Anda di halaman 1dari 32

Nutrisi pada Neonatus

dengan Kondisi Khusus


Risma Kerina Kaban
Divisi Perinatologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Universitas Indonesia, Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

Pendahuluan
Kebutuhan nutrisi pada bayi yang sakit masih
terabaikan
Neonatus dengan kondisi khusus:

Penyakit paru akut


Bronchopulmonary dysplasia (BPD)
Penyakit jantung kongenital
Pasca operasi

Kebutuhan nutrisi berbeda pada keadaan penyakit


yang berbeda
2

Penyakit Paru Akut


(HMD, Pneumonia, Aspirasi Mekonium)
Kebutuhan O2 meningkat sehingga meningkatkan
kebutuhan energi
Resting Energy Expenditure (REE)
40 60 kkal/kg/hari

Kebutuhan Energi:
Tujuan: balans energi positif
Dua fase pendekatan:
Fase awal (masa akut)
Fase stabil
Premer DM, Georgieff. Pediatr. Rev. 1999; 20;
56.

.penyakit paru akut


Fase Awal (Akut)
Kebutuhan REE: 40-60 kkal/kg/hari
Pemberian kalori berlebihan dihindari
Pemberian energi melebihi Basal Metabolic
Rate (BMR) tidak berguna karena
meningkatkan metabolisme dan kebutuhan
energi
4

.penyakit paru akut


Fase Stabil
Nutrisi diberikan melebihi REE untuk
pertumbuhan optimal

.penyakit paru akut


Glucose Infusion Rate (GIR): 4-6
mg/kg/menit (6-8 gr/kg/hari) dapat ditoleransi
dengan baik
Kebutuhan glukosa terbatas pada hari I
karena sering terjadi hiperglikemia pada
BBLSR akibat resistensi dan sekresi insulin

.penyakit paru akut


Strategi Mengatasi Hiperglikemia:
pemberian glukosa
pemberian asam amino untuk insulin endogen
Pemberian insulin eksogen:

Bila KGD > 200 mg/dl dengan GIR < 5 mg/kg/menit


Dosis: 0,05 0,1 U/kg/jam
Pertahankan kadar glukosa: 80 120 mg/dl
Singkirkan penyebab lain hiperglikemia:
Sepsis, IVH, dan steroid sebelum memulai terapi insulin
7
Thureen PJ. Pediatr. Rev. 1999; 20; 45.
Ben XM. World J Gastroenterol 2008; 14 (40): 6133-6139

.penyakit paru akut


Maksimum GIR 12 13 mg/kg/menit (18
gr/kg/hari)
Pemberian glukosa yang berlebihan (GIR > 12,5
gr/kg/menit):
konsumsi O2,
produksi CO2 ( minute ventilation RR
barotrauma),
Energy Expenditure
Premer DM, Georgieff. Pediatr. Rev. 1999; 20; 56. 8
Thureen PJ. Pediatr . Rev. 1999; 20; 45

penyakit paru akut


LIPID
Sumber energi yang baik
Menghasilkan sedikit CO2
Memproduksi metabolit vasoaktif
vasokonstriksi hipoksia dan gangguan ventilasi
perfusi
Efek dapat dikurangi dengan pemberian lipid
paling cepat 16 jam (sebaiknya dalam 24 jam)
secara kontiniu
Premer DM, Georgieff. Pediatr. Rev. 1999; 20; 56.

penyakit paru akut


Mulai lipid dengan 1 gr/kg/hari, 0,5 1 gr/kg/hari s/d 3
gr/kg/hari
Pada distress pernapasan dapat diberi 0,5 1 gr/kg/hari
mencegah defisiensi asam lemak esensial
radikal bebas
Pemberian seimbang KH dan lipid diindikasikan untuk
memenuhi REE (60 kkal/kg/hari) mencegah
katabolisme bila stabil masukan energi untuk
berat badan
10
Thureen PJ. Pediatr. Rev. 1999; 20; 45.
Ben XM. World J Gastroenterol 2008; 14 (40): 6133-6139

penyakit paru akut


Kebutuhan Protein
Balans nitrogen negatif sering terjadi (1
gr/kg/hari)
Nutrisi yang buruk pembentukan alveoli paru
Protein rendah tahanan onkotik rendah
edema paru
Thureen et.al.:
Balans nitrogen positif dicapai dengan pemberian 1,5
gr/kg/hari, 0,5 1 gr/kg/hari sampai mencapai 3 4
gr/kg/hari secara parenteral
11
Thureen PJ. Pediatr. Rev. 1999; 20; 45.
Thureen PJ, et.al. Am J Clin Nutr 1998;68;1128-1135

penyakit paru akut


Beberapa penelitian menganjurkan protein
dapat dimulai dengan dosis 3 gr/kg/hari karena
kadar kehilangan nitrogen tidak berhubungan
dengan distress pernapasan
Pemberian protein masif segera setelah lahir
memperbaiki masukan nutrisi dan pertumbuhan

12

penyakit paru akut


MINERAL
Cegah hipokalsemia dengan pemberian Ca: 600
mg/100 ml
Cegah hipofosfatemia dan hipomagnesemia
karena menyebabkan kelemahan otot, letargi,
dan usaha nafas yang lemah
Hipermagnesemia menyebabkan apnoe terutama
pada bayi dengan ibu yang mendapat magnesium
sulfat untuk kelahiran prematur dan hipertensi
13

penyakit paru akut


VITAMIN
Efek yang spesifik belum jelas
Pemberian vitamin A dianjurkan pada:
bayi yang mempunyai faktor risiko BPD
bayi dengan penyakit paru akut dengan kadar
vitamin A yang rendah

14

Bronchopulmonary Dysplasia
(BPD)
A. Kebutuhan Energi
Gagal tumbuh sering dijumpai pada BPD
Energi expenditure , tetapi masukan energi
rendah
energi expenditure sebanyak 0,7 kkal/kg/hari
per setiap pernapasan
Kebutuhan REE 25% lebih tinggi
Denne SC. J. Nutr. 2001; 131:935S-937S.
15
De Meer K. et.al. Eur J Pediatr. 1997;156:299-304.
Wilson DC. et.al. Archives of Disease in Childhood 1991; 66: 37-38.

bronchopulmonary dysplasia
Total kalori 10-15% lebih tinggi dibandingkan total
pada bayi tanpa BPD
Kebutuhan energi untuk tumbuh 110-150
kkal/kg/hari
Lemak jangan melebihi 60% dari kebutuhan total
kalori
Masukan lipid minimal mencegah Essential Fatty
Acid (EFA) defisiensi (0,5 2 gr/kg/hari)
Premer DM, Georgieff. Pediatr. Rev. 1999; 20; 56.
Thureen PJ. Pediatr . Rev. 1999; 20; 45
16
Ben XM. World J Gastroenterol 2008; 14(40): 6133-6139

bronchopulmonary dysplasia
B. Protein
Pemberian Dexamethasone (0,5 mg/kg/hari)
pertumbuhan linear dan berat badan dengan
pemecahan protein dan bukan karena
penekanan sintesis
Pemberian nutrisi enteral dengan kalori >120
kkal/kg/hari membutuhkan masukan protein
paling sedikit 3,5 gr/kg/hari

17
Van Goudoever JBV. et.al. J Pediatr 1994; 124: 112-118.

bronchopulmonary dysplasia
C. Mineral
BPD sering mendapat diuretik Na, K, Cl, Ca
Kebutuhan Na normal
: 3 4 meq/kg/hari
BPD + diuretic

Kebutuhan K normal
BPD + diuretic

: Na 12 meq/kg/hari

: 2 4 meq/kg/hari
: K 7 10 meq/kg/hari

Hiponatremia menetap gangguan


pertumbuhan
Hipokloremia menetap Sudden Infant Death
18
Premer DM, Georgieff. Pediatr. Rev. 1999; 20;

bronchopulmonary dysplasia
Hipokalsemia:
Osteopenia
Nefrokalsinosis
Kebutuhan Ca:
Normal in utero trimester ke-3 150 180
mg/kg/hari
BPD + diuretik: Ca menjadi 200 225
mg/kg/hari
Kortikosteroid pada BPD: kebutuhan Ca
Pemberian Fe berlebihan oksidatif stress (N = 2 4
mg/kg/hari)
19

bronchopulmonary dysplasia
VITAMIN
Vitamin A mengurangi insidens BPD
Vitamin A:
Antioksidan
Pertumbuhan epitel, diferensiasi, dan perbaikan sel

Kadar serum retinol < 20 meq/dl yang menetap


resiko BPD
Strategi mencegah BPD: Pemberian vitamin A 5.000
IU IM 3x/minggu selama 4 minggu bila kadarnya
rendah
20
Young TE. Journal of Perinatology 2007; 27: S75-S78

bronchopulmonary dysplasia
Vitamin E:
Antioksidan
Penting untuk imunitas selular dan hormonal
Mencegah anemia hemolitik berat

Bila kadar vitamin E dosis 50 75 IU/hari


dan kadar vitamin E dimonitor setiap minggu

21
Premer DM, Georgieff. Pediatr. Rev. 1999; 20; 56.
Young TE. Journal of Perinatology 2007; 27: S75-S78

bronchopulmonary dysplasia
Nutrisi Parenteral Total (NPT) komplikasi
stress oxidatif, peroxidase
Gagal memproteksi NPT dari cahaya
kehilangan antioksidan vitamin + memproduksi
peroxidase
Zat reaktif ini berperan untuk terjadi BPD
Perlindungan NPT dari cahaya mengurangi BPD
sebanyak 30%
22
Chesex P. et.al. J Pediatr 2007; 151: 213-214.

bronchopulmonary dysplasia
Randomized Trial of High Energy vs High Energy
Nutrient Enriched Formula Post Discharge in Infant
with BPD
Nutrient (per L)*

Standard Formula

Enriched Formula

% Increase

Energi (kkal)

900

900

015

Protein (g)

15

23

53

0.017

0.026

53

Kalsium (mmol)

10

25

250

Fosfor (mmol)

20

220

Sodium (mmol)

6.5

17.6

270

Besi (umol)

27

44

163

Potassium (mmol)

14.3

24.9

174

Osmolalitas (mOsm)

380

450

118

Protein: Energi (g/kkal)

23
Brunton JA, Saigal S, Atkinson SA. J Pediatr 1998; 133: 340

bronchopulmonary dysplasia
Pada usia koreksi 3 bulan, pertumbuhan linear,
massa otot, dan tulang lebih tinggi pada
enriched formula
Pemberian densitas kalori 24 27 kkal/30 cc
dapat digunakan, tetapi densitas 30 kkal/30 cc
hati-hati meningkatkan CO2

24
Brunton JA, Saigal S, Atkinson SA. J Pediatr 1998; 133: 340

Penyakit Jantung
Kongenital

Kebutuhan Kalori:

Tujuan awal: mencukupi Resting Energy Requirement


(60 kkal/kg/hari)
Kondisi membaik 130 150 kkal/kg/hari sulit
dicapai masukan oral yang buruk, pada pasien
sianotik dan gagal jantung
Enteral feeding kontiniu lebih baik dibandingkan
intemitten
Total energy expenditure 40% > pada bayi dengan
VSD berat dibandingkan dengan bayi normal
25
Schwarz SM. et.al. Pediatrics 1990; 86: 368-373

penyakit jantung kongenital


Masukan kalori pasca operasi pada 100 bayi
dengan kelainan jantung yang kompleks:
Median masukan kalori enteral: 93 kkal/kg (43-142)
Masukan kalori 100 kkal/kg/hari (48,4%)
Masukan kalori 120 kkal/kg/hari (19,7%)

Pasien mencapai masukan enteral penuh


dengan median 5 hari (1 43)
26
Ackerman IL, et.al. Pediatrics 1998; 102: 1172-1177.
Schwalbe-Terilli CR, et.al. Am J Crit Care 2009; 18: 52-57

penyakit jantung kongenital


Pasca operasi pemberian nutrisi merupakan
tantangan oleh karena:

Balans cairan yang sulit


Keadaan pernapasannya
Derajat gagal ginjal
Pemberian obat Dopamine, Dobutamin, Epinefrin
meningkatkan konsumsi O2

27

penyakit jantung kongenital


PROTEIN
Kebutuhan protein 2,5 gr/kg/hari, segera setelah
operasi jantung dan menjadi 3,5 gr/kg/hari
Gangguan elektrolit sering terjadi karena mendapat
diuretik
Hipokalsemia dan hiperkalsemia aritmia fatal
Pasca operasi hipokalsemia oleh karena transfusi
darah yang mengandung sitrat
Hati-hati pemberian zat besi untuk Hb (2 mg/kg/hari)
Premer DM, Georgieff. Pediatr. Rev. 1999; 20; 56.

28

Neonatus dengan Pasca


Operasi
Kebutuhan energi
Bayi operasi dengan kondisi yang tidak stabil
membutuhkan energi yang lebih tinggi
Lipid sumber energi yang penting pada bayi yang
mengalami stress setelah operasi oleh karena
pemberian KH akan CO2
Pemberian asam amino 2,5 gr/kg/hari pada hari 1
pasca operasi mempunyai risiko minimal dan balans
nitrogen (+) tanpa intoleransi protein dibandingkan
dengan pemberian 1,5 gr/kg/hari protein
29
Reynolds RM, et.al. J Pediatr 2008; 152: 63-67

neonatus dengan pasca operasi


Monitor elektrolit pasca operasi bila
mendapat terapi diuretik, transfusi darah, dan
koloid
Ca glukonas: 600 1200 mg/100 ml IV
Na
: 10 meq/kg/hari
K
: 8 meq/kg/hari

30

KESIMPULAN
Penting bagi klinisi memperhatikan kebutuhan nutrisi
yang spesifik yang berhubungan dengan status dan jenis
penyakit dan terapinya
Neonatus yang sakit mengubah metabolisme energi,
protein, dan mineral secara bermakna pada penyakit
tertentu memerlukan nutrisi tertentu
Gagal memberikan dukungan nutrisi yang sesuai selama
sakit dapat memperlambat peyembuhan atau bahkan
dapat memperburuk penyakit

31

Anda mungkin juga menyukai