DIVISI KARDIOLOGI
Nama ; Feby Juwita
non transferin bound iron (NTBI) berada dalam sirkulasi dan memasuki kardiomiosit
+
+
melalui saluran dependent L-type Ca2 atau melalui bentuk Fe2 (ferous). Dalam miosit
besi dimanfaatkan sebagai metabolisme perantara atau tersimpan dalam bentuk feritin
dan kemudian diangkut ke lisosom untuk degradasi dan penyimpanan jangka panjang.
Besi disimpan di dalam kardiomiosit dalam bentuk feritin, hemosiderin dan besi bebas. 2
Apabila LCI berlebihan di dalam miosit besi dapat mengalami siklus reduksi
oksidasi akibat kemampuan antioksidan sel terlampaui, sehingga menghasilkan radikal
bebas yang berbahaya seperti radikal hidroksil. Radikal hidroksil sangat reaktif
menyerang lipid, protein dan DNA yang menyebabkan peroksidasi membran lipid dan
memprovokasi kerusakan sel. Pada jantung hal tersebut menyebabkan gangguan fungsi
rantai pernafasan mitokondria dan secara klinis menyebabkan berkurangnya kontraktilitas
dan akhirnya menjadi gagal jantung kongestif. Hal ini dapat dilihat pada gambar.
Kelebihan besi pada miosit menyebabkan jumlah LCI lebih besar sehingga radikal bebas
menekan mekanisme antioksida dan akhirnya terjadi disfungsi jantung. 2
Gambar. Mekanisme toksisitas besi pada jantung (Nelson MD, dkk. Physiology and
Pathophysiology of Iron Cardiomyopathy in Thalassemia)
interventrikular, diikuti dilatasi atrium kiri dan ventrikel kanan. Selain itu dapat terjadi
juga regurgitasi katup trikuspid dan gangguan pengisian diastolik ventrikel kanan sebagai
akibat terjadinya hipertensi pulmonal karena kelebihan besi dan timbunan besi di paru
maupun ventrikel.3
Kelainan EKG yang paling sering ditemukan pada thalassemia mayor adalah
hipertrofi ventrikel kiri, disritmia dan perlambatan konduksi atrioventrikular (blok
jantung derajat I dan II).3
Pada umumnya akan terjadi penurunan yang signifikan dari fraksi ejeksi pasien
thalassemia dibandingkan anak normal. Pemeriksaan echocardiografi dapat pula menilai
adanya peningkatan ketebalan dinding posterior ventrikel dan ketebalan septum
interventrikular.3
Daftar Pustaka
1. Lekawanvijit S, Chattipakorn N. Iron overload thalassemic cardiomyopathy: iron
status assessment and mechanisms of mechanica and electrical disturbance due to
iron toxicity. Can J Cardiol. 2009;25:213-8.
2. Kremastinos DT, Farmakis D, Aessopos A, Hahalis G, Hamodraka E, Tsiapras D,
dkk. -thalassemia cardiomyopathy, history, present considerations, and future
perspectives. Circ Heart Fail. 2010; 3:451-8.
3. Wood JC, Enriquez C, Ghugre N, Ottoduessel M, Aguilar M, Nelson MD, dkk.
Physiology and Pathophysiology of Iron Cardiomyopathy in Thalassemia. Ann N
Y Acad Sci. 2005;1054:38695
KardiomiopatiDilatasi
Gejala klinis yang tampak pada pasien dengan kardiomiopati dilatasi serupa
dengan gejala gagal jantung. Antara lain mudah lelah, lemah, sesak pada saat aktivitas
dan penurunan kapasitas olahraga. Apabila telah terjadi kongesti paru, bisa terjadi sesak
napas, sesak karena perubahan posisi (ortopneu), sesak pada malam hari (paroxysmal
nocturnal dyspnoe). Selanjutnya bila terjadi kongesti sistemik kronik, bisa timbul asites
dan edema perifer. Biasanya pasien datang dengan kondisi peningkatan berat badan
(karena edema sistemik) dan sesak saat berolahraga/aktivitas.
Daftar Pustaka
1. Lilly LS. Patophysiology of heart disease. 5ed. Philadelphia: Lippincott William
& Wilkins
Pemberian Warfarin