Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN


FISIOLOGIS
ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR

DISUSUN OLEH:

Nama : Ery Hepriyeti

Nim : P05140320017

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Lela Hartini,SST.M.kes Rabiatul Aini,SST

PROGRAM SARJANA TERAPAN KEBIDANAN DAN


PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
POLTEKKES KEMENKES BENGKULU
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Pendahuluan Asuhan Pada Bayi Baru Lahir. Laporan ini disusun dengan
maksud untuk memenuhi penugasan praktik kebidanan fisiologis di PMB.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Laporan pendahuluan ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Lela Hartini,SST.M.kes selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingan dan arahan.
2. Ibu Rabiatul Aini,SST selaku pembimbing lahan yang telah banyak
membantu dan memberikan dukungan.
Semoga kebaikan yang Ibu serta teman-teman berikan mendapat ridho dari
Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam perbuatan dan penulisan Laporan ini
memiliki banyak kekurangan sehingga dengan segala kerendahan hati penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan. Semoga
laporan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.

Bengkulu, 30 mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

PRAKATA...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI..........................................................................................................iii

BAB I.......................................................................................................................1

A. Pendahuluan..................................................................................................1

B. Tujuan Penulisan...........................................................................................1

C. Manfaat.........................................................................................................1

BAB II......................................................................................................................3

A. Bayi Baru Lahir.............................................................................................3

1. Definisi......................................................................................................3

2. Klasifikasi..................................................................................................4

3. Anatomi Fisiologi......................................................................................4

4. Tahapan Bayi Baru Lahir..........................................................................8

5. Etiologi......................................................................................................9

6. Tanda-Tanda Bayi Normal........................................................................9

B. Asuhan Bayi Baru Lahir.............................................................................10

1. Pencegahan Infeksi.................................................................................10

2. Penilaian Awal untuk Memutuskan Resusitasi Pada Bayi......................11

3. Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat...................................................11

4. Inisiasi Menyusu Dini (IMD).................................................................12

5. Pencegahan Kehilangan Panas.............................................................12

6. Pemberian Salep Mata/Tetes Mata..........................................................12

7. Pencegahan Perdarahan...........................................................................13

iii
8. Pemberian Imunisasi Hepatitis B (HB 0)..........................................13

9. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL).....................................................13

10. Pemberian ASI Eksklusif.......................................................................13

C. Teori Manajemen Kebidanan......................................................................14

1. Definisi....................................................................................................14

2. Langkah-Langkah....................................................................................14

BAB III...............................................................................................................25

A. Kesimpulan.................................................................................................25

B. Saran............................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26

iv
iv

v
BAB I
PENDAHULUA
N

A. Pendahuluan
Bayi baru lahir adalah suatu fase kehidupan lanjutan dari janin
yang sebelumnya berasal dari intra uteri ke ekstra uteri, sehingga
keberadaannya dianggap unik (Kosim, 2008). Menurut Notoatmodjo
(2007), Bayi merupakan seseorang yang berumur 0-12 bulan. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 Pasal 1 Ayat 1
tentang perlindungan anak, anak merupakan seseorang yang belum berusia
18 tahun, termasuk anak yang masih di dalam kandungan. Jadi bayi juga
dapat dikatakan anak jika dilihat dari pengertian anak menurut Undang-
Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 Pasal 1 Ayat 1.
Menurut Notoatmodjo (2007), bayi ditandai dengan pertumbuhan
dan perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam
kebutuhan zat gizi, sehingga pada masa ini bayi sepenuhnya tergantung
pada perawatan dan pemberian makanan oleh ibunya. Pada masa bayi
terjadi perubahan dan pertumbuhan fisik yang sangat cepat dan merupakan
bulan pertama kehidupan kritis. Bayi akan mengalami adaptasi terhadap
lingkungan, perubahan sirkulasi darah, dan mulai berfungsinya organ-
organ tubuh (Potter & Perry, 2009).

B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui
konsep daripada bayi baru lahir serta asuhan bayi baru lahir pada bayi baru
lahir normal.

C. Manfaat
1. Bagi penulis
a. Menambah pengetahuan dalam melasanakan asuhan bayi baru
lahir normal
b. Sebagai bahan penilaian untuk praktik kebidanan fisiologis.
2. Bagi institusi dan instansi

1
Dapat digunakan segabai bahan referensi dan sumber bacaan
tentang asuhan bayi baru lahir normal.

2
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Bayi Baru Lahir

1. Definisi
Bayi baru lahir merupakan individu yang sedang bertumbuh
dan baru saja mengalami trauma kelahiran serta harus dapat
melakukan penyesuaian diri dari kehidupan kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin (Dewi, 2011).
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0 - 28 hari
(Mega, 2020). Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan
umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500
gram sampai 4000 gram (Manuaba, 2012).
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37- 42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500
gram sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau
neonatus) adalah bayi yang baru di lahirkan sampai dengan usia empat
minggu (Deasy, kk., 2020).
Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah lahir aterm antara 37-42
minggu, berat badan 2500-4000 gram, panjang lahir 48-52 cm.
lingkar dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-
12 cm, frekuensi denyut jantung 120- 160 kali permenit, kulit
kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya
telah sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai Appearance
Pulse Grimace Activity Respiration (APGAR) >7, gerakan aktif,
bayi langsung menangis kuat, genetalia pada laki-laki kematangan
ditandai dengan testis yang berada pada skrotum dan penis yang
berlubang sedangkan genetalia pada perempuan kematangan ditandai
dengan labia mayora menutupi labia minora, refleks rooting susu
terbentuk dengan baik, refleks sucking sudah terbentuk dengan baik
(Armini, 2017).

3
2. Klasifikasi
Bayi baru lahir dibagi dalam beberapa klasifikasi (Ni
Wyan, 2021) yaitu:
a. Bayi baru lahir menurut masa gestasinya:
1) Kurang bulan (preterm infant): 20-37 minggu
2) Cukup bulan (term infant): 37-42 minggu
3) Lebih bulan (postterm infant): 42 minggu atau lebih
b. Bayi baru lahir menurut berat badan lahir:
1) Berat lahir rendah: 4000 gram
2) Berat lahir cukup: 2500-4000 gram
3) Berat lahir lebih: >4000 gram
c. Neonatus menurut berat lahir terhadap masa gestasi (masa gestasi
dan ukuran berat lahir yang sesuai untuk masa kehamilan):
1) Neonatus kurang/cukup/lebih bulan (NCB/NKB/NLB)
2) Sesuai/kecil/besar untuk masa kehamilan (SMK/KMK/BMK)

3. Anatomi Fisiologi
Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional
neonates dari kehidupan di dalam uterus menuju ke kehidupan luar
uterus. Beberapa perubahan fisiologi yang dialami bayi baru lahir
antara lain yaitu:
a. Sistem Pernafasan
Masa yang paling kritis pada bayi baru lahir adalah ketika
harus mengatasi resistensi paru pada saat pernapasan yang
pertama kali. Pada umur kehamilan 34-36 minggu struktur paru-
paru matang, artinya paru-paru sudah bisa mengembangkan
sistem alveoli. Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari
pertukaran gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir, pertukaran gas
harus melalui paru-paru bayi (Rahardjo dan Marmi, 2015).

4
Umur kehamilan Perkembangan
24 hari Bakal paru-paru terbentuk
26-28 hari Dua bronchi membesar
6 minggu Di bentuk segmen bronkus
12 minggu Differensial lobus
24 minggu Di bentuk alveolus
28 minggu Di bentuk surfaktan
34-36 minggu Maturasi struktur paru-paru dapat
mengembangkan sistem alveoli dan tidak
mengempis lagi

Tabel 1.1 Pekembangan sistem pulmonal sesuai umur kehamilan

Struktur matang ranting paru-paru sudah bisa


mengembangkan sistem alveoli. Selama dalam uterus, janin
mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta.Setelah
bayi lahir, pertukaran gas harus melalui paru- paru bayi.
Rangsangan gerakan pernapasan pertama:
1) Tekanan mekanik dari torak sewaktu melalui jalan lahir
(stimulasi mekanik)
2) Penurunan PaO2 dan peningkatan PaCO2 merangsang
kemoreseptor yang terletak disinus karotikus (stimulasi
kimiawi)
3) Rangsangan dingin didaerah muka dan perubahan suhu
didalam uterus (stimulasi sensorik) (Indrayani, 2013).
Pernapasan pertama pada bayi normal terjadi dalam waktu
30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk
mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang
dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih
sehingga tertahan di dalam. Respirasi pada neonatus biasanya
pernafasan diafragmatik dan abdominal, sedangkan frekuensi
dan dalam tarikan belum teratur. Apabila surfaktan berkurang,

5
maka alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku sehingga terjadi
atelektasis, dalam keadaan anoksia neonatus masih dapat
mempertahankan hidupnya karena adannya kelanjutan
metabolisme anaerobik.
b. Sirkulasi Darah
Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena
umbilikalis sebagian ke hati, sebagian langsung ke serambi kiri
jantung, kemudian ke bilik kiri jantung. Dari bilik kiri darah di
pompa melalui aorta ke seluruh tubuh. Dari bilik kanan darah di
pompa sebagian ke paru dan sebagian melalui duktus arteriosus
ke aorta.
Setelah bayi lahir, paru akan berkembang mengakibatkan
tekanan-tekanan arteriol dalam paru menurun. Tekanan dalam
jantung kiri lebih besar dari pada tekanan jantung kanan yang
mengakibatkan menutupnya foramen ovale secara fungsional. Hal
ini terjadi pada jam-jam pertama setelah kelahiran. Oleh karena
tekanan dalam paru turun dan tekanan dalam aorta desenden naik
dan karena rangsangan biokimia (PaO2 yang naik), duktus
arteriosus akan berobliterasi, ini terjadi pada hari pertama.
Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter per
menit/ m2. Aliran darah sistolik pada hari pertama rendah yaitu
1.96 liter/menit/m2 karena penutupan duktus arteriosus
(Indrayani, 2013).
c. Metabolisme
Luas permukaan tubuh neonatus, relatif lebih luas dari orang
dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih
besar, sehingga BBL harus menyesuaikan diri dengan lingkungan
baru sehingga energi diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan
lemak. Pada jam-jam pertama energi didapatkan dari perubahan
karbohidrat. Pada hari kedua, energi berasal dari pembakaran
lemak. Setelah mendapat suhu <37℃ pada hari keenam, energy

6
60% di dapatkan dari lemak dan 40% dari karbohidrat (Indrayani,
2013).
d. Keseimbangan Air dan Fungsi Ginjal
Tubuh bayi baru lahir relatif mengandung lebih banyak air
dan kadar natriumrelatif lebih besar dari kalium karena
ruangan ekstraseluler luas. Fungsi ginjal belum sempurna karena:
1) Jumlah nefron masih belum sebanyak orang dewasa
2)
Tidak seimbang antara luas permukaan glomerulus dan
volume tubulus proksimal
3) Aliran darah ginjal (renal blood flow) pada neonatus relatif
kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa (Indrayani,
2013)
e. Imunoglobulin
Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang,
sehingga menyebabkan neonatus rentan terhadap berbagai
infeksi dan alergi.
Sistem imunitas yang matang akan memberikan kekebalan
alami maupun yang didapat. Kekebalan alami terdiri dari struktur
pertahanan tubuh yang berfungsi mencegah atau meminimalkan
infeksi. Berikut beberapa contoh kekebalan alami: Perlindungan
dari membran mukosa, Fungsi saringan saluran nafas,
Pembentukan koloni mikroba dikulit dan usus, Perlindungan
kimia oleh lingkungan asam lambung (Walyani dan Purwoastuti,
2015)
f. Truktus Digestivenus
Truktus digestivenus relatif lebih berat dan lebih panjang
dibandingkan dengan orang dewasa. Pada neonatus traktus
digestivenus mengandung zat yang berwarna hitam kehijauan
yang terdiri dari mukopolisakarida dan disebut meconium.
Pengeluaran mekonium biasanya dalam 10 jam pertama dan 4
hari biasanya tinja sudah berbentuk dan berwarna biasa.

7
Enzim dalam traktus digestivenus biasanya sudah terdapat
pada neonatus kecuali amilase pankreas. Bayi sudah ada refleks
hisap dan menelan, sehingga pada bayi lahir sudah bisa minum
ASI. Gumoh sering terjadi akibat dari hubungan esofagus bawah
dengan lambung belum sempurna, dan kapasitas dari lambung
juga terbatas yaitu <30 cc (Indrayani, 2013)
g. Hati
Fungsi hati janin dalam kandungan dan segera setelah
lahir masih dalam keadaan matur (belum matang), hal ini
dibuktikan dengan ketidakseimbangan hepar untuk
menghilangkan bekas penghancuran dalam peredaran darah
(Rahardjo dan Marmi, 2015).
Setelah segera lahir, hati menunjukkan perubahan kimia
dan morfologis, yaitu kenaikan kadar protein dan penurunan
kadar lemak dan glikogen. Sel hemopoetik juga mulai berkurang
walaupun memakan waktu yang lama. Enzim hati belum aktif
benar pada waktu bayi baru lahir, daya detoksifikasi hati pada
neonates juga belum sempurna, contohnya pemberian obat
kloramfenikol dengan dosis lebih dari 50 mg/kgBB/hari dapat
menimbulkan grey baby syndrome (Indrayani, 2013)

4. Tahapan Bayi Baru Lahir


a. Tahap I: terjadi segera setelah lahir, Selama menit- menit pertama
kelahiran. Pada tahap ini digunakan sistem skoring apgar untuk
fisik dan scoring gray untukinteraksi bayi dan ibu.
b. Tahap II: di sebut transisional reaktivitas. Pada tahap II dilakukan
pengkajian selama 24 jam pertama terhadap adanya
perubahan perilaku.
c. Tahap III: disebut tahap periodik, pengkajian dilakukan setelah 24
jam pertama yang meliputi pemeriksaan seluruh tubuh (Rahardjo,
K., Marmi, 2015).

8
5. Etiologi
a. His
b. Kontraksi otot dinding perut
c. Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan
d. Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum

6. Tanda-Tanda Bayi Normal


a. Bb 2500 - 4000 gr
b. Pb lahir 48 - 52 cm
c. Lingkar dada 30 - 38 cm
d. Lingkar kepala 33 - 35 cm
e. Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira
180x/menit, kemudian menurun sampai 120x/menit atau
140x/menit
f. Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira
180x/menit, kemudian menurun setelah tenang kira-kira
40x/menit kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan
subkutan cukup terbentuk dan diliputi vernic caseosa
g. Rambut lanugo setelah tidak terlihat, rambut kepala biasanya
telah sempurna
h. Kuku agak panjang dan lemah
i. Genitalia labia mayora telah menutup, labia minora (pada
perempuan) testis sudah turun (pada anak laki - laki)
j. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
k. Reflek moro sudah baik, apabila bayi dikagetkan
akan memperlihatkan gerakan seperti memeluk
l. Gerak reflek sudah baik, apabila diletakan sesuatu benda diatas
telapak tangan bayi akan
m. Menggenggam atau adanya gerakan reflek
n. Eliminasi baik. Urine dan meconium akan keluar
dalam 24 jam pertama. Meconium berwarna kuning kecoklatan.

9
B. Asuhan Bayi Baru Lahir
Semua bayi diperiksa segera setelah lahir untuk mengetahui
apakah transisi dari kehidupan intrauterine ke ekstrauterine berjalan
dengan lancar dan tidak ada kelainan. Pemeriksaan medis komprehensif
dilakukan dalam 24 jam pertama kehidupan. Pemeriksaan rutin pada bayi
baru lahir harus dilakukan, tujuannya untuk mendeteksi kelainan atau
anomali kongenital yang muncul pada setiap kelahiran dalam 10-20 per
1000 kelahiran, pengelolaan lebih lanjut dari setiap kelainan yang
terdeteksi pada saat antenatal, mempertimbangkan masalah potensial
terkait riwayat kehamilan ibu dan kelainan yang diturunkan, dan
memberikan promosi kesehatan, terutama pencegahan terhadap sudden
infant death syndrome (SIDS).
Tujuan utama perawatan bayi segera sesudah lahir adalah untuk
membersihkan jalan napas, memotong dan merawat tali pusat,
mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan pencegahan
infeksi.
Asuhan bayi baru lahir meliputi:
1. Pencegahan Infeksi
Pencegahan infeksi merupakan penatalaksanaan awal yang
harus pada bayi karena bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi.
Pada saat penanganan bayi baru lahir, pastikan penolong untuk
melakukan tindakan untuk pencegahan infeksi. Tindakan pencegahan
infeksi pada bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
a. Mencuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan
kontak dengan bayi.
b. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi.
c. Memastikan semua peralatan, termasuk klem, gunting, dan benang
tali pusat telah disinfeksi tingkat tinggi atau steril. Jika
menggunakan bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.
Jangan pernah menggunakan bola karet penghisap untuk lebih dari
satu bayi.

10
d. Memastikan timbangan, thermometer, stetoskop yang akan
bersentuhan dengan bayi dalam keadaan bersih (dekontaminasi dan
cuci setelah digunakan).
e. Mengajurkan ibu menjaga kebersihan, terutama payudaranya,
dengan mandi setiap hari (puting susu tidak boleh disabun).
f. Membersihkan bagian wajah maupun badan bayi dengan air bersih,
hangat, dan sabun setiap hari.
g. Menjaga bayi dari orang-orang yang menderita infeksi dan
memastikan orang yang memegang bayi sudah mencuci tangan
sebelumnya (Setiyani dkk, 2016).
2. Penilaian Awal untuk Memutuskan Resusitasi Pada Bayi
Untuk menilai apakah bayi mengalami asfiksia atau tidak
dilakukan penilaian sepintas setelah seluruh tubuh bayi lahir dengan
tiga pertanyaan:
a. Apakah kehamilan cukup bulan?
b. Apakah bayi menangis atau bernapas/tidak megap-megap?
c. Apakah tonus otot bayi baik/bayi bergerak aktif?
Jika ada jawaban “tidak” kemungkinan bayi mengalami
asfiksia sehingga harus segera dilakukan resusitasi. Penghisapan
lendir pada jalan napas bayi tidak dilakukan secara rutin (Kementerian
Kesehatan Ri, 2013)
3. Pemotongan dan Perawatan Tali Pusat
Setelah penilaian sepintas dan tidak ada tanda asfiksia pada
bayi, dilakukan manajemen bayi baru lahir normal dengan
mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks, kemudian bayi
diletakkan di atas dada atau perut ibu. Setelah pemberian oksitosin
pada ibu, lakukan pemotongan tali pusat dengan satu tangan
melindungi perut bayi. Perawatan tali pusat adalah dengan tidak
membungkus tali pusat atau mengoleskan cairan/bahan apa pun pada
tali pusat (Kementerian Kesehatan RI, 2013).

11
Perawatan rutin untuk tali pusat adalah selalu cuci tangan
sebelum memegangnya, menjaga tali pusat tetap kering dan
terpapar udara, membersihkan dengan air, menghindari dengan
alkohol karena menghambat pelepasan tali pusat, dan melipat popok
di bawah umbilikus (Lissauer, 2013).
4. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Setelah bayi lahir dan tali pusat dipotong, segera letakkan bayi
tengkurap di dada ibu, kulit bayi kontak dengan kulit ibu untuk
melaksanakan proses IMD selama 1 jam. Biarkan bayi
mencari, menemukan puting, dan mulai menyusu. Sebagian besar
bayi akan berhasil melakukan IMD dalam waktu 60-90 menit,
menyusu pertama biasanya berlangsung pada menit ke 45-60 dan
berlangsung selama 10-20 menit dan bayi cukup menyusu dari satu
payudara (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Jika bayi belum menemukan puting ibu dalam waktu 1 jam,
posisikan bayi lebih dekat dengan puting ibu dan biarkan kontak kulit
dengan kulit selama 30-60 menit berikutnya. Jika bayi masih belum
melakukan IMD dalam waktu 2 jam, lanjutkan asuhan perawatan
neonatal esensial lainnya (menimbang, pemberian vitamin K, salep
mata, serta pemberian gelang pengenal) kemudian dikembalikan lagi
kepada ibu untuk belajar menyusu (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
5. Pencegahan Kehilangan Panas
Melalui tunda mandi selama 6 jam, kontak kulit bayi dan
ibu serta menyelimuti kepala dan tubuh bayi (Kementerian Kesehatan
RI, 2013).
6. Pemberian Salep Mata/Tetes Mata
Pemberian salep atau tetes mata diberikan untuk pencegahan
infeksi mata. Beri bayi salep atau tetes mata antibiotika profilaksis
(tetrasiklin 1%, oxytetrasiklin 1% atau antibiotika lain). Pemberian
salep atau tetes mata harus tepat 1 jam setelah kelahiran. Upaya
pencegahan infeksi mata tidak efektif jika diberikan lebih dari 1 jam

12
setelah kelahiran (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
7. Pencegahan Perdarahan
Melalui penyuntikan vitamin K1 dosis tunggal di paha kiri.
Semua bayi baru lahir harus diberi penyuntikan vitamin K1
(Phytomenadione) 1 mg intramuskuler di paha kiri, untuk mencegah
perdarahan BBL akibat defisiensi vitamin yang dapat dialami oleh
sebagian bayi baru lahir (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
Pemberian vitamin K sebagai profilaksis melawan hemorragic
disease of the newborn dapat diberikan dalam suntikan yang
memberikan pencegahan lebih terpercaya, atau secara oral yang
membutuhkan beberapa dosis untuk mengatasi absorbsi yang
bervariasi dan proteksi yang kurang pasti pada bayi (Lissauer,
2013). Vitamin K dapat diberikan dalam waktu 6 jam setelah lahir
(Lowry, 2014).
8. Pemberian Imunisasi Hepatitis B (HB 0)
Imunisasi Hepatitis B diberikan 1-2 jam di paha kanan
setelah penyuntikan vitamin K1 yang bertujuan untuk mencegah
penularan Hepatitis B melalui jalur ibu ke bayi yang dapat
menimbulkan kerusakan hati (Kementerian Kesehatan RI, 2010).
9. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir (BBL)
Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin
kelainan pada bayi. Bayi yang lahir di fasilitas kesehatan dianjurkan
tetap berada di fasilitas tersebut selama 24 jam karena risiko terbesar
kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan. saat kunjungan
tindak lanjut (KN) yaitu 1 kali pada umur 1-3 hari, 1 kali pada umur
4-
7 hari dan 1 kali pada umur 8-28 hari (KementerianKesehatan
RI, 2010).
10. Pemberian ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan
minuman tambahan lain pada bayi berusia 0-6 bulan dan jika
memungkinkan dilanjutkan dengan pemberian ASI dan makanan

13
pendamping sampai usia 2 tahun. Pemberian ASI ekslusif mempunyai
dasar hukum yang diatur dalam SK Menkes Nomor
450/Menkes/SK/IV/2004 tentang pemberian ASI Eksklusif pada bayi
0-6 bulan. Setiap bayi mempunyai hak untuk dipenuhi kebutuhan
dasarnya seperti Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI Ekslusif, dan
imunisasi serta pengamanan dan perlindungan bayi baru lahir dari
upaya penculikan dan perdagangan bayi.

C. Teori Manajemen Kebidanan

1. Definisi
Helen Varney, 1997, manajemen kebidanan adalah proses
pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk
mengorganisasikan pikiran pikiran dan tindakan berdasarkan teori
ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian atau
tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus
pada klien.
2. Langkah-Langkah
a. Langkah 1: Pengumpulan Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien
secara lengkap, yaitu identitas, riwayat kesehatan, pemeriksaan
fisik sesuai dengan kebutuhannya, meninjau catatan terbaru atau
catatan sebelumnya, serta meninjau data laboratorium dan
membandingkan dengan hasil studi.
1) Pengkajian setelah lahir
Pengkajian ini bertujuan untuk mengkaji adaptasi bayi
baru lahir dari kehidupan dalam uterus ke kehidupan luar
uterus yaitu dengan penilaian APGAR, meliputi:

14
Tabel 1.2 Apgar Score

Hasil nilai APGAR skor dinilai setiap variabel dinilai


dengan angka 0, 1 dan 2, nilai tertinggi adalah 10, selanjutnya
ditentukan keadaan bayi: Nilai 7-10 menunjukkan bayi baik
(vigorous baby), Nilai 4- 6 menunjukkan depresi sedang dan
membutuhkan tindakan resusitasi, 44 Nilai 0-3 menunjukkan
bayi mengalami depresi serius dan membutuhkan resusitasi
segera sampai ventilasi.
2) Pengkajian keadaan fisik
Data Subjektif bayi baru lahir yang harus dari riwayat
kesehatan bayi baru lahir yang penting adalah:
a) Faktor genetik
b) Faktor maternal (ibu)
c) Faktor antenatal
d) Faktor perinatal
Data objektif bayi baru lahir yang harus dikumpulkan
antaralain:
a) Pemeriksaan umum Pengukuran antropometri yaitu
pengukuran lingkar kepala yang dalam keadaan normal
berkisar 33-35 cm, LD: 30,5-33 cm, PB: 45-50 cm dan
BB bayi 2500-4500 gram.
b) Pemeriksaan tanda-tanda vital Suhu tubuh, nadi,
pernafasan bayi baru lahir bervariasi dalam berespon
terhadap lingkungan.

15
Suhu bayi
Suhu bayi dalam keadaan normal berkisar antara
36,5-37,5 ℃ pada pengukuran diaksila.
Nadi
Denyut nadi bayi yang normal berkisar 120-140 kali
permenit.
Pernafasan
Pernafasan pada bayi baru lahir tidak teratur
kedalaman, kecepatan, iramanya. Pernafasannya
bervariasi dari 30 sampai 60 kali permenit.
Tekanan darah
Tekanan darah bayi baru lahir rendah dan sulit
untuk diukur secara adekuat. Rata-rata tekanan darah
pada waktu lahir adalah 80/64 mmHg.
3) Pemeriksaan fisik secara sistematis (head too toe)
Pemeriksaan fisik secara sistematis pada bayi baru
lahir dimulai dari:
a) Kepala
Periksa adanya trauma kelahiran misalnya: caput
suksedaneum, sefalhematoma,
perdarahan subaponeurotik atau
raktur tulang tengkorak.
b) Telinga
Periksa dan pastikan jumlah, bentuk dan posisinya pada
bayi cukup bulan, tulang rawan sudah matang.
Perhatikan letak daun telinga. Daun telinga yang
letaknya rendah (low set ears) terdapat pada bayi yang
mengalami sindrom tertentu.
c) Mata
Periksa adanya trauma seperti palpebra, perdarahan
konjungtivaatau retina, adanya secret pada mata,
konjungtivitas oleh kuman gonokokus dapat menjadi

16
panoftalmia dan menyebabkan kebutaan.
d) Hidung atau mulut
Bibir bayi baru lahir harus kemerahan dan lidahnya harus
rata dan simetris, bibir dipastikan tidak adanya sumbing
dan langit-langit harus tertutup. Refleks hisap bayi harus
bagus, dan berespon terhadap rangsangan.
e) Leher
Ukuran leher normalnya pendek dengan banyak lipatan
tebal. Periksaadanya pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis. Adanya lipatan kulit yang berlebihan dibagian
belakang leher menunjukkan adanya kemungkinan
trisomi 21.
f) Dada
Periksa kesimetrisan gerakan dada saat bernafas. Apabila
tidak simetris kemungkinan bayi mengalami
pneumotorik, paresis diafragma atau hernia
diafragmatika. Pernafasan yang normal dinding dada dan
abdomen bergerak secara bersamaan.
g) Bahu, lengan dan tangan
Periksa jumlah jari. Perhatikan adanya plidaktil atau
sidaktil. Telapak tangan harus dapat terbuka, garis tangan
yang hanya satu buah berkaitan dengan abnormalitas
kromosom seperti trisomi.
h) Perut
Perut tampak harus bulat dan bergerak secara
bersamaandengan gerakan dada saat bernafas. Kaji
adanya pembengkakan, jika perut sangat cekung
kemungkinan terdapat hernia diafragmatika.
i) Kelamin
Pada lekukan labia mayora normalnya menutupi labia
minora dan klitoris. Klitoris normalnya menonjol. Pada

17
bayi laki-laki rugae normalnya tampak pada skrotum dan
kedua testis turun kedalam skrotum.
j) Ekstremitas atas dan bawah
Ekstremitas bagian atas normalnya fleksi dengan baik
dengan gerakan yang simetris. Refleks menggengam
normalnya ada. Ekstremitas bagian bawah normalnya
pendek, bengkok dan fleksi dengan baik. Nadi femoralis
dan pedis normalnya ada.
k) Punggung
Periksa spina dengan cara menelungkupkan bayi, cari
adanya tanda-tanda abnormalitas seperti spina bifida,
pembengkakan atau cekungan, lesung atau bercak kecil
berambut yang dapat menunjukkan adanya abnormalitas,
medulla spinalis atau kolumna vertebrata.
l) Kulit
Verniks (tidak perlu dibersihkan karena untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi), warna, pembengkakan atau
bercak-bercak hitam, tanda-tanda lahir. Perhatikan
adanya lanugo, jumlah yang banyak terdapat pada bayi
kurang bulan.
m) Refleks
Refleks berkedip, batuk, bersin, dan muntah ada pada
waktu lahir dan tetap tidak berubah sampai dewasa.
Beberapa refleks lain normalnyaada waktu lahir, yang
menunjukkan imaturitas neurologis, Tidak adanya
refleks- refleks ini menandakan masalah neurologis yang
serius.
b. Langkah 2: Identifikasi Diagnosis/Masalah Actual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi/interpretasi yang
benar terhadap diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien
berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

18
dikumpulkan.
c. Langkah 3: Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah
Potensial
Pada langkah ini mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa
potensial lain yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, jika memungkinkan dilakukan
pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosis atau masalah potensial ini benar-benar
terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yang
sama.
d. Langkah 4: Identifikasi Kebutuhan Yang Memerlukan
Penanganan Segera
Mengeidentifikasi perlunnya tindakan segera oleh bidan
atau dokter dan atau untuk dikonsultasikan atau ditangani
bersama dengan anggota tim yang lain yang sesuai dengan
kondisi klien. Langkah keempat ini mencerminkan
kesinambungan dari proses manajemen kebidanan dari data yang
dikumpulkan dapat menunjukkan satu situasi yang memerlukan
tindakan segera sementara yang lain harus menunggu intervensi
sesuai kebutuhan klien
e. Langkah 5: Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini
merupakan kelanjutan manajemen terhadap diagnosis atau
masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah
ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi tentang
hal yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap
masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap bayi tersebut tentang hal yang akan terjadi

19
berikutnya.
f. Langkah 6: Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ke-6 ini, perencanaan yang menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah 5 dilaksanakan secara
efesien dan aman.Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh
bidan atau sebagian oleh klien atau anggotatim kesehatan lainnya
dalam menangani klien. Langkah ini memerlukan pelaksanaan
asuhan kebidanan pada BBL sesuai tindakan yang yang telah
direncanakan sebelumnya dan memerlukan tindakan segera sesuai
kebutuhan klien dan memberikan penanganan yang baik sesuai
standar operasional kesehatan.
g. Langkah 7: Evaluasi
Pada langkah ke-7 ini dilakukan keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan terhadap
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah
dan diagnosis. Evaluasi merupakan tahapan akhir dari asuhan
kebidanan yang penting guna mengetahui sejauh mana kemajuan
dan keberhasilan telah dicapai dalam evaluasi dan pemantauan
dalam perencanaan tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar efektif pelaksanaannya.

20
21
22
BAB III
PENUTU
P

A. Kesimpulan

Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari
kehamilan 37- 42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram
sampai dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau neonatus) adalah
bayi yang baru di lahirkan sampai dengan usia empat minggu.
Ciri-ciri bayi baru lahir normal adalah lahir aterm antara 37-42
minggu, berat badan 2500-4000 gram, panjang lahir 48-52 cm. lingkar
dada 30-38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-12 cm,
frekuensi denyut jantung 120- 160 kali permenit, kulit kemerah-merahan
dan licin karena jaringan subkutan yang cukup, rambut lanugo
tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna, kuku agak
panjang dan lemas, nilai Appearance Pulse Grimace Activity
Respiration (APGAR) >7, gerakan aktif, bayi langsung menangis kuat,
genetalia pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
pada skrotum dan penis yang berlubang sedangkan genetalia pada
perempuan kematangan ditandai dengan labia mayora menutupi labia
minora, refleks rooting susu terbentuk dengan baik, refleks sucking sudah
terbentuk dengan baik.

B. Saran
Demikian laporan ini disusun, semoga laporan ini dapat dijadikan
sumber pengetahuan dan juga pedoman kita dalam memberikan asuhan
pada bayi baru lahir. Apabila ada kekurangan dalam penulisan laporan ini,
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya.

25
DAFTAR PUSTAKA

Armini, N.W., Sriasih, NG.K., dan Marhaeni, G.A. 2017, Asuhan Kebidanan
Neonatus Bayi, Balita, dan Anak Pra Sekolah, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Deasy, dkk (2020). Imu kuliah: Imu keschatan Anak, Medan: Yayasan kita
menulis
Dewi, M. P., & Mahmudah, M. (2011). Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Pentingnya Kolostrum Bagi Bayi Baru Lahir Di RB Rahayu Tawangmangu,
Karanganyar. Maternal, 4(04)
Indrayani, T., & Fatimah, S. K. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu, Sikap Ibu
Dan Media Informasi Dalam pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari Pada
bayi baru lahir di BPV Hj. Darmis syaiful Jakarta Timur, Dinamika
Reschutan: Jurnal Kehidanan
Lissauer. (2013). Perawatan tali pusat kering http:KesehatanR1/2013/12/infeksi
tali-pusat.html.
Manusba, 1.B.G. 2012. Ilmu Kehidanan, Penyakit Kandungan. dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Buku Kedokteran ECC. Jakarta
Rahardjo, K., Marmi. 2015. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar

26

Anda mungkin juga menyukai