Disusun Oleh:
Kelompok 7
Sri Rejeki
Eros Rokayah
MAHASISWA RPL
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2019
0
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
Asuhan Kebidanan Neonatus yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi dan
Balita.
Selain untuk menambah pengetahuan, makalah ini juga disusun guna memenuhi tugas
salah satu mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus pada program studi DIII Jurusan
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
(Penulis)
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................................. . 3
1.2. RUMUSAN MASALAH........................................................................................ 3
1.3. TUJUAN PENULISAN.......................................................................................... 3
BAB II KEBUTUHAN DASAR NEONATUS
2.1. DEFINISI NEONATUS......................................................................................... 4
2.2. KEBUTUHAN DASAR NEONATUS DAN BAYI ............................................... 4
2.2.1. KEBUTUHAN FISIK PADA NEONATUS DAN BAYI.............................. 4
2.2.2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA NEONATUS DAN BAYI ................. 10
2.3. ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS DAN BAYI................................... 18
BAB III KEBUTUHAN DASAR BALITA
3.1. DEFINISI BALITA................................................................................................ 22
3.2. KEBUTUHAN DASAR BALITA.......................................................................... 22
3.2.1. KEBUTUHAN FISIK PADA BALITA......................................................... 22
3.2.2. KEBUTUHAN PSIKOLOGIS PADA BALITA............................................ 24
3.3. ASUHAN KEBIDANAN PADA BALITA............................................................. 26
BAB V PENUTUP
5.1 KESIMPULAN...................................................................................................... 27
5.2 SARAN................................................................................................................. 27
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap orang tua tentu berkeinginan agar anaknya dapat mencapai pertumbuhan dan
perkembangan yang terbaik sesuai dengan potensi genetik yang ada pada anak tersebut. Hal
ini dapat tercapai apabila kebutuhan dasar anak terpenuhi. Kebutuhan dasar ini mencakup
asah, asih, dan asuh. Kebutuhan dasar tersebut harus dipenuhi sejak dini, bahkan sejak bayi
berada dalam kandungan.
Kebutuhan dasar yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak
karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keadaan ekonomi,
sosial dan spiritual keluarga serta peran bidan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang
terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema pada anak.
Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan
ibu mengenai kebutuhan-kebutuhan dasar yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan
dan perkembangan. Peran bidan dalam hal ini adalah memberi informasi yang baik dan benar
berkaitan dengan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
1.3.2 Mengetahui dan memahami kebutuhan dasar neonatus, bayi dan balita
1.3.3 Mengetahui dan memahami asuhan kebidanan pada neonatus, bayi dan balita
3
BAB II
PEMBAHASAN
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS DAN BAYI
5
Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari.
Dalam menyusui juga hrus diperhatikan tentang cara menyusui yang benar, karena menyusui
dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting susu menjadi lecet, ASI tidak
keluar optimal sehingga mempengaruhi produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu.
Apabila bayi telah menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda-tanda sebagai
berikut :
o Bayi tampak tenang.
o Badan bayi menempel pada perut ibu.
o Mulut bayi terbuka lebar.
o Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.
o Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih banyak yang
o masuk.
o Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.
o Puting susu tidak terasa nyeri.
o Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.
o Kepala bayi agak menengadah.
– Menyendawakan Neonatus : Menyendawakan neonatus penting dilakukan dan berfungsi
untuk mengeluarkan udara yang ada di dalam perut neonatus atau agar tidak
kembung.Biasanya udara masuk ke perut neonatus bersamaan ketika neonatus
menyusu.Makin banyak udara yang masuk, semakin kembunglah perut neonatus. Akibatnya
neonatus merasa tidak nyaman dan akan menyebabkan rewel. Berikut adalah teknik-teknik
menyendawakan neonatus :
o Menaruh di Pundak
o Posisi Telungkup
– Pijat Bayi : Manfaat memijat neonatus Yang terutama yaitu neonatus akan merasakan
kasih sayang dan kelembutan dari orang tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang
penting bagi pertumbuhan neonatus. Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua bisa
membuat neonatus merasakan pernyataan kasih sayang orang tua.
o Menguatkan otot
o Pijatan terhadap neonatus sangat bagus untuk menguatkan otot neonatus
o Membuat neonatus lebih sehat
o Memijat neonatus bisa memerlancar sistem peredaran darah, membantu proses
pencernaan neonatus, dan juga memerbaiki pernapasan neonatus. Bahkan memijat neonatus
bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh si neonatus.
o Membantu pertumbuhan
o Menurut penelitian, pertumbuhan neonatus seperti berat badan akan lebih baik dengan
memijat neonatus. Bahkan untuk neonatus prematur, berat badan bisa bertambah hingga 47
persen dibanding jika tidak dipijat.
6
o Meningkatkan kesanggupan belajar
o Dengan merangsang indra peraba, indra penglihatan dan pendengaran si neonatus, akan
meningkatkan daya ingat dan kesanggupan belajar sang neonatus.
o Membuat neonatus tenang.
– Hygiene diri dan lingkungan
Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah mengurangi resiko tertularnya
berbagai penyakit infeksi. Selain itu, lingkungan yang bersih akan memberikan kesempatan
kepada anak untuk melakukan aktivitas bermain secara aman. Beberapa hal yang harus
diperhatikan untuk menjaga kebersihan balita oleh orang tua, adalah sebagai berikut :
o Mencuci tangan
o Memotong kuku
o Mandi teratur
o Bersihkan mainannya
– Buang air besar ( BAB )
Kotoran yang dikeluarkan bayi baru lahir, pada hari-hari pertama disebut mekonium.
Mekonium adalah ekskresi gastrointestinal bayi yang diakumulasi dalam usus sejak masa
janin, yaitu pada usia kehamilan 16 minggu. Warna mekonium adalah hijau kehitaman,
lengket dan bertekstur lembut, terdiri atas mulkus, sel epitel, cairan amnion yang tertelan,
asam lemak dan pibmen empedu. Mekonium dikeluarkan seluruhnya 2-3 hari setelah lahir.
Kemudian feses bayi yang diberi ASI akan berubah warnanya menjadi hijau-emas dan terlihat
seperti bibit. Bayi yang diberi susu formula memiliki feses yang berwarna coklat gelap,
seperti pasta atau padat. Bayi akan berdefekasi 5-6 kali tiap hari dan akan berkurang pada
minggu ke 2. Apabila bayi tidak defekasi selama lebih dari dua hari segera hubungi tenaga
kesehatan.
– Buang air kecil ( BAK )
Bayi berkemih sebanyak 4-8 kali sehari. Pada awalnya volume urin sebanyak 20-30 ml/ hari,
meningkat menjadi 100-200 ml/ hari pada akhir pertama. Warna urin keruh/ merah muda dan
berangsur-angsur jernih karena intake cairan meningkat
– Tidur
Memasuki bulan pertama kehidupan, bayi baru lahir menghabiskan waktunya untuk tidur,
sediakan lingkungan yang nyaman, atur posisi dan minimalkan gangguan agar bayi dapat
tidur saat ibu ingin tidur. Lama tidur BBL antara 16-20 jam sehari dengan masing-masing
periode antara 1,5 jam-5/ 6 jam (Doenges, M, E, 2001 : 219).
– Perawatan kulit
7
Kulit bayi masih sangat sensitive terhadap kemungkinan terjadinya infeksi. Verniks kaseosa
bermanfaat untuk melindungi kulit bayi sehingga jangan dibersihkan saat memandikan bayi.
Lanugo menutupi kulit terutama bahu, lengan atas, paha. Pastikan semua alat yang digunakan
oleh bayi selalu dalam keadaan bersih dan kering.
– Keamanan bayi
Hal-hal yang harus diperhatikan menjaga keamanan bayi adalah dengan tetap menjaganya,
jangan sekalipun meninggalkan tanpa ada yang menunggu. Selain itu juga jangan
memberikan apapun ke mulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak dan jangan
menggunakan alat penghangat di tempat tidur bayi. Menjauhi orang-orang yang menderita
infeksi, lingkungan yang banyak asap dan orang merokok. Dan biasakan mencuci tangan
sebelum dan sesudah menangani bayi. (Pusdiknakes-WHO-JHPIEGO, 2003 : 23)
– Perawatan tali pusat
Tali pusat merupakan tempat koloni bakteri, pintu masuk kuman, dan bisa terjadi infeksi
lokal, sehingga perlu adanya perawatan tali pusat yang baik. Sisa tali pusat sebaiknya
dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih secara longgar. Pemakaian
popok sebaiknya dilipat dibawah tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran / feses maka harus
segera dicuci dengan menggunakan air bersih dan sabun kemudian dikeringkan. Biasanya tali
pusat akan terlepas sekitar 1-2 minggu.
– Tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
o Pernafasan sulit/ lebih dari 60 dan < 40 kali/ menit
o Suhu terlalu panas ( > 38ocelsius ) atau terlalu dingin ( < 36ocelsius )
o Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan mengantuk berlebihan,
o Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, berbau busuk, dan berdarah,
o Tidak BAB dalam 2 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses lembek atau cair, sering
berwarna hijau tua, dan terdapat lendir atau darah,
o Mengigil, rewel, lemas.mengantuk, kejang,tidak bisa tenang, dan menangis terus-
menerus
o Bayi kulit kering ( terutama 24 jam pertama ) berwarna biru , pucat atau memar.
o Bagian putih mata menjadi kuning atau warna kulit tampak kuning, coklat atau persik
10
Dalam berkomunikasi dan keterampilan dalam merawat anak, orang tua satu dengan yang lain
tentu tidak sama tergantung pada kemampuan yang dimiliki masing-masing. Semakin cakap
orang tua dalam merawat bayinya maka akan semakin mudah pula bounding attachment
terwujud.
o Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting
untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan
memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih
sayang yang penuh kepada bayinya.
o Kedekatan orang tua dan anak
Dengan metode rooming in kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin secara
langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
o Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak sehat /
normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan. Pada awal kehidupan, hubungan
ibu dan bayi lebih dekat dibanding dengan anggota keluarga yang lain karena setelah
melewati sembilan bulan bersama, dan melewati saat-saat kritis dalam proses kelahiran
membuat keduanya memiliki hubungan yang unik.
11
bangga karena dapat menyusui dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung
akan terasa adanya suatu kesatuan keluarga.
o Kontak mata (Eye to Eye Contact)
Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka merasa lebih dekat
dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk saling
memandang. Seringkali dalam posisi bertatapan. Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat
untuk dapat melihat pada orang tuanya. Kesadaran untuk membuat kontak mata dilakukan
kemudian dengan segera. Kontak mata mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan
dimulainya hubungan dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia
pada umumnya.
o Suara (Voice)
Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya sangat penting. orang tua
menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka
yakin bahwa bayinya dalam keadaan sehat. Tangis tersebut membuat mereka melakukan
tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara tinggi, bayi akan
menjadi tenang dan berpaling kearah mereka. Respon antara ibu dan bayi berupa suara
masing-masing. Orang tua akan menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu
menjadi tenang karena merasa bayinya baik-baik saja (hidup). Bayi dapat mendengar sejak
dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat mendengarkan suara-suara dan
membedakan nada dan kekuatan sejak lahir, meskipun suara-suara itu terhalang selama
beberapa hari oleh cairan amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.
o Aroma /Odor (Bau Badan)
Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat untuk mengenali aroma
susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru lahir sudah berkembang dengan baik dan
masih memainkan peran dalam nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indera penciuman
bayi akan sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya Asi pada waktu tertentu.
o Gaya bahasa (Entrainment)
Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak-gerak sesuai dengan
struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala,
menendang-nendangkan kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara. Bayi baru
lahir menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya perkembangan
bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia menggunakan bahasa dalam
berkomunikasi. Dengan demikian terdapat salah satu yang akan lebih banyak dibawanya
12
dalam memulai berbicara (gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif
bagi orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif.
o Bioritme (Biorhythmicity)
Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat
membantu proses ini dengan memberi kasih sayang yang konsisten dan dengan
memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan perilaku yang responsif. Janin dalam rahim
dapat dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti halnya denyut
jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang
tua dapat membantu proses ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara
konsisten dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk mengembangkan
respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk belajar.
o Inisiasi Dini
Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan merangkak dan mencari
puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi dapat melakukan reflek sucking dengan segera.
13
7. Hambatan Bounding Attachment
Sesuatu yang prosesnya tidak sealur dengan tujuan dari bounding attachment dan dapat
dikatakan sebagai penghambat dalam bounding attachment adalah:
o Prematuritas
Bayi yang baru dilahirkan dalam keadaan prematur, kurang mendapat kasih sayang dari
ibunya karena kondisi belum cukup viabel(kelangsungan hidup terus) dan belum cukup untuk
menyesuaikan dengan extra uterine, bahkan bayi diletakkan dalam inkubator sampai bayi
dapat hidup sebagai individu yang mandiri.
o Bayi atau ibu sakit
Pada keadaan ibu atau bayi salah satu menderita sakit dan harus mendapat perawatan khusus,
maka ikatan ibu dan bayi akan tertunda.
o Cacat Fisik
Bayi lahir cacat fisik atau cacat bawaan atau kelainan lainnya, dapat menimbulkan stres pada
keluarga, utamanya ibu. Ibu merasa malu dan kurang menyukainya.
o Dukungan sosial seperti keluarga, teman dan pasangan
Dukungan dari keluarga, teman, terutama pasangan merupakan faktor yang juga penting
untuk diperhatikan karena dengan adanya dukungan dari orang-orang terdekat akan
memberikan suatu semangat / dorongan positif yang kuat bagi ibu untuk memberikan kasih
sayang yang penuh kepada bayinya.
o Kedekatan orang tua ke anak
Dengan metode rooming/rawat gabung kedekatan antara orang tua dan anak dapat terjalin
secara langsung dan menjadikan cepatnya ikatan batin terwujud diantara keduanya.
o Kesesuaian antara orang tua dan anak (keadaan anak, jenis kelamin)
Anak akan lebih mudah diterima oleh anggota keluarga yang lain ketika keadaan anak
sehat/normal dan jenis kelamin sesuai dengan yang diharapkan.
TABEL : Macam Stimulus yang Diperlukan pada Anak Berusia Kurang dari 1 Tahun
1. PENGKAJIAN AWAL
Ciri-ciri bayi baru lahir normal :
– Berat badan 2500 - 4000 gram.
– Panjang badan 48 - 52 cm.
– Lingkar dada 30 - 38 cm.
– Lingkar kepala 33 - 35 cm.
– Frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit.
– Pernafasan ± 40 - 60 kali/menit.
– Kulit kemerah - merahan dan licin karena jaringan sub kutan cukup.
– Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna.
– Kuku agak panjang dan lemas.
– Genetalia
o Perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora
o Laki - laki testis sudah turun, skrotum sudah ada
– Reflek sucking (hisap) dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
– Reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik.
– Reflek graps atau menggenggam sudah baik.
– Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium berwarna
hitam kecoklatan.
Tanda 0 1 2
Lambat,
Usaha nafas Tidak Menangis
tidak
(respisration) ada dengan keras
teratur
Kepekaan Tidak
Merintih Menangis kuat
reflek (grimace) ada
Tubuh
merah
Warna Biru Seluruhnya
muda,
(apperence) pucat merah muda
ekstremitas
biru
18
– Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius
dan membutuhkan Resusitasi segera sampai Ventilasi.
– Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6 menunjukkan bayi mengalami depresi
sedang dan membutuhkan tindakan Resusitasi.
– Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9
– Bayi normal dengan nilai APGAR 10
a) Pemberian ASI dini
Memberikan ASI dini (dalam 1 jam pertama setelah bayi baru lahir) akan memberikan
keuntungan yaitu:
– Merangsang produksi ASI : Rangsangan isapan bayi pada puting susu ibu akan
diteruskan oleh serabut syaraf ke hipofise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin
(hormon ini yang memacu payudara untuk menghasilkan ASI.
– Memperkuat reflek menghisap
o Reflek rooting (reflek mencari putting susu)
o Reflek suckling (reflek menghisap)
o Reflek swallowing (reflek menelan)
– Mempercepat hubungan batin ibu dan bayi (membina ikatan emosional dan
kehangatan ibu-bayi).
– Memberikan kekebalan pasif yang segera kepada bayi melalui kolostrum.
– Merangsang kontraksi uterus dan mencegah terjadi perdarahan pada ibu.
b) Perawatan mata
Memberikan eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% untuk mencegah penyakit mata karena
klamidia (penyakit menular seksual). Obat mata diberikan pada 1 jam pertama
setelah persalinan.
c) Pemberian vitamin K
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
lakukan hal-hal berikut :
– Semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1mg/hari.
– Bayi resiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM dipaha kiri.
e) Pemantauan lanjutan
19
Tujuan pemantauan bayi baru lahir yaitu untuk mengetahui aktifitas bayi normal atau tidak
dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian dan tindak
lanjut dari petugas kesehatan.
BAB III
KEBUTUHAN DASAR BALITA
24
a) Melakukan pengkajian atau pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak,
meliputi:
– Pemeriksaan fisik
– Pemeriksaan tanda-tanda vital
– Penampilan umum
– Perkembangan psikologis
b) Penyuluhan kesehatan kepada keluarga :
– Pemberian makanan bergizi pada bayi dan balita
– pemberian ASI
– pola pemberian makanan balita
– hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
– saat penggantian ASI dengan susu buatan
– menghentikan pemberian ASI
– mengatur makanan anak usia 1-5 tahun
– Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan balita, imunisasi, pencegahan
kecelakaan, kesehatan gigi, peningkatan kesehatan pola tidur, bermain
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Menurut kamus kedokteran Dorland (2003), djelaskan bahwa neonatal adalah jabang
bayi baru lahir hingga berumur empat minggu. Kebutuhan Fisik-Biologis neonatal meliputi
kebutuhan sandang, pangan, papan seperti: nutrisi, imunisasi, kebersihan tubuh & lingkungan,
25
pakaian, pelayanan/pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, olahraga, bermain dan
beristirahat.Kebutuhan psikologi neonatal meliputi kebutuhan asih (kebutuhan emosional),
kebutuhan asah (kebutuhan stimulasi). Asuhan kebidanan pada neonatus segera
lakukan penilaian (selintas) berikut :
– Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernafas tanpa kesulitan?
– Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas?
Jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau megap-megap lakukan resusitasi.
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular
dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).Kebutuhan Fisik pada
balita meliputi kebutuhan nutrisi, imunisasi, kebersihan, bermain, aktivitas fisik, tidur.
Kebutuhan psikologi pada balita dengan memberikan rangsangan positif kepada balita, Ajak
anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa,tanggap terhadap kebutuhan
balita, dan lain- lain. Asuhan kebidanan pada balita meliputi:
– Melakukan pengkajian atau pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak
– Penyuluhan kesehatan kepada keluarga :Pemeriksaan rutin/berkala terhadap bayi dan
balita, imunisasi, pencegahan kecelakaan, kesehatan gigi, peningkatan kesehatan pola tidur,
bermain, peningkatan pendidikan seksual dimulai sejak balita (sejak anak mengenal
identitasnya sebagai laki-laki atau perempuan).
5.2 SARAN
Dengan ini diharapkan ibu dapat mengetahui kebutuhan dasar pada neonatus, balita dan
anak pra sekolah untuk kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan. Bidan harus dapat
memberikan asuhan yang sesuai pada masing-masing tahap perkembangan meliputi asuhan
terhadap kebutuhan dasar neonatus, balita dan anak pra sekolah.
26
DAFTAR PUSTAKA
MNH, JNPK-KR dan DepKes. 2002. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : DepKes.RI
Saifuddin, abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Neonatal . Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Jumiarni, dkk 1995. Asuhan Perawatan Perinatal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC)
( Ibrahim, Kristiana. 1984. Perawatan Kebidanan jilid II. Bandung : Bhratara )
(Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak III oleh Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas
Kedokteran Unifersitas Indonesia tahun 1985)
Varney, H. 1997. Varney’s Midwifery 3th edition. Jones and Bartlett. New York. Hal. 623-625
Linda V. Walsh. 2003. Midwifery Chapter 23. W. B. Saunders. San Fransisco California. Hal.
330-335
Pusdiknakes, WHO, JHPIEGO. 2003. Buku IV Asuhan Kebidanan pada Ibu Post Partum.
Hal. 30-37
Hidayat, Azis Alimul. 2009. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan.
Jakarta : Salemba MedikaHasni. (2012). asuhan kebidanan neonatus, bayi dan balita
“imunisasi” .<http://www. asuhan-kebidanan-neonatus-bayi-dan.html> [ 24 Septembar 2013]
Prawirohardjo, Sarwono, 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Purnamasari, Dewi, 2011. Panduan Pijat Praktis Balita Anda agar Cerdas dan Sehat.
Yogyakarta: Pustaka Salomon
Putri, Alissa, 2009. Pijat dan Senam Untuk Bayi dan Balita Panduan Praktis Memijat Bayi
Muaris.H. (2006). Sarapan Sehat Untuk Anak Balita. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Anggraini dan Sutomo. 2010. Menu Sehat Alami untuk Batita dan Balita. Jakarta: Demedia
27