pita ukur pd bagian paling menonjol di tulang oksiput dan dahi
•Pengukuran sedikitnya sekali sehari jk bbl gangguan neurologis (perdarahan
intraventricular,hydrocephalus,asfiksia)

3 Kepala
•Apakah ada benjolan, caput, haetaom ?
•Fontanel; cekung, menonjol, datar ?
•Sutura : molase ? Derajat berapa ?
•Pertumbuhan rambut ?
4. Mata
•Simetris/tidak, gerakan bersamaan / tidak
•Adanya darah pd permukaan mata (normal) kecuali pd pupil/iris à hilang
•Tanda ikterus, infeksi,
•Pupil simetris, reaksi (lambat,cepat, tidak ada ?
•Terbuka/ menutup ?

5. Telinga
•Sejajar dengan ujung mata
•Bentuk simetris/tidak,normal/tidak
•Apakah ada pengeluaran ?

6. Hidung dan mulut


•Apakah bernafas spontan/cuping hidung
•Tanda kebiruan /cyanosis
•Tanda labio-palatoskizis
•Refleks rooting dan sucking

7. Leher
•Pembesaran kelenjar tiroid, getah bening
•Tonick neck refleks ?

8. Dada
•Simetris/ tidak, gerakan nafas ? Kesulitan?
•Dengarkan suara nafas,kiri &kanan sama?
•Pembesaran kelenjar mammae
•Dengarkan denyut jantung dg fetoskop
9. Perut/abdomen
•Terlihat normal, tali pusat ?
•Apakah ada hernia umbilicalis saat bayi nangis?
•Suara perut: ada/tidak,hiperaktif, hipoaktif
•Dinding perut: merah,meregang,ada batas perut membuncit
•Palpasi: lembek, nyeri atau meregang
10. Bahu, lengan dan jari
•Simetris/tidak, jari lengkap/tidak ?
•Apakah tangan dapat digerakan secara normal,patah tulang ?
•Refleks graps, refleks moro (hilang 4 bl)
•R moro menetap > 4 bl :kerusakan otak
•Respon yg tdk simetris: fraktur calivula, cedera fleksus brakhialis

11. Genetalia
a.Laki-laki
•Scrotum tdd 2 kantung berisi testis
•Lubang penis tepat di tengah ? Panjang < 2,5 cm ?, miksi ?
b. Perempuan
•Labia mayora & minora ada ?
•Keluarnya cairan : putih,krem,pseudomenorh, akan hilang dlm 10 hari
•Miksi sdh/belum dalam 24 jam
12 Panggul
•Pegang paha dan betis bayi , gerakan lurus ke arah samping luar, dengarkan
& rasakan bunyi “klik”à kolaborasi
•Gerakan paha ke atas dan kebawah, dengarkan bunyi klik

13. Punggung dan anus


•Adakah benjolan/masa
•Ada/tdk lubang anus, mekoneum ?

14. Ektremitas bawah


•Simetris/tidak
•Jari lengkap/tidak ?
•Refleks babinski ?
•Gerakan aktif/lemah, simetris/tidak ?
•Kelainan bentuk ?
Hasil akhir yg diharapkan
1.Utk bayi akan :
a. transisi dr kehidupan intrauterin ke ekstrauterin
b. Mempertahankan pola nafas efektif
c. Mempertahankan termoregulasi efektif
d. Tetap bebas dari infeksi

2. Utk orang tua:


a. Memiliki pengetahuan, keterampilan dan keyakinan ttg aktivitas perawatan bayi
b. Memahami karakteristik perilaku dan biologis bbl
c. Mendemostrasikan interaksi/perilaku yg meningkatkan fungsi keluarga sehat
d. Memiliki kesempatan utk meningkatkan hubungan dg bayi
e. Mulai mengintegrasikan bayi ke dalam keluarga

F. Rencana Asuhan Bayi 2 – 6 Hari


Pada hari ke 2 – 6 setelah persalinan ada hal – hal yang perlu diperhatikan pada bayi , yaitu :
1. Minum
Berikan ASI sesering mungkin sesuai keinginan ibu ( Jika payudara penuh ) atau
kebutuhan bayi setiap 2 – 3 jam ( paling sedikit setiap 4 Jam ), bergantian antara payudara
kiri dan kanan.
2. BAB
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau aspal
lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah
itu feses bayi bisa bergumpal gumpal seperti jelly, padat, berbiji/seeded dan bisa juga
berupa cairan, feses bayi yang diberi ASI ekslusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti
pasta/krem, berbiji dan bisa juga seperti mencret atau mencair. Sedangkan feses bayi yang
diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan bulat. Makanya
bayi yang mengkonsumsi susu formula kadang suka bebelan (susah b a b) sedangkan yang
mendapat ASI tidak.
Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal
itu perlu dicurigai. Bisa jadi bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau
susu tercampur bakteri yang mengganggu usus. Kesulitan mendeteksi normal tidaknya
feses akan terjadi bila ibu memberikan ASI yang diselang seling susu formula. Misalnya
akan sulit menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari susu atau susu
formula. Kalau mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena sistem
pencernaanya memang belum sempurna. Tettap susui bayi agar ia tidak mengalami
dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai keluhan demam, muntah atau keluhan lain dan
jumlahnya sangat banyak atau mancur, berarti memang ada masalah pada bayi àrujuk.
Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu karena frekuensi b a b bayi tidak sama
dengan orang dewasa, padahal frekuensi b a b pada setiap bayi berbeda, bahkan bayi yang
sama pun frekuensi b a b nya akan berbeda dari minggu ini dan minggu depannya, itu
karena bayi belum menemukan pola yang pas. Umumnya di 4 atau 5 minggu pertama
dalam sehari bisa lebih dari 5 kali atau 6 kali, tidak masalah selama pertumbuhannya
bagus.
Bayi yang minum ASI ekslusif sebaliknya bisa saja tidak b a b selama 2 sampai 4
hari bahkan bisa 7 hari sekali, bukan berarti mengalami gangguan sembelit tapi bisa saja
karena memang tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat
diserap dengan baik, feses yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta.
Tidak cair yang disertai banyak lendir atau berbau busuk dan disertai demam dan
penurunan bert badan bayi. Jadi yang penting lihat pertumbuhannya apakah anak tidak
rewel dan minumnya bagus, kalau 3 hari belul b a b, dan bayinya anteng – anteng saja
mungkin memang belum waktunya b a b.
Bayi yang pencernaannya normala akan b a b pada 24 jam pertama setelah lahir. B
a b pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijauan dan lengket seperti
aspal yang merupakan produk dari sel – sel yang diproduksi dalam saluran cerna selama
bayi berada dalam kanadungan. B a b pertama dalam 24 jam penting artinya, karena
menjadi indikasi apakah pencernaannya normal atau tidak.
Frekuensi bab yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai nila
warnanya putih atau disertai darah.
Menurut Dr Waldi Nurhamzah, SPA umumnya warna-warna feses bayi dapat dibedakan
menjadi kuning, coklat, hijau, merah dan putih atau keabuan. Normal atau tidaknya sistem
pencernaan bayi dapat dideteksi dari warna-warna feses tsb.
Warna feses kuning
Warna kuning adalah warna feses yang normal. Warna feses bayi sangan dipengaruhi oleh
susu yang dikonsumsinya. Bila bayi minum ASI secara ekslusif, fesesnya berwarna lebih
cerah dan cenderung cemerlang atau didominasi warna kuning (golden feses). Berarti bayi
mendapatkan ASI penuh., dari foremilk (ASI depan) sampai hindmilk (ASI belakang).
Warna kuning timbul dari Proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu.
Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu dalam kandung e mpedu
sampai saatnya dikeluarkan. Bila dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan,
kandung empedu akan berkontraksi(mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairan keluar.
Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus. Sedangkan
bila yang diminum susu formula, atau ASI dicampur susu formula, warna feses akan
berwarna lebih gelap, seperti kuning tua, agak coklat, coklat tua, kuning kecoklatan atau
coklat kehijauan.
Warna feses hijau
Termasuk kategori normal, meskipun begitu warna ini tidak boleh terus menerus
muncul. Ini berarti cara ibu memberikan ASI nya belum benar. Yang terisap oleh bayi
hanya foremilk saja, sedangkan hindmilk nya tidak. Kasus ini umumnya terjadi kalau
produksi ASI sangat melimpah.
Didalam payudara, ibu memiliki ASI depan (foremilk) dan ASI belakang
(hindmilk). Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu menghisap ASI depan lebih dulu.
Bagian ini mempunyai lebih banyak kandungan gula dan laktosa tapi rendah lemak.
Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat bayi sering lapar kembali. Sedangkan
ASI belakang (hindmilk) akan terhisap kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis.
Hindmilk mengandung banyak lemak. Lemak ini yang membuat feses menjadi kuning.
Kalau bayi hanya mendapat foremilk yang hanya mengandung sedikit lemak dan banyak
gula, kadang-kadang terjadi perubahan pada proses pencernaan yang akhirnya membuat
feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ terbentuk gas yang terlalu banyak
(kentut melulu) sehingga bayi merasa tidak nyaman (kolik).
Mestinya yang bagus itu tidak hijau terus, tetapi hijau kuning, bergantian, ini
berarti bayi mendapat ASI yang komplit, dari foremilk sampai hindmilk supaya kandungan
gizinya komplit. Ibu harus mengusahakan agar bayinya mendapat foremilk dan hindmilk
sekaligus. Sayangnya disamping ASI, ibu juga kerap memberikan tambahan susu formula.
Sebelum proses menyusunya mencapai hindmilk anak sudah terlanjur diberi susu formula
hingga kenyang.Akhirnya bayi hanya mendapat foremillk saja. Sebaiknya berikan ASI
secara ekslusif. Perbaiki penatalaksanaan pemberian agar bayi bisa mendapat foremilk dan
hindmilk. Kiatnya : susui bayi dengan salah satu payudara sampai ASI habis baru pindah
ke payudara berikutnya.
Warna feses merah
Feses merah pada bayi disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Namun
bidan harus melihat apakah merah itu disebabkan dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya.
Jika bayi sempat menghisap darah ibunya pada proses persalinan, maka pada fesesnya
akan ditemukan bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul selama
satu sampai tiga hari. Jadi tinggal di test saja, asalnya dari mana dari darah ibu atau dari
darah bayi. Bila darah itu tetap muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan
ternyata bukan berasal dari darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut. Kemungkinnanya
hanya dua, yaitu Alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya, dan penyumbatan
pada usus yang disebut invaginasi, fua-duanya butuh penanganan. Darah ini sangat jarang
berasal dari dysentri amuba dan basiler, karena makanan bayi belum banyak ragamnya
dan belum makan makanan yang kotor. Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga
punya keluhan lain seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel
dan kesakitan.

Warna feses kuning pucat atau keabu-abuan


Waspada !!!....baik yang encer maupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan
yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran
empedu. Ini berarti cairan empedunya tidak bisa mewarnai feses dan ini tidak boleh
terjadi, saat itu juga haruas dibawa ke dokter. Yang sering terjadi ibu terlambat membawa
bayinya, difikirnya feses ini nantinya akan berubah, padahal kalau dibiarkan bayi sudah
tidak bisa diapa apakan lagi karena umumnya sudah mengalami kerusakan hati.
Tindakannya hanya tinggal transplantasi hati yang masih merupakan tindakan pengbobatan
yang sangat mahal di Indonesia.

3. BAK
Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x sehari. Untuk menjaga bayi
tetap bersih, hangat dan kering maka setelah BAK harus diganti popoknya.

4. Tidur
 Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur. Sediakan selimut
dan ruangan yang hangat dan pastikan bayi tidak terlalu panas atau dingin.
 Pola tidur bayi masih belum teratur karena jam biologis yang belum matang. Tetapi
perlahan – lahan akan bergeser sehingga lebih banyak waktu tidur di malam hari
dibandingkan dengan siang hari. Keluhan gangguan tidur biasanya datang dari orang
tuanya yang sulit menerima jam tidur bayi. Dikatakan bahwa orang tua kekurangan
tidur 2 jam setiap harinya hingga bayi berusia 5 bulan sampai 2 tahun, orang tua
kehilangan 1 jam waktu tidur setiap malamnya. Sehingga orang tua pun perlu
menyiasati waktu tidurnya sesuai dengan pola tidur bayi. Mulai usia 2 bulan bayi
mulai lebih banyak tidur malam dibanding siang. Usia 3-6 bulan jumlah tidudrpun
semakin berkurang, kira2 3 kali dan terus berlkurang hingga 2 kali pada usia 6 – 12
bulan. Menjelang 1 tahun biasanya bayi hanya perlu tidur siang satu kali saja dengan
total jumlah waktu tidur berkisar antara 12 – 14 jam.
Latih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk tidur dan siang hari
adalah waktu untuk bangun. Salah satu caranya adalah dengan mengajaknya
bermaiin hanya disiang hari saja, tidak di malam hari.
Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat tidur adalah tempatnya untuk tidur.
Letakkan bayi di tempat tidur saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur
dalam gendongan atau di ruangan lain.
Lampu utama sebaiknya dimatikan, dan nyalakan lampu tidur yang redup
Ketika bayi terbangun, ajari untuk tidur kembali. Jangan nyalakan lampu, tenangkan
dengan kata kata lembut. Selanjutnya tinggalkan ia sendiri untuk kembali tidur, jika
menangis lagi, biarkan dulu 5 menit baru tenangkan lagi. Berikutnya jika kembali
menangis tunggu 10 menit dan seterusnya hingga 15 menit, malam berikutnya
tambah waktu tunggu 5 menit yaitu 10 menit, 15 dan 20 menit. Biasanya bayi
memerlukan waktu hingga 2-3 malam. Jika gagal henetikan dulu prosedur ini dan
coba lagi setelah 1 bulancara ini diperkenalkan oleh Richard Ferber, Boston’s
Children Hospital).

Pastikan bayi tidur dengan aman :


 Letakkan bayi pada permukaan rata yang tidak terlalu empuk. Pasang seprei atau alas
dengan cermat agar tidak mudah lepas
 Jangan merokok disekitar bayi
 Jangan biarkan bayi terlalu hangat, jangan berlebihan dalam membuntal bayi ketika tidur.
 Jika khawatir kepala bayi akan peyang jika terlalu sering tidur terlentang, tengkurapkan
bayi saat bangun dan ada yang mengawasi. Atau ubah sesekali posisi kepala saat bayi tidur
terlentang.

2. Kebersihan kulit
Muka, pantat dan tali pusat bayi perlu dibersihkan secara teratur. Mandi seluruh tubuh
setiap hari tidak harus selalu dilakukan. Selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah
memegang bayi.

3. Keamanan
Jangan sekali – kali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari pemberian
apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak. Jangan menggunakan alat
penghangat buatan di tempat tidur bayi.

4. Tanda – tanda bahaya


Sebagian besar bayi akan menangis atau bernafas secara spontan dalam waktu 30 detik
setelah lahir.
· Bila bayi tersebut menangis/ bernafas (terlihat dari pergerakan dada paling sedikit 30
kali per menit), biarkan bayi tersebut dengan ibunya.
· Bila bayi tersebut tidak bernafas dalam waktu 30 detik, segeralah cari bantuan, dan
mulailah langkah-langkah resusitasi bayi tersebut.
Penanganan ; persiapkan kebutuhan resusitasi untuk setiap bayi dan siapkan rencana untuk
meminta bantuan, khususnya bila ibu tersebut memiliki riwayat eklamsia, perdarahan
persalinan lama atau macet, persalinan dini atau infeksi.

· Jika bayi tidak segera bernafas, lakukan hal-hal sebagai berikut


1. Keringkan bayi dengan dengan selimut atau handuk yang hangat.
2. Gosoklah punggung bayi tersebut dengan lembut.
· Jika bayi masih belum mulai bernafas setelah 60 detik mulai resusitasi.
· Apabila bayi sianosis (kulit biru) atau sukar bernafas (frekuensi pernafasan kurang dari 30
atau lebih dari 60 kali per menit), berilah oksigen kepada bayi dengan kateter nasal atau nasal
prongs.
Tanda-Tanda Bahaya Dibagi menjadi Dua:
1. Tanda-tanda bahaya yang harus dikenali oleh ibu yaitu
 Pemberian ASI sulit, sulit menghisap, atau hisapan lemah
 Kesulitan bernafas, yaitu pernafasan cepat > 60/ menit atau menggunakan otot nafas
tambahan.
 Letargi – bayi terus – menerus tidur tanpa bangun untuk makan.
 Warna abnormal-kulit/ bibir biru (sianosis) atau bayi sanagt kuning.
 Suhu terlalu panas (febris) atau terlalu dingin (hipotermia).
 Tanda atau prilaku abnormal atau ttidak biasa.
 Gangguan gastrointestinal, misalnya tidak brtinja selama 3 hari pertama setelah lahir,
muntah terus menerus, muntah dan perut bengkah, tinja hijau tua atau brdarah/ lender.
 Mata benggkak atau mengeluarkan cairan.

2. Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai pada bayi baru lahir.


Pernafasan- sulit atau lebih dari 60 kali permenit.
Kehangatan terlalu panas ( > 38° c atau terlalu dingin < 36ºc)
Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat, memar.
Pemberian makan, hisapan lemah , mengantuk berlebihan, banyak muntah.
Tali pusat merah, bengkak,keluar cairan (nanah), bau busuk, pernafasan sulit.
Tinja / kamih-tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering, hijau tua, ada lender atau
darah pada tinja.
Aktivitas- menggigil atau tangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu
mengantuk, lunglai, kejang, kejang halus, tidak bias tenang, menangis terus menerus.

F. Penanganan
 Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam) mulai dari
hari pertama.
 Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu.
 Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering dengan mengambil popok dan
selimut sesuai denagn keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas dan terlalu dingin (
dapat menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa kemampuan pengaturan suhu bayi masih
dalam perkembangan). Apa saja yang dimasukkan kedalam mulut bayi harus bersih.
 Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering.
 Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi.
 Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu.
 Jaga keamanan bayi terhadap traumadan penyakit atau infeksi.
 Ukur suhu tubuh bayi jika tampak sakit atau menyusu kurang baik.

Penyuluhan sebelum bayi pulang


 Perawatan tali pusat
 Pemberian ASI
 Jaga Kehangatan Bayi
 Tanda – tanda bahaya
 Imunisasi
 Perawatan harian atau rutin
 Pencegahan infeksi dan kecelakaanv
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bayi baru lahir (neonatus) adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir dengan umur
kehamilan 38-40 minggu,lahir melalui jalan lahir dengan presentasi kepala secara spontan
tanpa gangguan, menangis kuat, nafas secara spontan dan teratur,berat badan antara 2500-4000
gram.
Pada bayi lahir normal umumnya tidak dilakukan pemeriksaan laboratorium, namun
kadang-kadang dengan riwayat kehamilan dan kondisi tertentu perlu dilakukan pemeriksaan
laboratorium sesuai indikasi tertentu
Obat profilaksis yang rutin diberikan pada bayi baru lahir yaitu:
1. Vitamin K
2. Tetes / zalf mata

B. Saran
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon
maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami
dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer,dkk.2000. Kapita selekta Kedokteran edisi III jilud 2.Jakarta. MediaAesculapius


Abdul atif,1993.Penatalaksanaan Anastesi pada Bedah Akut Bayi Baru Lahir.Jakarta
Warih BP,Abubakar M.1992.Fisiologi pada neonates.Surabaya
http://sis-doank27.blogspot.com/2010/06/askep-bayi-baru-lahir-normal.html
DepKes RI,1992 Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga
Muslihatun,Wafi Nur.2010.Asuhan Bayi dan Balita.Yogyakarta:Fitramaya
http://www.pgbeautygroomingscience.com/role-of-lipid-metabolism-in-seborrheic-dermatitis-
dandruff.html

Djuanda,adji,Prof,Dr,spkk,dkk.2010. MIMS Indonesia petunjuk konsultasi.Jakarta.CMP


MEDIKA
http://blogger.com/insanimiftachuljanah

Anda mungkin juga menyukai